1
1
MASTITIS
Disusun Oleh :
1. Nindi mubarokatun N
2. Udi Putri U
3. Teresia Lumban B
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah Askeb 4
“paatologi” untuk memenuhi tugas yang telah di berikan oleh, Ibu Rachmawati Ika
S.,S.ST,M.Kes tentang Mastitis.
Kami berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memahami serta mendapat pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana isi yang ada dalam
makalah ini, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang
kebidanan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, maka kami
menerima berbagai kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini di waktu mendatang. Dan
mohon maaf jika sekiranya masih terdapat kesalahan dalam penulisan. Atas perhatian dan
partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. A. Pengertian...................................................................................................................... 3
B. Jenis Jenis Mastitis ............................................................................................................ 3
C. Tanda ................................................................................................................................. 5
D. Etiologi Matitis …………………………………………………………………………..5
E. Patofisiologis Mastitis ……………...……………………………………………………5
F. Pencegahan Matitits ……………………………………………………………………..5
G. Pengobatan Mastitis ……………………………………………………………………..5
Kasus ........................................................................................................................................ 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
B.Saran ....................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa
masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Ada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini,
kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anak saja. Masalah menyusui dapat pula
diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering mengeluhkan bayinya sering menangis
atau menolak menyusui, dan sebagainya yang sering diartikan ASInya tidak cukup atau tidak
enak. Sehingga sering menyebabkan diambil keputusan untuk menghentikan menyusui. Masalah
pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi
”bingung putting” atau sering menangis, yang sering diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga
bahwa ASI tidak tepat untuk bayi.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui apa itu mastitis dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada nifas dengan
mastitis.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat
Diharapkan dengan adanya Asuhan Nifas. Mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan.Serta
dapat melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri, pembengkakan
dan kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan hari ke-28, biasanya
gejalanya disertai dengan demam dan menggigil. Mastitis paling sering menyerang wanita yang
sedang menyusui, disebut juga dengan masitits laktasi. Namun, terkadang mastitis juga
menyerang perempuan yang sedang tidak menyusui. Pada kebanyakan kasus, mastitis laktasi
menyerang pada tiga bulan pertama setelah melahirkan (postpartum), tetapi dapat juga terjadi
selama menyusui. Tapi seorang ibu masih bisa terus menyusui bayinya saat mastitis.
B. Jenis-Jenis Mastitis
Ada 4 jenis mastitis yaitu mastitis puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa, mastitis
subklinis. Mastitis infeksiosa. Ke empat jenis ini muncul dalam kondisi yang juga berbeda.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mastitis Puerparalis Epidemik
Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi dan ibunya terpajan pada
organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini paling sering terjadi di rumah sakit, dari
infeksi silang atau bekesinambungan strain resisten.
2. Mastitis Moninfesiosa
Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara, produksi ASI
melambat dan aliran terhenti, namun proses ini membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak
akan selesai dalam 2 – 3 minggu. Untuk sementara waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan
respons peradangan
3. Mastitis Subklinis
Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis subklinis. Dapat disertai
dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI sangat berkurang sampai
sampai di bawah 400 ml/hari
4. Mastitis Infeksiosa
Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor imun dalam ASI
dan oleh respons – respons inflamasi. Secara formal ASI segar bukan merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri. (Bertha, 2002).
C. Tanda Gejala Mastitis
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan
tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti
pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi,
biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang
keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
1. Payudara hangat bila disentuh,
2. Perasaan sakit,
3. Pembengkakan payudara,
4. Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,
5. Kulit kemerahan,
6. Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih.
Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, hal ini bisa
terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung hanya menyerang satu payudara bukan
kedua payudara.
D. Etiologi Mastitis
Pada umumnya yang dianggap porte d’entre’e dari kuman penyebab adalah putting susu
yang luka atau lecet dan kuman perkontinuitatum menjalar ke duktus-duktus dan sinus. Sebagian
beasr yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stavilokokus aureus. Penyebab mastitis
diantaranya :
1. Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat
2. Putting susu lecet akan memudahkan masuknya kuman
3. BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement
4. Ibu yang diet jelek, kurang istirahat, dan anemi akan mudah terkena infeksi
E. Patofisiologi
Tingkat penykit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada
peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini cukup
memberikan support mamae itu dengan kain tiga segi, supaya tidak menggantung dan
memberikan rasa nyeri, dan di samping itu memberi antibiotika. Dalam hal ini antibiotik dapat
dikemukakan bahwa kuman dari abses yang di biakkan dan di periksa resistensinya terhadap
antibiotik,ternyata banyak yang resistensi terhadap penisilin dan stertomisin.
Dari tingkatradang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus-duktulus
menjadi edemetus,air susu yang terbendung akan bercampur dengan nanah. Gejala abses ini
menimbulkan nyeri bertambah heba dipayudara, kulit diatas abses mengkilat dan suhu tinggi(39-
400c).
F. Pencegahan Mastitis
Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup istirahat dan bisa secara teratur
menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak. Gunakan BH yang sesuai dengan
ukuran payudara. Serta usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara
membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Usahakan payudara
tetap kering sehabis menyusui.
Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat
efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui
dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat menyebabkan
terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu
menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.
G. Pengobatan mastitis
Jika disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika.
Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila
badan terasa panas, ibu dapat meminum obat penurun panas. Kemudian, untuk bagian payudara
yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi
rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup
amat diperlukan agara kondisi tubuh ibu kembali sehat dan segar. Makan makanan yang bergizi
tinggi sangatlah dianjurkan. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam.
Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan mampu
beraktivitas seperti semula.
Cara mengurangi efek mastitis:
1. Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan
infeksi.
2. Kompres daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air dingin
3. Tetap berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan selama
mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang.Lalu, lakukanlah
pemijatan ringan saat menyusui, ini juga akan sangat membantu.
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
I. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama :Ny.A
Umur :25 tahun
Agama :Islam
Suku / Bangsa :Jawa / Indonesia
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT
Alamat :Candirejo RT 02 / RW 09
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :Tn.K
Umur :27 tahun
Agama :Islam
Suku/Bangsa :Jawa / Indonesia
Pendidikan :SMK
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Candirejo RT 02 / RW 09
2. Keluhan Utama : Ibu mengeluh badannya panas, payudara terasa sakit ,
kemerahan ,bengkak, mengeluarkan ASI sedikit.
3. Riwayat Kesehatan
a.Dahulu
b. Sekarang
c.Keluarga
4. Riwayat Perkawinan
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
c. Riwayat Kehamilan
2. HPL
4. Keluhan
5. BB Sebelum hamil 49 kg
,
4. Lama persalinan
5. Keadaan Placenta
6. Penyulit Persalinan
6. Riwayat KB
1. Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu pada masa nifas
4. Ibu mengatakan tinggal bersama suami di lingkungan yang bersih dan tidak
9. Data Pengetahuan
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :baik
b. Kesadaran :composmentis
c. TTV :TD :120/80 mmHg
:N :80X/ menit
: RR :20X/ menit
:S :38 ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :bentuk mesochepal ,kulit kepala bersih , rambut hitam bersih
,tidak ada nyeri tekan
b. Muka :tidak oedem ,tidak pucat
c. Mata :simetris , konjungtiva merah muda , sclera putih
d. Hidung :bersih , tidak ada polip ,tidak ada pernafasan cuping hidung
e. Telinga :simetris ,tidak ada penumpukan serumen ,tidak ada lesi ,fungsi
pendengaran baik
f. Mulut :mukosa bibir lembab ,warna tidak pucat , tidak ada stomatitis ,
gigi bersih ,tidak ada caries gigi
g. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan pelebaran vena
jugularis
h. Dada :pernafasan simetris
i. Ketiak :tidak ada pembesaran kelenjar limfe
j. Abdomen :tidak ada luka bekas SC
k. Genetalia :tidak oedem , tidak ada varises
l. Ekstermitas Atas :gerak aktif ,tidak oedem , akral tidak seanosis
m. Ekstermitas Bawah :gerak aktif ,tidak oedem,tidak varises
n. Anus :tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Muka :tidak oedem ,tidak ada cloasmagravidarum
Payudara : merah, bengkak
Abdomen : tidak ada luka bekas SC
Genetalia : tidak oedem , tidak ada varises
b. Palpasi
Abdomen : tidak ada luka bekas SC
Payudara : merah, bengkak
4. Pemeriksaan Penunjang :
Data Dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan bernama Ny.A umur 25 tahun
2. Ibu mengatakan baru pertama kali melahirkan dan belum pernah
keguguran
3. Ibu mengeluh badannya panas, payudara terasa sakit , kemerahan
,bengkak, mengeluarkan ASI sedikit
DO :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :baik
Kesadaran :composmentis
TTV :TD :120/80 mmHg
:N :80x/menit
:RR :20x/menit
:S :38ºC
2. Pemeriksaan Fisik
Dalam batas normal
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Muka :tidak oedem ,tidak ada cloasmagravidarum
Payudara : merah, bengkak
Abdomen : tidak ada luka bekas SC
Genetalia : tidak oedem , tidak ada varises
b. Palpasi
Abdomen : tidak ada luka bekas SC
Payudara : merah, bengkak
B. MASALAH
Ibu merasa cemas dengan keadaanya
III. Diagnosa Potensial
IV. ANTISIPASI/TINDAKAN SEGERA
IV. PERENCANAAN
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
2. Jelaskan dan ajarkan cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah
menyusui.
3. Jelaskan dan ajarkan tentang cara perawatan payudara selama menyusui
4. Jelaskan dan ajarkan tentang teknik menyusui yang benar
5. berikan Obat-obatan antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
6. Beri Suport/ Dukungan kepada ibu
V.
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini yaitu:
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan nyeri serta merah
meradang
2. Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu cara mengurangi rasa
nyeri sebelum dan sesudah menyusui yaitu dengan cara :
a. Memessase payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Membasahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui
3. Menjelaskan dan mengajarkan tentang cara perawatan payudara selama
menyusui
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kemerahan
pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan hari ke-28, biasanya gejalanya disertai dengan demam
dan menggigil. Ada 4 jenis mastitis yaitu mastitis puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa, mastitis
subklinis. Mastitis infeksiosa. Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
Payudara hangat bila disentuh, Perasaan sakit, Pembengkakan payudara, Nyeri atau rasa panas terus menerus
atau saat menyusui, Kulit kemerahan, Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih.
Penyebab mastitis diantaranya : Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat, Putting susu lecet
akan memudahkan masuknya kuman, BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement, Ibu yang
diet jelek, kurang istirahat, dan anemi akan mudah terkena infeksi.
2. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat dipergunakan dengan baik. Apabila ada kesalahan dari
penulisan kami, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA