Nensi Tue
Nensi Tue
PENDAHULUAN
1
BAB 11
PENGUJIAN LAPANGAN
2.1 Sondir
2.1.1 Latar Belakang
Sondir adalah salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi untuk
mengetahui letak kedalaman tanah keras ,yang nantinya dapat diperkirakan seberapa
kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan diatasanya. Tes ini biasanya
dilakukan sebelum membangun pondasi tiang pancang,atau pondasi-pondasi dalam
lainnya.
Data yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan
dari tanah terhadap konus,serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud.
Hambatan pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada
selubang bikonus alat sondir dalam gaya persatuan panjang.
2.1.2 Tujuan
Tujuan utama dari sondir :
untuk menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai.
Untuk menghitung daya dukung tanah asli
Untuk menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakan nantinya
2
Tidak dapat mengetahui tanah secara langsung
2.1.4 Peralatan
Mesin sondir
Satu set batang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya 1m
Manometer 2 buah (kapasitas 0-50 kg/cm dan kapasitas 0-250 kg/cm)
Satu buah bikonus dan satu buah paten konus
Satu set (2) buah angker
3
2.2 Boring
2.2.1 Latar Belakang
Hasil penyelidikan geofisika atau pendugaan untuk keperluan teknik sipil
biasanya masih dirasa sangat kurang sehingga sangat diperlukan
pengetahuan/parameter - parameter yang lebih teliti, maka eksplorasi tanah ini harus
dilengkapi dengan pengambilan contoh tanah dari lapisan bawah . inikator yang
berhubungan dengan karateristik mekanik tanah pondasi dapat dicari dengan
pengujian – pengujian yang sesuai pada letak asl tanah tersebut.
Untuk maksud itu, biasanya dibuatkan suatu lubang bor kedalam tanah
pondasi dan Kemudian dilakukan berbagai pengujian, diantaranya adalah
pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sampling) tanah tidak terganggu
(undisturbed sampling).
Untuk mendapat hasil yang lebih baik dan efesien adalah dengan cara
menggabungkan kedua ilmu tersebut yaitu geoteknik dengan ilmu geofisika seperti
geolistrik .
2.2.2 Tujuan
Untuk mendapat suatu gambaran yang baik tentang struktur dan susunan
tanah, diadakan penelitian. Adapun guna dari penelitian/penyelidikan tanah tersebut
antara lain adalah berikut :
Untuk mendapatkan posisi muka air tanah
Untuk pengambilan sampel tanah tidak terganggu dan tanah terganggu guna
keperluan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan parameter-parameter
tanah yang diperlukan bagi perencanaan teknik sipil.
Pengenalan lapangan atau keadaan lapisan tanah
penentuan Kedalaman Pondasi atau type pondasi yang akan digunakan
apakah pondasi dalam atau pondasi dangkal
penentuan daya dukung tanah untuk jenis pondasi yang dipilihpenurunan
(Settlement) yang akan terjadi
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Pemboran beserta pengambilan contoh,eksplorasi tanah dan atau
pengujian pada letak tanah asli dapat memberikan informasi yang lebih teliti
4
dan terpercaya mengenai karakteristik-karakteristik fisik dan mekanis tanah
pondasi dari cara-cara lainya.
Kelemahan
Metode ini hanya memberikan informasi dalam arah vertikal pada titik
pemboran ,sehingga untuk memperkirakan luas atau penyebaran karakteristik
tanah dalam arah mendatar,apabila diperlukan suatu rencana survey yang
menggabungkan pengujian pemboran dengan metode survei geofisika seperti
geolistrik.
2.2.4 Peralatan
Penyelidikan tanah ( SoilInvestigation ) tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara atau metode dan menggunakan berbagai macam/jenis peralatan.
Adapun alat yang kami gunakan untuk membuat laporan ini adalah sbb:
HelicalAugers(bor spiral) alat bor kecil dengan diameter minimun 1,5 inch.
Post hole (iwan type ,tanpa casting)
Drive hand
Alat pemutar pipa bor
Kunci inggris
Mistar
Mata bor
2.2.5 Cara Kerja
Sebelum melakukan pemboran maka disiapkan alat-alat yang akan kita pakai
untuk pengeboran, mata bor dihubungkan dengan stang bor dan di masukan
kedalam tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah pada titik yang
telah ditetapkan. Matabor ditekan langsung kedalam tanah dengan cara
memutar stang bor tersebut .
Pengambilan tanah di ambil tiap interval 20 cm dari muka tanah dan
seterusnya sampe kedalaman 100 cm .setelah pengeboran dengan mata bor
mencapai setiap kedalaman 20 cm maka stang bor ditarik dan tanah ikut
terangkat pada mata bor di ambil kira –kira segenggam dan di masukan
kedalam kantong plastik
Pekerjaan diulang sampai kedalaman yang di tentukan sesuai petunjuk dalam
tugas praktikum.Selama pengeboran sampel tanah di kumpulkan dari
5
berbagai kedalaman untuk di analisis lebih lanjut. Pada bagian ini akan
dibahas secara ringkas beberapah metode untuk pengambilan sampel tanah.
2.2.6 Tabel Data
7
Untuk menentukan kepadatan dilapangan yang telah dipadatkan pelapis ,maka
caranya adalah
Tanah yang telah dipadatkan bagian atasnya diratakan danletakanlah
plat dasar dalam posisi datar .
Tanah yang sudah dipadatkan dibawah lubang plat dasar dikeruk dan
dimasukan kedalam suatu tempat untuk ditimbang
Tanah dibawah lubang plat dasar diambil dan dikeruk dan dimasukan dalam
suatu tempat untuk ditimbang.Botol bercorong yang berisi pasir standar tersebut
ditaruh diatas plat dasar yang berlubang tadi dengan lubang corong menghadap
persis keatas lubang tanah yang dikerik tadi. Kemudian kran dibuka dan pasir
standart dalam melalui corong masuk ke dalam lubang yang di keruk tadi
hingga penuh, setelah penuh keran di tutup kembali. Kemudian botol + pasir
standart + corong kuningan yang telah dipakai untuk mengisi lubang tadi
diambil dan kemudian di timbang dengan beratnya = w3.
8
BAB 111
PENGUJIAN LABORATORIUM
3.1 Gravimetri
3.1.1 Latar Belakang
Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%).
3.1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam tanah.
3.1.3 Peralatan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian kadar air tanah/ water content (
𝜔 adalah :
Neraca
Cawan
Oven listrik
Contoh tanah hasil boring
9
(c) gram Berat air (b-c) gram Berta tanah kering (c-a) gram Water Content
3.1.6 Tabel Data
TABLE
Jumlah Percobaan
KADAR AIR Rata - rata
1 2 3
10
3.2.2 Peralatan
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu
Cawan kadar air/container ( 4 buah )
Desikator
Timbangan
Alat batas cair standart
Spatula dan grooving tool
Cawan adukan
Pelat kaca untuk menggelitir tanah
Mangkok porselin besar, untuk mencampur dan mengaduk tanah .
Botol plastic
2.5 Cara Kerja
Menimbang dan mencatat berat cawan yang akan dipergunakan.
Menyiapkan benda uji secukupnya pada cawan adukan. Menambahkan air suling
sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan spatula hingga kadar air merata.
Meletakan sebagian benda uji diatas mangkuk alat batas air standart ( alat dari
Casagrande ) dan meratakan permukaanya. Kemudian membuatnya sedemikian
sehingga bagian yang paling tebal + 1 cm dari dasar mangkuk tadi.
Membuat alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkuk itu dengan
grooving tool, melalui garis tengah pemegang mangkuk dan simetris. Dengan
memperhatikan bahwa posisi grooving tool harus tegak lurus permukaan
mangkuk.
Memutar alat tersebut sedemikian dengan kecepatan dua putaran setiap detik
dengan konstan serta dengan pemakaian pukulan 9x, 19x, 40x dan 70x.
Pemutaran dilakukan hingga dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-
kira 1,2 cm. Mencatat jumlah putarannya.
Mengambil benda uji pada bagian yang bersinggungan tersebut sepanjang kira-
kira 1,2 m dan meletakan pada container yang sudah diketahui beratnya,
kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.
Memasukan cawan berisi benda uji tadi ke dalam oven dengan suhu ( 110 + 55 )
derajat celcius selama 24 jam hingga kering dan beratnya konstan. Menimbang
benda uji setelah kering dan mencatat beratnya.
11
Mengulangi langkah 2 sampai 7 dengan kadar air yang berbeda. Memuat
sedemikian hingga jumlah putaran berkisar antara 10-40 kali dengan syarat
minimal 2x diatas 25 putaran dan 2x dibawah 25 putaran.
Catatan : Setiap kali memulai dengan kadar air yang berbeda peralatan
yang di pergunakan, terutama growing tool dan cawan casagrande harus dalam
keadaan bersih.
3.2.6 Tabel Data
LEMBAR KERJA ATTERBEG LIMIT
JUMLAH PERCOBAAN
LIQUID LIMIT (LL) SATUAN
1 2 3 4
JUMLAH PUKULAN 5 11 34 50
NOMOR CAWAN 21 29 34 37
BERAT CAWAN KOSONG gr 11,1 11,1 9 9,2
BERAT CAWAN + TANAH BASAH gr 34,8 19,4 24,8 25,3
BERAT CAWAN + TANAH
KERING gr 29,9 17,8 22,0 23,3
BERAT AIR gr 4,9 1,6 2,8 2,0
BERAT TANAH KERING gr 18,8 6,7 13,0 14,1
KADAR AIR Wc (LL) (%) 26,06 23,88 21,54 14,18 18,9
24.00
Kadar Air (%)
20.00
16.00
12.00
1 10 100
Jumlah Pukulan
12
3.3 Gradasi Butiran
3.3.1 Latar Belakang
Suatu klasifikasi mengenai tanah adalah perlu untuk memberikan gambaran
sepintas mengenai sifat-sifat tanah dalam menghadapi perencanaan dan
pelaksanaan.jadi, untuk maksud pemanfaatan contoh-contoh perencanan dan
pelaksanaan di masa yang lampau atau ketelitian penggunaan syarat –syarat
perencanaan yang digunahkan dalam peraturan perencanaan (spesifikasi teknis
perencanaan) ,ternyata diperluhkan suatu klasifikasi tanah yang dikelompokan
menurut suatu kriteria yang sama.
Untuk menentuhkan dan mengklasifikasihkan tanah, diperluhkan suatu
pengamatan di lapangan dan suatu percobaan lapangan yang sederhana. Tetapi jika
sangat mengadahkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan-kesalahan yang
disebabkan oleh perbedaan pengamatan perorangan, akan menjadi sangat besar.
Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu secara
sepintas dibagi dalam tanah berbutir kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu hasil
analisa metanis. Selanjutnya tahap klasifikasi tanah berbutir halus diadakan
berdasarkan percobaan kositensi
Pada analisa hydrometer,contoh tanah yang akan ditest dilarutkan
didalamair;dalam keadaan “dispersed” butiran-butiran tanah yang akan turun
mengendap dengan bebas kedasar bejana. Kecepatan mengendap dari butiran-
butiran tanah berbeda-beda tergantung pada ukuran butiran-butiran tanah tersebut.
Butir tanah yang lebih besar akan mengendap lebih dihulu dengan kecepatan
mengendap lebih besar.
Pada metode ini, butir-butir tanah dianggap berbentuk spheres (bulat), dan
teori yang digunakan untuk menentukan kecepatan turun (mengendap) dari butir-
butir tanah didalam air adalah air didasarkan pada hukum stoke yang persamaanya
adalah sebagai berikut:
V=(ɣs -ɣw)/18ἠ) D2
Dimana :
V =Kecepatan butir-butir tanah (cm/dtk)
ɣs =berat volume butir-butir tanah (gram/cm3)
ɣw =berat volume air (gram/cm3)
ἠ = viscosity / kekentalan air (gram-dtk/cm2)
13
d =garis tengah dari butir-butir tanah
Kalau alat ukur hydrometer didiamkan didalam larutan air +tanah dimana
butir-butir tanahnya dalam keadaan dispersed ,alat ukur hydrometer akan mengukur
spesific gravity dari larutan tersebut sampai dengan keadaan L;kedalaman L
dinamakan kedalaman efektif . pada saat t=t menit dihitung dari saat test dimulai
,butir-butir tanah yang akan mengendap diluar daerah pengukuran (yaitu diluar
efective depth, L) akan menpunyai garis tengah yang bisa dihitung dengan
perumusan sebagai berikut:
Sistem Klasifikasi AASHTO
Sistem klasifikasi tanah sistem AASHTO pada mulanyadikembangkan pada
tahun 1929 sebagai Public Road AdministrationClassification System. Sistem
ini mengklasifikasikan tanah kedalamdelapan kelompok, A-1 sampai A-7.
Setelah diadakan beberapa kaliperbaikan, sistem ini dipakai oleh The
American Association of StateHighway Officials (AASHTO) dalam tahun
1945. Bagan pengklasifikasiansistem ini dapat dilihat seperti pada Tabel 2.4.
dan Tabel 2.5. di bawah ini.Pengklasifikasian tanah dilakukan dengan cara
memproses dari kirike kanan pada bagan tersebut sampai menemukan
kelompok pertama yangdata pengujian bagi tanah tersebut memenuhinya.
Khusus untuk tanahtanahyang mengandung bahan butir halus diidentifikasikan
lebih lanjutdengan indeks kelompoknya. Indeks kelompok didefinisikan
denganpersamaan dibawah ini.
Klasifikasi Tanah Sistem UNIFIED
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Cassagrande dalamtahun 1942
untuk dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapanganternagn yang
dilaksanakan oleh The Army Corps Engineers. Sistem initelah dipakai dengan
sedikit modifikasi oleh U.S. Bureau of Reclamationdan U.S Corps of
Engineers dalam tahun 1952. Dan pada tahun 1969American Society for
Testing and Material telah menjadikan sistem inisebagai prosedur standar
guna mengklasifikasikan tanah untuk tujuanrekayasa.
Sistem UNIFIED membagi tanah ke dalam dua kelompok utama:
a. Tanah berbutir kasar → adalah tanah yang lebih dan 50%
bahannyatertahanpada ayakan No. 200. Tanah butir kasar terbagi atas
kerikildengan simbol G (gravel), dan pasir dengan simbol S (sand).
14
b. Tanah butir halus → adalah tanah yang lebih dan 50% bahannya
lewatpada saringan No. 200. Tanah butir halus terbagi atas lanau
dengansimbol M (silt), lempung dengan simbol C (clay), serta lanau
danlempung organik dengan simbol O, bergantung pada tanah itu
terletakpada grafik plastisitas. Tanda L untuk plastisitas rendah dan tanda
Huntuk plastisitas tinggi.
Adapun simbol-simbol lain yang digunakan dalam klasifikasi tanah
iniadalah :
W = well graded (tanah dengan gradasi baik)
P = poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
L = low plasticity (plastisitas rendah) (LL <50)
H = high plasticity (plastisitas tinggi) ( LL >50)
3.3.2 Tujuan
Tujuan utama dari pengujian pembagian butir ini adalah:
Untuk mengetahui distribusi butir (gradasi)agregat halus dan agregat kasar
dengan menggunahkan saringan untuk butiran-butiran tanah yang tertahan
pada saringan nomor 200
Untuk menentuhkan pembagian ukuran butir (gradasi) tanah yang lolos
saringan nomor 200
Analisis hidrometer (untuk pratikel ukuran < 0,075 mm)
3.3.2 Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
Cepat dan mudah untuk mengetahui atau mengklasifikasikan jenis tanah
berdasarkan ukuran butiran .
Kekurangan
Data yang di dapat hanya sebatasa ukuran butiran saja, sedangkan parameter-
parameter tanah untuk fundasi lainnya harus dilakukan percobaan yang lain.
3.3.3 Peralatan
Ayakan tidak berlubang (lengser) yang diletahkan pada ukuran paling bawah
dari susunan ayakan, tutup ayakan, dan ayakan 4, 10, 20, 40, 100, 200 PAN
Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram.
15
Mangkok keramik yang tabel dengan penumbuk yang mempunyai ujung keras.
Oven
Mesin pengguncang ayakan.
3.3.4 Cara Kerja.
Keringkan contoh tanah yang akan dites didalam oven. Apabila tanah
tersebut mempunyai ukuran butir tes besar = 4.75 mm (ayakan no 4), berat
contoh tanah yang dites harus sebanyak 500 gram : sedangkan apabila
ukuran butir terbesarnya adalah lebih besar dari 4.47 mm, contoh tanah
yang di tes harus lebih dari 500 gram ukuran Lubang Ayakan (US
Standar) yang dipakai dalam Tes Analisa ayakan.
No Diameter
ayakan lubangAyakan
(mm)
4 4,760
10 2,000
20 0,850
40 0,425
100 0,149
200 0,075
PAN 0,000
16
Susun rangkaian ayakan-ayakan yang diperlukan berdasarkan urutan
nomornya.ayakan dengan ukuran lubang besar diletakan diatas ayakan
yang mempunyai ukuran lubang besar lebih kecil. Ayakan nomor 200
diletakan paling bawah ;lengser (pan) diletakan dibawah ayakan no 200
untuk menampung butir-butir tanah yang lolos lewat ayakan no 200. Untuk
standard analisa ayakan,ayakan –ayakan yang digunakan adalah no
4,10,20,40,100,200,dan PAN;kalu ayakan dengan no lain ingin
ditambahkan ,ayakan tersebut dapat disalipkan diantara ayakan-ayakan
yangtelah di susunberdasarkan nomor urutnya.
Letakan semua contoh tanah yang telah disiapkan pada langkah no 3
didalam ayakan yang diletakan paling atas yang dari susunan ayakan yang
telah disiapkan pada langkah no 4.
Tutup ayakan yang telah diisi dengan tanah (pada langkah nomor 5)
17
3.3.5 Tabel Data
ANALISA AYAKAN
Diameter
Saringan Berat Tertahan Presentase Tertahan Presentase Presentase
Ukuran( ( gram ) % Kumulatif % Lolos %
Nomor
mm )
4 4,75 53 5,3 100 94,7
10 2,00 83 8,3 94,7 86,4
20 0,85 179 17,9 86,4 68,5
40 0,425 173 17,3 68,5 51,2
100 0,149 287 28,7 51,2 22,5
200 0,075 47 4,7 22,5 17,8
PAN 0,00 178 17,8 0
Jumlah 1000
100
presentase lolos
80
60
40
20
0
10.000 1.000 0.100 0.010
diameter saringan
18
3.4 Kepadatan Tanah
3.4.1 Latar Belakang
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bilah air ditambhkan pada suatu tanah yang telah dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikel
tanah.karena adanya air partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak
dan bergeser satu sama lain dan membentukkedudukan yang lebih rapat dan padat.
Untuk usaha pemadatan yang sama, besar volume tanah akan naik bila kadar air
dari tanah (padat saat dipadatkan) meningkat. Bila kadar air ditingkat terus selama
usaha pemadatan yang sama,mka berat dari jumlah bahan padat tanah dalam
persatuan volume juga meningkat secara bertahap.setelah mencapai kadar air
tertentu, adanya penambahan kadar air justru akan cenderung menurunkan berat
volume kering dari tanah.
Hal ini disebakan karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori
dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh partikel=partikel padat dari tanah.
Kadar air dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai disemut kadar
air optimum.
3.4.2 Peralatan
Cetakan besi yang berbentuk silinder
Penumbuk
Timbangan dengan ketelitan dengan minimal 0.1 gram
Penampan besar
Jack/dongkrak hidrolik
Penggaris besi dengan pinggiran lurus
Ayakan no. 4
Cawan
Oven
Botol plastic
3.4.3 Cara Kerja
Ambil tanah yang sudah diangin-angin sebanyak 2.5 kg = 2500 gram.,Gumpalan –
gumpalan yang besar dipecah hingga kecil-kecil, setelah menjadi butiran kecil tanah
diayak dengan ayakan no. 4. Kemudian tamah yang sudah diayak tersebut diaduk
dengan air sampai rata untuk mebuat kadar air dari tanah tersebut ± 5%.
19
Setelah langka no.1 maka kemudian kita tentukan berat dari cetakan +plat dasar =
W1.Bagian-bagian dari alat pemadatan yaitu :
- Penumbuk
- Silinder perpanjangan
- Cetakan
- Plat dasar.
Setelah cetakan dan plat dasar ditimbang, maka silinder perpanjangan dipasang pada
bagian atas cetakan, kemudian masukan tanah lembab pada langkah no. 1 kedalam
cetakan yang telah dipasang silinder perpanjangan dalam 3 lapisan yang sama
tebalnya. Dan setiap lapis dipadatkan secara merata dengan standart proctor hammer
sebanyak 25 kali. Lapisan tanah lembab yang terakhir diharpakan bagian atasnya
harus berada diatas sambungan antara silinder perpanjangan dengan cetakan (bagian
tanah lembab yang paling atas setelah dopadatkan masih lebih tinggi dari cetakanya).
Setelah pemadatan selesai, maka silinder perpanjangan dilepas dari cetakan secara
perlahan agar tanah yang sudah dipadatkan tidak rusak . kelebihan tanah yang
dipadatkan dipotong dengan pemotong supaya rata dengan cetakan. Kemudian
cetakan+tanah dasar+tanah yang sudah dipadatkan dan diratakan permukaanya
ditimbang.
Lepaskan plat dari dasar cetakan, kemudian keluarkan tanah yang telah dipadatkan
dari dalam cetakan. Lalu ambilah sedikit tanah yang dikeluarkan dari cetakan tadi
untuk dimasukan kedalam cawan guna dicari kadar airnya. Cawan+tanah basah
ditimbang kemdian dimasukan kedalam oven untuk dihitung kadar airnya.
Gumpalan tanah yang baru dikeluarkan dari cetakan yang dipecahkan dengan tanah
dan dicampur dengan tanah lembab pada langkah no. 1. Yang masih ada
didalamnyapenampangan besar, kemudian tambakan air dan campurkan dengan
merata agar kadar air dari campuran tersebut naik kira-kira sebesar 2-3%. Setelah itu
di laksanakan tes lagi mulai langkah no. 2 hingga no. 5.
Lakukan percobaan ini hingga kurang lebih 6 kali, untuk kadar air yang berbeda,
setiap kali dengan kadar air yang meningkat ± 2-3% dari sebelumnya, sehingga
dalam pelakasanaan tes ini,harga dan berat volume kering pertama-tama akan naik
kemudian turun.
1) Berat volume tanah lembab pada tiap-tiap test
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏 𝑤2−𝑤1
𝛾𝑚𝑖 = =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑐𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑉
20
2) Berat volume kering dari tiap test
𝛾𝑚𝑖
𝛾𝑑𝑖 =
1 + 𝑤𝑐𝑖(%)/100
3) Untuk menentukan berat volume kering dari tanah dimana
pori antar butir-butiran tidak mengandung udara sama sekali
disebut 𝛾 zav (ZAV = zero air void,artinya tidak ada udara
dalam pori-pori tanahnya =semua ori berisi jenis air) maka
dapat di tentukan:
𝛾𝑤
𝛾𝑍𝐴𝑉 = 𝑤(%) 1
+
100 𝐺𝑠
7.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu proses pemadatan antara
lain:
i. Besarnya energy pemadatan
ii. Kandungan air dalam tanah
iii. Serta jenis tanah.
Berapa istilah penting yang sering dijumpai dalam percobaan pemadatan di-
Laboratorium, yakni :
1. Pemadatan (compaction) adalah proses merapatkan butiran secara mekanis,
yang menyebabkan keluarnya udara dari ruang pori, sehinggah meningkatkan
kepadatan tanah.
21
2. Kadar Air Optium adalah kadar air dari suatu contoh tanah, yang jika
dipadatkan dengan energy pemadatan tertentu, akan menghasilkan nilai
kepadatan maksimum.
3. Kepadatan kering maksimum adalah kepadatan kering yang didapatkan, jika
suatu contoh tanah dengan kadar air optimum didapatkan dengan enersi
tertentu.
4. Pemadatan relative adalah presentasi antara -∎dry yang dicapai dilapangan
terhadap -∎dry maks yang didapatkan dari percobaan diLaboratorium.
5. Garis kejenuhan adalah gris yang menunjukan antara -∎ dry kadar air (w)
untuk tanah dalam keadaan jenuh.
Pelaksanaan pemadatan dilapangan umumnya dapat dilakukan melalui beberapah cara
antara lain : dengan cara menggilas secara statis/dinamis, penggetaran (khususnya
untuk tanah berbutir),dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan hubungan antara berat volume, angka pori, dan kadar air, perhatikan
suatu elemen tanah dimana volume butiran padatnya adalah satu. Karena volume dari butiran
padat adalah 1, maka volume dari pori adalah sama dengan angka pori. Berat dari butiran
padat dan air dapat dinyatakan sebagai:
Ws = Gs ᵧʷ dan Ww = wWs = w Gs ᵧʷ
Dimana:
Gs = berat spesifik butiran padat
w = kadar air
ᵧʷ = berat volume air
Dasar sistem Inggris, berat volume air adalah 62,4 1b/ft3; dalam SI, berat volume air adalah
98,1 kN/m3.
Dengan menggunakan definisi berat volume dan berat volume kering, kita dapat
menuliskan:
ᵧ=
dan
ᵧͩ =
Karena berat air dalam elemen yang ditinjau adalah wGsᵧʷ, volume yang
ditempati air adalah:
Maka dari itu, berat kejenuhan adala:
22
Atau Se = wGs
Apabila contoh tanah adalah jenuh air yaitu ruang pori terisi penuh oleh air, berat
volume tanah yang jenuh dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti diatas, yaitu:
Dimana:
ᵧsat = berat volume tanah yang tak jenuh air
3.4.6 Tabel Data
Angka Pori
,
Porositas
Angka kejenuhan
23
2. Spesific Gravity
1. Umum
Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter lain yang perlu dicari pada
tanah adalah berat jenis butir tanah (Gs).Berat jenis tanah adalah perbandingan
berat volume tanah dengan berat volume air. Pengujian ini menggunakan standar
ASTM D654-92 (1994).
2. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mencari berat jenis butir tanah.
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sbb :
Piknometer.
Cawan.
Landasan.
Neraca.
Thermometer.
Palu karet.
Saringan no.40.
Contoh tanah hasil kering yang telah do oven selama 24 jam.
Aquades.
Oven listrik piknometer.
4. Cara kerja
Membersikan dengan lap dan menimbang 3 buah piknometer dalam keadaan
kosong dan kosong (a gram).
Piknometer diisi aquades sampe penuh lalu ditimbang dan uhunya diukur. Berat
masing-masing piknometer dan aquades jenuh adalah (b gram).
Piknometer di isi contoh tanah kering yang telah di oven selama 24 jam
sebanyak 3 buah (tanah yang dimasukan piknometer 1/3 volume p)
Piknometer yang berisi tanah kering di timbang (c gram).
Piknometer yang berisih contoh tanah kering diberi aquades sampai batas bawah
leher piknometer dan di diamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup.
24
Selanjutnya piknometer diketuk-ketuk sampai gelombang udara tidak ada dalam
air diatas tanah, aquades kelihatan jernih kemudian diisi aquades sampai penuh
dan ditimbang (d gram).
Mengukur suhu aquades dalam piknometer
Dimana :
Gs : berat jenis butir tanah
a : berat piknometer kosong (gram).
b : berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c : berat piknometer + sampel kering (gram)
d : berat piknometer + sampel+ aquades (gram).
T1 : Faktor koreksi pada suhu t1 (0c)
T2 : factor koreksi pada suhu t2 (0c)
Tabel
jumlah percobaan Rata -
spesific gravity Satuan
1 2 rata
nomor bejana volumetri - - - -
berat bejana volumetri Gr 173,2 - 173,2
berat volumetri + tnh Gr 273,2 - 273,2
berat volumetri + air Gr 669,6 669,6
berat volumetri + tnh + air Gr 793,7 793,7
berat tanah kering Gr 200 200
0
temperatur campuran c 31 31
spesific gravity 0,1493 0,1869
faktor koreksi 0,998 0,998
spesific gravity ( Gs ) 0,149 0,149
25
BAB IV
KESIMPULAN
Kadar Air
Dari hasilperhitungan kadar air maka rata – rata dari kadar air adalah 80,71% .
Tingkat Plastisitas
Dari pengujian di atas maka besar pengujian tanah memiliki tingkat plastisitas
yang rendah karena tanah yang terkandung didalamnya adalah tanah berkerikil
AASHTO
jenis kerikil pada tabel A-1 tertahan ayakan no. 4 adalah < dari 50%
jenis pasir pada tabel A-1 sampai A-4 lolos ayakan no. 40 adalah > dari
50%
jenis pasir pada tabel A-5 sampai A 7 lolos ayakan no. 200 adalah < 50%
jenis lanau pada tabel A-7 lolos ayakan dari no.200 adalah sebesar > 50%
USCS
Jenis tanah kerikil gradasi baik karena tertahan ayakan no. 4 < 50%
Jenis tanah berpasir gradasi baik karena lolos ayakan no. 20 > 50
Tingkat Kepadatan
Dari hasil percobaan tanah diatas maka disimpulkan bahwa volume tanah
cm3 . Dari data laboratorium dilakukan korelasi dengan data lapangan dengan nilai
kurang lebih 0,5 % sehingga jika data laboratorium menunjukkkan nilai 1,15 g /
cm 3 maka nilai lapangan paling tidak sebesar 0,85 sehingga nilai pemadatan pada
diinginkan .
26