Makalah Kebutuhan Nutrisi
Makalah Kebutuhan Nutrisi
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan
Wartonah, 2006). Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan
kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan
manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan
karakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain.
Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal,
faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan
atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting
bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk
hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari
selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit
dikemudian hari
1
6. Bagaimana prosedur tindakan pemenuhan Nutrisi?
2
BAB II
3
penduduk. Karena AKG yang dianjurkan adalah angka kecukupan pada tingkat
faali, maka dalam merancang produksi pangan tertentu perlu diperhitungkan
bahwa pangan yang digunakan pada masing-masing tahap pascapanen.
4
mungkin dapat dilakukan dengan mengkomsumsi suatu zat menjadi zat gini
esensial. Misalnya. Karotenoid tertentu merupakan prekursor vitamin A ; karena
sebagian atau seluruh kecukupan akan vitamin A dapat dipecahkan oleh karoten-
oid yang perlu diposisikan zat yang di dalam tubuh yang kemudian dapat
diekstrak oleh vitamin yang berasal dari makanan, yang kemudian digantikan oleh
vitamin A perlu ditimbangkan . AKG untuk protein menjadi jumlah kebutuhan
yang berbeda akan asam. amino yang ada dalam pilihan yang berbeda dalam
berbagai zat, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit, tein makanan. Pada
kondisi AKG yang mengalami harus memperishungkan bagian zat gizi yang tidak
diabsorpsi ini. Misalnya absorpsi zat besi hem dan nonhem yang berbeda, yaitu
oleh makanan yang perlu diperhitungkan dalam zat AKG. Sampai sejauh mana
AKG seharusnha melebihi yang dibutuhkan faal ntuk berbeda antar berbagai zat
gizi.
5
babi, ayam dan unggas lainnya, kelinci, dan lain-lain); ikan (ikan darat ikan laut,
termasuk juga udang, kepiting, lain-lain); susu (sapi, kerbau, kambing, dan lain-
lain).
KARBOHIDRAT
Meskipun karbohidrat (pati, gula) sebagai energi yang dapat diganti oleh,
protein atau lemak, seperti yang tidak diinginkan akan muncul karena tidak
tersedia dalam makanan yang dikonsumsi. Gejalanya sama dengan terjadi pada
penderita kelaparan. Terjadi kehilangan jumlah besar natrium (Na) dan udara dari
tubuh, yang tidak dapat mengeluarkan dengan jelas sebab-sebabnya. Hal ini yang
sangat berat dengan diet orang-orang yang menerapkan diet yang memiliki
kandungan karbohidrat yang sama sekali.
Kehilangan natrium (Na) Biasa dikuti oleh rugi kalium (K) dari sel-sel
tubuh, dan hal ini akan dikuti oleh gejala lemah badan. Pada saat yang sama,
tubuh tidak mampu lagi menahan protein tubuh, kecuali jika orang tersebut
mengonsumsi protein dalam jumlah banyak; hal ini juga menyebabkan penuruna
berat badan. Hal yang lebih gawat adalah bahwa penggunaan lemak sebagai
energi yang terblokir pada proses, menghasilkan produk terakumulasinya antara
(intermediet) lemak yang dikenal sebagai "senyawa keton" (badan keton)
6
Meskipun disebutkan bahwa karbohidrat (pati, gula) tersebut esensial bagi
tubuth, namun kita tidak mengetahui berapa jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh,
karena sulit untuk menentukannya Seperti telah disebutkan sebelumnya, glukosa
dapat dibentuk dalam tubuh dari sumber bukan pati atau glikogen, tetapi dari
lemak atau protein, melalui proses yang disebut sebagai glukoneogenesis.
Selain itu, terdapat pula golongan karbohidrat lain yang tidak t dicerna
oleh sistem pencernaan manusia, yaitu golongan ligosakarida (panjang rantai
kabon antara tiga sampai 10). Tetapi osakarida tersebut terbukti dapat
meningkatkan pertumbuhan dan ah mikroba "baik" dalam saluran pencernaan.
Sekarang igosakarida tersebut banyak dikonsumsi sebagai "prebiotik", karena
dapat meningkatkan populasi bakteri Lactobacillus sp dan Bifidus sp dalam usus.
Belum diketahui secara pasti berapa jumla oligosakarida yang sebaiknya
dikonsumsi agar dapat berfungsi sebagai pre-biotik di dalam usus. Konsumsi
oligosakarida yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya "kembung perut"
(flatulensi)
PROTEIN
Di atas telah disebutkan bahwa protein dapat berfungsi sebagai salah satu
sumber energi bagi tubuh. Hal ini akan terjadi bila sumber utama energi, yaitu
karbohidrat (pati, gula) atau lemak, tidak terdapat dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh. Fungsi protein sebagai zat pembangun
tubuh adalah karena protein merupakan bahan pembentuk jaringan baru yang
selalu terjadi di dalam tubuh. Pada bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa
pertumbuhan, pembentukan jaringan baru tersebut terjadi secara besar-besaran;
7
demikian pula pada ibu hamil dan yang sedang menyusui dan orang yang baru
sembuh dari sakit Oleh karena itu, kebutuhan akan protein bagi golongan ini lebih
besar dibandingkan dengan orang dewasa sehat (Tabel 28). Tabel 28.
Nilai gizi protein yang dikomsumsi akan menentukan jumlah yang harus
di komsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan protein, protein dengan
nilai gizi rendah harus di komsumsi dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan protein yang bernilai gizi tinggi. Nilai gizi protein
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) daya cernanya, serta (2) jumlah dan
komposisi asam-asam amino esensial. Pada umurnnya nilai gizi protein nabati
lebih rendah dibandingkan dengan protein hewani.
8
Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa rata-rata jumlah
nitrogen yang hilang tersebut adalah seba berikut: 37 mg/kg berat badan per hari
dalam urine, 12 mg/kg b badan per hari dalam feses, 3 mg/kg berat badan per hari
pada (terkelupas), dan sekitar 2 mg/kg berat badan per hari dalam salur minor
lainnya. Sehingga jumlah nitrogen yang hilang adalah seki 54 mg/kg berat badan
per hari; dengan kata lain sekitar 0,34 g protein/kg berat badan per hari
diperlukan untuk kompensasi nitro yang hilang tersebut, agar terdapat
keseimbangan nitrogen da tubuh.
Kebutuhan akan protein dan asam-asam amino untuk dapat diestimasi dari
jumlah protein dan pola asam-asam amino yang terdapat dalam air susu ibu (ASI).
Nilai yang diperoleh dianggap sesuai untuk pertumbuhan bayi yang optimal.
Untuk anak-an biasanya digunakan metode faktorial yang menyangkut estima
jumlah semua nitrogen yang dengan hilang melalui urine, feses, kulit dan saluran
minor lainnya, ditambah dengan kebutuhan untuk pertumbuhan.
9
selain nutrisi protein (daya cerna dan kelengkapan asam-asam amino esensial),
juga status gizi dan kesehatan bayifanak tersebut. Karena penyakit infeksi atau
diare misalnya, akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein. Protein
kecukupan per orang per hari yang dianjurkan untuk orang Indonesia. Dalam
angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004 (Tabel 30). Kecukunan protein vana
unggul di Indonesia
LEMAK
VITAMIN
10
Sudah terbukti sebelum kekurangan atau kelebihan -konsumsi vitamin
tidak baik untuk kesehatan tubuh Kekurangan asupan vitamin akan menyebabkan
defisiensi, sedangkan kelebihan vitamin akan menyebabkan keracunan, meskipun
berupa vitamin larut udara. Kecukupan asupan vitamin alami lemak (vitamin A,
D, E dan K) diberikan pada Tabel 31, sedangkan kecukupan asupan vitamin
nutrisi udara .
Vitamin A
Gejala defisiensi akan nampak jika cadangan vitamin A dalam hati telah
berkurang. Kekurangan asupan protein dan seng (Zn) akan mengurangi pelepasan
vitamin A dari hati, kemudian timbu gejala yang sama seperti defisiensi vitamin
A. Penyebab defisiensi vitamin A antara lain: (a) menambah vitamin A (karoten,
pro-vitamin A) rendah, ( b) gangguan dalam proses penyerapan dalam usus,(c)
gangguan proses penyimpanan dalam hati, dan (d) gangguan dalam konversi pro-
vitamin A (karoten) menjadi vitamin A. Gejala yang muncul dari peran vitamin A
dalam kesehatan sel -sel epitel, serta dalam proses penglihatarn sebagai berikut:
(1) Rabun Senja. Dampak yarg terjadi akibat defisiensi vitamin A adalah
Rendahnya penyaluran vitarmin A akan menurunkan jumlah vitamin A dalam
hati kadar Vitarnin A dalam darah dan menurun. Hal ini akan mengubah
jumlah vitamin A yang tersedia untuk retina (untuk pembentukan rhodopsin,
yang menggunakan dalam proses penglihatan).
Kulit, terutama pada bahu, menjadi kasar dan kaku. Selain itu dapat terjadi
foliculosis, yaitu benjolan-benjolan kecil pada dasar kantong rambut yang
kemudian mengeras (keratinisasi)
11
rendah, yaitu 6.000 RE / hari. Pada orang lain baru terjadi keracunan ketika
tingkat konsumsi vitamin A mencapai 40.000-55.000 RE / hari.
Pada semua golongan umur, periode awal mulailah dosis tinggi sampai
timbulnya keracunan antara 6 sampai 15 bulan. Penulis keracunan pada orang
dewasa adalah: sakit kepala, mengantuk, mual-mual, rambut rontok, kulit
mengering dan diare. Pada anak-anak, gejala yang timbul adalah: dermatitis, berat
badan menurun, dan sakit pada tulang rangka. Anak kecil (bayi) dapat menderita
keracunan pada doses 8000 RE/hari, dalam periode komsumsi. Gejalanya adalah:
kepala yang terkemuka dan berair, tekanan di dalam tengkorak meningkat dan
mudah marah.
Vitamin D
Tiga jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita defisiensi vitamin D,
adalah sebagai berikut: (a) Riketsia, diderita oleh anak-anak yang ditandai dengan
kaki bengkok (bentuk O): (b Tetani, yang ditandai oleh bengkoknya tangan dan
sendi, aki D atau rusaknya gangguan paratiroid; dan (c) Osteomalasia, yang
diderita oleh orang dewasa akibat defisiensi vitamin D dan Ca Terjadi pada
penderita sakit ginjal kronis.
Vitamin E
12
bentuk air-miscible bentuk ini merupakan vitamin yang siap diserap. Berdasarkan
kadar vitamin E di dalam plasma, katakan defisiensi jika kadar vitamin E kurang
dari 6,5 ug / ml, defisiensi margatif bila kadar vitamin dalam plasma sekitar 6,5
8,6 ug / ml, kadar vitamin saat normal dalam plasma sekitar 8, 6 10,8 ug / ml dan
optimum jika kadar vitamin dalam plasma sama dengan 10,8 ug / ml .
Vitamin E dianggap relatif aman untuk orang sehat, namun asupan vitamin
E dosis tinggi tidak disarankan untuk pasien yang sedang mengonsumsi vitamin K
(untuk pembekuan darah ata pengobatan antikoagulan). Suplemen vitamin E juga
tidak disarankan dikonsumdi selama 1-2 minggu sebelum dan setelah operasi,
karenadarah Vitamin K nkan dikonsumsi selama 1 2 minggu sebelum dan setelah
rasi, karena dikhawatirkan akan mengganggu kerja koagulan.
Vitamin K
Defisiensi vitamin K pada orang dewasa antara lain ditandai oleh lamanya
pembekuan darah, rendahnya kadar vitamin K dalam plasma, rendahnya ekskresi
y-carboxy glutamyl residue (Gla) dalam urin serta rendahnya aktivitas faktor VIl
(yang terkait dengan agregasi keping-keping darah).
Apabila asupan vitamin K hanya berasal dari makanan sehari- hari, maka
tidak akan terjadi kelebihan vitamin K dan tidak akan terjadi efek samping.
Pemberian vitamin K dengan dosis 10 20 mg (beberapa ratus kali kecukupan) di
klinik, diamati tidak memberikan efek samping. Namun konsumsi vitamin K
berlebihan sebaiknya dihindari. Kelebihan vitamin K (sebagai menadione) yang
diberikan ada bayi menyebabkan meningkatnya kejadian anemia hemolitik,
erbilirubinemia dan kerusakan hati, terutama pada bayi premature hip yang
menderita erythroblastosis
13
kelumpuhan,(g) oedema( wet beri-beri), (h) otot mengerut ( dry beri-beri), dan (i)
jantung membesar.
Riboflavin merupakan vitamin yang relatif tidak toksik. Jumlah yang bisa
diserap sangat terbatas. Menahan, manusia untulk nyerap vitamin B2 secara lisan
tidak lebih dari 20 mg dosis tungga Segera setelah diserap, ribofiavin
diekskresikan melalui urine. Oleh sebab itu asupan yang tinggi tidak dapat
menyebabkan risiko kesehatan .
Niasin
Defisiensi niasin menyebabkan timbulnya pellagra. Istilah pellagra berasal
dari bahasa Italia, pelle (kulit) dan agra (kasar). Penyakit pellagra stadiurm lanjut
dicirikan oleh tiga d's pellagra yaitu: dermatitis, diare dan depresi. Gejala awal
defisiensi niasin adalah: Gangguan seperti terbakar, lidah merah dan bengkak
yang sering terjadi dengan defisiensi riboflavin. Gejala neurologik berhubungan
dengan degenerasi jaringan syaraf, dan gejalanya adalah: insomnia, iritasi, vertigo,
nanah dan halusinasi (pada kondisi kronis).
Asam Folat
Defisiensi asam folat dapat disebabkan oleh asupan yang tidak cukup,
tidak sempurna, tinggi badan atau badan selama proses penggunaan makanan
asam folat. Defisiensi vitamin ini dapat menyebabkan toksemia kehamilan,
14
infeksi, scurvy dan meumatoid arthritis. Toxemia kehamilan adalah kondisi yang
terjadi saat akhir kehamilan, termasuk juga curah darah tinggi, proteinuria, dan
edema. Konsumsi alkohol yang dapat membantu menghilangkan asam folat.
Individu yang beresiko defisiensi asam folat antara lain wanita hamil, orang lanjut
usia, alkoholik, dan orang yang minum obat-obatan tertentu dan oralepsi oral.
Piridoksin
Vitamin B12
Defisiensi vitamin B12 menimbulkan pernicious anemia sebagai akibat
dari: konsumsi rendah atau gangguan dalam proses penyerapan (misalnya
defisiensi intrinsic factor).Anemia pernicious dicirikan oleh terbentuknya
megaloblast (macrocytes).Erythroblast merupakan cikal bakal sel darah merah,
dibentuk di dalam sumsum tulang belakang.Vitamin Bi2 sebagai koenzim
menyediakan grup metil untuk sintesis DNA.Apabila defisiensi vitamin B12,
maka DNA tidak dapat diproduksi sehingga sel tidak dapat membelah diti
Sedangkan produksi RNA tetap normal, dan sintesis protein berlanjut terus,
sehingga ukuran sel darah merah bertambah besar, menjadi megaloblast
(macrocytes)
15
Gejala awal defisiensi vitamin C, dalam perannya mernpertahankan
integritas kapiler adalah: (a) gusi berdarah dan (b) pintpoint hemorrhage
(pecahnya urat darah kapiler di bawah kult) Apabila defisiensi berlanjut, akan
terjadi: (a)sintesis kolagen terhambat, (b) pendarahan berlanjut, (c) otot, termasuk
otot jantung melemah, (d) Kulit menjadi kasar, kecoklatan dan kering, (e) luka
sulit disembuhkan, (0) pembentukan tulang terhambat, ujung tulang melunak dan
sakit, (g) gigi cepat tanggal, (h) defisiensi zat besi yang dapat menyebabkan
anemia.
MINERAL
Kalsium (Ca)
Kekurangan atau kelebihan komsumsi kalsium akan menyebkan terjadinya
metabolisme kalsium yanh tidak normal. Contoh defisiensi kalsium adalah
osteoporosis dan osteomalacia, sedangkan contoh kelebihan kalsium adalah
hiperkalasemia, tetany, dan rigor kalsium.
Magnesium
Defisiensi Mg dapat terjadi akibat kelaparan, muntah-muntah luka akibat
operasi, transit time makanan dalam usus singkat, sehingga penyerapan
magnesium rendah. Hal-hal berikut ini dapat timbul bila terjadi defisiensi
magnesium: (a) low magnesium tetany gejala awal yang timbul pada kondisi
tersebut adalah uncontrol neuro muscular tremors (gemetaran) dan kejang-kejang;
(b) kalsifikasi yang tidak diinginkan pada jaringan lunak, yang merupakan
manifestasi dari peningkatan penyerapan kalsium, jika terjadi defisiensi
magnesium, dan pada saat yang sama terjadi mobilisasi kalsium dari tulang; dan
(c) vasodilatasi (pelebaran diameter pembuluh darah) dan perubahan kulit.
16
zat besi dalam waktu lama akan mengakibatkan terjadinya anemia (anemia gizi
besi).
Iodium
Defiensi iodium dapat menyebabkan timbulnya gondok , yaitu
kondisi yang ditandai dengan membesarnya bagian leher akibat pembesaran
kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid merupakan kompensasi terhadap
keterbatasan jumlah iodium yang penting untuk sintesis hormon tiroksin.
Kritinisme dapat terjadi pada anak yang dilahirkan oleh ibu yang
kekurangan iodium, dan hidup di daerah endemic golter, anak penderita
kritinismne terganggu pert8umbuhan fisiknya(kerdil) dan mengalami gangguan
mental.
Seng (Zn)
Kekurangan Zn dapat menyebabkan timbulnya kekurangan
tembaga (Cu), hambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan organ
reproduksi, anemia, kurang selera makan dan daya tahan tubuh terhadap infeksi
rendah.
17
Selenium (Se)
Kekurangan selenium dapat menyebabkan timbulnya penyakit Keshan
yang banyak terjadi di Cina.Ciri penyakit tersebut ialah mudah lelah walau hanya
melakukan aktivitas fisik ringan dan hilang selera makan.Penyakit lain yang dapat
timbul akibat kekurangan Se adalah Kashin Beck yang juga banyak terjadi di Cina
dan negara- negara bekas Uni Sovyet.Pada tahap lebih lanjut dapat terjadi
pembengkakan dan perubahan bentuk sendi tulang.Hasil penelitian terakhir
menunjukkan bahwa kekurangan selenium dapat menyebabkan menurunnya
jumlah enzim 5'deiodinase yang bertanggung jawab pada pembentukan T3
(triodothyronin) dari T4 (tiroksin).Hal ini merupakan hubungan yang nyata antara
iodium dan selenium.
Fluor (F)
Defisiensi fluor sangat jarang terjadi. Bila terjadi defisiensi fluor akan
menyebabkan karies (membawa) gigi dan jumlah gigi yang tumbuh tidak
mencapai jumlah normal
Kelebihan fluor disebut sebagai fluorosis, yang mulai terlihat pada awal
tahun 6 tahun. Laki-laki lebih sering terkena fluorosis dari wanita. Enamel gigi
yang menjadi burik atau kehitamar adalah tanda-tanda awal fluorosis, mengalami
lebih banyak lagi gangguan, kesabaran, sakit persendian, deformasi tulang
belakang (bungkuk) dan betis bengkok. Asupan kalsium yang rendah dan
Molibdenum yang tinggi akan memperparah sindroma Asupan fluor yang tinggi
juga akan mempengaruhi metabolisme, yang menyebabkan timbulnya
hipotroidisme.
Pada saat ini, Indonesia menghadapi dapi masalah gizi ganda, yaitu
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya
disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya persediaan pangan; kurang baiknya
kualitas lingkungan (sanitasi); kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan; dan adanya daerah miskin gizi (iodium).
Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu
seimbang dan kesehatan.
18
Masalah Gizi Kurang
KEP berat pada orang dewasa yang disebabkan oleh kelaparan, pada saat
ini su ada lagi. KEP berat pada orang dewasa yang dikenal sebagai honger
oedeem. KEP saat ini terutama pada anak balita. Hasil analisis data antro melalui
Susenans di seluruh provinsi pada tahun 1989 sampai dengan tahun 20 pada Tabel
13.3. Analisis data dilakukan oleh Direktorat Bina Gi partemen Kesehatan dengan
pria yang dikenal dengan istilah Z.score.
Prevalensi gizi buruk (<-3,0 SB) mencari peningkatan dari tahun 1989
hingga tahun 1989 untuk tahun 1995 dan meningkat pada tahun 2002 dan 2003.
Prevalensi gizi kurang (-3,0 SB hingga -2,0 SB) cenderung menurun dari tahun
2002 sampai tahun 2003, untuk sedikit meningkat pada tahun 2001 dan pada
tahun 2002 dan 2003. Prevalensi gizi buruk / KEP berat tertinggi (> 10%) pada
tahun 1999 ter- dapat di 5 propinsi yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, NTB, NTT dan Kalimantan Selatan. KEP lebih banyak jumlahnya di
daerah pedesaan daripada perkotaan. Di samping kemiskinan, faktor yang lain
adalah, pengetahuan tentang faktor-faktor yang diperlukan yaitu, pengetahuan
masyarakat tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan / atau memberikan
makanan setelah bayi disapih juga tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat.
19
survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) untuk ibu hamil, yaitu sebesar 70%.
SKRT tahun 1992 mencatat prevalensi AGB untuk ibu hamil sebesar 63,5% dan
balita 55,5%.
Data tersebut menunjukan bahwa tahun 1995 Angka AGB tinggi untuk
semua golongan, yaitu untuk semua umur serta Ibu hamil dan menyusui,
sedangkan SKRT tahun 2001, hanya mencatat prevalensi AGB untuk balita dan
ibu hamil, yaitu meningkat dari 40,5% pada tahun 1995 menjadi 48,1% pada
balita, dan menurun dari 50,9% pada tahun 1995 menjadi 40,1% pada ibu hamil
Data tersebut menunjukan bahwa pada tahun 1995 angka AGB untuk semua
golongan, yaitu berkisar sekitar 40,5%-57,9% Prevalensi AGB tertinggi (remaja)
dan pendapatan pada usian > 64 tahun (setengah tua), yaitu masing-masing
sebesar 57,9%, berikutnya pada usia 10-14 tahun (remaja) dam usia 55-64 tahun(
setengah tua), yaitu masing masing sekitar 57,7 dan 51,1%. Prevalensi AGB
tinggi tersedia baik pada laki-laki dan perempuan.Prevalensi GB untuk ibu hamil
pada tahun 1995 turun bila di bandingkan dengan tahun 1992, yaitu dari 63.5%
menjadi 50.9%.
20
Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. Provinsi selebihnya menunjukan
prevalensi GAKI ringan ( TGR 5%-19,9%).
Kurang Vitamin A
21
produk pangan yang tepat dan terjangkau oleh masyarakat luas, (7) intervensi
langsung terhadap makanan tambahan (PMT), penyeberangan vitanitasi Sebuah
dosis tinggi, rabler dan sirop besi serra menjaga minyak beriodium; (8) balik
keschatan lingkungan; (9) upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, zat
asam dan zat besi; (10) upaya pengawasan makanan dan makanan kesehatan
nasional terutama melalui peningkatan produicsi uman; dan (11) upaya penelitian
dan pengembangan pangan dan gizi.
22
25, I-30,0, sedang obesitas IMT> 30,0 .Data ini menunjukkan bahwa prevalensi
kegemukan dan ketepatan waktu pada 19-65 tahun lebih besar pada laki-laki laki-
laki
23
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah terhadap
larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan
tersebut merupakan sumber vitamin yang baik. Adapula larangan makan ikan
bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat menyebabkan cacingan. Padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan
bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang yang status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi, sebaliknya orang
dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang
bergizi.
Pengkajian
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social dan ekonomi.
d. Faktor psikilogis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. pemeriksaan fisik
24
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badat: obesitas, kurus.
c. Otot : flaksi/lemahm tonus kurang, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf: binggung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun.
e. Fungsi gastointertesinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pemebsaran liver.
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah tinggi/rendah.
g. Rambut: kusam,kering,pudar,kemerahan,tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i. Bibir: kering, pucat,pecah-pecah, bengkak,lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
j. Gusi : berdarah, peradangan.
k. Lidah: edema, hiperemis.
l. Gigi : karies, nyeri, kotor.
m. Mata : konjungtiva pucatm kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah.
o. Pengukuran antropemetri:
Berat badan ideal:(TB-100)±10%
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (MAC)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Pria : 28,8 cm
Lipatan kulit otot Trisep(TSF)
Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
4. Laboratorium
25
a. Efek dari pengobatan.
b. Muntah/mual.
c. Gangguan intake makanan.
d. Radiasi/kemoterapi.
e. Penyakit kronis.
a. Anoraksi nervosa.
b. Pembedahan.
c. Kehamilan.
d. Kanker.
e. Anemia.
f. AIDS.
g. Marasmus.
26
6. Lakukan latihan aktif dan pasif. 6.mencegah
nafsu makan.
7. Monitor hasi lab, seperti 7.memonitor
glukosa,elektrolit,hemoglobin,kolab status nutrisi
orasi dengan dokter.
a. Obesitas .
b. Hipotiroidesme.
c. Paisen dengan pemakaian kortikostreroid.
d. Imobilisasi yang lama.
e. Cushing syndrome.
f. Bumilia.
intervensi Rasional
1.Lakukan pengkajian kembali 1.informasi dasar untuk
pada pola makan pasien. merencanakan awal dan validasi
data.
2.Diskusikan dengan pasien 2.membantu mencapai tujuan.
tentang kelebihan makan.
3. diskusikan motivasi untuk 3.membantu memecahkan
menurunkan berat badan. masalah.
4.kolaborasi dengan ahli diet 4.menetukan makanan yang
yang tepat. sesuai dengan pasien.
27
5.ukur intake makanan selama 5. mengetahui jumlah kalori
24 jam. yang masuk.
BAB III
28
Antopometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antrometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan
jumah air dalam tubuh.
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Lingkar lengan atas
merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah
dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh.
Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah
kulit.
29
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk
menilai keadaan gizi dan pertumbuhan.
4. Lingkar Kepala
5. Lingkar Dada
30
a. Menyiapkan pita ukur.
b. Melingkarkan pita pengukur pada daerah dada.
c. Mencatat hasil pengukuran
6. Panjang Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada
lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang,
bertambah bungkuk, sehimgga bertambah sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau
nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.
7. Lingkar Perut
Cara pengukuran :
8. Tekanan Darah
31
a. Pasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2-3 cm
dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat diatas
denyutan arteri di lipat siku.
9. Suhu
Nilai suhu tubuh dipengarui metabolism tubuh dan aliran darah, serta hasil
pengukuran akan berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. Suhu tubuh dapat
diketahui dengan menggunakan alat thermometer. Pengukuran suhu dapat
dilakukan dengan cara :
1. Axiler
2. Oral
Cara pengukurannya
3. Rectal
32
a. Ujung thermometer sedikit diberi pelican.
b. Ujung air raksa dimasukkan ke anus.
c. Pembacaan hasil dilakukan setalah 5 menit
sebelum bisa menghitung kebutuhan kalori tubuh per hari, Ada hal yang harus
bisa dulu mengetahui berapa BMR (basal metabolic rate) . BMR itu adalah
energi/kalori yang dibutuhkan selama sehari, dalam kondisi istirahat .
Keterangan :
33
Perkerjaan rumah 3,0 2,4
Kerja ringan(menyapu) 2,6 2,0
Memasak,mencuci piring
Kerja ringan(Cuci piring) 4,6 3,4
Mengepel,mengelap kaca
Kerja berat(cuci karpet) 5,0 4,0
Rumus BMI (Body Mess Index) atau biasa juga disebut IMT (Indek Massa Tubuh)
sering kali di jadiak acuan untuk mengetahui berat badan seseorang. Rumus ini
memadukan perhitungan antara tinggi dan berat badan seseorang. Sehingga
hasilnya akan menjadi berat badan ideal orang tersebut. Berukut ini rumusnya:
Sebagai Contoh: Berat badan Yani adalah 58 kg dengan tinggi badan 168 cm
34
BMI > 27 Obesitas – Sebaiknya segera membuat
program menurunkan berat badan karena
anda termasuk kategori obesitas/ terlalu
gemuk dan tidak baik bagi kesehatan.
PENGERTIAN
TUJUAN
kebutuhan pasien.
INDIKASI
PERSIAPAN ALAT
o Piring
o Sendok
o Garpu
35
o Gelas dengan penutupnya
o Serbet
o Pengalas
36
Menurut Siti Bandiyah (2009) Pemberian makanan melalui selang penduga
lambung (maagslang) dilakukan pada pasien :
1) Pasien yang tidak dapat makan, menelan, atau pasien yang tidak sadar.
2) Pasien yang terus menerus tidak mau makan sehingga membahayakan
jiwanya, misalnya pasien psikiatri (kelainan jiwa)
3) Pasien yang muntah terus menerus.
4) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), prematur, atau dismature.
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung
4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general
anaesthesia)
Persiapan
Persiapan Alat Dan Bahan Bagi Petugas
Baki dan alas berisi :
37
9. Lidi watten atau cutton bud
10. Mangkok berisi air matang (bila tidak ada stetoskop)
11. Makanan dalam bentuk cair
12. Spuit 20-50 ml
13. Corong makan (bila perlu)
14. Gelas berisi air matang untuk membilas
15. Obat-obatan (bila ada)
16. Waskom berisi larutan clorin 0,5%
17. Sampah medis dan non medis
18. Buku catatan dan alat tulis
Persiapan Pasien
1. beri tahu pasien / orang tua (pada pasien bayi atau anak-anak) tindakan
yang akan dilakukan.
2. atur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari bidan atau posisi
semi fowler dengan bantuan bantal dibelakang dan dibahu, pasien yang
gelisah / tidak tenang sebaiknya diikat kaki dan tangannya.
3. bentangkan serbet atau pengalas di bawah dagu pasien,
Persiapan Ruangan
1. pasang sampiran atau penutup tirai
2. ruangan harus bersih
Prosedur kerja
Pemasangan sonde
38
gelembung berarti ujung NGT masuk ke dalam paru, dan
jika tidak ada gelembung berarti sudah masuk ke dalam
lambung. Setelah itu di klem/ dilipat kembali
2. Masukkan udara dengan spuit 3cc ke dalam lambung
melalui NGT dan dengarkan dengan stetoskop, bila
terdengar bunyi berarti sudah masuk ke lambung, setelah
itu tarik kembali spuit untuk mengekuarkan udara yang
sudah dimasukkan
6. Stabilkan selang dengan menahannya / memplesternya ke pipi,
bukan ke dahi karena kemungkinan terjadinya kerusakan pada
lubang hidung. Untuk mempertahankan letak yang tepat ukur dan
catat panjang selangyang dimasukkan dari hidung/ mulut ke lubang
bagian distal saat selang di pasang untuk pertamakalinya. Perksa
ulang pengukuran ini setiap kali sebelum pamberian makan
7. Setelah selesai maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan
cara pasang spuit pada ujung pipa
8. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia dengan cara
menghangatkan dulu makanan cair sesuai suhu ruangan. Untuk
memulai aliran, berikan dorongan lembut dengan plunger, tetapi
kemudian lepaskan plunger dan biarkan air mengalir ke dalam
lambung berdasarkan gravitasi.
Pelepasan sonde
1. Bilas selang dengan air steril (1/2 ml untuk selang kecil, 5-15 ml / lebih
untuk selang yang besar)
2. Tutup atau klem selang untuk mencegah hilangnya makanan
3. Catat reaksi pasien pasca pemberian makanan, rapikan alat, pasien dan
lingkungan.
Petugas mencuci tangan dengan teknik 7 langkah dan dokumentasikan tindakan.
Dokumentasi :
39
BAB VI
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
40
Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita bisa
simpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting. Banyak
sekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi tubuh kita. Kebutuhan
nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain daandapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi
enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-
ancaman penyakit.Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera diselesaikan
dengan tindakan-tindakan yang tepat.
4.1. Saran
41