Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim: Nh0317036
-Setelah memahami definisi NAPZA, selanjutnya kita juga perlu tahu apa saja jenis-jenis
NAPZA yang ada di masyarkat. Sesuai UU No. 22 Tahun 1997, NAPZA dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:
1. Narkotika
Dari pengertian NAPZA di atas, narkotika adalah salah satu yang termasuk golongan NAPZA
dimana terbuat dari suatu tanaman maupun non-tanaman baik yang sintetis maupun yang semi
sintetis dan bisa menyebabkan perubahan dan penurunan kesadaran.
Jenis kedua dari NAPZA yaitu psikotropika yang merupakan bahan alami maupun bukan alami
yang memiliki khasiat psikoaktif. Dampak mengkonsumsi psikotropika dapat mempengaruhi
susunan saraf yang bisa menyebabkan perubahan mental dan perilaku.
3. Zat Adiktif
Zat adiktif tidak termasuk narkotika maupun psikotropika, dimana zat ini merupakan bentuk
inhalasi dan penggunaanya dapat menimbulkan ketergantungan. Zat adiktif ini mudah kita
temukan di kehidupan sehari-hari, misalnya Nikotin pada rokok, Etanol pada minuman
beralkohol, dan pelarut yang mudah menguap pada thiner, lem, dan lain-lain.
Semua yang termasuk dalam zat adiktif, pada kadar tertentu dapat memberikan efek kencanduan
pada penggunanya. Misalnya pada minuman beralkhol. Minuman yang mengandung alkohol
dapat dibagi menjadi 3 golongan, diantaranya:
-1. Opioda
Opioda berasal dari getah Opium yang diolah melalui proses tertentu menjadi heroin. Ada tiga
golongan besar pada Opioda, yaitu:
2. Kokain
Kokain dibuat dari daun Koka (Erythroxylon Coca) yang diproses dengan cara tertentu hingga
membentuk kristal. Efek pemakaian Kokain adalah perasaan segar, menambah rasa percaya diri,
menghilangkan lelah dan rasa sakit, dan kehilangan nafsu makan.
3. Kanabis/ Ganja
Kanabis/ Cannabis atau ganja adalah tumbuhan yang sering digunakan sebagai obat psikotropika
dan dapat menimbulkan rasa senang/ euforia tanpa sebab kepada pemakainya.
4. Amphetamine
Amphetamine umumnya berbentuk serbuk/ bubuk dan tablet. Beberapa narkoba yang termasuk
di dalam Ampthetamin yaitu; inex, ekstasi, shabu.
Penggunaan LSD dapat mengakibatnya seseorang mengalami halusinasi, mulai dari obsesi yang
indah hingga menyeramkan, dan pada akhirnya akan membuat seseorang menjadi paranoid.
6. Sedatif – Hipnotik
Ini merupakan obat penenang dan obat tidur. Pada umumnya digunakan di dunia media dengan
cara diminum atau disuntik untuk membantu pasien yang mengelami stress, cemas, kejang, dan
sulit tidur.
7. Solvent/ Inhalasi
Ini merupakan uap gas yang digunakan dengan cara menghirupnya. Misalnya; lem, thiner,
aerosol, dan lain-lain.
Pemakainya dapat mengalami halusinasi ringan, kepala terasa berputar-putar, dan
mengakibatkan masalah kesehatan seperti gangguan fungsi paru, jantung, dan hati.
8. Alkohol
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang diperoleh dari hasil fermentasi gula, umbi-umbian, sari
buah (anggur), dan madu. Pada kadar tertentu, alkohol dapat menimbulkan efek penurunan
kesadaran dan euforia.
Proses fermantis tersebut dapat menghasilkan kadar alkohol 15%. Setelah proses penyulingan,
kadar alkohol yang dihasilkan bisa menjadi lebih tinggi, bahkan mencapai 100%.
1. Melalui saluran pernapasan: dihirup melalui hidung(shabu), dihisap sebagai rokok (ganja).
Narkoba yang masuk ke saluran pernapasan setelah melalui hidung atau mulut, sampai ke
tenggorokan, terus ke bronkus, kemudian masuk ke paru-paru melalui bronkiolus dan berakhir di
alveolus.
Di dalam alveolus, butiran “debu” narkoba itu diserap oleh pembuluh darah kapiler, kemudian
dibawa melalui pembuluh darah vena ke jantung. Dari jantung, narkoba disebar ke seluruh tubuh.
Narkoba masuk dan merusak organ tubuh (hati, ginjal, paru, usus, limpa, otak, dll).
Narkoba yang masuk ke dalam otak merusak sel otak. Kerusakan pada sel otak menyebabkan
kelainan pada tubuh(fisik) dan jiwa (mental dan moral). Kerusakan sel otak menyebabkan
terjadinya perubahan sifat, sikap, dan perilaku.
2. Melalui saluran pencernaan: dimakan atau diminum (ekstasi, psikotropika)
Narkoba masuk melalui saluran pencernaan setelah melalui mulut, diteruskan ke kerongkongan,
kemudian masuk ke lambung, dan diteruskan ke usus.
Di dalam usus hakus, narkoba dihisap oleh jonjot usus, kemudian diteruskan ke dalam pembuluh
darah kapiler, narkoba lalu masuk ke pembuluh darah balik, selanjutnya masuk ke hati. Dari hati,
narkoba diterskan melalui pembuluh darah ke jantung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Narkoba masuk dan merusak organ-organ tubuh(hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa, otak, dll).
Setelah di otak, narkoba merusak sel-sel otak. Karena fungsi hati dan peranan sel otak, narkoba
tersebut menyebabkan kelainan tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral). Cara pemakaian
seperti ini mendatangkan reaksi setelah relatif lebih lama karena jalurnya panjang.
3. Melalui aliran darah
Jalan ini adalah jalan tercepat. Narkoba langsung masuk ke pembuluh darah vena, terus ke
jantung dan seterusnya sama dengan mekanisme melalui saluran pencernaan dan pernapasan.
- a)Otak dan syaraf dipaksa untuk bekerja di luar kemampuan yang sebenarnya dalam keadaan
yang tidak wajar
b)Peredaran darah dan Jamtung dikarenakan pengotoran darah oleh zat-zat yang mempunyai
efek yang sangat keras, akibatnya jantung di rangsang untuk bekerja di luar kewajiban.
c)Pernapasan tidak akan bekerja dengan baik dan cepat lelah sekali
d)Penggunaan lebih dari dosis yang dapat ditahan oleh tubuh akan mendatangkan kematian
secara mengerikan
e)Timbul ketergantungan baik rohani maupun jasmani sampai timbulnya keadaan yang serius
karena putus obat. (Hawari, dadang, “Narkoba Strategi Global Hancurkan Generasi Muda”
9 .jelaskan dampak penyalahgunaan & ketergantungan NAPZA
- Ketika penyalahgunaan NAPZA tidak dihentikan dan terjadi terus-menerus, hal itu dapat
menyebabkan kecanduan. Pada fase ini, gejala yang dirasakan dapat berupa:
Keinginan untuk menggunakan obat terus-menerus, setiap hari atau bahkan beberapa kali
dalam sehari.
Muncul dorongan kuat untuk menggunakan NAPZA, yang bahkan mampu mengaburkan
pikiran lain.
Seiringnya berjalannya waktu, dosis yang digunakan akan dirasa kurang dan muncul
keinginan untuk meningkatkannya.
Muncul kebiasaan untuk selalu memastikan bahwa NAPZA masih tersedia.
Melakukan apa pun untuk mendapatkan atau membeli NAPZA, bahkan hingga menjual
barang pribadi.
Tanggung jawab dalam bekerja tidak terpenuhi, dan cenderung mengurangi aktivitas
sosial.
Tetap menggunakan NAPZA meski sadar bahwa penggunaan NAPZA tersebut
memberikan dampak buruk pada kehidupan sosial maupun psikologis.
Ketika sudah tidak memiliki uang atau barang yang dapat dijual, pecandu NAPZA mulai
berani melakukan sesuatu yang tidak biasa demi mendapatkan zat yang diinginkan,
misalnya mencuri.
Melakukan aktivitas berbahaya atau merugikan orang lain ketika di bawah pengaruh
NAPZA yang digunakan.
Banyak waktu tersita untuk membeli, menggunakan, hingga memulihkan diri dari efek
NAPZA.
Selalu gagal saat mencoba untuk berhenti menggunakan NAPZA.