Anda di halaman 1dari 44

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Tentang Penyakit
1. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
d. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
e. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
yang sudah punya anak.
f. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
g. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
h. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
i. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-
46).

3. Tanda dan Gejala

Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada
tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala
di bawah ini mungkin muncul (Anita, 2007).
a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal, biasanya tidak sakit
dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar
ketiak.
b. Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
c. Kerutan pada kulit payudara.
d. Keluar cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah, darah, cairan encer
atau keluar air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
e. Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.

4. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada
jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya.
Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas
sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya
berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung
reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya
dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal
atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay
(ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent.
Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine
chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)

5. Komplikasi
Komplikasi utama adalah metastase jaringan sekitarnya yang melalui kelenjar limfe
dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering terjadi metastase
adalah paruparu, pleura, tulang dan hati.

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Michael D, dkk (2005), hal : 15-66 pemeriksaan penunjang untuk kanker
payudara meliputi :
a. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
b. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
c. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
d. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
e. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

7. Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer, dkk (2002), hal : 1596 – 1600 penatalaksanaan yang dapat
dilakukan untuk penderita kanker payudara meliputi :
a. Pembedahan
1) Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena).
2) Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
3) Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar
jaringan aksial
a) Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya
: seluruh isi aksial.
b) Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah
dengan kelenjar limfe mamaria interna.

b. Non pembedahan
1) Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2) Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3) Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
B. Konsep Teori Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan suatu cara berpikir dan bertindak yang spesial
(khusus) dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam proses keperawatan, terdapat
beberapa tindakan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yaitu:
assessment (pengkajian), diagnosis (penentuan diagnosa), perencanaan hasil
(planning: outcome), perencaan intervensi (planning: intervention), pelaksanaan
(implementation) dan evaluasi (evluation) (Wilkinson, 2007)
1. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan data
subyektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga,
masyarakat, lingkunagan, atau kebudayaan. (mc. Forland & Mc. Farlane, 1997).
Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara
sistematis, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan
fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup. Pengkajian mencakup data yang
dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik, laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.(Dongoes, 2000)
Menurut Rothrock (2000) pengkajian merupakan fase pertama dalam
keperawatan yang meliputi pengumpulan data dan organizing data. Pengumpulan
data adalah alat utama pengkajian awal pasien dan merupakan proses yang kontinyu
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk memberikan asuhan
keperawatan. Informasi aktual atau potensial dapat datang secara langsung dari
pasien, keluarga atau teman, rekam medik, atau tenaga kesehatan lain. Datanya
subyektif (apa yang dinyatakan klien), atau data obyektif apa yang dilihat, dicium,
didengar, atau disentuh oleh perawat.
Data diperoleh dengan wawancara, pemeriksaan fisik, atau dengan membaca
laporan (hasil rontgen, pemeriksaan laboratorium, catatan perkembangan atau
konsultasi). Organisasi data adalah pengorganisasian dan pengolahan informasi
penting untuk membantu pengambilan keputusan yang efesien.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain :
1) Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosiokultural dan spiritual yang bisa
mempengaruhi status kesehatannya.
2) Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini
bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu
database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat – klien selama
berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987 ; 1994)
3) Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
4) Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan
penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
1) Melakukan wawancara (anamnesa)
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Pemeriksaan fisik
4) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan
kesehatan (rekam medik).

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk


mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta
respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.(Dongoes, 2000)
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup
klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai
masalah kesehatan dalam kehidupannya.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang
baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan
pernyataan keperawatan. Tipe diagnosa nanda ada tiga yaitu :
1) diagnosa keperawatan aktual adalah proses respon manusia saat ini terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan
karakteristik (tanda dan gejala) dan termasuk faktor yang berhubungan (etiologi)
yang mempunyai konstribusi terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.
2) Diagnosa keperawatan resiko adalah menunjukkan respon manusia yang dapat
timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan faktor resiko
yang memberi konstribusi pada peningkatan kesehatan.
3) Diagnosa keperawatan kesejahteraan, adalah menguraikan respon manusia terhadap
tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi peningkatan
derajat kesehatan lebih tinggi.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah proses dua bagian yaitu :


Pertama : identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk
memperbaiki masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang
diharapkan harus spesifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu yang
pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien.
Kedua : Pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam
mencapai hasil yang diharapkan. (Dongoes, 2000)
a. NOC (Nursing Outcomes Classification)
NOC adalah ‘istilah’ standar untuk menggambarkan outcomes pasien.

Pengertian NOC: An outcome is “an individual, family or community state, behavior, or


perception, that is measured along a continuum in response to nursing intervention”
(Moorhead, Johnson & Maas, 2004, p. 25)

NOC (2004) terdiri dari 330 outcomes yang terbagi dalam tujuh domains (Moorhead,
Johnson & Maas, 2004):

1) Functional health

2) physiological health

3) psychosocial health
4) health knowledge and behavior

5) family health

6) perceived health

7) community health

Component of NOC (Moorhead, Johnson & Maas, 2004)

1) Label: the broadly state

2) A definition: concrete, observable, behaviors and states that can be used to evaluate
patient status

3) List of indicators

4) Measurement scale: a five-point measurement scale is used to evaluate patient staus


on each indicator

Cara menggunakan NOC adalah dengan membandingkan nilai status dari

setiap indicator sebelum dan setelah dilakukan intervensi

Contoh penulisan NOC:

Aggression self control

140110 Identify when angry (5: consistently demonstrated)

Penulisan secara tradisional

Kontrol diri terhadap agresi, ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi kapan


saat marah (ditunjukkan secara konsisten)

b. NIC (Nursing Intervention Classification)

NIC merupakan klasifikasi intervensi keperawatan yang dibuat untuk


menyeragamkan bahasa intervensi yang dilakukan oleh perawat.
NIC edisi ke empat terdiri dari 514 intervention dan edisi ke lima (2008) terdiri dari
542 aktifitas (mempunyai sekitar 12000 aktifitas) (Bulechek, Butcher, &
Dochterman, 2008)

Domain of NIC (Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008)

1) Basic physiological

2) Complex physiological

3) Behavior

4) Safety

5) Family

6) Health system

7) Community

Komponen NIC, setiap NIC terdiri dari

1) Label

2) Definisi

3) Aktifitas

Cara menggunakan NIC adalah dengan memilih aktifitas yang tepat untuk mencapai
outcome yang diharapkan.

4. Implementasi

Menurut Dongoes (2000), Implementasi adalah melakukan tindakan dan


mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.

Menurut (Wilkinson, 2007) Hal-hal yang dilakukan dalam implementasi yang bisa
dilakukan oleh perawat terdiri dari:
1) Do (melakukan), implementasi pelaksanaan kegiatan dibagi dalam beberapa kriteria
yaitu:

a) Dependent interventions: dilaksanakan dengan mengikuti order dari pemberi


perawatan kesehatan lain

b) Collaborative (interdependent): interventions yang dilaksanakan dengan


professional kesehatan yang lain

c) Independent (autonomous) intervention: intervensi dilakukan dengan melakukan


nursing orders dan sering juga sering juga digabungkan dengan order dari medis

2) Delegate (mendelegasikan): pelaksanaan order bisa didelegasikan hanya saja ada


beberapa tanggung jawab yang perlu dicermati oleh pemberi delegasi yaitu apakah
tugas tersebut tepat untuk didelegasikan, apakah komunikasi tepat dilakukan dan
apakah ada supervisi atau pengecekan kerja

3) Record (mencatat), pencatatan bisa dilakukan dengan berbagai format tergantung


pilihan dari setiap institusi

5. Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau
gagal (Alfaro-LeFevre, 1994).
Kegiatan dalam fase evaluasi meliput evaluasi patient outcomes dan nursing
process. Evaluasi patient outcomes dilakukan dengan mereview indicator outcome.
Evaluasi nursing proses dilakukan dengan mereview fase assessment, diagnosis,
planning: outcome, nursing order dan implementation (Wilkinson, 2007)

Menurut Dongoes (2000), Evaluasi merupakan penentu kemajuan pasien


terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dan respon terhadap keefektifan intervensi
keperawatan. Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan kelima
tahapan tersebut adalah saling berhubungan dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Tahap-
tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang
kontinyu.
C. Konsep Teori Tentang Asuhan Keperawatan Pada Kanker Payudara

1. Pengkajian

1) Data biografi /biodata


Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2) Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

4) Pengkajian fisik meliputi :


Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TB
Pengkajian head to toe

5) Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit
meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
6) Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah
sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor
hormon.
7) Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
a) Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan
yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
b) Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk
RS.
c) Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
d) Personal hygiene
a. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
b. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
c. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
8) Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
a) Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh,
merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
b) Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.

c) Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
9) Klasifikasi Data
Data pengkajian :
a) Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai
berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan
menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh,
lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
b) Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi :
asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
10) Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir
yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada
klien.

2. Diagnosa

1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.


2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan


perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional,
implementasi dan evaluasi.
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
DO : Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di verban pada
payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
a) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
b) Nyeri tekan tidak ada
c) Ekspresi wajah tenang
d) Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
a) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan
oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
b) Beri posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien
untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
c) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas dalam dapat
mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
d) Ukur tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan
adanya peningkatan nyeri.
e) Penatalaksanaan pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat memblok
rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan., Klien mengeluh badan terasa
lemah. Klien tidak mau banyak bergerak.
DO : Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
a) Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
b) Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO : Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
a) Klien tampak tenang
b) Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
a) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : Proses kehilangan
bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana
untuk masa depannya.
b) Diskusikan tanda dan gejala depresi. Rasional : Reaksi umum terhadap tipe
prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
c) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati
normal.

4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah


Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO : Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
a) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
b) Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
a) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah
b) Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu
pasien memulai proses adaptasi.
c) Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
d) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO : Adanya balutan pada luka operasi, Terpasang drainase, Warna drainase merah
muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
a) Tidak ada tanda – tanda infeksi.
b) Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
a) Kaji adanya tanda – tanda infeksi. Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya
tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
b) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional :
Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
c) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional : Untuk
menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
d) Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat perkembangan
kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.
6) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
a) Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
b) Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
a) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
b) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan
cairan yang adekuat. Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan
mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau
proses penyembuhan.
c) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat. Rasional :
Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan
perasaan sehat.
d) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi. Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan
payudara yang mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.
7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nafsu makan menurun, Klien mengeluh lemah.
DO :Setengah porsi makan tidak dihabiskan, Klien nampak lemah, Nampak terpasang
cairan infus 32 tetes/menit, Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
a) Nafsu makan meningkat
b) Klien tidak lemah
c) Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
a) Kaji pola makan klien Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan
merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.
b) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : dapat
mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
c) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Rasional : agar
menambah nafsu makan pada waktu makan.
d) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau. Rasional : sayuran
yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
e) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien Rasional : partisipasi keluarga
dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
4. Implementasi
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi keperawatan adalah
intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan
keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan
dengan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikollogi dilindungi dan
didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (La Ode Jumadi Gaffar,
Skp. ”Pengantar Keperawatan Profesional” : 65-66)
5. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan
kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
D. Pathways Kanker Payudara
Wanita yang belum punya anak
Menarche usia muda kurang dar
Preparat hormon estrogen
Masa reproduksi panjang
Faktor genetik
Er
Terpapar hormon estrogen lama
Riwayat kanker pada keluarga
Penggunaan preparat lebih dari 5 tahun
Infeksi virus
Berfungsinya onkogen
Gangg. Mekanisme pengendalian
Mutasi gen pengendalian pertumbuhan tumor supresor
Perubahan parenkhim sel payudara / mammae
Ggn. harga diri
Jinak (epidermoid, sel besar adeno carsinoma) kohesif, pertumbuhan cepat
Ganas, kanker (sel kecil/ OAT cell) kurang kohesif, pertumbuhan lambat
Kurang pengetahuan
cemas
Penekanan reseptor pada parenkhim payudara, prostaglanin, serotonin, bradikinin
Kompetisi pemakaian nutrisi, rangsangan organ viseral
Metastase hematogen/ lan
Respon neuroendokrin
Multiorgan failure sepsis

Peningkatan suhu tubuh


maladaptasi

Syok sepsis
Nyeri

Morbiditas & mortalitas


Resiko infeksi
Gangguan nutrisi
Kelemahan/ intoleran
Ggn. Mobilitas fisik
Gambar 1: Pathways keperawatan dengan kanker payudara
modifikasi (Erik T, 2005, hal : 43-46, Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas diri klien
Nama pasien : Ny “S”
Umur : 41 Th
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : sengerang, soplasari
No. RM : 273723
Diagnosa medis : Ca mammae
Tgl masuk RS : 18 Mei 2011
Tgl Pengkajian : 23 Mei 2011
II. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya kembung, mual, tidak mau makan, sejak tadi pagi, payudara
sebelah kiri membesar, dan terasa sakit.
III. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan kondisi lemah, tidak mau makan sejak tadi pagi, pusing, mual,
payudara sebelah membesar dan terasa sakit.

IV. Pemeriksaan tanda-tanda vital


Tekanan darah : 140/80 mmHg Nadi : 84x/ menit
Suhu : 370C respirasi : 26x/menit
V. Pengkajian tiga belas Domain Nanda
1. Health promotion
DS : Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, klien mengatakan
belum paham tentang penyakitnya dan bertanya kenapa nyeri dan cepat membesar
DO : Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, klien tampak meringis, terpasang
infus.
2. Nutrisi
DS : Klien mengatakan setiap hari makan nasi, sayur dan lauk dengan minum air putih,
terakhir makanan yang dimakan adalah makanan yang diberikan dari Rumah Sakit,
pasien mengaku nafsu makannya kurang baik dan terasa mual, biasanya pasien
makan tiga kali dalam sehari dan minum tujuh gelas.
DO : Klien badannya agak kurus, warna kulit sawo matang, gerakan ekstremitas atas dan
bawah cepat kembali, kondisi kulit lembab, rambut tumbuh merata.
3. Eliminasi
DS : klien mengatakan BAB terakhir kemarin sore, dan saat BAB terasa sakit, tetapi
setelah diberikan obat bisa lebih baik dan terakhir BAK tadi pagi.
DO : Urine berwarna kuning jernih, tidak terpasang DC
4. Aktivitas/ Istirahat
DS : Pasien mengatakan tidur malam mulai pukul 19.30 WIB – 05.00 WIB. Pasien
mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena sakit dan terpasang infus.
DO : Tingkat ketergantungan klien pada level 3 (Di bantu orang lain). Nadi teraba teratur
84x/menit, nafas terdengar pendek apabila sakit bertambah.
5. Persepsi/ kognisi
DS : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan panca indra, pasien mengatakan bahwa
saat ini sedang sakit dan harus kuat menghadapi sakit yang dideritanya.
DO : Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik, panca indra baik, kesadaran
composmentis, menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia, kalimat mudah
dimengerti.
6. Persepsi diri
DS : Klien mengatakan penyakit yang dideritanya sangat berpengaruh terhadap hidupnya
dan terancam kehilangan anggota tubuh sehingga tidak bisa beraktifitas sehari-hari
secara maksimal, klien mengatakan juga merasa malu dan rendah diridengan
keadaannya.
DO : Ada kontak mata, klien gelisah dan tampak cemas sekali mengeluarkan air mata.
7. Peranan hubungan
DS : Klien mengatakan dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien sering mengikuti acara
keagamaan dan juga bila waktu luang klien ngobrol-ngobrol dengan tetangga
sekitarnya.
DO : Hubungan keluarga dan klien tampak baik, tampak selaluklien didampingi oleh
keluarga dan anak-anaknya.
8. Seksualitas
DS : Klien mengatakan menstruasi setiap sebulan sekali, pasien tidak pernah mengalami
masalah serius dengan menstruasinya. Klien biasa menggunakan alat kontasepsi oral
(pil).
DO :-
9. Toleransi koping
DS : klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan dirinya sekarang. Klien merasa
dirinya tidak berharga dan hanya menyusahkan keluarga klien, klen mengatakan
keluarga sangat mendukung kesembuhannya.
DO : kontak mata kurang, saat diajak bicara tampak gelisah dan bingung, sedih tampak
pasrah, dan sekali pasien tampak berdoa.

10. Prinsif hidup


DS : Pasien mengatakan agamanya islam, klien mengatakan sakit sekarang adalah cobaan
agar bisa berbenah diri, pasien akan berusaha semaksimal mungkin melawan cobaan
yang deberikannya.
DO : Kontak mata kurang, terlihat pasien pasrah dan berdoa.
11. Keselamatan
DS : Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan atau obat.
DO : Suhu : 370C, terpasang infus RL 20 tpm, dan sekali D5% 16 tpm.
12. Kenyamanan
DS : Klien mengatakan merasa ada yang mengganjal pada payudaranya bagian kiri,
terasa nyeri, nyeri sering muncul dengan lama 5-8 menit. Pasien mengatakan skala
nyeri 4, merasa mual, nyeri tetap terasa seperti tertusuk tusuk.
DO : tampak gelisah, kurang konsentrasi tampak meringis dan nampak nafas pendek
terengah-engah, kadang-kadang mual.
13. Pertumbuhan/ perkembangan
DS :-
DO :-
VI. Riwayat penanganan
A. Penanganan yang diberikan di Instalasi rawat Darurat (IRD)
DS : Tidak ada nafsu makan, perut kembung, nyeri pada payudara kiri.
DO : Ku sedang, kesadaran komposmentis, GCS E4 V3 M4, Suhu 380C, tekanan darah
140/80 mmHg, terapi : injeksi dolac 1 ampul, ranitidin 1 ampul, infus D5%
B. Penanganan yang diberikan dibangsal
Terapi : Injeksi ranitidin 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1gr, dolac 2x1 ampul, infus RL 20
tpm, D5% 16 tpm, rencana operasi tunggu hasil
Hasil Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal : 18 Mei 2011
Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara.

Jenis pemeriksaan Hasil Angka normal

GDS 69,2 mg% 60 – 120 mg%


BT 2 -
Hematologi
CT 4 -
Urine 13,8 mg% 10 – 50mg%
Ginjal
Creatinin 0,6 mg% 0,7 – 1,1mg%
Tanggal :23 Mei 2011
Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara

Jenis pemeriksaan Hasil Angka normal

HB 13,4 gr% 12 – 18 gr%


Leukosit 9800 /m3 4300 – 11.400/m3
KGD/BBS 28/50 -

Eos Bas Stab Seg Limp Mon


Hemogram
0 0 2 58 38 2
SGOT 16 µ/I 5 – 37 µ/I
Kimia darah
SGPT 51 µ/I 5 – 41 µ/I
Urea 20,6 mg/dl 10 – 50 mg/dl
Ginjal Creatinin 0,7 mg/dl 0,7 – 1,1 mg/dl
Glukosa 105,6 mg/dl 60 – 120 mg/dl

Infeksi Ca : tampak benjolan sebesar bola tenis, berbenjol-benjol 20x10x10 cm, papila retraksi
Palpasi Ca : NT (+) (-)\(-) (-)/(-)

VII.ANALISA DATA
Tabel 3. Analisa Data pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara
No Data Etologi Masalah
1. DS : Pasien mengatakan nyeri pada Agen injuri : Nyeri akut
payudara sebelah kiri, nyeri kimia ( proses
berasa antara 5-8 menit, seperti tumor).
tertusuk-tusuk, nyeri tetap.

DO : Massa berdiameter 20x10x10 Cm


keluar keringan dingin, nyeri
level 5, nadi 86x/menit, respirasi
24x/menit, tekanan darah 140/80
mmhg

2. DS : Pasien mengatakan sangat Status kesehatan Cemas


khawatir tentang penyakitnya dan
takut apabila terjadi sampai yang
membahayakan.

DO : Pasien tampak cemas, bingung,


menunduk sambul menangis.

3. DS : Pasien mengatakan malu dengan Kerusakan Harga diri


keadaan dirinya, mrasa tidak fungsional rendah
berguna karena keadaanya dan
perubahan pada dirinya.

DO : Bingung, tampak cemas dan


tampak malu.
B. Prioritas masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri, kimia (proses tumor) ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri terasa antara 5-8 menit.
Nyeri seperti ditusuk-tusuk dan daerahnya tetap.massa berdiameter 20x10x10 mmHg
2. Cemas berhubungan dengan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan
snagat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi yang membahayakan.
Pasien tampak cemas, bingung dan menangis.
3. Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional ditandai
dengan pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna
karena keadaannya dan perubahan pada dirinya, bingung tampak cemas, tampak
malu.
C. PERENCANAAN
Nama pasien : Ny “S” Ruang :14
Dx : Ca Mammae No. Rm : 273723
Alamat : sengerong, septosari
Tabel 4. Perencanaan Keperawatan pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara
Hari/ Tgl/ Diagnosa
No NOC NIC
Jam keperawatan
1 2 3 4 5
1. Senin, 23 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1) Menejemen nyeri
Mei 2011 berhubungan keperawatan selama 3x24 2) Observasi reaksi
dengan agen jam pasien menunjukkan nonverbal dari
injuri kimia ) Melaporkan nyeri sudah ketidaknyamanan
(Proses terkontrol 3) Ajarkan tentang
tumor). 2) Menggunakan analgetik teknik non
sesuai dengan kebutuhan farmakologi
(4) 4) Berikan analgetik
3) Menggunakan metode non untuk mengurangi
analgetik untuk nyeri
mengurangi nyeri (4) 5) Tingkatkan istirahat
4) Melaporkan nyeri sudah 6) Kurangi faktor
terkontrol prespitasi.
5) Mengenali gejala-gejala
nyeri (4)
1 2 3 4 5
Cemas Setelah dilakukan Pengurangan cemas
berhubungan tindakan keperawatan 1) Gunakan
dengan status 3x24 jam pasien pendekatan yang
kesehatan menunjukkan: menenangkan
1) Monitor intensitas 2) Pahami perspektif
kecemasan (4) pasien terhadap
2) Menggunakan strategi situasi setres
koping efektif (4) 3) Temani pasien
3) Menggunakan teknik untuk memberikan
relaksasi untuk keamanan dan
menurunkan kecemasan mengurangi takut
(4) 4) Identifikasi tingkat
4) Mempertahankan kecemasan
penampilan peran (4) 5) Instruksikan pasien
5) Menggunakan sport menggunakan teknik
sosial yang relaksasi
memungkinkan (4)
Harga diri rendah Setelah dilakukan Berbicara dengan
berhubungan tindakan keperawatan pasien dengan
dengan kerusakan selama 3x24 jam pasien lambat dan suara
fungsional menunjukkan yang jelas
1) Body image (4) 1) Memberikan
2) Sensory function (3) reinforcementpositif
3) Memelihara kontak kepada pasien
dengan sumber2) Instruksikan
komunitas yang tepat keluarga untuk
(4) mensport pasien
4) Mengenal kejadian (4) 3) Memberikan arti
5) Kemampuan untuk hidup dan berguna
memvalidasi diri bagi pasien.
6) Penilaian diri yang
akurat

D. CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan Perkembangan hari I
Tabel 5. Catatan Perkembangan hari I pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
Hari/ Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Tgl/ jam keperawatan
1. Rabu, 25 Nyeri akut 08.30 WIB : S : Pasien mengatakan nyeri
Mei berhubungan memberikan mulai berkurang
2011 dengan injuri analgetik O : KU baik, analgetik, dulcolax
07.30 kimia (proses 09.00 WIB : 1 ampil, infus RL 20 tpm, TD
WIB tumor) mengajarkan teknik 120/80 mmHg, Nadi
relaksasi nafas 82x/menit, respirasi 22x/
dalam menit.
11.00 WIB : A : Maslah teratasi sebagian
melakukan dengan kriteria hasil mempu
pemeriksaan tanda- mengenal nyeri (4)
tanda vital P : lanjutkan intervensi
1) Kolaborasi terapi
2) Teknik nafas dalam

Cemas 08.20 WIB : S : Pasien mengaku cemas dan


berhubungan Menganjurkan takut keadaan dirinya
dengan status keluarga agar selalu memburuk
kesehatan mendampingi pasien O : Klien tampak gelisah, KU
11.30 WIB : sedang, bingung, kurang
Memotivasi pasien konsentrasi.
agar yakin dengan A : masalah belum teratasi
tindakan medis yang P : Lanjutkan intervensi
diberikan 1) Menggunakan strategi
12.00 WIB : koping affektif
Menanyakan 2) Mempertahankan
penyebab kecemasan penampilan peran.
pasien
Harga diri 08.30 WIB : S : Pasien mengatakn bahwa
rendah memberikan dirinya sudah tidak ada
berhubungan dukungan bahwa gunanya
dengan klien sangat berarti O : Bingung kurang konsentrasi ,
kerusakan bagi keluarga cemas
fungsional 10.00 WIB : A : Masalah belum teratasi
Menginstruksikan P : lanjutkan intervensi
keluarga agar 1) Body image
mensport klien 2) Penilaian diri yang akurat
Catatan Perkembangan Hari Ke II
Tabel 6. Catatan Perkembangan hari ke-II pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tgl/ jam keperawatan
1. Kamis, Nyeri akut 08.30 WIB : S : pasien mengatakan nyeri
26 Mei berhubungan memberikan terapi mulai berkurang
2011 dengan injuri nyeri O : KU sedang, tampak senang
01.00 kimia (proses 10.00 WIB : kesadaran komposmentis.
WIB tumor) mengevaluasi A : Masalah teratasi sebagian
teknik relaksasi P : lanjutkan intervensi
nafas dalam
11.00 WIB :
mengurangi faktor
penyebab nyeri
Cemas 08.30 WIB : S : pasien mengatakan cemas
berhubungan motivasi pasien sudah mulai bisa dikurangi
dengan status agar tidak cemas O : Pasien tampak bisa
kesehatan 10.00 WIB : berkonsentrasi, gelisah
mengajarkan teknik berkurang, nadi 82x/menit.
relaksasi nafas A : masalah teratasi sebagian
dalam P : motivasi klien, kesehatan
12,00 WIB : klien dan keluarga
mendampingi klien Lanjutkan intervensi .
dan memotivasi
Harga diri 08.30 WIB : S : Klien mengatakan dirinya
rendah Motivasi klien tidak berharga
berhubungan agartidak takut O : KU sedang, kesadaran
dengan 09.30 WIB : composmentis, tampak
kerusakan ajarkan pada gelisah , Nadi 82x/menit
fungsional keluarga A : masalah belum teratasi
10.00 Wib evaluasi
P : lanjutkan intervensi.
klien dengan
keluarga bahwa
klien sangat berarti

Catatan Perkembangan Hari Ke III


Tabel 7. Catatan Perkembangan hari ke-III pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
Hari/
Diagnosa
No Tgl/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jam
1. Kamis, Nyeri akut 08.30 WIB : S : Pasien mengatakan nyeri
26 Mei berhubungan memberikan terapi sudah mulai berkurang
2011 dengan injuri analgetik O : KU baik, analgetik
08.00 kimia (proses 09.00 WIB : dulcolax 1 ampul, infus Rl
WIB tumor) mengevaluasi teknik 20 tpm, TD 110/80 mmHg
relaksasi nafas dalam Nadi 80x/menit respirasi
10.30 WIB : 22x/menit.
mengurangi kebisingan
A : Masalah teratasi sebagian
agar nyeri berkurangP : lanjutkan intervensi
11.40 WIB : melakukan
pemeriksaan tanda-
tanda vital
Cemas 08.20 WIB : S : Pasien mengatakan sudah
berhubungan mengurangi faktor mulai bisa tenang
dengan penyebab cemas O : KU sedang gelisah berkurang,
perubahan 09.00 WIB : respirasi 24x/menit, nadi
status mengajarkan teknik 84x/menit
kesehatan relaksasi nafas panjang
A : Masalah teratasi sebagian
11.00 WIB : P : Lanjutkan intervensi
memotivasi klien dan
keluarga
Harga diri 08.40 WIB : S : klien mengatakan hidupnya
rendah Memotivasi klien sekarang sudah mulai
berhubungan bahwaklien sangat berarti
dengan berarti. O : KU sedang banyak kontak mata
kerusakan 10.00 WIB : dan konsentrasi
fungsional memberikan penkesA : masalah teratasi sebagian
kepada keluarga agar
P : lanjutkan intervensi
memberikan semangat
kepada klien
13.00 WIB :
Mengevaluasi keluarga
agar mensport klien
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara dilaksanakan
selama tiga hari. Kasus ini diperoleh melalui tahap proses kepeawatan yang melalui
lima tahap yaitu Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan
Evaluasi. Dimana proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan
secara sistematis untuk mengkaji dan mendiagnosa status kesehatan klien,
menentukan intervensi, melaksanakan dan melakukan evaluasi hasil asuhan
keperawatan.
Pembahasan dilakukan untuk melakukan analisa secara ilmiah terhadapa
asuhan keperawatan yang dilaksanakan, serta menentukan kesenjangan antara teori
dan fakta yang ada sehingga tercermin suatu analisa antara pengalaman belajar dan
teori yang ada dengan aplikasi yang nyata pada saat studi kasus.
A. Pembahasan Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2011 jam 09.30 WIB di
Bangsal Cempaka RSUD Wonosari. Data diperoleh penulis setelah melakukan
wawancara dengan pasien secara langsung dan melakukan wawancara tambahan
kepada anak pasien, data yang lainnya diperoleh dari status pasien dan perawat yang
dinas di bangsal Cempaka. Data yang sifatnya obyektif ditemukan penulis melalui
observasi dan pemeriksaan langsung dengan pasien. Terdapat data pasien
mengatakan Saya sebelumnya belum pernah mengalami sakit seperti ini dan bila
ditekan terasa sakit pada payudara sebelah kiri dan payudara cepat membesar. Rasa
takut pun timbul.
1. Domain 1: Health Promotion
Pada domain ini di jelaskan dari riwayat penyakit. Pasien belum pernah mengalami
sakit seperti ini sebelumnya, dengan umurnya sekarang klien termasuk belum terlalu
tua, pasien sudah sedikit mengerti dengan penyakit yang di deritanya sekarang.
Sehinga dalam pengkanjian domain ini tidak ditemukan kesenjangan data.
2. Domain 2 : Nutrition
Dalam domain ini dikatakan bahwa pasien tidak ada masalah dalam
nutrisinya.dilihat dari keseharian pasien makan 3x sehari. Sehingga intake yang
masuk cukup dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Walaupun pasien tidak
menggunakan suplemen makanan dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya, nafsu
makannya pun tidak mengalami perubahan. Sehingga dalam pengkajian domain ini
tidak di temukan kesenjangan data.
3. Domain 3: Eleminasi
Dalam domain ini dikatakan bahwa, pasien tidak mengalami kesulitan dalam BAB
ataupun BAK. Yang ditandai dengan pasien tidak menggunakan alat bantu untuk
melakukan eleminasi. Sehingga dalam pengkajian domain ini tidak ditemukan
kesenjangan data.
4. Domain 4: Aktivity/Rest
Dalam domain ini, di temukan data yang menunjukan bahwa, dalam kemampuan
untuk makan, mandi, bepakaian, berhias, BAB dan BAK dilakukan dengan bantuan
dari keluarga. Dalam pemenuhan istirahat tidur, klien biasanya tidur 7 – 8 jam sehari.
Pasien jarang bisa tidur kalau siang hari tapi malam hari pasien bisa tidur dengan
baik.
5. Domain 5: Perception cognition
Di domain ini menunjukan bahwa dalam dalam hal pengecapan, pendengaran, dan
penglihatan masih baik, tidak ada masalah dalam hal ini. Namun tedapat rasa nyeri
yang timbul dari payudara, yang terletak dari sebelah kiri. yang menunjukan derajat
nyerinya 4. Sehingga dalam pengkajian domain ini, tidak di temukan kesenjangan
data.
6. Doamin 6 : Self-Perceotion
Dalam doamain ini, ditemukan data yang menunjukaan bahwa, pasien menyadari
dirinya sakit, dan butuh dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya, seperti
suami dan anaknya. Namun rasa cemas pasien pun timbul karena mengingat
keadaannya seperti sekarang. Selain itu pasien juga merasa sakitnya sangat
berpengaruh terhadap hidupnya dan terancam kehilangan anggota tubuhnya, malu
juga akan dirasakan pasien dengan keadaan yang dialami. Yang ditandai dengan
tampak gelisah, kontak mata kurang, murung, minder dan menangis. Sehingga dalam
domain ini ditemukan kesenjangan data yaitu harga diri rendah berhubungan dengan
kerusakan fungsional.
7. Domain 7: Peran dan Hubungan
Dalam domain ini menunjukan adanya peran dan hubungan yang cukup baik antara
pasien dengan keluarga dan Pasien-pasien yang lainnya.dan pasien pun merasa puas
dengan peranya sebagai seorang istri dan seorang ibu. dari hasil pengkajian diatas
menunjukan tidak adanya kesenjangan data
8. Domain 8 : Seksualitas
Dalam domain ini menunjukan, pasien tidak ada kecemasan terhadap sex. pasien
menggunakan KB Pil sebagai alat kontrasepsinya. Pasien sudah mempunyai anak 2.
pasien merupakan seorang istri dan seorang ibu, sehingga dalam pengkajian dalam
domain ini tidak ditemukan kesenjangan data.
9. Domain 9 : Coping/stress tolerance
Dalam pengkajian yang telah dilakukan dalam domain ini, dimana pasien
menunjukan rasa takut dengan keadaannya dan merasa dirinya tidak berarti. sehingga
dalam domain ini menunjukan adanya data senjang yaitu cemas berhubungan dengan
status kesehatan.
10. Domain 10 : Prinsip Hidup
Di dalam domain ini menunjukan bahwa, pasien menganut agama islam, dan pasien
yakin, Tuhan pasti akan memberi jalan terbaik pada dirinya. Dan pasien akan
berusaha melawan cobaan tersebut. Sehingga dalam domain ini tidak ditemukannya
kesenjangan data.
11. Domain 11: Safety/Protektion
Dalam domain ini tidak ditemukannya kesenjangan data, hal ini menunjukan pasien
tidak adanya luka, lecet, dan tidak adanya tanda gejala infeksi pada infus.
12. Domain 12: Kenyaman
Dalam domain ini menunjukan, adanya ketidaknyamanan pada pasien, diman pasien
merasa sakit pada payudara di sebelah kiri, dengan skala 4.nyeri tetap. Yang di tandai
dengan wajah pasien terlihat meringis menahan sakit, gelisah, dan kurang
konsentrasi. Sehingga dalam domain ini menunjukan adanya kesenjangan data yaitu
nyeri akut berhubungnan dengan agen injuri kimia.
13. Domain 13: pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam domain ini tidak dilakukan pengkajian
Dengan melakukan pengkajian penulis menyimpulkan adanya faktor pendukung dan
penghambat,antara lain :
1. Faktor Pendukung
a. Pasien dan keluarga koperatif dan bersedia menjawab semua pertanyaan penulis
b. Adanya rekam medis atau status klien yang membantu penulis dalam melengkapi
data.
2. Faktor penghambat
a. Penulis kesulitan dalam memahami teori NANDA.
B. Pembahasan Diagnosa Keperawatan
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisa untuk menemukan masalah
klien, dan selanjutnya merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. “S“ dan
didapatkan tiga diagnosa keperawatan. Pembahasan perbandingan antara diagnosa
keperawatan dalam dengan kasus pada Ny.”S” adalah sebagai berikut.
Diagnosa yang muncul pada Ny “S” yang sesuai teori adalah :
4. Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri terasa antara 5-8 menit.
Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 4.
5. Cemas
Pasien mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi
yang membahayakan. Pasien tampak cemas, bingung dan menangis.
6. Harga diri rendah kronis,
pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena
keadaannya dan perubahan pada dirinya, tampak bingung tampak cemas, tampak
malu.
C. Pembahasan Perencanaan Keperawatan
Tahap perencanaan asuhan keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah,
menentukan tujuan dan menentukan rencana tindakan keperawatan. Penulis
menggunakan kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Maslow dan masalah yang
mengancam kehidupan atau keselamatan.
Perencanaan diagnosa keperawatan yang di susun penulis pada pasien Ny “S” sesuai
dengan NANDA (2005-2006). Prioritas yang akan dicapai adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri, kimia (proses tumor), penulis
merencanakan 3x24 jam, tingkat nyeri dapat diturunkan atau di hilangkan, dengan
indikator yang di capai :melaporkan bahwa nyeri sudah berkurang, Melaporkan nyeri
sudah terkontrol, menggunakan analgetik sesuai dengan kebutuhan, menggunakan
metode non analgetik untuk mengurangi nyeri, melaporkan nyeri sudah terkontrol,
mengenali gejala-gejala nyeri. Didalam perencanaan penulis sudah merencanakan
tindakan yang akan diambil antara lain : Manejemen nyeri,, observasi reaksi
nonverbal dari ketidaknyamanan, ajarkan tentang teknik non farmakologi, berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri, tingkatkan istirahat.
2. Cemas berhubungan dengan status kesehatan penulis merencanakan 3x24 jam,
tingkat nyeri dapat diturunkan atau di hilangkan, dengan indikator yang di capai :
Monitor intensitas kecemasan, menggunakan strategi koping efektif, menggunakan
teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan, mempertahankan penampilan peran,
menggunakan sport sosial yang memungkinkan. Didalam perencanaan penulis sudah
merencanakan tindakan yang akan diambil antara lain : Pengurangan cemas, Gunakan
pendekatan yang menenangkan, Pahami perspektif pasien terhadap situasi setres,
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, Identifikasi
tingkat kecemasan. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
3. Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional 3x24 jam,
tingkat nyeri dapat diturunkan atau di hilangkan, dengan indikator yang di capai :
Body image, Sensory function, Memelihara kontak dengan sumber komunitas yang
tepat, Mengenal kejadian, Kemampuan untuk memvalidasi diri, Penilaian diri yang
akurat Didalam perencanaan penulis sudah merencanakan tindakan yang akan
diambil antara lain : Berbicara dengan pasien dengan lambat dan suara yang jelas,
Memberikan reinforcement positif kepada pasien, Instruksikan keluarga untuk
mensuport pasien , Memberikan arti hidup dan berguna bagi pasien.
D. Pembahasan Implementasi
Asuhan keperawatan pada Ny “S” dilakukan selama 3x24 jam mulai tanggal 23 Mei
sampai 26 Mei 2011 di Bangsal Cempaka RSUD Wonosari.
Pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada dasarnya telah sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah di buat pada setiap diagnosa keperawatan dan secara
garis besar pelaksanaannya sudah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.
Penambahan dan pengurangan tindakan yang dilaksankan penulis menyesuaikan
dengan kondisi pasien. Penulis juga melibatkan keluarga di dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan pada pasien dengan harapan keluarga dapat merawat pasien
secara mandiri.
Adapun pembahasan Implementasi adalah sebagai berikut :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri kimia. penulis melakukan
implementasi seperti mengkaji lokasi nyeri, karakteristik nyeri dan kualitas,
mengajarkan tehnik non farmakologi seperti menarik nafas dalam, menganjurkan
meningkatakan istirahat. Semua rencana keperawatan dalam teori dilaksanakan oleh
penulis.
2. Cemas berhubungan dengan status kesehatan penulis melakukan implementasi
seperti menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut,
mengidentifikasi tingkat kecemasan. menginstruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi, memahami perspektif pasien terhadap situasi setres
3. Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional penulis
melakukan implementasi seperti Memberikan reinforcement positif kepada pasien,
menginstruksikan keluarga untuk mensuport pasien , Memberikan arti hidup dan
berguna bagi pasien.
E. EVALUASI
Dalam hal ini penulis menggunakan evaluasi prosses dan evaluasi hasil, dimana
evaluasi proses mengacu pada setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
pada pasien, sedangkan evaluasi hasil mengacu pada tujuan dan indikator yang telah
ditetapakn dalam perencanaan yang dapat memperhatikan keberhasilan dari
keperawaratan yang telah di laksanakan.
Hasil evaluasi dan penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan Kanker
Payudara selama 3x24 jam dari tanggal 23 Mei sampai 26 Mei 2011 adalah sebagai
berikut :
Masalah teratasi sebagian :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia.
Masalah ini teratassi sebagian karena setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam pasien mengatakan rasa nyeri sudah mulai berkurang setelah melakukan
tehnik relaksasi.
2. Cemas berhubungan dengan status kesehatan.
Masalah ini teratassi sebagian karena setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam pasien mengatakan sudah bisa merasa tenang setelah mendapatkan motivasi
dari keluarga.
3. Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional.
Masalah ini teratassi sebagian karena setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam pasien mengatakan hidupnya sekarang sudah mulai berarti setelah
mendapatkan support dari keluarga dan petugas kesehatan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan Kanker
Payudara selama 3 hari dari tanggal 23 Mei sampai 26 Mei 2011, penulis
mendapatkan pengalaman yang nyata tentang perawatan pasien dengan Kanker
Payudara di Bangsal Cempaka RSUD Wonosari.
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian biologis, psikologis, sosial,
spiritual. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami hambatan yang
berarti karena pasien dan keluarganya kooperatif sehingga pasien mau
mengungkapkan masalah yang dihadapi saat itu. Diagnosa ynag muncul pada asuhan
keperawatan ini adalah Nyeri akut behubungan dengan agen injuri kimia; Cemas
behubungan dengan statusn kesehatan; Harga Diri Rendah Kronis berhubungan
dengan kerusakan fungsional. Penulisan rencana keperawatan masing- masing
diagnosa berdasrakan teori dan sesuai dengan kondisi pasein.
Pelaksanaan keperawawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara. Evaluasi
dari asuhan keperawatan ini, dari 3 diagnosa yang muncul 3 diagnosa teratasi
sebagian.

B. Saran
Setelah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan
Keperawatan pada pasien Ny.”S” dengan diagnosa medis kanker Payudara, penulis
menyampaikan saran kepada :
1. Bagi Akademik
Studi kasus ini bisa menambah kepustakaan dan sebagai bahan studi bagi mahasiswa
dan bisa menambah wawasan tentang kanker payudara.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit khususnya Rumah sakit RSUD Wonosari diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang paripurna dengan tidak hanya berfokus kepada
pelayanan klien di Rumah Sakit RSUD Wonosari saja akan tetapi persiapan
perawatan pasien pulang dengan melibatkan keluarga dalam menanganinya
3. Bagi Profesi Keperawatan
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu keperawatan dan profesi
keperawatan yang preposional sehingga bisa meningkatkan asuhan keperawatan yang
diberikan.
4. Bagi Penulis
Bagi penulis agar lebih meningkatkan cara berkomunikasi dengan klien, sering-
sering belajar buku keperawatan medikal bedah kualitas belajarnya ditingkatkan dan
bertanya bila belum mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2005. How Many People Have Breast Cancer.
http;//www.cancer.org. Diakses tanggal 20 Juni 2011.

Baradero, M. Dkk. (2008). Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.

Bulechek, GM., Butcher, HK., & Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention Classification
(NIC). 5th, ed. St Louis. Mosby Elsevier.

Daniele Gale. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans).
Jakarta: EGC.

Dongoes, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit


Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

ICN (2005). International Classification for Nursing Practice. Geneva.

Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, M. (2004). Iowa Outcomes Project. Nursing Outcomes
Classification (NOC).3rd. St Louis. Mosby.
NANDA (2007) Nursing diagnoses: Definitions and Classification 2007-2008. Philadelphia

Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & suddarth. Edisi *.
Volume 1. Jakarta: EGC.

WHO (World Health Organization), 2004. Breast Cancer : Prevention and Control. Available
from : http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html

Wilkinson. J.M (2007). Nursing Process and Critical Thinking. 4th ed. New Jersey. Pearson
Education.

Anda mungkin juga menyukai