Anda di halaman 1dari 6

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN

MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-


2,5GHZ
Frans Christian Sitompul, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik
Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail:frank.lampard.christ13@gmail.comorfrank_lampard_13@yahoo.com

Abstrak
Hairpin Filter adalah salah satu jenis filter yang cukup terkenal yang digunakan untuk frekuensi microwave. Ini dibentuk dari resonator
filter edge-couple dengan membalik ujung resonator ke bentuk “U”. Ini akan mengurangi panjang dan meningkatkan aspek rasio secara berarti dari
mikrostrip sebagai perbandingan dengan konfigurasi edge- couple. Dalam metode hairpin terdapat saluran yang terkopel dan ada saluran yang
tidak terkopel. Tulisan ini mensimulasi dan merancangband pass fliter dengan metode hairpin menggunakan saluran mikrostrip untuk
frekuensi 2,4 - 2,5 GHz. Pada simulasi didapatkan filter dapat meloloskan sinyal dengan frekuensi antara 2,403- 2,533 GHz. Hasil fabrikasi
menunjukkan adanya pergeseran frekuensi tengah sebesar 50 MHz dengan nilai return loss = -26,95 dB, insertion loss = -14,7 dB dan
VSWR = 1,39.
Kata kunci: Bandpassfilter, Hairpin.

1. Pendahuluan impedansi input/output, frekuensi cut-off, kecuraman,


lebar pita dan ripple. Filter secara umum dapat dijelaskan
Wifi merupakan jaringan yang sangat vital dalam pada Gambar 1.
kehidupan sehari-hari. Wifi telah diaplikasikan pada
tiap gadgetdan digunakan pada hampir setiap lapisan
FILTER
masyarakat. Jika kita menganalisa jaringan wifi maka tak Input Vi(t)
H (s)
Output Vo(t)
akan lepas dari peranan antena dan filter.Hal tersebut
berperan penting dalam transfer data pada jaringan Gambar 1 Diagram blokfilter secara umum
tersebut.
2.2 MicrostripLine
Hairpin filter merupakan konsep yang
dikembangkan dari modifikasi lipatan resonator dari Mikrostrip adalah suatu saluran transmisi yang terdiri
parallel-coupled, half-wavelength resonator filters, dan dari strip konduktor dan ground plane yang antara
mempunyai bentuk ”U” sehingga mempunyai struktur keduanya dipisahkan oleh dielektrik. Mikrostrip pada
yang tersusun rapi. Spesifikasi dari filter yang umumnya digunakan karena lebih mudah dalam
diinginkan adalah return loss yang kecil, insertion loss pabrikasinya dan losses yang ditimbulkan relatif kecil
mendekati nilai 0 dB. dan jika dibandingkan pada rangkaian lumped. Bentuk
geometri mikrostrip tampak seperti Gambar 2[2].
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Filter
Filter (tapis) merupakan rangkaian yang di rancang
untuk melewatkan atau meloloskan sinyal yang
dibangkitkan pada frekuensi tertentu dan memblok atau
memperlemah sinyal yang dibangkitkan pada frekuensi
yang tidak diinginkan.
Gambar 2 Bentuk geometri saluran mikrostrip
Dari tiap kelompok filter yang dibuat, akan diacu
Untuk mendapatkan W (lebar saluran resonator) dapat
parameter filter yaitu frekuensi kerja,
digunakan persamaan 1 sampai 4[2].

-177- copyright @ DTEFT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 8 NO. 3/September 2014

Untuk w/ℎ < 2 digunakan Persamaan 1 dan 2.

8ea
W= (untuk w < 2) ∗ ℎ (1)
e2A–2 h
0.5
A = Zc {sr+1 } + sr–1 {0.23 + 0.11}(2)
60 2 sr+1 sr

Untuk w/ℎ > 2 digunakan Persamaam 3 dan 4.

W = 2 {(B − 1) − ln(2B − 1) + sr–1 [ln(B −


n 2sr
1) + 0.39 − 0.61]} ∗ ℎ (3)
sr Gambar 3 Transformasi edge coupled filter
60n2 menjadi hairpin filter
B= (4)
Zc√sr
3. Perancangan
Kemudian untuk mendapatkan nilai L (panjang
saluran resonator) dapat digunakan Persamaan 5 dan 3.1 Perancangan Dimensi Resonator Hairpin Konstanta
6[2]. dielektrik dan tebal substrat
G
(þS)( 0) digunakan dalam perhitungan lebar dan panjang
180
L= (5) saluran resonatorSpesifikasi substrat dijelaskan pada Tabel
ƒBk0
1.
2nf c
k 0= (6) Tabel 1 Spesifikasi substrat yang digunakan
2.3FilterHairpin Jenis Substrat FR4-Epoxy
Filter ini mempunyai struktur yang tersusun rapi, Konstanta Dielektrik (ɛr) 4,4
DielectricLossTangent (tanδ) 0,02
mempunyai konsep yang ditentukan oleh lipatan-lipatan
KetebalanSubstrat (h) 1,6 mm
resonator parallel-coupled, half- wavelength resonator LossTangent (TanD) 0,02
filter yang mempunyai bentuk “U”. Resonator bentuk “U”
inilah yang disebut dengan hairpin resonator.
Konsekuensinya, desain hairpin menggunakan persamaan Lebar saluran resonator dapat dihitung dengan
dari parallel-coupled, half- wavelength resonator menggunakan Persamaan 1 dan 2.Nilai W merupakan
filters untuk merancangnya. Begitu juga, jika dua lengan lebar dari saluran resonator hairpin dan saluran pencatu
hairpinresonator dihitung dengan teliti, akan berfungsi dan didapat nilai 3,0048 mm (pada simulasi dibulatkan
sebagai sepasang saluran terkopel[4]. Gambar 3 merupakan menjadi 3,0 agar mempermudah perancangan).
struktur dari hairpin filter.
Panjang saluran resonator dapat dihitung dengan
Metode hairpin merupakan pengembangan dari menggunakan Persamaan 5-6. Berikut perhitungan panjang
metode parallel coupled dimana saluran coupled line λ/4 resonator.Nilai panjang total resonator hairpin yaitu
dilipat sebesar L atau ((λ/4)-b) dengan b adalah panjang 33,55 mm yaitu yang dapat di lihat pada gambar di
saluran yang tidak terkopel. bawah dimana L = L1+L2+Sf.
Agar tidak terjadi self coupling ( kopling
dalam satu saluran resonator), maka panjang slide factor
dibuat 1-3 kali dari lebar saluran resonator hairpin yaitu
5 mm. Pengaruh perubahan slide factor adalah
bergesernya frekuensi kerja dari filter dan perubahan
insertionloss.

-178- copyright @ DTEFT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 8 NO. 3/September 2014

Filterhairpin ini dirancang dengan menggunakan Pada Gambar 5 terlihat perubahan frekuensi kerja BPF
respon chebyshev berorde 5. Perancangan filter dimulai menjadi 2,455 GHz dan bandwidth
dengan menentukan nilai prototypefilterlowpass berdasarkan 255 Mhz. Untuk frekuensi kerja sudah mendekati
tabel chebyshev dengan ripple 0.01 dB.Untuk spesifikasi filter, tetapi untuk bandwidth masih terlalu
mengetahui jarak resonator yang sesuai dengan perhitungan besar jika dibandingkan spesifikasi filter sebesar 100 MHz.
koefisien kopling, dilakukan simulasi dengan Oleh karena itu masih dibutuhkan optimasi lebih lanjut agar
menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office mendapatkan filter sesuai spesifikasi.
2004. Simulasi dilakukan dengan mengamati grafik
S21. 3.2 Tuning Perancangan FilterHairpin

Setelah dilakukan perhitungan untuk parameter- Pada proses tuningakan di tunjukkan seberapa
parameter filterhairpin, maka akan dibuat filterhairpin besar perubahan karakteristik filter pada tiap-tiap
berdasarkan data perhitungan yang telah di buat. parameter yang dioptimasi sehingga didapatkan
spesifikasi filter yang diinginkan.
Hasil perancangan berdasarkan perhitungan terlihat pada
Gambar 4 didapatkan frekuensi tengah filter 2,18 GHz Sesuai teori akan di optimasi panjang slidefactor
dan bandwidth -3 dB 2,299 GHz – 2,072 GHz =0,227 sebesar 1-3 kali lebar saluran resonator, yaitu 3-9 mm
GHz (227 dengan interval 1 mm ditunjukkan pada Tabel 2.
MHz). Hasil simulasi tidak sesuai dengan spesifikasi Tabel 2 Perubahan slidefactor terhadap frekuensi
filter, yaitu bandwidth 100 MHz dan frekuensi tengah 2,45 filter
GHz.

Dari hasil simulasi, semakin panjang slidefactor


maka frekuensi kerja akan semakin kecil. Panjang
slidefactor yang paling mendekati frekuensi kerja 2,45
GHz adalah 4 mm.
Perancangan BPF dilanjutkan dengan menggeser
Gambar 4 Hasil simulasi awal BPF hairpin Kemudian frekuensi tengah dari filter dengan merubah panjang
resonator hairpindapat dilihat pada Tabel 3.
dilakukan simulasi ulang BPF
hairpin dengan jarak S1 = 1,15 mm dan S2 = 1,15 mm, Tabel 3 Hasil simulasi pengaruh perubahan jarak ukuran
L= 13 mm. Hasil simulasi terlihat pada Gambar 5 untuk resonator terhadap frekuensi
mengetahui kinerja filter setelah dilakukan perubahan
parameternya.

Dari hasil simulasi, terlihat pengaruh perubahan


panjang resonator terhadap frekuensi kerja dari filter.
Semakin panjang resonator maka frekuensi kerja dari
filterakan semakin

Gambar 5 Hasil simulasi ulang BPF hairpin

-179- copyright @ DTEFT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 8 NO. 3/September 2014

kecil. Panjang resonator yang paling mendekati frekuensi 3.4 Dimensi Perancangan BPF Hairpin Berdasarkan
kerja 2,45 GHz adalah 30 mm.
dari hasil simulasi maka
Setelah dilakukan optimasi pada panjang saluran didapatkan gambar seperti Gambar 6, dimensi
resonator, tahap selanjutnya optimasi pada jarak antara dan bentuk dari perancangan filterditunjukkan pada Tabel 6.
saluran resonator hairpin. Seperti pada perubahan
Wr
panjang resonator, optimasi dilakukan dalam beberapa
tahap
L1 L4
perubahan dan dilihat dari grafik perubahannya. Panjang S2 W L3

ditetapkan sebesar 2 mm, agar mendapatkan koefisien L2

S1 S2 S2 S1
kopling yang kuat. Tabel b

4 merupakan perubahan jarak S1 terhadap bandwidth dan Gambar 6 Desain akhir perancangan BPF
frekuensi kerja. hairpin

Tabel 4 Pengaruh jarak S1 terhadap bandwidth dan Tabel 6 Ukuran BPF hairpin
frekuensi

3.5 Hasil Simulasi


Gambar 7 menunjukkan grafik scattering S11, pada
grafik tersebut terlihat pada frekuensi kerja filter 2,45 GHz
Dari proses optimasi ditentukan nilai S1 sebesar dengan returnloss sebesar - 18,34dB , bandwidth -10 dB
1,15 mm agar frekuensi tengah lebih mendekati 2,45 pada frekuensi 2,407-2,531 GHz.
Ghz. Selanjutnya dilakukan optimasi dengan mengubah Gambar 7 menunjukkan grafik scattering S21, pada
nilai dari S2 dengan nilai S1 tetap yaitu 1,15 mm seperti pada grafik tersebut terlihat bandwidth -3 dB sebesar 130 MHz .
Tabel 5. Frekuensi cutoff pada -3 dB terletak pada frekuensi
Tabel 5 Pengaruh jarak S2 terhadap frekuensi kerja 2,405 GHz pada highpassfilter-nya dan frekuensi 2,533
GHz pada lowpassfilter-nya. Hasil simulasi
menunjukkan insertionloss pada 2,45 GHz yaitu sebesar
0.647 dB.

Dari hasil optimasi didapatkan nilai S1 adalah


1,15 mm dan S2 adalah 1,85 mm. Pada jarak tersebut
didapatkan parameter parameter filter yang bisa
mendekati target yaitu bandwidth 130 Mhz dan frekuensi
2,45 GHz.
3.3 Perancangan Pencatu pada Filter
Saluran pencatu yang digunakan berupa tap. Tap Gambar 7 Hasil simulasi akhir S Parameter
rancang sebesar 16,7 mm dan lebar 3 mm. Nilai tersebut
dapat dihitung menggunakan subprogramTXLine pada 4. Pengukuran Dan Analisis
AWR Microwave Office 2004 dan memasukkan
4.1 Hasil Pengukuran
parameter- parameter yang dibutuhkan.

-180- copyright @ DTEFT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 8 NO. 3/September 2014

Setelah dilakukan perancangan dengan simulasi


maka dilakukan fabrikasi sesuai dengan simulasi, yang
ditunjukkanpada Gambar 8.

Gambar 8 Filter yang telah difabrikasi Pada


Gambar 9 Hasil pengukuran Insertion Loss
pengukuran VSWR menggunakan
Network Analyzer, didapatkan nilai VSWR pada frekuensi 4.4 Analisis Hasil Pengukuran
2,4 GHz sebesar 2,1, pada frekuensi 2,45 GHz sebesar
1,39, dan pada frekuensi 2,5 Perbandingan antara simulasi dengan pengukuran
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini
sebesar 1,16.
dapat diakibatkan kesalahan fabrikasi yang telah
4.2 Hasil Pengukuran S11 (Return Loss) dilakukan, rugi- rugi konektor, dan perbedaan
parameter- parameter dari bahan FR4 dari simulasi dan
Hasil pengukuran dari BPF ditunjukkan pada kenyataannya. Perbandingan return loss ditunjukkan
Gambar 9, yaitu bahwa bandpassfilter menunjukkan hasil pada Gambar 10.
yang agak berbeda dengan hasil simulasi, frekuensi tengah
bergeser sebesar 50 MHz. Pada grafik terlihat returnloss
sebesar - 26,95 dB pada frekuensi 2,5 GHz.

Gambar 10 Perbandinganreturn loss hasil simulasi dan


pengukuran
Gambar 8 Hasil pengukuran Returrn Loss
4.3 Hasil Pengukuran S21 (Insertion Loss) Hasil pengukuran di atas memang sering terjadi,
bisa diakibatkan losses kabel koaksial pada
Hasil pengukuran bandpassfilter ditunjukkan pada networkanalyzer, rugi-rugi konektor, dan perbedaan
Gambar 9,menunjukkan hasil yang berbeda dengan yang parameter-parameter dari bahan FR4 yang digunakan dengan
diharapkan. Pada grafik menunjukkan bahwa hasil parameter yang tertera pada simulasi. Perbandingan insertion
pengukuran S21 insertionloss berada pada -14,7 dB pada loss juga ditunjukkan pada Gambar 11.
frekuensi 2,5 GHz sedangkan pada simulasi insertionloss
bernilai -0.647 pada frekuensi 2,45 Ghz.

-181- copyright @ DTEFT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 8 NO. 3/September 2014

2. VSWR BPF didapatkan kurang dari 2 yaitu 1,284 pada


hasil simulasi dan sebesar 1,395 pada hasil hasil
pengukuran, keduanya berada pada frekuensi 2,45
GHz.
3. Insertionloss BPF untuk aplikasi wifi yang
didapatkan pada simulasi kurang dari -0,1 dB, yaitu -
0.647 dB.
4. Returnloss BPF untuk aplikasi wifi yang
didapatkan pada simulasi yaitu -18,34 dB.
5. Insertionloss BPF hasil pengukuran berada pada -14,7
dB pada frekuensi 2,5 GHz, Returnloss hasil
Gambar 11 Perbandingan insertion loss hasil simulasi pengukuran menunjukkan nilai -26,95 pada frekuensi
dengan pengukuran 2,5 GHz.
6. Hasil pengukuran BPF hairpin hasil fabrikasi
menunjukkan ketidaksesuaian dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil pengukuran, terlihat masih hasil simulasi dengan menggunakan perangkat
banyak terjadi ketidaksesuaian antara hasil pengukuran lunak AWR Microwave Office 2004, karena
dengan hasil simulasi. Perhitungan persen error yang dipengaruhi faktor-faktor eksternal pada saat
dilakukan pada pergeseran frekuensi tengah dari 2,45 GHz pengukuran.
menjadi 2,5 GHz.
DAFTAR PUSTAKA
|2.5 − 2.45|
%error = × 100% = 2% [1] Clayton, George dan
2.5
SteveWinder,”Operational
%error return loss = Amplifiers”,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
|−15.27 −(−18.34)| [2] Alaydrus, Mudrik,”Saluran Transmisi
× 100% = 20.1% Telekomunikasi”,Graha
−15.27 Ilmu,Yogyakarta,2009
%error insertion loss = [3] Fauzi, Yusuf,”Rancang BangunBand Pass Filter
untuk Aplikasi Radar X-Band Menggunakan
|−14.7 −(−0.647)|
Resonator Mikrostrip Hairpin dengan
× 100% = 95.5%
−14.7 MenggunakanOpen Stub danSquare Groove”,
Perhitungan %error frekuensi tengah tidak terlalu Perpustakaan Universitas Indonesia, Jakarta,
menjadi masalah, hanya saja nilai insertion loss sangat 2012
berbeda jauh antara simulasi dengan perancangan. Jika [4] Hutomo, Bambang,”AntenaPropagasi”, Pusat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari hal ini masih sangat Pengambangan Bahan Ajar Umb,
rendah kualitasnya. Jika kita melihat grafik pada Gambar 10 kk.mercubuana.ac.id/files/14056-3-
dan Gambar 11, bentuk grafik sudah menunjukkan respon 641142272167.doc, diakses pada 17 Juli 2013.
bahwa filter yang dirancang sudah dapat mengikuti bentuk 1.24
grafik pada simulasi, hanya saja pada perancangan, [5] http://pt.slideshare.net/ampas03/materi- sparameter
insertionloss masih terlalu jauh dari yang diharapkan. diakses pada 18 juli 2013

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil simulasi dan perancangan yang
sudah dilakukan dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bandwidthfilter -3 dB dari puncak grafik pada
simulasi menunjukkan berada pada frekuensi 2,405
GHz - 2,533 GHz, yaitu dengan bandwidth 133
MHz.

-182- copyright @ DTEFT USU

Anda mungkin juga menyukai