Anda di halaman 1dari 5

Hubungan kerja

Hubungan kerja kolektif yang diatur dalam UU ketenagakerjaan adalah Perjanjian kerja Bersama (PKB).
Peraturan perusahaan (PP) juga termasuk bersifat kolektif karena berlaku bagi semua pihak.

 Untuk mendiskusikan mengenai hub kerja yaitu dapat dicari dlm Bab IX UU No. 13 th 2003 ttg
ketenagakerjaan

Mengapa Hubungan kerja diatur sebagai berikut dalam peraturan ? kenapa hubungan kerja harus ada
perjanjian kerjanya ?

Perjanjian kerja yg menjadi dasar hub kerja, dalam UU diberikan kemungkinan untuk dibuat secara
tertulis maupun dibuat secara lisan.

Pekerja informal termasuk dalam suatu hubungan kerja

Selama pekerja bukan kategori PNS, maka seluruh cakupan dari pekerja dapat masuk dalam aturan UU
ketenagakerjaan. Karena PNS masuk ke UU ASN.

Mengapa Hubungan Kerja diatur sedemikian rupa ? karena sebenarnya hubungan kerja itu ada alurnya

Apa bedanya hukum ketenagakerjaan dengan hukum yg lain ?  sifatnya hybrid (campuran), bisa
digunakan sbg hukum publik dan hukum privat.

Sejarah adanya hukum ketenagakerjaan ?

- Makna penting hukum ketenagakerjaan adalah melindungi pihak yg secara posisinya lebih
lemah.

Apa pentingnya hubungan kerja secara umum ?  poin pentingnya adalah, tanpa hubungan kerja, maka
hubungan tersebut tidak mendapatkan perlindungan dari negara. Esensi dari hubungan kerja adalah
kewajiban dr negara untuk memberikan perlindungan.

Tugas 1 : baru2 ini muncul wacana pemerintah unutk merevisi UU 13/2003 ttg ketenagakerjaan.
Diskusikan wacana ini, dengan mekanisme sebagai berikut.

- Bentuk kelompok 4 orang


- 3 tim ada di sisi pro revisi UU dan 3 tim di sisi kontra revisi
- Diskusikan alasan apa saja yg dapat menguatkan standing kalian
- Tulis hasil diskusi dalam bentuk paper, dipresentasikan minggu depan.
- Kelompok 1

Hubungan kerja di UU 13/2003

 Hubungan kerja individual  Perjanjian kerja


 Hubungan kerja kolektif  Peraturan perusahaan dan Perjanjian kerja bersama

Pertanyaan : apa status hukum bagi pekerja yg tidak memiliki perjanjian kerja, tapi memiliki unsur2
lain dalam hubungan kerja ? apakah mereka memiliki hubungan kerja seperti pekerjaan, perintah,
waktu dan upah ? apakah berhak menuntut hak2 yg tertera dalam UU ?  tidak mungkin dalam
ketentuan ketenagakerjaan adanya suatu unsur2 dalam hubungan kerja akan tetapi tidak memiliki
sebuah perjanjian kerja

Apa signifikansi hubungan kerja ?


- Kepastian Hukum, karena ada Undang2 yg berlaku thd pekerja tsb
- Kejelasan hak dan kewajiban
- Perlindungan negara
- Upah
- Jaminan Sosial
- Serikat Pekerja

Standard employement relationship


 Standard employement relationship  employement relation as the regulation knows it  the
state became the implicit party to the contract
 Characteristic : full time, indefinite, with employment contract
 Employment relation  full time work, where linked to the notion of subordination of on eparty
to another  paid by the protection such as social security, minimum wages, etc

Non standard employment relationship


 Non standard employment = informal workers ?
 Overlap, but not always, Ex: self-employment is not considered as non standard employment. As
well as workers with oral employment contract.
 Four types of non-standard employment according to ILO:
1. Temporary employment
2. Part time work
3. Temporary agency work (and other form of employment involving multiple parties)
4. Disguised employment relationship and dependent self employment

a. Temporary employment
 PKWT under Indonesian labour law
 Already heavily regulated, can only be made for a certain job, which, because of the type
and nature of the job. Will finish in a specific period of time:
a. Work that can be performed and completed at one go or work which temporary by
nature
b. Work whose completion is estimated at a period of time is not too long and no longer
than 3 years
c. Seasonal work
d. Work that is related to new product, new type of activity or additional product
 Temporary employment in Indonesia can be done for maximum … how long ?
kontrol pemerintah: PKWT wajib didaftarkan ke disnaker sebagai bentuk control pemerintahn
terhadap pengawasan PKWT

Part Time Work


 OECD  work less than 30 hours per week in their main job
 Can be good for entry to the work force  ex. Internship
 Globally, part time work used mostly to women  because they need flexibility to care for a
family
 The is no regulation in Indonesia, thus, no protection for part time work/casual workers

Multi party employment relationship


 Known as outsourcing work in Indonesian labour law
 Workers has no employment relation with the one they work at
 Limited protection given by the law  fewer responsibility from the employers
 Always on temporary work (temporary employment contract)

Disguise employment relationship and dependent self employment


 Relation that is similar with employment relationship but not considered as one
 Workers perform in a service contract/non employment contract, even though they are
empirically dependent with the party related to their income and how the work will be govern
 thus, no self employment as well
 Mexico : subordinated workers who do not receive wage
 Korea : freelance like who were still subject to managerial control
 United states : misclassified self employment, where employers treat workers who would
otherwise be wage or salaried employee as independent contractor
 Common in media and culture industries, as well as agriculture and manufacture
 The trend currently rising with work in gig economy
 Why disguise employment relationship/dependent self employment common in gig economy ?
1. Non employment relationship  independent character
2. The paradox of flexibility, contohnya ojek online karena pengusaha ojek online seakan
mengatur drivernya

(cari contoh dan analisis, kenapa dia masuk ke dalam kategori disguise employment atau
dependent self employment), cari contoh minimal 1 pekerjaan di gig economy. Kenapa
dependent slef employment dan dependent self employment, kenapa common di gig economy
dan cari contoh 1 pekerjaan

Types of work in gig economy


 Crowdwork
Excecuted thorugh online platform that connect organizations, business, and individuals through
the internet, globally
 On demand work via app
The working activity is selected and Agreed online, but is the excecuted locally

Examples of on demand work in Indonesia


 Gojek/grab, the drivers don’t have employment relationship
 No employment relationship = no protections, minimum wages, work hours regulation, social
security, union rights, etc.

Why dependent self employment ?


 Paradox of flexibility are the drivers really free ?
 Company actively shape the entire transaction by means of close control over their drivers: from
setting terms and conditions and checking relevant qualifications, setting bonus, point, sanction,
etc
 Drivers has no say in the partnership
 Especially in Indonesia, most drovers use this as main source of income

Berakhirnya hubungan kerja

Pasal 61 UU 13/2003
1. Pekerja meninggal dunia
2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
3. Karena adanya putusan pengadilan dan/atau putusan lembaga PPHI yg telah mempunyai
kekuatan hukum tetap (in kracht)
4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yg dicantumkan dalam perjanjian kerja , peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang menyebabkan berakhirnya hubungann kerja

 Perjanjian kerja tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas
perusahaan yg disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah. Namun ahli waris pengusaha dapat
mengakhiri perjanjian kerja setelah merundingkan dengan pekerja/buruh
 Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan maka hak2 pekerja/buruh menjadi tanggung jawab
pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yg tidak mengurangi hak2
pekerja/buruh
 Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli waris pekerja/buruh berhak mendapatkan
hak2nya sesuai dengan peraturan per-UUan yg berlaku, atau hak2 yg telah diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
 Apabila salahs atu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yg
ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan
karena ketentuan pasal 61 ayat (1) UU 13/2003, pihak yg mengakhiri hubungan kerja diwajibkan
membayar ganti rugi kpd pihak lainnya sebagai upah peekrja/buruh sampai abtas waktu
berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
 PHK?
Pemutusan hubungan kerja, pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yg
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha
 Apakah berakhirnya hubungan kerja yg disebabkan oleh pekerja (missal: mengundurkan diri)
dapat dikategorikan sebagai PHK ?

Jenis PHK
 Segala bentuk berakhirnya hubungan pekerja/bruh dengan perusahaan terkait dapat dikatakan
PHK
 Namun secara normatif ada 2 tipe jenis PHK jika dilihat dari alasan yg melatarbelakanginya
1. PHK Sukarela, PHK yg diakibatkan karena pengunduran diri tanpa paksaan dan tekanan, seperti
berakhirnya masa kontrak, tidak lulusnya masa percobaan (probation), memasuki usia pension,
atau buruh meninggal dunia . dengan kata lain segala bentuk PHK diajukan sendiri oleh
pekerja/buruh tanpa paksaan dan intimidasi, atau sesuai dengan perjanjian kerja. Peraturan
perusahaan dan perjanjian kerja bersama yg telah disepakati sebelumnya.
2. PHK tidak sukarela, PHK yg dilakukan tidak dengan kesepakatan kedua belah pihak

Bagaimana dengan PHK karena kesalahan berat ?


 PHK yg diakibatkan krn pekerja/buruh melakukan kesalahan berat seperti melakukan pencurian,
penipuan, menggelapkan uang perusahaan, melakukan tindak asusila dan perjudian
dilingkungan kerja, atau mengancam, menganiaya, dan mengintimidasi teman kerja maupun
pengusaha di lingkungan kerja. Segala bentuk kesalahan berat yg dilakukan pekerja/buruh telah
diatur dalam pasal 158 UU
 Pasal ini pernah diajukan judicial review ke MK. Dalam putusannya, MK menyatakan bahwa
kesalahan berat yg dilakukan buruh harus dibuktikan dengan putusan peradilan pidana di
pengadilan umum. Dengan kata lain perusahaan tidak bisa main hakim sendiri dalam
memutuskan kesalahan berat yg dilakukan pekerja/buruh.

Pesangon
 Kapan pesangon diberikan ?  ketika terjadi PHK tidak sukarela
 Komponen pesangon  uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak
 Kenapa uang pesangon di Indonesia tinggi ?  mengapa ? jelaskan alasan yuridisnya

Anda mungkin juga menyukai