Kambing PE Fio
Kambing PE Fio
Lahir
Sebelum terjadi kelahiran, dikenal beberapa tanda-tanda akan datangnya
kelahiran:
Tanda awal proses kelahiran ditandai dengan pecah ketuban. Berikut adalah
penanganan proses kelahiran yang tepat :
1. Bersihkan tangan dengan alcohol, setelah mongering pakailah sarung tangan.
Jika dalam keadaan darurat, tangan bisa langsung masuk ke saluran kelahiran.
2. Proses awal kelahiran, induk ambing mengalami pecah ketuban.
3. Perhatikan posisi keluarnya cempe dari mulut saluran kelahiran, apakah
didahului dengan dua kaki atau satu kaki. Jika yang keluar satu kaki berarti ada
kelainan (akan dibahas lebih lanjut dalam kelainan atau kesulitan dalam
melahirkan)
4. Jika dua kaki dapat keluar, perhatikan apakah yang keluar berikutnya adalah
mulut atau/kepala. Jika bukan berarti ada kelainan.
5. Posisi induk waketu melahirkan ada yang berdiri, ada juga yang nderum atau
duduk. Jangan biarkan induk melahirkan dalam posisi menungging karena akan
mempersulit proses kelahiran. Jika hal ini terjadi maka angkatlah kaki depan agar
induk tetap dalam posisi berdiri.
6. Jika dari saluran kelahiran sudah tampak 2 kaki kemudian kepala maka
bantulah dengan cara menarik secara perlahan ketika induknya mengejan. Jika
induk berhenti mengejan, berhentilah menarik.
7. Setelah anakan atau cempe dapat keluar dengan selamat, basuhlah lender atau
cairan yang ada di wajah cempe dengan kain atau handuk khusus agar tidak
menghambat pernapasan.
8. Jika proses kelahiran dirasakan terlalu lama maka setelah cempe dibasuh/dilap
bagian hidungnya, peganglah bagian perut yang paling dekat dengan kaki
belakang dan angkat untuk beberapa saat dengan posisi kepala terjuntai kebawah.
Halini dimaksudkan untuk membantu keluarnya lendir yang menyumbat jalan
pernapasan sehingga sirkulasi oksigen dan darah lancar, serta kerja jantung
menjadi normal.
Lama atau cepatnya proses kelahiran, sebaiknya cara ini tetap dilaksanakan untuk
mengantisipasi gangguan pernapasan dalam masa pertumbuhan.
9. Selanjutnya, letakkan cempe dan urut perlahan pada bagian hidung dari atas
kebawah untuk mengeluarkan lendir. Bersihkan badan secara keseluruhan dengan
kain atau handuk khusus yang bersih.
10. Jika dirasa kurang meyakinkan, apakah lendir sudah keluar semua atau belum
maka dapat menggunakan alat penghisap lendir (Manual Suction).
11. Masukkan jari telunjuk kita kedalam mulut cempe untuk memancing respon
cempe agar bisa menghisap. Jika dirasa sudah mampu menghisap, dekatkan
cempe pada putting susu induknya agar bisa minum sepuasnya. Jika kita merasa
kesusahan maka perahlah susu induk, masukkan ke dalam botol bayi, masukkan
dalam dot bayi dan minumkan ke cempe. Meski demikian, cempe harus dilatih
untuk menyusu langsung pada induknya. Kolostrom atau susu pertama waktu
induk melahirkan sangat penting sekali untuk pertumbuhan cempe.
12. Setelah cempe dirasa cukup kenyang, bersihkan tali pusar cempe dengan
alkhohol, kemudian olesi dengan yodium atau salep “Oxytetracycline” atau
“Carbasunt spray”. Jika tali pusar dirasa terlalu panjang, potonglah dengan gunting
yang tajam dan steril, sisakan tali pusar kira-kira sepanjang 3 cm.
Bila dirasa sangat perlu maka bungkuslah tali pusar itu dengan kasa yang telah
dilumuri betadine. Kesulitannya kasa tersebut harus diganti dua kali dalam sehari.
14. Sebaiknya cempe yang baru lahir ditempatkan dalam keranjang tersendiri agar
tidak terinjak induknya. Letakkan cempe dalam keranjang tersebut satu kandang
dengan induknya selama kira kira 10 hari. Bantulah dan latihlah anak kambing
yang baru lahir untuk menyusu pada induknya di pagi,siang,sore, dan pada jam
21.00.
15. Tunggu ari-ari yang belum keluar hingga keluar karena ada kemungkinan akan
dimakan oleh induk sehingga dapat menyebabkan keracunan pada induk.
16. Jika semua proses dirasa sudah cukup, berikanlah setengah gelas kecap
murni pada induk kambing agar proses nifas tidak terjadi sampai berminggu
minggu.
17. Berikan injeksi antibiotic 3-5 ml pada induk untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadi infeksi pada saluran kelahiran.
18. Semprotkan Carbasunt Spray atau Gusanex pada bagian bulu-bulu sekitar
ekor dan paha yang terkena lendir agar tidak dihinggapi lalat atau larva.
19. Sekitar 2-3 hari pasca melahirkan, mandikan induk, terutama pada bagian-
bagian yang terkena lendir harus dibersihkan.
20. Setelah 1 minggu dalam keranjang, anak kambing mulai kuat dan seimbang
untuk berjalan. Keluarkan anak kambing dari keranjang, biarkan anak dan induk
jadi satu tanpa batas.
21. Keluarkan anak dan induk dari kandangnya setiap jam 8 sampai jam 10.30
pagi untuk mendapatkan sinar matahari agar tulangnya menjadi kokoh dan sehat.
B. Sapih
Perawatan Anak Sebelum Masa Sapih
Secara umum, perawatan anak sebelum masa sapih adalah 3-4 bulan. Namun
tiidak menutup kemungkinan setelah masa penyapihan selesai, anak kambing
masih memerlukan susu sebagai penunjang pertumbuhannya. Hal ini dapat
disiasati dengan memberikan susu sapi murni atau kolostrum susu sapi setiap pagi
dan sore hari.
Masa pemacekan atau mengawinkan kembali juga berbeda beda, tergantung pada
kondisi jumlah dan kualitas anakan yang diasuh. Berikut adalah gambaran masa
pengasuhan anak untuk memasuki masa pemacekan atau mengawinkan induknya
kembali :
1. Induk yang mempunyai satu anak dapat dikawinkan kembali ketika anak yang
diasuh berusia 2,5 bulan.
2. Induk yang mempunyai dua anak dapat dikawinkan kembali ketika anak yang
diasuh berusia 3 bulan.
3. Induk yang mempunyai tiga anak dapat dikawinkan kembali ketika anak yang
diasuh berusia 4 bulan atau salah satu anaknya dpat disusukan pada induk yang
mempunyai satu ekor anak agar waktu pemacekan dapat dilakukan dengan
segera.
4. Induk yang mempunyai anak berkualitas seperti yang disyaratkan sebagai
kambing peranakan etawa kelas A, biasanya masa penyusuannya akan lebih
lama, baru kemudian induknya dapat dikawinkan kembali. Sebaiknya untuk
anakan etawa yang mempunyai cirri seperti yang disyaratkan sebaagai kambing
kelas A dibuatkan “Akte Kelahira Kambing” dengan tanggung jawab ada pada
kejujuran peternak itu sendiri.
5. Selama proses pengasuhan anak, bagi induk yang kekurangan susu dapat
ditambah dengan susu sapi murni.
C. Ciri-ciri Kambing Dewasa
1. Kambing PE Jantan
Standarisasi umur minimal 30 bulan. Untuk kambing jantan yang masih muda
dinilai dari cara berdirinya yang tegak. Kaki tegak lurus, bulu mulus mengkilap dan
tidak rontok., pandangan mata jeli, muka bersih, dan ekor melengkung ke atas.
2. Kambing PE Betina
Kambing etawa betina mengandung cempe selama 150 hari (5 bulan). Betina akan
mengalami masa laktasi (produksi ssusu banyak) selama 3 bulan. Dalam jangka
waktu 3 bulan dari masa melahirkan, betina dapat dikawinkan lagi. Jika peternak
tidak segera mengawinkan pada bulan ke-3 maka peternak akan kehilangan
kesempatan dan harus menunggu 18-21 hari kemudian.
Perawatan Cempe
a. Peternak perlu memperhatikan pertumbuhan anakan/cempe agar
pertumbuhannya sesuai dengan harapan.
b. Jika indukan beranak 1 maka pertumbuhan anak akan lebih maksimal karena
susu berlimpah. Jika indukan beranak 2 maka diperlukan pengawasan agar antara
anakan tidak saling berebut susu sehingga pertumbuhan menjadi tidak seimbang.
Jika beranak 3 maka salah satu cempe bisa menyusu pada induk yang beranak 1.
c. Jika jumlah susu yang dihasilkan oleh induk tidak maksimal atau dirasa kurang
maka sangat dianjurkan untuk ditambah dengan susu sapi. Berikan dengan
menggunakan dot bayi denan lubang dot agak besar. Sebelumnya cempe harus
dilatih menggunakan dot.
d. Susu untuk anakan/cempe dapat diberikan minimal 2.5 bulan. Semakin lebih
lama diberikan akan lebih baik karena susu sangat berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan cempe.
F. Teknik Pembiakan
Tersedianya tempat khusus untuk mengawinkan dimaksudkan, agar kambing
betina yang birahi tidak banyak bergerak sehingga banyak menguras tenaga
kambing pejantan. Untuk 1 ekor betina pemacekan dapat dilakukan 2 kali saat itu
juga. Tidak menutup kemungkinan pemacekan akan dilakukan kembali pada hari
berikutnya. Waktu yang paling tepat untuk mengawinkan kambing PE adalah 12-18
jam setelah terlihat tanda-tanda pertama birahi. Waktu tersebut menunjukkan
puncak birahi sehingga hasil yang diharapkan lebih maksimal.
Hindari perkawinan antara induk dan pejantan yang masih dekat hubungan
kekerabatannya (anak dengan bapak, anak dengan induk, antara saudara
kandung), sebab akan berakibat pada hasil keturunan yang kurang baik (anaknya
kecil, tidak sehat, dan cacat). Oleh sebab itu lakukanlah pergiliran pejantan atau
mengawinkan ke peternakan lain, dengan pejantan yang dapat diakui hasil
keturunannya.
Proses pemacekan
G. Kandang
Kandang kambing PE sebaiknya dibuat model panggung dan bersekat atau dibuat
kamar-kamar.Satu kamar untuk satu ekor kambing. Ukuran atau luasnya
disesuaikan dengan kebuuhan jumlah ternak. Dalam praktiknya, kandang
panggung akan memudahkan perawatan dan kebersihan ternak lebih terjaga
karena kotoran dan urin kambing langsung terpisah.
5. Kolong Kandang
Kolong kandang sebagai tempat tampungan kotoran dapat dibuat model miring
menggunakan semen atau karpet plastic dan talang paralon sebagai tempat
saluran urin menuju tampungan khusus. Kolong kandang juga dapat dibuat model
kolam(digali dalam persis dibawah kandang). Dengan model kolong seperti ini,
peternak akan menghemat tenaga untuk membersihkan kotoran. Model kolong ini
harus dijaga agar tetap kering dan terhindar dari air hujan.
7. Kandang Khusus
Berilah merk dagang menggunakan label stiker agar produk susu yang akan
dipasarkan dapat dikenali konsumen. Jangan lupa beri tanggal produksi atau
tanggal waktu memasukkan susu pada botol kemasan.
Ketahanan susu dalam suhu beku (freezer) rata-rata bisa mencapai waktu 3 bulan,
sedangkan dalam keadaan cair dingin yang disimpan dalam pintu lemari es 3-5
hari. Untuk susu bubuk ketahanannya minimal 6 bulan sampai 1 tahun, tergantung
proses pembuatan. Jika dalam penyelesaian akhir dari proses pembuatan susu
bubuk masih bersifat basah maka ketahanannya sampai 6 bulan, tapi jika bersifat
kering maka ketahanannya bisa mencapai 1 tahun.
2. Pengolahan susu