Disusun Oleh:
REVINA NADYA
2018970014
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan diri secara keseluruhan.
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, disadari atau tidak merupakan suatu
dipengaruhi oleh faktor kebutuhan (need) dan faktor individu terhadap pandangan
sehat dan sakit. Faktor kebutuhan ditunjukkan oleh adanya rasa sakit baik secra
variabel demografis dan umur, semakin tua umur seseorang akan sangat
permintaan akan pelayanan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut di suatu
wilayah.
1
Elastisitas menunjukkan hubungan antara kuantitas yang diminta oleh
konsumen dengan harga, serta berbagai hal yang berhubungan dengan factor
tinggi harga pelayanan kesehatan maka demand pada pelayanan kesehatan akan
menurun, tetapi penurunan permintaan tidak sebesar kenaikan harga. Supply dalam
dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas (seperti rumah sakit,
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau
pada pelayanan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Banyak puskesmas yang masih belum mempunyai fasilitas yang memadai
yang masih belum dimiliki puskesmas, oleh karena puskesmas biasanya hanya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4. Mudah dijangkau, biaya kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat
5. Bermutu, menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dan memuaskan
konsumen
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Permintaan (demand) pelayanan kesehatan
adalah pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasien yang
disertai juga dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien tersebut.
Menurut Fuchs (1998), Dunlop dan Zubkoff (1981) faktor faktor yang
ekonomi seperti tarif, ada tidaknya sistem asuransi, dan penghasilan; variabel-
faktor lain misalnya, pengiklanan, pengaruh jumlah dokter dan fasilitas pelayanan
kesehatan, dan pengaruh inflasi. Faktor-faktor ini satu sama lain saling terkait
secara kompleks.
medis. Keputusan petugas medis ini akan mempengaruhi penilaian seseorang akan
dapat ditingkatkan atau dikurangi. Faktor-faktor ini dapat diwakilkan dalam pola
4
tetapi, data epidemiologi yang ada sebagian besar menggambarkan puncak gunung
negara Timur sejak dahulu telah mempunyai pengobatan alternatif dalam bentuk
pelayanan dukun ataupun tabib. Pelayanan ini sudah berumur ratusan tahun
ada dalam masyarakat. Sebagai contoh, untuk berbagai masalah kesehatan jiwa
peranan dukun masih besar. Di samping itu, masalah persepsi mengenai risiko sakit
Semakin tinggi tarif maka demand akan menjadi semakin rendah. Sangat penting
untuk dicatat bahwa hubungan negatif ini secara khusus terlihat pada keadaan
pasien yang mempunyai pilihan. Pada pelayanan rumah sakit, tingkat demand
pasien sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Keputusan dari dokter mempe-
ngaruhi length of stay, jenis pemeriksaan, keharusan untuk operasi, dan berbagai
segera, maka faktor tarif mungkin tidak berperan dalam mempengaruhi demand,
kecelakaan lalu lintas. Apabila tidak ditolong segera, maka korban dapat meninggal
5
atau cacat seumur hidup. Masalah tarif rumah sakit merupakan hal yang
tarif rumah sakit harus rendah agar masyarakat miskin mendapat akses. Akan tetapi
tarif yang rendah dengan subsidi yang tidak cukup dapat menyebabkan mutu
pelayanan turun bagi orang miskin dan hal ini menjadi masalah besar dalam
Penghasilan Masyarakat
kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal. Akan tetapi, ada pula
sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat barang inferior, yaitu adanya kenaikan
pada rumah sakit pemerintah di berbagai kota dan kabupaten. Ada pula
kesehatan yang menghabiskan waktu banyak. Hal ini diantisipasi oleh rumah sakit-
rumah sakit yang menginginkan pasien dari golongan mampu. Masa tunggu dan
dan selera mereka merupakan bagian penting dalam analisis demand untuk
Pada negara-negara maju, faktor asuransi kesehatan menjadi penting dalam hal
6
kesehatan. Di samping itu, dikenal pula program pemerintah dalam bentuk jaminan
kesehatan untuk masyarakat miskin dan orang tua. Program pemerintah ini sering
disebut sebagai asuransi sosial. Adanya asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan
bersifat positif. Asuransi kesehatan bersifat mengurangi efek faktor tarif sebagai
demikian, semakin banyak penduduk yang tercakup oleh asuransi kesehatan maka
ini dipengaruhi pula oleh faktor moral hazard. Seseorang yang tercakup oleh
banyaknya.
Dengan kata lain, semakin mendekati saat kematian, seseorang merasa bahwa
dengan saat masih muda. Fenomena ini terlihat pada pola demografi di negara-
negara maju yang berubah menjadi masyarakat tua. Pengeluaran untuk pelayanan
7
Jenis Kelamin
kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Hasil ini
sesuai dengan dua perkiraan. Pertama, wanita mempunyai insidensi penyakit yang
lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Kedua, karena angka kerja wanita lebih
rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk pelayanan kesehatan lebih besar
dibanding dengan laki-laki. Akan tetapi, pada kasus-kasus yang bersifat darurat
Pendidikan
tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan status
Faktor-Faktor Lain
Iklan merupakan faktor yang sangat lazim digunakan dalam bisnis komoditas
secara tradisional dilarang karena bertentangan dengan etika dokter dan apabila
akan diberikan maka dalam bentuk informasi mengenai pelayanan rumah sakit.
Patut dicatat bahwa pelayanan kesehatan tradisional seperti para tabib, dukun, dan
pengobatan alternatif sudah lazim melakukan iklan di surat kabar dan majalah.
salah satu cara peningkatan demand. Tersedianya dokter dan fasilitas pelayanan
8
kesehatan merupakan faktor lain yang meningkatkan demand. Fuchs (1998)
menyatakan bahwa pada asumsi semua faktor lain tetap, kenaikan jumlah dokter
spesialis bedah sebesar 10% akan meningkatkan jumlah operasi sebesar 3%.
kesehatan mulut.
9
termasuk elastisitas tidak sempurna karena semakin tinggi harga pada pelayanan
kesehatan, permintaan akan pelayanan kesehatan juga akan turun tetapi tidak
sebesar peningkatan harga tersebut.
D
Q
Gambar 3.1 kurva inelastis pada demand pelayanan kesehatan
Konsekuensi yang harus dilakukan saat kondisi inelastis ini terjadi adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dengan intitusi
kesehatan yang lain dalam mendapatkan pelanggan.
kesehatan (seperti dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas(seperti
rumah sakit, klinik rawat jalan, dan laboratorium klinis). Fungsi Supply (produksi)
Fungsi Penawaran
10
Berdasarkan hukum penawaran, maka diperoleh fungsi penawaran, yaitu:
Keterangan :
paribus)
b. Tujuan
c. Pajak
Fungsi Produksi
pelayanan yang diberikan dengan input atau sumber daya yang dimiliki. Dalam
ilmu ekonomi, faktor yang mempengaruhi fungsi produksi adalah sumber daya
11
Fungsi produksi dalam supply pelayanan kesehatan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan :
berikut:
1. Man
Man diartikan sebagai sumber daya manusia. Contoh sumber daya manusia dalam
2. Money
Money dapat diartikan sebagai modal yang dibutuhkan untuk melakukan produksi.
Modal dalam pelayanan kesehatan adalah biaya operasional di rumah sakit, biaya
3. Material
Material dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan untuk proses produksi.
lain sebagainya.
12
4. Method
kesehatan adalah berupa SOP (Standard Operating Procedure) rumah sakit, Standar
5. Machine
Machine diartikan sebagai mesin untuk produksi. Mesin produksi dalam pelayanan
6. Market
Wilayah bertemunya produsen dan konsumen disebut sebagai market. Dalam hal
7. Technology
8. Time
unit pelayanan pada rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
9. Information
13
Faktor Dominan dalam Supply Pelayanan Kesehatan
pelayanan yang berkualitas pada pasien. Dari 6M, 2T, dan 1I, hanya dua faktor yaitu
pelayanan (man sebagai pemberi jasa). Man pada pelayanan kesehatan memiliki
khusus untuk pelaksanaan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, seperti dental chair,
adalah Man dan Machine, faktor yang termasuk dalam 6M, 2T, 1I dan faktor
lainnya tetap tidak boleh dihilangkan. Bila salah satu faktor produksi tidak ada,
maka output juga akan menjadi produk atau pelayanan kesehatan yang tidak
maksimal.
perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu
sendiri. Supply dalam pelayanan kesehatan bersifat relatif inelastis. Kondisi supply
14
inelastis pada pelayanan kesehatan karena, peningkatan biaya yang harus
kesehatan yang dapat diberikan lebih sedikit seperti yang terlihat pada kurva di
kesehatan.
Q/T
Sebagai contoh yaitu di poli gigi, penawaran pelayanan kesehatan gigi sangat
ditentukan oleh faktor produksi seperti dokter gigi dan dental chair.
naik, maka kenaikan harga tersebut tidak mempengaruhi kuantitas jumlah pasien
yang dapat diperiksa di poli gigi. Hal ini dikarenakan jumlah man dan machine
15
berupa dokter gigi dan dental chair terbatas, sehingga meskipun biaya periksa per
pasien naik, maka dokter gigi tetap tidak bisa memaksakan untuk melayani lebih
banyak pasien dari supply maksimumnya. Selain itu, provider pelayanan kesehatan
tidak mungkin menambah jumlah dokter gigi dan dental chair dalam jangka waktu
pendek.
Dua faktor yang penting dalam menentukan elasisitas penawaran pada pelayanan
kesehatan, yaitu :
dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bila biaya
tambahan yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi, penawaran akan bersifat elastis.
sempurna). Contohnya: ketika harga di suatu poli mata di naikkan, namun pasien
yang dapat di tangani tetap dikarenakan jumlah alat medis dan dokter yang
16
menangani terbatas. Maka jumlah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan tidak
faktor produksi secara lebih intensif. (penawaran bersifat tidak elastis) contohnya:
ketika harga di suatu poli mata di naikkan serta menambahkan waktu jam buka
pasien sedikit lebih lama dari yang biasanya, namun jumlah alat medis dan dokter
yang menangani tetap terbatas. Maka pelayanan kesehatan yang akan di tawarkan
contohnya: setelah merekrut dokter umum, lalu menjadikan sebagai pegawai tetap
selanjutnya sekolahkan dia, dengan begitu dokter yang sudah lama praktek di klinik
tersebut sudah ada penggantinya selain itu, menjalin kerjasama antara ntar para
wilayah kerja. Pelayanan kesehatan gigi adalah segala upaya pencegahan dan
dilaksanakan atas dasar hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi
17
2.5.1 Standar Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas
A. Pelayanan Pencegahan
melalui penyuluhan
Fissure sealant
Restorasi tumapatan
18
BAB III
MULUT DI PUSKESMAS
dengan mudah dapat dibandingkan dengan standar, dengan daerah lain dan dengan
Tabel 3.1 Diagnosa / Jenis Kelainan Pelayanan Medik Poli Gigi Puskesmas
Puter (Sumber: Laporan Program Kesehatan Gigi dan Mulut UPT
Puskesmas Puter Bulan September 2017 – Februari 2018)
19
November 133 460 78 100 9
Tabel 3.2 Kegiatan Pelayanan Medik Poli Gigi Puskesmas Puter (Sumber:
Laporan Program Kesehatan Gigi dan Mulut UPT Puskesmas Puter Bulan
September 2017 - Februari 2018)
Bulan
Kegiatan
Pelayanan
September
November
No Desember
Februari
Oktober
Januari
Medik Gigi
Tumpatan
1 47 68 100 74 105 73 894
Gigi Tetap
Pencabutan
2 72 36 59 46 7 60 280
Gigi Tetap
Tumpatan
3 24 7 11 14 45 5 106
Gigi Sulung
Pencabutan
4 73 79 45 61 89 30 377
Gigi Sulung
Pengobatan
5 226 291 221 264 231 236 1.469
Pulpa
Pembersihan
7 35 29 31 38 16 22 171
Karang Gigi
20
Pengobatan
8 14 17 25 13 22 15 106
Lain-lain
2017 – Februari 2018 adalah pengobatan pulpa yaitu sebanyak 1.469 pelayanan,
kedua terbanyak adalah tumpatan gigi tetap yaitu sebanyak 894 pelayanan, dan
ketiga terbanyak adalah pencabutan gigi sulung yaitu sebanyak 377 pelayanan.
Berdasarkan data pada tabel rasio tambal cabut gigi tetap yaitu pada orang
dewasa adalah sekitar 3,19:1 angka ini menunjukan angka yang lebih tinggi
dibandingkan rasio tambal cabut nasional yaitu 1:3 yang berarti tingkat kesadaran
untuk mempertahankan gigi asli dalam rongga mulut pada masyarakat wilayah
pengetahuan, sikap, dan tindakan anak dalam cakupan wilayah Puskesmas Puter.
mengunjungi dokter gigi yang tepat dan jumlah penggunaan pasta gigi.
21
Jumlah menyikat gigi dalam sehari
2 26 4 13,3%
adalah 2x sehari
Waktu menyikat gigi yang benar
3 24 6 20%
setelah makan dan sebelum tidur
Waktu berkunjung ke dokter gigi
4 5 25 83,3%
adalah 1x dalam 6 bulan
Makanan yang baik untuk gigi adalah
5 30 0 0%
makanan berserat
Setelah memakan makanan manis
6 26 4 13,3%
harus berkumur
Penggunaan pasta gigi adalah sebesar
7 4 26 86,7%
biji kacang
8 Menyikat gigi setiap hari itu penting 30 0 0%
Waktu menyikat gigi pada malam hari
9 9 21 70%
adalah ketika sebelum tidur
Menyikat gigi yang benar adalah 2
10 18 12 40%
kali sehari
Pergi ke dokter gigi yang tepat adalah
11 7 23 76,7%
6 bulan sekali
Mengurangi makanan yang lengket
12 24 6 20%
dan manis itu baik
Menyikat gigi yang benar
13 30 0 0%
menggunakan sikat gigi
Menyikat gigi yang tepat setelah
14 24 6 20%
sarapan
Waktu menyikat gigi yang tepat
15 24 6 20%
sebelum tidur
Jumlah menyikat gigi yang tepat dua
16 28 2 6,7%
kali sehari
Kunjungan dokter gigi yang tepat 6
17 8 22 73,3%
bulan sekali
Menyikat gigi dilakukan bersama
18 26 4 13,3%
pasta gigi
22
3.2 Upaya Pengobatan di Puskesmas
Berikut ini adalah jumlah kunjungan pasien rawat jalan klinik gigi yang
berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas Puter periode September 2017 -
Februari 2018.
Tabel 3.4 Jumlah Kunjungan Baru Rawat Jalan Gigi (Sumber data : Laporan
Program Kesehatan Gigi dan Mulut).
No. Bulan Total
1 September 152
2 Oktober 215
3 November 186
4 Desember 257
5 Januari
6 Februari
JUMLAH 2040
Tabel 3.5 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gigi Ibu Hamil (Sumber data : Laporan
Kesehatan Gigi dan Mulut).
No. Bulan Total
1 September 74
2 Oktober 40
3 November 70
4 Desember 75
5 Januari 70
23
6 Februari 68
JUMLAH 397
Tabel 3.6 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gigi Anak Prasekolah (Sumber data:
Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut).
No. Bulan Total
1 September 66
2 Oktober 41
3 November 44
4 Desember 26
5 Januari 47
6 Februari 42
JUMLAH 266
Tabel 3.7 Jumlah Kunjungan Baru Rawat Jalan Gigi Anak Sekolah (Sumber data:
Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut).
No. Bulan Total
1 September 47
2 Oktober 206
3 November 147
4 Desember 168
5 Januari 151
6 Februari 166
JUMLAH 838
24
1.5.2 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Tabel 3.8 Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (Sumber data:
Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut 2017).
No. Uraian Total Ket.
1 Jumlah UKGM yang ada di wilayah kerja Puskesmas 53
Dari data di atas dapat diketahui hasil cakupan pembinaan UKGM baru
mencapai 74.75%. Angka tersebut belum sesuai target apalagi di wilayah kerja
Puskesmas Sekeloa yang tidak memiliki layanan kesehatan gigi mulut, masyarakat
(TK)
yang dibina oleh petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu enam bulan. Berikut ini adalah tabel tentang cakupan pembinaan kesehatan
Tabel 3.9 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Taman Kanak-kanak
(Sumber data: Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut periode September 2017-
Februari 2018).
No. Uraian Total Ket.
1 Jumlah TK yang ada 13
25
Jumlah TK yang mendapat pembinaan
2 oleh Petugas Puskesmas 4
SD/MI yang dibina oleh petugas puskesmas dalam kurun waktu setahun. Berikut
data cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI selama Tahun 2017 di
Tabel 3.10 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di SD/MI (Sumber
data: Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut 2017).
No. Uraian Total Ket.
1 Jumlah SD/MI yang ada 18
untuk semua siswa TK. keterbatasan SDM menjadi salah satu alasan. Puskesmas
26
Tabel 3.10 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa TK (Sumber
data: Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut periode September 2017-Februari 2018).
No. Uraian Total Ket.
1 Jumlah siswa TK yang berada di wilayah kerja 401
Tabel 3.11 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di SD (Sumber data:
Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut 2017).
No. Uraian Total Ket.
1 Jumlah siswa SD yang berada di wilayah kerja 1776
Jumlah siswa SD yang mendapatkan pemeriksaan KGM
2 894
oleh petugas
3 Persentase cakupan pemeriksaan KGM siswa SD 50,3%
Dari data di atas dapat diketahui cakupan Pembinaan Kesehata Gigi dan
Mulut di Taman Kanak-kanak mencapai 31.9%. Hal ini memberi gambaran bahwa
Biasanya yang melakukan pembinaan ke sekolah adalah perawat gigi karena dokter
Puskesmas Puter dan jejaringnya hanya 2 orang, tidak sebanding dengan jumlah
sasaran yang harus dibina, tidak hanya TK tapi juga sekolah dasar, untuk itu perlu
penambahan lagi1 orang tenaga perawat gigi. Pembinaan yang diberikan tidak
hanya berupa pemeriksaan tetapi juga dilakukan penyuluhan kepada orang tua anak
usia prasekolah.
27
6. Cakupan Penanganan Siswa TK yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi
Dari data di atas dapat dilihat bahwa belum semua siswa TK mendapat
perawatan kesehatan gigi dan mulut, baru sekitar 62.82% siswa yang mendapat
perawatan dari 128 siswa yang membutuhkan perawatan. Solusinya yaitu dengan
perawatan.
Kesehatan Gigi
28
Dari data di atas dapat dilihat bahwa belum semua siswa SD/MI mendapat
perawatan kesehatan gigi dan mulut, baru sekitar 81.47% siswa yang mendapat
khususnya perawat gigi sebagai petugas lapangan yang tidak sebanding dengan
sasaran yang harus dilayani menjadi suatu kendala. Solusinya yaitu dengan
Berdasarkan data pada tabel rasio tambal cabut gigi tetap yaitu pada orang
dewasa adalah sekitar 3,19:1 angka ini menunjukan angka yang lebih tinggi
dibandingkan rasio tambal cabut nasional yaitu 1:3 yang berarti tingkat kesadaran
untuk mempertahankan gigi asli dalam rongga mulut pada masyarakat wilayah
kerja Puskesmas Puter lebih tinggi dibandingkan rata rata nasional. Jumlah pasien
jumlah kunjungan.
29
3.3.2 Supply (Penawaran)
beberapa upaya selain perawatan yaitu upaya pencegahan dan UKGS serta rujukan.
30