Anda di halaman 1dari 7

Tisyri Narwastu Jaleria IX – A/32

TUGAS AGAMA “NAMA-NAMA TOKOH MUDA DI ALKITAB”

DANIEL
Daniel adalah seorang anak muda yang berasal dari bangsa buangan (Yehuda) namun
karena integritasnya yang tinggi, dia dapat menjadi orang kepercayaan oleh Nebukadnezar,
raja Babel saat itu.
Proses yang dialami dalam kehidupan Daniel diwarnai dengan sebuah perjuangan iman
yang luar biasa untuk menjaga kesetiaannya. Tuhan telah melimpahi dengan kekuatan,
kekuasaan dan kedaulatan-Nya yang melampaui pikiran manusia.
Proses apa yang dialami Daniel ?
• Proses “pengkaderan” di Babelonia ( Pasal 1 )
• Menafsirkan mimpi Nebukadnezar di bawa ancaman pemenggalan
• Ancaman singa karena kesetiaannya terhadap Tuhan.
Daniel adalah seorang yang mempunyai prinsip yang kuat dalam hidupnya dan tidak pernah
mau kompromi terhadap dosa. Dia tidak memakan makanan dan minuman raja yang
disediakan baginya (Daniel 1: 8), dan dia juga menolak hadiah dari raja Belsyazar (Daniel 5:
17).
Daniel diberi kepercayaan untuk memimpin bahkan melebihi para pejabat tinggi dan para
wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Raja Darius bermaksud untuk
menempatkan dia atas seluruh kerajaannya. Hal ini membuktikan bahwa Raja Darius
mempercayai Daniel untuk memegang suatu jabatan tertinggi dalam kerajaannya dan jelas
juga terlihat bahwa Raja Darius bersahabatdengan Daniel karena dia dapat dipercaya dan
dapat diandalkan.
Melalui hikmat yang diberikan oleh Allah dia mampu menyingkapkan mimpi raja (Dan 2, Dan
4). Oleh karena itu, Daniel dijadikan penasehat raja NebukadnezarDia juga tidak takut
kepada siapapun jika dia tidak salah, sekalipun kepada raja. Daniel menjawab raja Darius
dengan lantang saat raja Darius menanyakan kesanggupan Allah Daniel untuk
menyelamatkannya dari goa singa. Dia menjawab raja Darius dengan tegas dan tanpa ada
keraguan karena dia yakin bahwa Allah akan menolongnya.
Daniel dapat menafsirkan dan mengartikan mimpi raja Nebukadnezer karena Daniel sangat
peka terhadap suara Tuhan. Tuhan memberi tahu mimpi dan arti mimpi tersebut kepada
Daniel melalui doa sebelum seorang pun mengetahui mimpi tersebut. Kepekaan Daniel
terhadap suara Tuhan adalah dikarenakan dia sering berdoa. Daniel berlutut, berdoa serta
memuji Tuhan sebanyak tiga kali sehari (Daniel 6: 11).
Pada saat dia menolak memakan makanan dan meminum minuman istana, karena dengan
imannya dia percaya bahwa meskipun hanya dengan makan sayur dan minum air saja dia
akan tetap menjadi sehat. Walaupun secara ilmiah hal ini tidak mungkin, tetapi oleh karena
iman Daniel mujizat-pun terjadi (Daniel 1:15).
Daniel hidup diantara orang-orang yang menyembah patung berhala, namun dia tetap setia
kepada Allah dan tidak pernah mau menyembah patung berhala tersebut. Daniel tetap
berdoa sebanyak tiga kali sehari meskipun bangsa Babel dan bangsa Median menyembah
berhalaDaniel adalah orang yang penuh kasih dan mau mengampuni. Dia tidak pernah
dendam kepada siapapun meskipun orang itu pernah menyakitinya. Sifat dan sikap Daniel
yang seperti ini merupakan gambaran dari Allah yang penuh kasih kepada kita meski sering
kali kita meninggalkan Allah dan berpaling kepada ilah-ilah lain dan menyakiti hati Allah.

Daud
Daud adalah seorang gembala. Karena pekerjaannya itu dia lebih sering berada di padang
rumput untuk memberi makan kambing dombanya. Terbukti ketika Samuel datang ke
kotanya, ayah dan saudara-saudaranya mengikuti upacara pengorbanan tapi Daud tidak ada
di sana.
Ketika sedang menggembalakan kawanan dombanya, Daud terus membangun
hubungannya dengan Tuhan dan hal itu membuat Tuhan dekat dengannya. Gaya hidupnya
disebutkan dalam Ibrani 11 sebagai contoh agar iman kita lebih berakar kuat di dalam
Tuhan.Daud sangat mengasihi Tuhan. Dalam keadaan apapun dia memuji Tuhan -- bermain
musik, menari, menulis mazmur. Dia selalu mengingat Tuhan dan melakukan hal-hal yang
membuat dirinya lebih mengenal Tuhan. Banyak pujian dan doa yang ditulis oleh Daud di
dalam kitab Mazmur.
Ketika Goliat menantang tentara Israel dan tidak ada satupun yang berani, Daud dengan
gagah berani melawan si raksasa. Dia sama sekali tidak takut karena dia tahu pertolongan
Tuhan itu nyata. Dia mempercayakan hidupnya sepenuhnya ke tangan Tuhan.Saul berusaha
mengejar dan membunuh Daud ketika mengetahui Daud akan menggantikannya sebagai
raja. Namun Daud mengampuni perbuatan Saul. Bahkan ketika Daud sudah menjadi raja, dia
tidak menyimpan dendam kepada keturunan Saul. Malahan dia memenuhi segala
kebutuhan Mefiboset yang adalah cucu Saul.Menyadari kesalahan di hadapan orang lain
adalah sesuatu yang sangat sulit. Namun 2 Samuel 12:13 mengatakan Daud mengakui
bahwa ia telah berbuat dosa.

Yosua
Yosua adalah anak Nun, cucu Elisama dari suku Efraim (Bilangan 1:10). Namanya
sesungguhnya adalah Hosea, tetapi Musa lebih sering menyebutnya dengan
nama Yehosyua, kemudian namanya dipanggil dengan nama Yosua. Ia dilahirkan di Mesir. Ia
berada di Mesir hingga masa mudanya. Karena itulah, Yosua melihat dengan matanya
sendiri bagaimana kaumnya hidup menderita sebagai budak di tanah Mesir. Musa telah
mengenal Yosua sejak muda dan secara perlahan Musa mempersiapkan Yosua untuk
menjadi penggantinya kelak.
Semasa muda, Yosua memang sudah dipersiapkan oleh Musa untuk menggantikan dirinya.
Tuhan juga memberikan perhatian khusus kepada Yosua sehingga dalam setiap peristiwa
penting yang dilakukan Tuhan bagi bangsa Israel, nama Yosua selalu ada di sana dan Yosua
menjadi seseorang yang dipakai oleh Tuhan sejak peristiwa Keluaranhingga pendudukan
tanah Kanaan. Berikut adalah beberapa kisah yang memberikan informasi bahwa Yosua
adalah abdi Musa sejak masa mudanya.
Yosua memimpin bangsa Israel berperang melawan orang Amalek.Nama Yosua mulai
mendapat perhatian pada masa perang melawan orang Amalek (Keluaran 17:8-16). Saat itu,
Musa, Harun, dan Hur naik ke atas bukit. Apabila Musa mengangkat tangannya, kuatlah
Israel. Sementara itu, jika ia menurunkan tangannya, Israel akan mengalami kekalahan.
Untuk itu, Harun dan Hur menopang tangan Musa supaya bangsa Israel beroleh
kemenangan. Di pihak lain, Yosua memimpin pasukan untuk berperang. Sungguh ajaib
mukjizat Tuhan karena dalam peperangan itu Tuhan memberikan kemenangan kepada
Yosua dan bangsa Israel.
Yosua turut menyertai Musa ke Gunung Allah.Dituliskan dalam Keluaran 24:13 bahwa, "Lalu
bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka naiklah Musa ke atas gunung Allah itu."
Yosua menyertai Musa di gunung Allahselama 40 hari lamanya. Saat Musa berbicara dengan
Tuhan, tugas Yosua adalah menjaga kemah Musa (Keluaran 33:11).
Yosua menjadi pengintai di tanah Kanaan.Sebelum menduduki tanah Kanaan, Musa terlebih
dahulu mengutus dua belas orang untuk mengintai keadaan tanah Kanaan. Dari kedua belas
orang pengintai itu, terdapat nama Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Yosua dan Kaleb
adalah dua orang yang berani tampil beda di antara sepuluh pengintai yang lainnya. Sepuluh
pengintai telah menyampaikan kepada Musa bahwa tanah Kanaan didiami oleh suku bangsa
yang kuat, kota-kota berkubu di sana sangat besar, penduduk di tanah itu berperawakan
tinggi besar, dan ada beberapa di antaranya yang memakan manusia (Bilangan 13:1-32).
Informasi yang berbeda justru disampaikan oleh Yosua dan Kaleb. Mereka mengatakan
bahwa, "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN
berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan
memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri
itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan
mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka" (Bilangan 14:7-9).
Yosua sebagai Pengganti Musa.Segala peristiwa yang terjadi ketika Yosua masih muda
adalah sebuah proses persiapan baginya untuk menjadi pengganti Musa. Musa tidak
diizinkan Tuhan untuk masuk ke dalam tanah Kanaan. Ia hanya diperkenankan Tuhan
melihat tanah Kanaan dari puncak Gunung Abarim. Sebelum Musa meninggal, Musa
meminta kepada Tuhan seorang pemimpin sehingga bangsa Israel tidak akan seperti
domba-domba yang tidak bergembala. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan Musa untuk
mengambil Yosua menjadi pemimpin mereka (Bilangan 27:12-23).
Dituliskan pula bahwa Yosua adalah seseorang yang penuh dengan Roh Allah. Musa
menyuruh Yosua berdiri di hadapan Imam Eleazar dan di hadapan seluruh umat Israel, lalu
Musa meletakkan tangannya atas Yosua dan memberikan kepadanya perintahnya seperti
yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa. Dengan demikian, Yosua telah menjadi
pemimpin baru yang akan menggantikan Musa. Menjelang akhir hayatnya, Musa
menceritakan kembali kepada Yosua apa saja yang sudah Tuhan lakukan bagi Musa, dan
sama seperti itu jugalah Tuhan akan beperkara dalam hidup Yosua. "Dan kepada Yosua
kuperintahkan pada waktu itu, demikian: Matamu sendirilah yang melihat segala yang
dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap kedua raja itu. Demikianlah akan dilakukan TUHAN
terhadap segala kerajaan, ke mana engkau pergi. Janganlah takut kepada mereka, sebab
TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu." (Ulangan 3:21-22).
Kepahlawanan Yosua.Ketika Musa telah meninggal dunia, Tuhan berfirman kepada Yosua
untuk mulai memasuki tanah Kanaan. Yosua memimpin seluruh bangsa Israel untuk
menyeberangi Sungai Yordan dan memasuki negeri yang telah dijanjikan oleh Tuhan.
Menaklukkan seluruh Kanaan bukanlah hal mudah, dalam beberapa kali Yosua harus
memimpin orang-orang Israel untuk berperang. Dalam Yosua 12:7-24dituliskan bahwa
Yosua bersama pasukannya berhasil mengalahkan raja-raja yang mendiami Kanaan.
Beberapa di antaranya adalah raja negeri Lakhis, Hebron, Afek, Megido, dan raja-raja yang
lainnya.Setelah berhasil memenangi berbagai perang, Yosua membagikan tanah itu kepada
suku-suku Israel. Orang Israel menerima sebagai milik pusaka di tanah Kanaan, sesuai yang
telah dibagikan oleh Imam Eleazar, Yosua bin Nun, dan para kepala kaum keluarga dari
suku-suku mereka, dengan mengundi milik pusaka itu.
Kematian YosuaSelama kepemimpinan Yosua, Tuhan memberikan keamanan dan damai
sejahtera atas negeri itu. Ketika Yosua sudah lanjutnya umurnya, ia mengumpulkan seluruh
orang Israel di Sikhem. Yosua menasihati seluruh orang Israel untuk senantiasa bergantung
kepada Tuhan. Tuhan adalah setia, tidak ada satu pun dari kebutuhan mereka yang tidak
dipenuhi oleh Tuhan. Sesudah itu, meninggallah Yosua, hamba Tuhan itu, dalam usia 110
tahun. Lalu, ia dikuburkan di daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di pegunungan
Efraim, di sebelah utara Gunung Gaas.

Yakub
Ishak dan Ribkah melahirkan dua anak kembar yaitu Esau dan Yakub. Esau memiliki hak
sulung tetapi ia menjualkannya untuk mendapat sedikit sup kacang merah. Dia menjadi
gambaran dan bayangan orang yang hidup menurut daging, yaitu hawa nafsu. Esau tidak
menghargai hak kesulungannya. Ia menggangap ringan dan menghina warisan dan
perjanjian Allah dan sebagai akibatnya ia kehilangan haknya. Yakub menggambarkan orang
rohani yang menghargai hak kesulungan. Walaupun ia menipu saudaranya, hatinya
merindukan Tuhan. Karena itu ia didisplin dan dibentuk oleh pengalaman hidupnya. Ia harus
lari tinggalkan rumahnya demi menghindari kemarahan Esau (Kejadian 25:21-34).
Tuhan menemukan Yakub di Betel, di tempat inilah ia menerima visi tentang tangga yang
naik ke sorga dan malaikat naik turun. Inilah gambar tubuh Kristus, rumah Allah (Yohanes
1:51). Di situlah perjanjian yang diadakan oleh Tuhan dengan Abraham dan Ishak
diteguhkan juga kepada Yakub. Tiga bapa tersebut masing-masing secara pribadi mengalami
perjumpaan dengan Tuhan. (Kejadian 28).
Yakub kemudian bertemu Rahel di sumur dan Yakub jatuh cinta dan hendak menikah
dengan Rahel. Namun Yakub harus bekerja tujuh tahun untuk dapat menikah dengan Rahel,
tetapi sebagaimana ia sudah menipu ayahnya, ia juga ditipu oleh ayah Rahel. Ketika
seharusnya Ia menikah dengan Rahel, ternyata bukan Rahel yang menjadi isterinya, tetapi ia
mendapati Lea kakak Rahel yang diserahkan oleh mertuanya untuk menjadi istri Yakub.
Selanjutnya ia harus bekerja tujuh tahun lagi untuk Rahel. Untuk mendapatkan upah, yaitu
kawanan domba dan kambing, ia harus kerja tujuh tahun lagi dan ternyata sekali lagi ia
ditipu oleh Laban, mertuanya, Laban mengubahkan gajinya sepuluh kali. Yang menipu sudah
ditipu! Kita menuai apa yang ditabur!(Kejadian 29-31).
Yakub mendapat dua belas anak yang menjadi bapa dari dua belas suku Israel. Ada
multiplikasi yang mulai terjadi. Dasar sudah diletakkan untuk membentuk bangsa (Kejadian
29:31-35 dan Kejadian 30:1-24).
Lewat semua pengalaman hidupnya, karakter Yakub dibentuk. Yakub ketemu dengan Tuhan
dan bergumul dengan malaikat Tuhan dan namanya diubah dari Yakub (artinya: ‘penipu’)
menjadi Israel (berkuasa sebagai raja di hadapan Allah)(Kejadian 32:28). Yakub juga harus
kembali ke Betel di mana Tuhan sekali lagi meneguhkan perjanjian dengannya (Kejadian 35).
Kiranya ketiga bapa bangsa Israel ini yaitu Abraham, Ishak dan Yakub menjadi inspirasi bagi
kita dalam perjalanan hidup kita dengan Tuhan. Kiranya kita dapat belajar dari teladannya
yang baik dan juga dari kesalahannya, supaya kita juga menjadi bagian dari perjanjian Allah.

Yonatan
Yonatan adalah putra raja (salah satu dari empat putra Raja Saul) dan seorang tokoh
pahlawan Israel. Namanya pertama kali disebut di Alkitab dalam 1 Samuel 13, ketika ia
memimpin 1.000 orang tentara Israel di Gibea, Benyamin, sementara Raja Saul, ayahnya,
memimpin 2.000 orang tentara di Mikhmas, di pegunungan Betel. Yonatan memukul kalah
pasukan Filistin. Dalam berbagai peristiwa lain, Yonatan juga terus membuktikan
ketangkasan dan keberaniannya sebagai perwira. Dirinya begitu dikagumi dan dicintai oleh
rakyat Israel, sehingga pernah dibela rakyat dan lolos dari eksekusi mati akibat pelanggaran
sumpah raja yang tidak diketahuinya. Dalam pandangan umum, tentu Yonatan merupakan
calon kuat raja berikutnya menggantikan ayahnya kelak. Namun ternyata, Yonatan tidak
naik takhta menggantikan ayahnya, karena ia meninggal di usia muda dan ayahnya pun
meninggal secara mendadak serta mengenaskan.
Kepahlawanan Yonatan bukanlah satu-satunya sisi yang menarik dari dirinya. Apa yang ada
di dalam dirinyalah yang justru lebih luar biasa. Yonatan dianggap sebagai teladan kesetiaan
akan kebenaran dan sosok sahabat yang sejati hingga kini, karena karakternya yang loyal
pada kebenaran dan persahabatannya yang karib dengan Daud. Kita tahu bahwa Raja Saul
yang terbakar kecemburuan kepada Daud saat itu semakin lama semakin membenci Daud.
Bahkan, berulang kali Raja Saul melancarkan upaya pembunuhan kepada Daud, baik secara
langsung olehnya sendiri maupun dengan memerintahkan pasukan prajuritnya. Semua ini
tentu tidak mudah bagi Yonatan. Di satu sisi, Saul adalah ayahnya sendiri sekaligus raja
Israel. Di sisi lain, ia mengasihi Daud dan Daud tidak bersalah. Bagaimana kita menyelami
pergumulan hati dan pergulatan pikiran Yonatan dalam kekacauan ini? Mari kita
bayangkan...
Melalui berbagai bukti dan peristiwa, Yonatan tahu pasti bahwa ayahnya merupakan pihak
yang bersalah dan sebaliknya, bahwa Daud adalah pihak yang benar. Yonatan, dengan
keputusan yang tegas walau tentu di tengah-tengah badai pergumulan di hatinya, berani
menegur Raja Saul dan membela Daud. 1 Samuel 19:4-5 mencatat perkataan Yonatan, “Lalu
Yonatan mengatakan tentang yang baik kepada Saul ayahnya, katanya: ‘Janganlah raja
berbuat dosa pada hambanya sebab dia tidak berbuat dosa terhadapmu. Bukankah apa
yang diperbuatnya sangat baik bagimu, ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah
mengalahkan orang Filistin itu dan Tuhan telah memberikan kemenangan yang besar
kepada seluruh Israel, engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa
engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh
Daud tanpa alasan.’” Ketegasan Yonatan untuk tetap setia pada pihak yang benar ini bahkan
membuatnya juga dimusuhi oleh sang ayah. Raja Saul berkata di 1 Samuel 20:30-31, “Lalu
bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan katanya kepadanya: ‘Anak sundal yang kurang ajar,
bukankah aku tahu bahwa engkau telah memilih anak Isai dan itu noda bagiku kau sendiri
dan bagi perut ibumu. Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi engkau
dan kerajaanmu tidak akan kokoh dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa
dia kepadaku, sebab ia harus mati.’” Dari hal-hal ini, ada tiga ciri yang menonjol dalam
karakter Yonatan yang loyal pada kebenaran itu, yaitu bahwa ia mengenal kebenaran
(sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah), ia berani
mempertahankan prinsip berdasarkan kebenaran (walau harus menentang ayahnya sendiri
yang juga adalah raja), serta ia tidak memiliki kepentingan pribadi apa pun yang
tersembunyi (maka tidak peduli dengan statusnya sebagai calon penerus takhta Saul yang
menurut Saul terancam oleh keberadaan Daud).
Selain hal-hal itu, sebagai sahabat karib Daud, Yonatan melihat jelas bahwa Tuhan Sang
Kebenaran Sejati menyertai Daud, pihak yang benar. Daud pertama kali dikenal oleh Saul
dan keluarganya (termasuk oleh Yonatan) saat mengajukan diri untuk melawan Goliat, lalu
menang. Saat itu, Daud masih bukan merupakan siapa-siapa. Daud hanyalah “anak kemarin
sore”, tetapi yang berhasil menaklukkan Goliat yang perkasa dan ditakuti seluruh Israel
(termasuk oleh Yonatan dan Saul) karena penyertaan Tuhan. Inilah “siapa Daud” di mata
Yonatan, dan di sinilah inti dari loyalitas Yonatan, yaitu bahwa ia mengikuti
ketentuan/keputusan kebenaran Tuhan. Yonatan paham bahwa Tuhanlah Sang Kebenaran
yang Sejati, dan dariNyalah bersumber segala yang benar. Maka, Yonatan memilih berada di
pihak yang benar, karena di situlah Tuhan sendiri berpihak. Pada akhirnya, pilihannya ini
terbukti benar. Daud menjadi raja Israel yang berikutnya dan yang paling besar dalam
sejarah Israel, dan disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan sekaligus menjadi
salah satu nenek moyang Yesus sendiri. Loyalitas Yonathan pun berbuah dalam bentuk kasih
dan perlakuan baik Raja Daud kepada keturunan Yonathan yang tersisa, Mefiboset.

Anda mungkin juga menyukai