NPM : 41155020160136
Kelas : Teknik Sipil A
Tugas Mekanika Bahan
A. TEGANGAN (STRESS)
Keterangan:
F = beban yang diberikan ( lb atau N )
AO = luas penampang bahan sebelum dibebani ( in2 atau m2 )
σ = tegangan (psi, MPa.)
Tegangan atau Stress adalah gaya reaksi atau gaya untuk mengembalikan ke bentuk semula.
Gaya ini mengembalikan benda ke bentuk semula persatuan luas terbagi rata diseluruh
permukaan.
Tegangan atau Stress dapat dikelompokkan menjadi:
1. Tegangan Normal
Tegangan normal merupakan tegangan pada bidang yang tegak lurus dengan arah gaya. σ
=bukan tegangan di suatu titik pada penampang A, tetapi tegangan rata-rata semua titik pada
penampang A. Pada umumnya tegangan di suatu titik tidak sama dengan tegangan rata-rata.
Tetapi dalam prakteknya, tegangan ini dianggap seragam, kecuali pada titik beban, atau adanya
konsentrasi tegangan.
2. Tegangan Tarik
Tegangan tarik adalah tegangan yang diakibatkan beban tarik atau beban yang
arah nya tegak lurus meninggalkan luasan permukaan. Tegangan Tekan Tegangan tekan adalah
tegangan yang diakibatkan beban tekan atau beban yang arahnya tegak lurus menuju luasan
permukaan Suatu benda yang statis, jika dipotong harus tetap statis dengan resultan gaya = 0
(ΣF=0)
3. Tegangan Geser
Tegangan geser adalah tegangan yang diakibatkan oleh gaya yang arahnya sejajar dengan
luasan permukaan (gaya tangensial). A = luas penampang yang menahan beban P Tegangan yang
terjadi pada luasan A disebut tegangan geser, τ (tau) P τ rata = A Jika permukaan geser hanya
satu, maka disebut geseran tunggal. Jika permukaan geser dua, maka disebut geseran ganda,
sehingga tegangan geser Ps menjadi : τs=2A Bearing Stress in Connections σb=PP=A td.
B. REGANGAN (STRAIN)
Keterangan:
Regangan atau strain adalah perubahan pada ukuran benda karena gaya dalam kesetimbangan
dibandingkan dengan ukuran semula. Strain juga dapat dikatakan sebagai tingkat deformasi.
Tingkat deformasi tersebut dapat memanjang, memendek, membesar, mengecil dan sebagainya.
Pengelompokan regangan :
1. Regangan Geser
Regangan geser dilambangkan γ merupakan tangen θ.
2. Torsi
Torsi adalah variasi dari gaya geser murni. Bahan uji diberikan gaya punter yang akan
menimbulkan gerak putar pada sumbu penggerak atau mesin bor.
3. Deformasi Elastis
Besarnya bahan mengalami deformasi atau regangan bergantung kepada besarnya
tegangan. Pada sebagian besar metal, tegangan dan regangan adalah proporsional dengan
hubungan: σ = E . ε
E = modulus elastistas atau modulus young ( Psi, MPa ).
4. Deformasi Plastis
Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.005. Jika
bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagiproporsional terhadap regangan.
Daerah ini disebut daerah plastis.
Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan.
Pada tinjauan mikro deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom
tetangganya dan membentuk ikatan yang baru dengan atom yang lainnya. Jika beban di lepaskan,
atom ini tidak kembali keikatan awalnya.
2. Grafik tegangan-regangan
secara umum sifat mekanik dari logam dibagi menjadi:
3. Hukum Hooke
Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan suatu hukum fisika menyangkut
pertambahan sebuah benda elastik yang dikenal oleh suatu gaya.
Menurut Hooke, pertambahan panjang berbanding lurus dengan gaya yang diberikan
pada benda. Secara matematis, hukum Hooke ini dapat dituliskan sebagai :
F=kx
dengan
F = gaya yang dikerjakan (N)
x = pertambahan panjang (m)
k = konstanta gaya (N/m)
Perlu suatu diingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak
berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Rumus tersebut dapat kita tulis:
Tegangan = k
k adalah modulus elastisitas atau koefisien elastisitas. Dalam batas elastisitasnya setiap
deformasi berbanding lurus dengan gaya penyebabnya (hukum Hooke) dan pertambahan panjang
pegas berbanding lurus dengan gaya penyebabnya.
Berikut ini addalah beberapa nilai konstanta modulus elastisitas, modulus geser dan
Ratio Possion pada beberapa paduan logam.