Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MALARIA

KATA PENGANTAR

Indramayu, September 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu
bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat
menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah
Indonesia. Angka kesakitan penyakit ini pun masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia
bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari
daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi
letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan
insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.

Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka kematian
sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua, akan tapi sekitar
107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai
Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya(Adiputro,2008).

Malaria adalah suatu penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina,
menyerang manusia di seluruh negara dunia. Penyakit malaria sudah diketahui sejak zaman
Yunani, namun penyebabnya baru diketahui pada tahun 1880 oleh Laveran. Ia melihat ada
sesuatu yang berbentuk pisang dalam darah penderita malaria. Penemuan lebih dimaksimalkan
hasilnya oleh Ross pada tahun 1897, bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk-nyamuk yang hidup
di rawa-rawa.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang tidak pernah hilang (emerging) yang
menunjukkan kecenderungan meningkatnya kasus di beberapa negara. Kejadian Luar Biasa
(KLB) malaria terjadi hampir di tiap benua dan telah meningkatkan tidak hanya gangguan
kesehatan masyarakat tetapi menimbulkan kematian, menurunnya produktifitas kerja, dan
dampak ekonomi lainnya termasuk menurunnya pariwisata.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
Peningkatan penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik musim hujan maupun
musim kemarau dan pengaruhnya bersifat lokal spesifik. Pergantian musim akan berpengaruh
baik langsung maupun tidak langsung terhadap vektor pembawa penyakit. Pergantian global
iklim yang terdiri dari temperatur, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin
mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya, longevity dan
perkembangan parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian
vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat mempengaruhi kepadatan populasi vektor.
Berdasarkan laporan WHO (2000), terdapat lebih dari 2400 juta penduduk atau 40%
penduduk dunia tinggal di daerah endemis malaria. Sementara, prevalensi penyakit malaria di
seluruh dunia diperkirakan antara 300 - 500 juta penduduk setiap tahun. Dari 300 - 500 juta
kasus klinis malaria di dunia, terdapat sekitar 3 juta kasus malaria berat (malaria komplikasi) dan
kematian akibat malaria. Kasus paling banyak disebabkan oleh Plasmodium falciparum, yang
menyebabkan angka kesakitan dan kematian tinggi dan member kerugian sosio-ekonomi yang
tak terhingga bagi banyak manusia di dunia.
Kebijakan pembasmian malaria di Indonesia sejak tahun 1959 dilakukan dengan
mendapatkan bantuan dari WHO dan USAID (United State of America Indonesia Development).
Program pembasmian malaria yang diselenggarakan disebut Malaria Eradication Prorgam
(MEP). Pada tahun 1962 dilakukan pencanangan program yang disebut KOPEM (Komando
Operasi Pembasmian Malaria). Dengan keberhasilan yang dicapai maka upaya dan strategi
pembasmian malaria lebih ditekankan pada kegiatan yang bersifat pembasmian terhadap malaria.
Pada tahun 1968 KOPEM secara resmi dihapuskan, selanjutnya metode penanggulangan diubah
menjadi Program Pemberantasan Malaria (Malaria Control Program).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi Malaria?

1.2.2 Apa Etiologi/Penyebab Malaria?


1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian Malaria.

1.3.2 Mengetahui penyebab Malaria.

1.3.4 Mengetahui bagaimana Cara Penularan

1.3.5 Mengetahui bagaimana Faktor Resiko

1.3.6 Mengetahui bagaimana Upaya Pencegahan

1.3.7 Mengetahui bagaimana Upaya Pengendalian

1.4 Manfaat

1.4.1 Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan, agar kedepan kita
dapatberbuat dan bertindak untuk mengenali dan mengatasi serta menghindari penyakit Malaria.

1.4.2 Penulis dapat lebih mengetahui dan memahami secara spesifik tentang Malaria.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Epidemiologi Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.

Secara alamiah, penularan malaria terjadi karena adanya interaksi antara Agent
(parasit plasmodium spp), Host definitive (nyamuk Anopheles spp) dan host intermediate
(manusia). Karena itu, penularan malaria dipengaruhi oleh keberadaan dan fluktuasi
populasi vector (penular yaitu nyamuk Anopheles spp), yang salah satunya dipengaruhi
oleh intensitas curah hujan, serta sumber parasit Plasmodium spp. atau penderita di
samping adanya host yang rentan. Sumber parasit Plasmodium spp. adalah host yang
menjadi penderita positif malaria. Tapi di daerah endemis malaria tinggi, seringkali
gejala klinis pada penderita tidak muncul (tidak ada gejala klinis) meskipun parasit terus
hidup di dalam tubuhnya. Ini disebabkan adanya perubahan tingkat resistensi manusia
terhadap parasit malaria sebagai akibat tingginya frekuensi kontak dengan parasit, bahkan
di beberapa negara terjadinya kekebalan ada yang diturunkan melalui mutasi genetik.
Keadaan ini akan mengakibatkan penderita carrier (pembawa penyakit) atau penderita
malaria tanpa gejala klinis (asymptomatic), setiap saat bisa menularkan parasit kepada
orang lain, sehingga kasus baru bahkan kejadian luar biasa (KLB) malaria bisa terjadi
pada waktu yang tidak terduga.7 Selain penularan secara alamiah, malaria juga bisa
ditularkan melalui transfusi darah atau transplasenta dari ibu hamil ke bayi yang
dikandungnya.
Kejadian luar biasa (KLB) ditandai dengan peningkatan kasus yang disebabkan
adanya peningkatan populasi vector sehingga transmisi malaria meningkat dam jumlah
kesakitan malaria juga meningkat. Sebelum peningkatan populasi vektor, selalu didahului
perubahan lingkungan yang berkaitan dengan tempat perindukan potensial seperti luas
perairan, flora serta karakteristik lingkungan yang mengakibatkan meningkanya
kepadatan larva. Untuk mencegah KLB malaria, makapeningkatan vector perlu diketahui
melalui pengamatan yang terus menerus ( surveilans ) .
Ketika parasit dalam bentuk sporozoit masuk kedalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Anopheles spp , kurang lebih dalam waktu 30 menit akan sampai ke
dalam sel hati . Selanjutnya akan melakukan siklus dalam sel hati dengan ber ubah dari
sporozoit menjadi schizon hati muda, kemudian tua dan matang . Selanjutnya schizon hati
yang matang.

2.2 Etiologi

Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah
manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang
disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan
perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan
berkembang biak dengan membelah diri.

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus


Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia
terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina
Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang
tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. (Harijanto P.N.2000).

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria
tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana. P.
ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan
malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, Karena
malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu singkat dapat
menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di
dalam organ-organ tubuh. (Harijanto P.N.2000).
Penularan malaria dilakukan oleh nyamuk Anopheles betina. Dari semua jenis
malaria, yang paling berbahaya adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium
falciparum, karena sering ditunjukkan dengan adanya gejala demam, menggigil, pusing,
dan sakit kepala, bahkan bisa berlanjut pada radang hati. Pada umumnya hanya terjadi
infeksi campuran dua jenis parasit yaitu antara P.falciparum dan P.vivax yang banyak
dijumpai di daerah sub tropis, P.falciparum dan P.malariae didaerah tropis Afrika,
sedangkan campuran P.falciparum dan P.ovale jarang dijumpai. Plasmodium falciparum
dibedakan dari parasit malaria lain dengan kemampuannya merusak tempat-tempat
pembuluh darah pada banyak organ.

Di indonesia terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap


tahunnya (survei kesehatan rumah tangga, 2001). Diperkirakan 35 % penduduk
undonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular malaria. Dari 293 kabupaten / kota
yang ada di indonesia, 167 kabupaten / kota merupakn daerah endemis malaria. Upaya
penanggulangan malaria telah menunjukkan peningkatan mulai dari tahun1997 s/d 2004.

2.3 Cara Penularan

1. Penularan Secara Alamiah (NATURAL INFECTION)


Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk ini jumlahnya
kurang lebih ada 80 jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi
vektor penyebar malaria di Indonesia. Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi oleh Plasmodium. Sebagian besar spesies
menggigit pada senja dan menjelang malam hari. Beberapa vektor mempunyai waktu
puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang fajar. Setelah nyamuk Anopheles
betina mengisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual (gametosit),
gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang kemudian
menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar dimana
ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-sporozoit tersebut siap untuk ditularkan. Pada saat
menggigit manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah
manusia sehingga manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.
2. Penularan Yang Tidak Alamiah
a. Malaria bawaan (congenital)
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria.
Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta.

b. Secara mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah melalui jarum suntik. Penularan melalui
jarum suntik banyak terjadi pada para morfinis yang menggunakan jarum suntik yang
tidak steril.

c. Secara oral (melalui mulut)


Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P. gallinasium), burung
dara (P. relectum) dan monyet (P. knowlesi). Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria
pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa
gejala klinis (Susanna, 2005).

2.4 Faktor Resiko

2.5. Upaya Pencegahan


 Menghindari gigitan nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang
ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.
 Membersihkan lingkungan, menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong
royong membersihkan lingkungan sekitar.
 Menebarkan pemakan jentik, menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan
pemakan jentik, seperti ikan kepala timah, nilai merah, gupi, mujair dll.
 Menggunakan kelambu ( bed net ) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu
berinsektisida.
 Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
 Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
 Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta
genangan air.
 Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprot kan obat anti larva (bubuk abate) pada
genangan air.

2.6. Upaya Pengendalian

Anda mungkin juga menyukai