PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam system kesehatan nasional ( SKN ) ditetapkan sub system
upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsure utama yaitu upaya kesatan
perorangan ( UKP ) dan upaya kesehatan masyarakat ( UKM ). UKM
terutama diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peran serta aktif
masyarakat dan swasta, sedangkan UKP dapat diselenggarakan oleh
masyarakat, swasta dan pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan
harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan,
terjangkau, terjenjang, professional dan bermutu. Puskesmas merupakan
ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP di strata pertama
pelayanan kesehatan, dan merupakan unut pelaksana teknis dinas
kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan
professional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dipuskesmas
yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempuntai tugas
pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Untuk
mencapai kemandirian masyarakat baik di sarana pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit dan puskesmas ( Kepmenpan No. 94 tahun 2001 )
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembagunan nasioanal. Kurangnya kemandirian reformasi dibidang
kesehatan perlu dilakukan. Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan
sakit serta semakin majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )
dengan informasi mengenai determinan penyebab penyakit telah
menggugurkan paradikma pembangunan kesehatan yang lama yang
mengutamakan poelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitative. Paradigm pembangunan kesehatan yang baru yaitu
Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan
masyarakat yang bersifat Proaktif.
B. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan tindak lanjut:
1. Pengkajian
Interpretasi data :
Dari tabel 2 distribusi penduduk berdasarkan umur Dusun Lemo, Desa
Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun 2019. jumlah umur pada bayi (0
hr- <1 thn) sebanyak 2 (9%), umurbalita (1 thn- <5 thn) sebanyak 24(11,0
%), anak (5 thn-<12 thn) sebanyak 34 (15,5%), remaja (13 thn-18 thn)
sebanyak 34 (15,5%), dewasa (19 thn-44 thn) sebanyak 95 (43,4%), pra
lansia (45 thn-59 thn) sebanyak 22 (10,0%), sedangkan yang berumur
lansia (60 thn-74 thn) sebanyak 8 (3,7%).
Tabel 3
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan status pekerjaan
Status Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak bekerja 47 21.5 21.5 21.5
bekerja 74 33.8 33.8 55.3
sedang mencari
2 .9 .9 56.2
kerja
sekolah 67 30.6 30.6 86.8
Non Kategorik 29 13.2 13.2 100.0
Total 219 100.0 100.0
Interpretasi data :
Dari tabel 3 distribusi penduduk berdasarkan status pekerjaan di Dusun
Lemo, Desa Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun 2019. Yang tidak
bekerja sebanyak 47 (21,5%) orang, yang bekerja sebanyak 74 (33,8%)
orang, yang sedang mencari kerja sebanyak 2 (0,9 %) orang, orang yang
sekolah sebanyak 67 (30,6%) dan non kategorik 29 (13,2%).
jenis pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS/POLRI/TNI/B
3 1.4 1.4 1.4
UMD
Pegawai swasta 1 .5 .5 1.8
wiraswasta 8 3.7 3.7 5.5
petani 48 21.9 21.9 27.4
buruh 1 .5 .5 27.9
pelajar/mahasiswa 67 30.6 30.6 58.4
Honorer 16 7.3 7.3 65.8
IRT 1 .5 .5 66.2
Non Kategorik 29 13.2 13.2 79.5
Tidak Bekerja 45 20.5 20.5 100.0
Total 219 100.0 100.0
Interpretasi data :
Dari tabel 4 distribusi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Dusun
Lemo, Desa Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun 2019. Yang
PNS/POLRI/TNI/BUMD sebanyak 3 (1,4%) orang, Pegawai swasta
sebanyak 1 (0,5%) orang, wiraswasta sebanyak 8 (3,7%) orang, petani
sebanyak 48 (21,9%) orang, sedangkan buruh sebanyak 1 (0,5%), orang
yang honorer sebanyak 16 (7,3%). IRT sebanyak 1 (0,5%), non kategorik
sebanyak 29 (13,2%), dan tidak bekerja sebanyak 45 (20,5%).
Tabel 5
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan status pendidikan tertinggi
Interpretasi data :
Interpretasi data :
Tabel 7
Interpretasi data:
Interpretasi Data :
Tabel 9
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan keadaan fisik air
Interpretasi Data :
Tabel 10
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan air minum di masak
Interpretasi Data :
Dari tabel 10 distribusi penduduk berdasarkan air minum di masak di
Dusun lemo , Desa Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun 2019. Air
minum yang di masak sebanyak 71 (77,2%) dan air minum yang tidak di
masak sebanyak 21 (22,8%).
Tabel 11
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan bagaimana sampah dibuang
Interpretasi Data :
Dari tabel 11 distribusi penduduk berdasarkan bagaimana sampah
dibuang di Dusun lemo , Desa Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun
2019. Pembuangan sampah dengan cara dikumpul dan dibakar sebanyak
11 (25,6%), pembuangan sampah dengan cara di buang disungai / laut /
sembarangan sebnyak 24 (55,8%). Pembungan sampah dengan cara di
selokan sebanyak 6 (14,0 %). Pembuangan sampah dengan cara lain – lain
sebanyak 2 (4,7%).
Tabel 12
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tempat penampungan sampah
Interpretasi Data :
Dari tabel 42 distribusi penduduk berdasarkan tempat penampungan
sampah di Dusun lemo , Desa Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun
2019. yang memiliki tempat penampungan sampah sebanyak 43 (100,0%).
Tabel 13
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan kepemilikan jamban keluarga
Tabel 15
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan alternatif tempat pembuangan
air limbah
Tabel 17
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan penyakit yang diderita bayi 6 bulan
terakhir
Tabel 18
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan alat kontrasepsi yang
digunakan
Interpretasi Data :
Dari tabel 18 distribusi penduduk berdasarkan alat kontrasepsi yang
digunakan di Dusun lemo , Desa Bambangan, Kecamatan Malunda Tahun
2019. Alat kontrasepsi yang digunakan adalah pil sebanyak 4 (10,0%), alat
kontrasepsi yang digunakan adalah implant sebanyak 3 (7,5%), alat
kontrasepsi yang digunakan adalah akdr / iud sebanyak 10 (25,0%).
Tabel 19
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan bayi mempunyai KMS/Buku
KIA
Tabel 20
Distribusi frekuensi usia PUS penduduk berdasarkan usia PUS
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 45 – 59
22 73.3 73.3 73.3
tahun
60 - 74 tahun 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Interpretasi Data :
2. Analisa Data
Data Masalah kesehatan Diagnosa keperawatan
komunitas
Dari 49 KK, vektor Risiko terjadinya Risiko terjadinya penularan
yang terbanyak penularan penyakit penyakit infeksi di Dusun
adalah lebih dari infeksi Lemo berhubungan dengan
satu 26 KK ( :
60,5%), Kurangnya pengetahuan
Dari 49 KK, terdapat masyarakat tentang
69 KK (71,7%) yang pentingnya kesehatan
membuang air lingkungan.
limbah di sembarang
tempat.
Risiko terjadinya
1 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40 1
penularan
Risiko terjadinya
2 penyakit pada 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37 2
Remaja
Keterangan : Keterangan
Pembobotan
I = Dana 2 = Rendah
B = Risiko Keparahan
C = Potensial untuk
pendidikan J = Fasilitas Kesehatan 3 = Cukup
Kesehatan
N = Urutan Prioritas
G = Tempat
Berdasarkan hasil skoring diperoleh prioritas masalah dengan diagnosa
sebagai berikut:
a. Risiko terjadinya penularan penyakit infeksi di Dusun Lemo
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan lingkungan.
b. Risiko terjadinya penyakit pada anak berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang PHBS.
perencanaan
Diagnosa Keperawatan I :