Anda di halaman 1dari 13

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Penilaian

Salah Satu Mata Ajar Keperawatan Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Awatiful Azza, Sp.Kep. Mat.

Disusun Oleh

Muhammad Gimnastiyar Reza Pahlevi

(1811012020)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER SORE

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemne keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan
priorotas utama dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopat. Sebagai mana proses
keperawatan dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga
daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen
lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari pengambilan keputusan ?
2. Apa fungsi dan tujuan pengambilan keputusan ?
3. Apasaja model-model dari pengambilan keputusan ?
4. Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan ?
5. Bagaimana teknik pengambilan keputusan ?
6. Bagaimana fase pengambilan keputusan ?
7. Apasaja tipe-tipe proses pengambilan keputusan ?
8. Apasaja Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah ?
9. Bagaimana pengambilan keputusan kelompok ?

2
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses pengambilan keputusan secara tepat dan terarah.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan
b. Mengetahui fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
c. Mengetahui model-model dari pengambilan keputusan
d. Mengetahui langkah-langkah pengambilan keputusan
e. Mengetahui teknik pengambilan keputusan
f. Mengetahui fase pengambilan keputusan
g. Mengetahui tipe-tipe proses pengambilan keputusan
h. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
i. Mengetahui Bagaimana pengambilan keputusan kelompok

D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan Makalah ini, baik bagi penyusun maupun
pembaca yaitu dapat menambah tabungan informasi mengenai proses
pengambilan keputusan dengan baik dan benar sesuai dengan aturan-aturan
yang ada.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan
ini memegang peranan penting terutama bila manajer melaksanakan fungsi
perencanaan. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan
organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa
yang akan melaksanakan tugas tersebut (Handoko, 2009).
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan
sering didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan
tertentu. Pengambilan keputusan sering dianggap sinonim dengan manajemen
(Marquis & Huston, 2010).

B. Fungsi dan tujuan pengambilan keputusan


Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua
aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar
kelompok, baik secara institusionalnya maupun secara organisasional. Selain
itu pengambilan keputusan juga merupakan sesuatu yang bersifat futuristik,
artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, di mana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan
untuk mencapai tujuan organisasinya. Yang diinginkan semua kegiatan itu
dapat berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai dengan mudah dan efisien.
Namun kerap kali terjadi hambatan- hambatan dalam melaksanakan kegiatan.
Ini merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh pimpinan organisasi.
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Kerap kali pengambilan keputusan itu hanya merupakan satu segi saja,
misalnya hanya menyangkut segi keungan saja dan kalau dipecahkan tidak
menimbulkan efek sampingan atau akibat lain. Tetapi ada kemungkinan dapat

4
saja terjadi masalah yang pemecahannya menghendaki dua hal kontradiksi
terpecahkan sekaligus (Syamsi, 2000).
Oleh karena itu tujuan pengambilan keputusan itu dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut:
 Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi
apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah,
artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah
lain.
 Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau yang tidak bersifat
kontradiktif.

C. Model Pengambilan Keputusan


1. Model normatif
Model normatif untuk pembuatan keputusan ini tidak realistis karena
asumsinya jelas memilih diantara alternative yang teridentifikasi. Ada
tujuh langkah untuk membuat keputusan dalam model analisis ini :
a) Menemukan dan menganalisis masalah
b) Mengidentifikasi semua alternatif yang memungkinkan
c) mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing alternatif
d) Mengurutkan alternatif
e) Memilih alternative yang dapat memaksimalkan kepuasaan
f) Pelaksanaan
g) Evaluasi.
(Swanburg, 2000)

5
2. Model pohon keputusan
Vroom menggunakan jawaban untuk tujuh pertanyaan diagnostik
dalam bentuk pohon keputusan untuk mengidentifikasi tipe-tipe gaya
kepemimpinan yang digunakan dalam model manajemen pembuatan
keputusan. Pertanyaan berfokus pada perlindungan kualitas dan
penerimaan keputusan dan kesesuaian yang adekuat dari informasi,
keseuaian tujuan, struktur masalah, penerimaan oleh subordinat, konflik,
keadilan, dan prioritas implementasi (Swanburg, 2000).
3. Model deskriptif
Simon mengembangkan model ini didasarkan pada asumsi bahwa
pembuat keputusan adalah seseorang yang melihat masalah secara rasional
dalam membuat solusi yang bisa dilakukan yang didasarkan pada
informasi yang diketahuinya. Model ini dapat digunakan untuk membuat
berbagai keputusan yang informasinya tidak lengkap diakibatkan karena
keterbatasan waktu, uang, atau orang dan kenyataan bahwa orang tidak
selalu memilih yang paling baik (Swanburg, 2000).
Ada lima langkah pengambilan keputusan dalam model dekripsi :
a) Menetapkan tujuan yang dapat diterima
b) Menguraikan persepsi subjektif tentang masalah
c) Mengidentifikasi alternatif yang bisa diterima
d) Mengevaluasi setiap alternative
e) Menyeleksi alternative
f) Menerapkan keputusan
g) Evaluasi
(Swanburg, 2000).

D. Langkah-langkah Mengambil Keputusan


Manajemen keperawatan membutuhkan keputusan yang dibuat oleh
perawat manajer pada setiap tingkatan bagian dibangsal atau unit (Swanburg,
2000). Banyak waktu manajer dihabiskan untuk mengkaji isu, menyelesaikan
masalah, dan membuat keputusan secara kritis. Kualitas keputusan yang

6
dibuat oleh pemimpin atau manajer merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam keberhasilan atau kegagalan mereka (Marquis & Huston,
2010).
Menyebutkan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan,
perlu digunakan model proses yang adekuat sebagai dasar teori untuk
memahami dan mengaplikasikan keterampilan berpikir kritis. Ada lima
langkah kritis dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan,
yaitu: (Marquis & Huston, 2010)
1. Penetapan tujuan : Penetapan tujuan harus jelas dan konsisten dengan
pernyataan filosofi individu atau organisasi. Jika aspek tersebut tidak
terpenuhi, maka kemungkinan keputusan yang dibuat berkualitas buruk.
Mengemukakan hal pertama yang harus dilakukan seorang manajer
adalah menemukan dan memahami masalah untuk diselesaikan agar
perumusan masalah menjadi jelas. (Handoko, 2009)
2. Mengumpulkan data secara cermat : Setelah manajer menentukan atau
merumuskan masalah dan tujuan, manajer harus menentukan data-data
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat (Handoko, 2009).
Pengumpulan data dimulai dengan mengidentifikasi masalah atau
kesempatan untuk mengambil keputusan dan berlanjut ke proses
penyelesaian masalah. Ketika mengumpulkan informasi, manajer harus
berhati-hati agar data yang dimilikinya dan orang lain tidak salah fakta
(Marquis & Huston, 2010).
3. Membuat banyak alternatif : Semakin banyak alternatif yang dapat dibuat
dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan, semakin besar
kesempatan menghasilkan keputusan akhir. Dengan tidak membatasi
hanya pada satu alternatif yang jelas, orang akan mampu untuk
menerobos pola kebiasaan atau pengekangan berpikir dan memungkinkan
munculnya gagasan baru (Merquis & Huston, 2010). Setelah membuat
alternatif keputusan, manajer harus mengevaluasi alternatif tersebut untuk
menilai keefektifitasannya, dan langkah selanjutnya adalah memilih

7
alternatis terbaik yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan
(Handoko, 2009).
4. Berpikir logis : Selama proses penyelesaian masalah, seseorang harus
menarik inferensi (simpulan) informasi dan mempertimbangakan
informasi serta alternatif secara cermat. Kesalahan berlogika pada titik ini
akan mengarahkan pada kualitas keputusan yang buruk. Ada beberapa
cara berpikir yang tidak logis, seperti: terlalu menggeneralisasi, afirmasi
konsekuensi, dan berargumen dengan analogi (Marquis & Huston, 2010).
5. Memilih dan bertindak secara efektif : Mengumpulkan informasi yang
adekuat, berpikir logis, memilih diantara banyak alternatif, dan
memahami pengaruh nilai-nilai individu tidaklah cukup. Dalam analisis
akhir, seseorang harus bertindak. Banyak orang yang menunda untuk
bertindak karena mereka kurang berani untuk menghadapi konsekuensi
pilihan yang mereka ambil (Marquis & Huston, 2010). Pada tahap ini
manajer perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai
konsekuensi keputusan yang telah dibuat, karena dengan mengambil
langkah tersebut manajer dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan
terjadi (Handoko, 2009).

E. Teknik pengambilan keputusan


1. Operational research/Riset operasional : Penggunaan metode saintifik
dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier programming : Riset dengan rumusan matematis
3. Gaming war game : Teori penentuan strategi
4. Probability : teori kemungkinan yang ditetapkan pada kalkulasi
rasional atas hal-hal tidak normal

F. Fase pengambilan keputusan


1. Aktivitas intelegensia : Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang
mengharuskan keputusan dipilih atau tidak

8
2. Aktivitas desain : kegiatan yang mengemukanan konsep berdasarkan
aktivitas intelejensia untuk mengenai tujuan
 Aktivitas desain meliputi :
a) Menemukan cara-cara/metode
b) Mengembangkan metode
c) Menghasilkan tindakan yang dilakukan

Aktifitas pemilihan : memilih sesuatu dari sekian banyak alternative


dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasarkan
atas kriteria yang telah ditetapkan.

Dari tiga aktivitas tersebut dapat disimpulkan tahan pengembalian


keputusan adalah :

 Mengidentifikasi masalah utama


 Menyusun alternative
 Menganalisis alternative
 Mengambil keputusan yang terbaik

G. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan


Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) adalah tindakan
manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2
dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan
pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg
sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Contoh:

9
Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan
alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak
terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar.

H. Langkah-langkah pemecahan masalah


1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah
yang dihadapi
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan
3. Mengolah fakta dan data
4. Menentukan beberapa alternative pemecahan masalah
5. Memilih cara pemecahan dari alternative pemecahan masalah
6. Memutuskan tindakan yang diambil
7. Evaluasi

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah


1. Trial & error
Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah
tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/
mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat
berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Contohnya : ada klien panas,
dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba
diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil panasnya
turun, dll.
2. Intuisi
penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati.
Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah,
karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga

10
dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau
pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
3. Nursing process
Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian
masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah
meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang
merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
klien.
4. Scientifik methode/Research Process
Proses riset/penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah
berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan
pendekatan yang sistematis

J. Pengambilan keputusan kelompok


Ada dua criteria utama untuk pengambilan keputusan yang efektif :
1. Keputusan harus berkualitas tinggi dan dapat mencapi tujuan atau
sasaran yang sebelumnya telah didefinisikan
2. Keputusan harus diterima oleh orang yang bertanggung jawab
melaksanakannya. Contoh : Rapat merupakan salah satu alat terpenting
untuk mencapai informasi dan mengambil keputusan. Ada
keuntungan-keuntungan tertentu untuk dapat dipetik melalui suatu
rapat, yaitu :
 Masalah yang timbul menjadi jelas sifatnya karena dibicarakan
dalam forum terbuka
 Interaksi kelompok akan menghasilkan pendapat dan buah pikiran
serta pengertian yang mendalam
 Penerimaan dan pelaksanaan keputusan diambil oleh peserta rapat
 Rapat melatih menerima pendapat orang lain
 Melalui rapat peserta dilatih belajar tentang pemikiran orang lain
dan belajar menempatkan diri pada posisi orang lain.

11
Langkah utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan
proses pemecahan masalah. Fase ini termasuk mendefinisikan tujuan,
memunculkan pilihan, mengidentifikasi keuntungan dan kerugian
masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan, menyelesaikan
pilihan baik untuk menilai sebelum mendefinisikan tujuan,
implementasi dan evaluasi.

12
BAB III
PENUTUP

A. PENUTUP
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan
sering didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan
tertentu. Pengambilan keputusan sering dianggap sinonim dengan
manajemen.
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua
aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar
kelompok, baik secara institusionalnya maupun secara organisasional. Model
normative, Model pohon keputusan, model deskriptif.
Manajemen keperawatan membutuhkan keputusan yang dibuat oleh
perawat manajer pada setiap tingkatan bagian dibangsal atau unit. Penetapan
tujuan, mengumpulkan data secara cermat, membuat banyak alternative,
berfikir logis, Memilih dan bertindak secara efektif.
Teknik pengambilan keputusan yaitu Operational research/Riset
operasional : Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan
persoalan. Linier programming : Riset dengan rumusan matematis. Gaming
war game : Teori penentuan strategi. Probability : teori kemungkinan yang
ditetapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) adalah tindakan
manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Factor yang
mempengaruhi pemecahan masalah yaitu Trial & error, intuisi, nursing
process, Scientifik methode/Research Process.

13

Anda mungkin juga menyukai