Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap siswa lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dituntut


untuk mempunyai suatu keahlian dan siap kerja, karena lulusan SMK
biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha/industri (DU/DI). Sesuai
dengan hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, pola penyelenggaraan di SMK belum secara tegas dapat
menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut dapat
dilihat dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk menghasilkan
tenaga kerja yang profesional, karena keahlian profesional seseorang tidak
semata-mata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja,
tetapi harus dilengkapi dengan penguasaan kiat (arts) bekerja yang baik. Ada
dua pihak yaitu lembaga pendidikan dan industri kerja (industri/perusahaan
atau instansi tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu
program keahlian kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya
terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap
penyelenggaraan, sampai penilaian dan penentuan kelulusan siswa.

Diadakannya suatu program Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau


disebut juga dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dimana sistem ini
merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional
yang memadukan secara sistematis program pendidikan di sekolah dengan
program penguasaan keahlian melalui kegiatan bekerja secara langsung dan
terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. Keahlian
profesional hanya dapat dikuasai melalui cara pengerjaan secara langsung
suatu pekerjaan pada bidang profesi yang terdapat dalam dunia kerja.
Sehubungan dengan itu, maka siswa SMK pada jenjang tertentu diwajibkan
mengikuti kegiatan praktik kerja secara langsung agar setiap siswa lulusan
SMK mempunyai suatu pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki
dunia usaha tersebut secara nyata setelah lulus sekolah. (Trirama, 2016)

Adapun beberapa peraturan mengenai Praktik Kerja Industri (Prakerin)


sebagai berikut :

1. Tercantum pada UU. No. 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional


yaitu untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan.
3. Peraturan Pemerintah No, 39 Tahun 1992 tentang peran serta masyarakat
dalam Pendidikan Nasional.
4. Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi
bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur
yaitu Pendidikan didalam sekolah dan Pendidikan diluar sekolah”.

1.2 Tujuan Prakerin

Menurut KEMENDIKBUD untuk meningkatkan pendidikan kejuruan


adalah meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, mempekerjakan tenaga
pendidik yang kompeten dalam bidangnya, memperbaiki mutu lulusan. SMK
memiliki potensi untuk bekerja sesuai kebutuhan. SMK memiliki lima
elemen kompetensi sesuai kebutuhan lapangan kepentingan seperti
kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia kerja, kebutuhan profesional,
kebutuhan generasi masa depan dan ilmu pengetahuan, maka dari itu setiap

2
peserta didik akan megalami proses belajar mengajar melalui bekerja
langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan
begitu kita siap mengahadipi era persaingan global. Melalui pendekatan
pembelajaran ini peserta diharapkan:

1. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak


2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
3. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan
bertanggung jawab
4. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
5. Menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup
sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. (Hmfet,
2017)

1.3 Manfaat Prakerin


1.3.1 Manfaat Prakerin bagi Peserta Didik
Manfaat Prakerin selain sebagai bidang pembelajaran, Prakerin
juga bermanfaat untuk peserta didik diantaranya sebagai berikut :
1. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan
iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan
hasil kerja.
2. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat
menanamkan etos kerja yang tinggi.
3. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.
4. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/
arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia
kerja.

3
1.3.2 Manfaat Prakerin bagi Sekolah
Manfaat Prakerin selain sebagai bidang pembelajaran, Prakerin
juga bermanfaat untuk sekolah diantaranya sebagai berikut :
1. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan
antara sekolah dengan DU/DI
2. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja
selama Prakerin.
3. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi
kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat Prakerin.
4. Meningkatkan kualitas lulusan.

1.3.3 Manfaat Prakerin bagi Industri

Manfaat Prakerin selain sebagai bidang pembelajaran, Prakerin


juga bermanfaat untuk Industri diantaranya sebagai berikut :
1. DU/DI lebih dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat
sekolah sehingga dapat membantu promosi produk.
2. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DU/DI.
3. DU/DI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi peserta Prakerin.
4. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
5. Meningkatkan citra positif DU/DI karena dapat berkontribusi
terhadap dunia pendidikan sekaligus sebagai implementasi dari
Inpres No 9 Tahun 2016.

4
BAB II

ISI LAPORAN

2.1 Gambaran Umum Prakerin

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan kurikulum pendidikan


Sekolah Menengah Kejuruan yang mendukung kegiatan belajar mengajar
siswa melalui kegiatan praktik kerja secara langsung di dunia kerja sesuai
dengan program studi tertentu untuk mencapai keahlian kerja sebagai bekal
untuk bekerja secara profesional. Keahlian profesional hanya dapat dikuasai
melalui cara mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi yang ada
dalam dunia kerja.

Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga


unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan
teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses
mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan
dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut.

Para siswa yang melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat


menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri.
Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem Ganda ini kita tidak dapat langsung
terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja. (Gunawan, 2014)

5
2.2 Gambaran Umum PT. WIKA Gedung

2.2.1 Sejarah Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

WIKA Gedung, merupakan salah satu dari enam anak perusahaan PT


Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), telah tumbuh dan berkembang secara
konsisten melayani pasar pemerintah, BUMN/BUMD, loan dan swasta di
Indonesia. Berdiri pada 24 Oktober 2008, WIKA Gedung memulai usaha di
bidang konstruksi bangunan gedung dan memiliki reputasi sebagai
perusahaan konstruksi terdepan di Indonesia.

Sebagai langkah inisiatif dalam mengembangkan inovasi jasa


konstruksi, WIKA Gedung melanjutkan pengembangan ke bisnis properti
pada 2013. Sejalan dengan arahan pemegang saham untuk melakukan
transformasi, WIKA Gedung mulai mengembangkan bisnis properti ke arah
konsesi untuk mendukung pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan dan
memperoleh hasil dari recurring income.

WIKA Gedung telah mengalami transformasi bisnis dalam rangka


mencapai sasaran yang ditetapkan dalam RJP (Rencana Jangka Panjang)
maupun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) untuk mampu
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha.

6
TIMELINE TRANSFORMASI

Gambar 2.2 Timeline Transformasi

Pada 2012, WIKA Gedung fokus pada profitabilitas melalui pemilihan


pelanggan yang selektif, penerapan Blue Ocean Strategy, efisiensi biaya, dan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai aset perusahaan (human
capital). WIKA Gedung menjalankan transformasi ke-2
melalui pengembangan menuju bisnis properti pada 2012-2013 dan
melanjutkan transformasi ke-3 dengan melakukan penawaran umum perdana
atau IPO (Initial Public Offering) pada 2017, sebagai bagian dari strategi
jangka panjang perusahaan.

Demi tercapainya pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan, WIKA


Gedung mengutamakan produk dan service yang berkualitas, bernilai tambah
serta peduli terhadap keselamatan dan lingkungan untuk kehidupan manusia
yang lebih baik. Selain itu, perusahaan turut membangun engagement dengan
para pemangku kepentingan sebagai kunci kesuksesan hubungan bisnis.

Kesuksesan WIKA Gedung juga berdasar pada manajemen bisnis yang


adil dan transparan, yang dapat dilihat melalui komitmen perusahaan dalam
menerapkan standar tertinggi dari praktik tata kelola perusahaan yang baik
atau GCG (Good Corporate Governance) serta menciptakan inovasi untuk
meningkatkan pertumbuhan dan penciptaan nilai. Selain itu, perusahaan turut

7
menerapkan konsep manajemen pengetahuan demi tercapainya objektif
perusahaan melalui pemanfaatan aset informasi sebaik-baiknya. (WIKA,
2016). Berikut ini merupakan visi dan misi perusahaan WIKA Gedung :

1. Visi :

“Menjadi partner pilihan dalam menciptakan ruang (space) untuk


kehidupan manusia yang lebih baik.”

2. Misi :
a. Produk dan service yang berkualitas.
b. Peduli terhadap kehidupan.
c. Engagement pemangku kepentingan.
d. Tata kelola perusahaan dan praktik etika bisnis.
e. Inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan penciptaan nilai.

8
Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi

9
2.2.2 Kepegawaian

Manager Proyek : Khomensyah Nasution

Manager Konstruksi : Riyadi

Kasie Engineering : Lodyk Eko Kurniawan

Drafter : Yogi Aprianto

Imam Yanuar

Quality Control : Hendry Tangkas

Pelaksana Struktur : Leo Cahyo Prayogo

Pelaksana Arsitektur : Wahyu

Surveyor : Gatot Saiful

Wachid

Dasmun

Kasie Quality Assurance : Khomensyah Nasution

Kasie Komersial : Budi Setiawan

Kasie KEU & ADM : Subariyanto

Kasie Danlat : Budi Setiawan

2.2.3 Tata Tertib / Peraturan

Ada beberapa peraturan yang dijalankan PT. Wijaya Karya


Bangunan Gedung, diantaranya:

1. Datang tepat waktu sesuai jam kerja PT.Wika Gedung. Sistem


pembagian jam kerja hanya satu shift yaitu: 08.00 - 17.00 WIB.
Jam istirahat jam 12.00 - 13.00 WIB.

10
2. Wajib menggunakan alat-alat dan pakaian keselamatan kerja,
seperti safety helmet, safety shoes.
3. Tamu wajib lapor.
4. Area ditutup untuk umum.
5. Tidak diperbolehkan melakukan urusan pribadi tanpa mendapatkan
izin melalui prosedur yang ditetapkan.
6. Tidak boleh meninggalkan tempat/kantor tanpa mendapatkan izin
melalui prosedur yang ditetapkan.
7. Harus berpakaian sopan/rapih.
8. Dilarang merokok di area proyek (kecuali di area yang boleh di
tentukan).
9. Hubungi petugas K3LMP apabila anda melihat kondisi bahaya.
10. Tidak diperbolehkan melakukan urusan pribadi tanpa mendapatkan
izin melalui prosedur yang ditetapkan.

2.2.4 Bidang Usaha

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah salah satu


perusahaan konstruksi milik Pemerintah Indonesia. WIKA didirikan
berdasarkan UU no. 19 tahun 1960 juncto PP. no. 64 tahun 1961 tentang
pendirian Pengadilan Negeri (PN) “Widjaja Karja” tanggal 29 Maret
1961. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) ini, perusahaan
konstruksi milik Belanda yang bernama NV Technische Handel
Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co, yang telah nasionalisasi oleh
Pemerintah Indonesia, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja. Pada tahun
1972, PN Widjaja Karja resmi berubah nama menjadi PT Wijaya
Karya.

WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business Unit (SBU) yang


meliputi konstruksi (kontruksi sipil dan konstruksi bangunan gedung),
mekanikal elektrikal, industri beton pra cetak, real estate dan industri

11
lainnya yang ke depannya akan semakin terintegrasi menjadi
perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC) dan
investasi.

1. Konstruksi Sipil

SBU Konstruksi Sipil dikelola di bawah Departemen Sipil


Umum serta Departemen Wilayah & Luar Negeri yang terdiri dari
sub-sub bidang usaha :

a. Jalan dan Jembatan


b. Pengairan
c. Prasarana Perhubungan
d. Ketenagaan

Saat ini, kegiatan usaha SBU Konstruksi Sipil tidak sekadar


kontraktor. Didukung oleh Tim Engineering yang mumpuni, SBU
ini berkemampuan mengerjakan rancang bangun (design and
build) dari mulai proses perencanaan sampai proses konstruksi.
Beberapa proyek yang telah dikerjakan diantaranya adalah Jetty
Batubara PLTU Cilacap, Jetty Wood Chip Pulau Laut, serta
Removable Trashrack Banjir Kanal Manggarai.

2. Konstruksi Bangunan Gedung

SBU Konstruksi Bangunan Gedung dikelola oleh Departemen


Bangunan Gedung untuk pasar Pemerintah dan BUMN, sedangkan
untuk pasar swasta dikelola oleh anak perusahaan tersendiri,
WIKA Gedung. SBU konstruksi bangunan gedung meliputi sub
bidang usaha bangunan hunian dan bangunan fasilitas. Saat ini,
dengan dukungan kemampuan di bidang Engineering, telah
melakukan pekerjaan rancang bangun atau design and build, yaitu

12
melakukan pekerjaan sejak proses perencanaan sampai proses
konstruksi.

3. Mekanikal Elektrikal

SBU Mekanikal Elektrikal dikelola oleh Departemen


Industrial Plant yang meliputi sub bidang usaha Minyak & Gas,
Sarana Industri, dan Pabrik Fabrikasi Baja. Sub bidang usaha
Minyak & Gas meliputi EPC (Engineering Procurement and
Construction), Mekanikal Elektrikal di sektor hulu, sektor hilir,
dan distribusi dari kegiatan operasi di sektor minyak & gas. Di
sektor hulu terkait dengan pekerjaan processing gas plant, crude
oil & gas pipeline distribution. Di sektor hilir terkait dengan
pekerjaan kilang minyak, pipanisasi, dan tank terminal.

Sub bidang usaha pabrik fabrikasi baja pada awalnya


merupakan sarana pabrikasi pendukung. Namun sejak tahun 2009
ditingkatkan menjadi sub bidang usaha yang dapat mengelola
sendiri usahanya mulai dari pemasaran, produksi, dan pengiriman
dengan rentang produk yang besar dalam menghasilkan produk
konstruksi baja seperti struktur rangka baja, conveyor, pipe rack,
tower telekomunikasi, tower transmisi listrik, jembatan rangka
baja, tanki baja, silo, hopper, pressure vessel, welded beam, dan
steel plate work lainnya. Selain memproduksi produk-produk di
atas, saat ini sedang dijajaki produk-produk baja lainnya terkait
dengan industri perminyakan dengan target pasar Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (K3S), misalnya pekerjaan onshore steel
platform, dan komponen industri alat berat (heavy equipment).

SBU Mekanikal Elektrikal juga dikelola oleh Departemen


Energi yang menjalankan usaha dalam bidang konstruksi berbasis
EPC (Engineering Procurement Construction) yang terintegrasi.
Lingkup pekerjaan yang dilakukan mulai dari pekerjaan rekayasa

13
dasar, rekayasa proses, rekayasa detail, procurement terkait
pengadaan equipment, dan construction atau pelaksanaan
konstruksi dari proyek-proyek yang telah direncanakan. Saat ini,
yang dikerjakan adalah EPC Power Plant, baik yang terkait dengan
konstruksi sipil maupun EPC dari Power Plant.

Anak perusahaan yang mendukung SBU Mekanikal Elektrikal


adalah PT WIKA Insan Pertiwi yang bergerak dibidang instalasi,
operasi dan pemeliharaan pembangkit dan peralatan industri. Di
bidang energi terbarukan WIKA memiliki anak perusahaan PT
WIKA Jabar Power yang bergerak di bidang pengusahaan
pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas, Sumedang,
Jawa Barat. Investasi pembangkit lainnya yang dikelola di bawah
Biro Investasi dengan pola BOT (Build Operate Transfer) PLTD
Bali dan PLTG Borang di Palembang, sedangkan dengan pola
BOO (Build Operate Owned) PLTMG Rengat, Riau dan PLTD
Ambon.

Untuk industri beton pracetak (precast) dikelola oleh anak


perusahaan PT WIKA Beton, untuk industri dan perdagangan
dikelola oleh PT WIKA Intrade, untuk bisnis realty dikelola oleh
anak perusahaan PT WIKA Realty, sedangkan penyertaan pada
usaha patungan pengusahaan jalan tol dikelola oleh PT MNA untuk
tol Surabaya-Mojokerto, PT MKC untuk tol Cengkareng-
Kunciran, PT Jasa Marga Bali Tol untuk tol Tanjung Benoa, Bali
dan untuk bisnis energi terbarukan dikelola oleh PT WINNER.

Karena peraturan pemerintah yang mengharuskan BUMN kembali


ke bisnis intinya. Maka usaha-usaha di luar konstruksi dipecah menjadi
anak perusahaan, yaitu:

14
1. PT Wijaya Karya Beton (WIKA BETON)

Gambar 2.4 Logo WIKA Beton

Gambar 2.5 Produk WIKA Beton

WIKA BETON adalah salah satu dari anak perusahaan yang


telah berdiri sejak 11 Maret 1997, anak perusahaan ini merupakan
perluasan WIKA di bidang industri beton pracetak. WIKA telah
memulai konsentrasi pada industri beton pracetak pada tahun 1977
dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras
perumahan. Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan
pengembangan produk tersebut untuk mengantisipasi adanya
pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-proyek
infrastuktur lain.

Terlepas dari usaha keras dalam pengembangan produk,


WIKA juga melanjutkan pengembangan produk-produk
infrastruktur dengan menambah jumlah pabrik di beberapa lokasi.
Kini, WIKA BETON telah memiliki 7 pabrik di seluruh Indonesia,
seperti di Sumatra Utara, Lampung, Bogor, Majalengka, Boyolali,
Pasuruan dan Sulawesi Selatan. Didukung dengan kepemilikan

15
pabrik sendiri, produk yang bervariasi seperti halnya manajemen
yang profesional, WIKA BETON telah menjadi penghasil utama
dan pemimpin dalam industri beton pracetak di Indonesia. Dalam
hal konsistensi jaminan kualitas, WIKA BETON telah
melaksanakan “Quality Management System” yang selaras dengan
ISO 9000.

2. PT Wijaya Karya Realty (WIKA REALTY)

Gambar 2.6 Logo WIKA Karya Realty

Gambar 2.7 WIKA REALTY

WIKA REALTY fokus pada pengembangan bisnis realty dan


property yang juga meliputi layanan konsultasi, perencanaan,
layanan konstruksi dan pembukaan lahan. WIKA REALTY telah
membangun beberapa perumahan sejak tahun 1985.

16
Ribuan unit rumah telah dibangun dengan konsep Tamansari,
yaitu konsep taman perumahan dengan dukungan fasilitas terbaik
bagi keluarga. WIKA Realty telah meraih beberapa penghargaan
untuk kesuksesannya dalam pengembangan bidang realty baik
dalam skala regional maupun nasional. Pada tahun 2012, segmen
bisnis real estate Wika Realty berhasil memperoleh kontrak baru
senilai Rp1,46 triliun.

Untuk memastikan pengembangan kualitas dan kepuasan


konsumen, WIKA REALTY telah melaksanakan Manajemen
Kualitas ISO 9001 di setiap produknya, hal ini merupakan jawaban
dari setiap tantangan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang
dibuktikan melalui perolehan peningkatan pertumbuhan.

3. PT Wijaya Industri & Konstruksi (WIK)

Gambar 2.8 Logo WIKA Industri & Konstruksi

Gambar 2.9 WIKA Industri & Konstruksi

17
WIKA Industri & Konstruksi adalah anak perusahaan PT
WIKA yang berasal dari penggabungan dua divisi yaitu Divisi
Produk Metal dan Divisi Perdagangan PT WIKA. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan perhatian pada manajemen bisnis,
untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan
yang lebih baik.

Tiga bisnis unit terdiri dari: Perdaganan Umum, Metal dan


Konversi Energi. Yakin bahwa “quality is our way of live” menjadi
aset mendasar dalam membangun kepercayaan konsumen akan
kualitas produk WIKA Industri & Konstruksi. Ini dibuktikan
dengan konsistensi komitmen manajemen dalam menjalankan ISO
9000, QS 9000, 5R, K3 dan Total Quality Management (TQM)
sebagai salah satu parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah
dibentuk penempatan bisnis dan diferensiasi di setiap SBU agar
dapat bertahan dalam era persaingan pasar global yang semakin
kompetitif.

4. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE)

Gambar 2.10 Logo WIKA Gedung

Pada tanggal 24 Oktober 2008, WIKA secara resmi


mendirikan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA
Gedung/WEGE).

18
Jenis pekerjaan yang menjadi lingkup bisnis WEGE adalah
gedung fasilitas meliputi pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan gedung seperti gedung perkantoran, pendidikan, tempat
peribadatan, sarana kesehatan, penginapan, pusat perdagangan,
kawasan industri/pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung
olahraga, gedung kesenian/hiburan, bangunan gudang, hanggar
dan lain sebagainya.

Gedung Hunian meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan


dan perbaikan gedung yang digunakan untuk bangunan tempat
tinggal, seperti rumah, perumahan, dan rumah susun.

5. PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (WRK)

Gambar 2.11 Logo Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi

Gambar 2.12 WIKA Rekayasa Konstruksi

Pada 18 November 2008, WIKA merampungkan proses


akusisi PT Catur Insan Pertiwi (CIP). CIP adalah salah satu
perusahaan tiga besar di Indonesia yang bergerak di bidang

19
erection dan installation mekanikal elektrikal untuk proyek
industrial dan power plant. Tujuan dilakukan akuisi perusahaan ini
adalah untuk memperkuat pertumbuhan non-organiknya dengan
cara meningkatkan efisiensi biaya dan efektivitas operasi, dalam
pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Setelah akuisisi, nama
perusahaan berubah menjadi PT WIKA Insan Pertiwi (WIP).

6. PT Sarana Karya (SAKA)

Gambar 2.13 Logo PT Sarana Karya

Gambar 2.14 Kegiatan Penambangan Aspal

PT Sarana Karya memiliki binis inti dalam bidang


pertambangan aspal buton dengan menyediakan aspal olahan dan
siap pakai untuk keperluan konstruksi jalan dan lainnya. BUMN
ini juga memiliki jaringan distribusi untuk pasar dalam maupun

20
luar negeri yang diyakini akan sangat mendukung rencana
pengembangan kegiatan usaha WIKA.

2.3 Gambaran Umum Drafter di PT. WIKA Gedung


2.4.1 Pengertian Drafter
Drafter atau juru gambar adalah seseorang yang bertanggung jawab
untuk membuat dan menyediakan visual terkait gambar rancangan
kerja. Penyusun beroperasi sebagai pengembang pendukung dan
membuat sketsa desain dan gambar teknik dari konsep desain awal.
Gambar drafter memberikan pedoman visual dan menunjukkan
cara membuat produk atau struktur. Gambar meliputi detail teknis dan
menentukan dimensi, bahan, dan prosedur. Perancang mengisi rincian
teknis menggunakan gambar, sketsa kasar, spesifikasi, dan perhitungan
yang dibuat oleh insinyur, surveyor, arsitek, atau ilmuwan. Sebagai
contoh, perancang menggunakan pengetahuan mereka tentang teknik
bangunan standar untuk menggambar rincian struktur. Beberapa
menggunakan pemahaman mereka tentang teori dan standar teknik dan
manufaktur untuk menggambar bagian-bagian mesin, mereka
menentukan elemen desain, seperti jumlah dan jenis pengencang yang
dibutuhkan untuk merakit mesin. Penyusun menggunakan buku
pegangan teknis, tabel, kalkulator, dan komputer untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka.

2.4.2 Tanggung Jawab Drafter

Drafter berkerja sama dengan engineer, dipekerjaan engineer


proyek dengan spesifikasi penanggung jawab dalam hal membuat,
mengatur, melaksanakan kegiatan drawing. Uraian tanggung jawab
drafter adalah sebagai berikut :

21
1. Menunjukkan rincian teknis produk dan struktur
2. Menentukan dimensi bahan dan prosedur struktur

2.4.3 Tugas Drafter

Berikut ini uraian tugas drafter, antara lain :

1. Memproduksikan dan memverifikasi gambar desain teknis sesuai


dengan standar yang diinginkan
2. Memproduksi gambar teknis untuk disertakan dalam intruksi kerja
desain dan instalasi, paket kerja, paket desain dan dokumentasi
teknik lain yang diperlukan dalam proyek
3. Memastikan semua gambar AutoCAD mempunyai judul, nomor
gambar, nomor issue, nomer halaman, dan detail lainnya (Anwar,
2010)

22
BAB III

URAIAN PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1 Rencana Kegiatan

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan


Uraian Harapan yang Harus
No. Target Pelaksanaan
Perencanaan Dicapai

1) Penulis dapat

memahami situasi

serta kondisi

lingkungan yang

22 Oktober 2018 terdapat pada proyek


Pengenalan
S
1. /D tersebut.
Lokasi
29 Oktober 2018 2) Penulis dapat

mengetahui mengenai

resiko dan bahayanya

yang bisa terjadi di

lingkungan proyek.

1) Penulis mengetahui
30 Oktober 2018
Pembagian tugas dan tanggung
S
2. /D
Jobdescription jawab yang diberikan
30 Januari
pembimbing.

23
2) Penulis mampu

mempelajari dan

membiasakan diri atas

tugas yang diberikan

oleh pembimbing.

Penulis dapat

meningkatkan diri
Kembali ke
3. 1 Februari 2019 akan kedisiplinan dan
Sekolah
tata krama yang lebih

baik.

3.2 Realisasi Kegiatan/Keterampilan/Keahlian


3.2.1 Jenis Kegiatan/Keterampilan/Keahlian
Pada kali ini penulis sebagai asisten drafter ingin memberitahukan
kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan kegiatan praktik kerja
industri. Diantaranya adalah :
1. Pengenalan Lokasi Kerja
Kata proyek berasal dari bahasa latin projection dari kata kerja
proicere yang artinya “untuk membuang sesuatu ke depan”. Kata
awalnya berasal dari kata pro yang menunjukkan sesuatu yang
mendahului tindakan pada bagian berikutnya dari suatu kata dalam
suatu waktu, dan kata iacere yang artinya “melemparkan”.
Sehingga kata “proyek” sebenarnya berarti “sesuatu yang
datang sebelum apapun yang terjadi”. Dalam bahasa Indonesia,
kata proyek merupakan serapan dengan cara penerjemahan dari
bahasa asing proyek. Sehingga mungkin kosa kata ini akhirnya

24
masuk ke dalam daftar kosa kata bahasa Indonesia yang sering
salah dieja menjadi “proyek”.
2. Merevisi Ukuran yang Terdapat Pada Gambar Struktur Bangunan
Membuat gambar struktur adalah keharusan bagi seorang
arsitek. Fungsinya adalah sebagai pedoman gambar di lapangan
pada saat pelaksanaan pekerjaan bangunan. Salah satunya adalah
Gambar Struktur lengkap dengan warna, susunan, dan tipe kerangka
yang dipakai. Pada kegiatan ini, penulis ditugaskan untuk merevisi
ukuran pada gambar struktur bangunan. (Mistra, 2006)
Pada kegiatan ini, penulis menggunakan aplikasi perangkat
lunak seperti AutoCAD sebagai media penulis dalam
menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan. AutoCAD juga
digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
bidang teknik bangunan yang mengacu pada kompetensi dasar dan
kompetensi inti pada mata pelajaran menggambar menggunakan
AutoCAD, dengan pembelajaran AutoCAD diharapkan siswa
mampu mengembangkan keahliannya dan lebih kreatif dalam
mendesain sehingga menjadi modal utama memasuki dunia
industri. (Handriyanti S, 2019)

3. Membuat Detail Kerangka Pondasi


Gambar detail kerangka pondasi terdiri atas gambar-gambar
standar rencana detail kerangka pondasi yang disajikan tanpa skala
(NTS). (Taufik, 2011)
Pondasi merupakan bagian terbawah dari suatu bangunan (sub
structure) yang menerima dan meneruskan seluruh beban-beban
yang bekerja di bagian atasnya dengan segala efeknya, termasuk
beban tidak tetap, gempa, angin, suara, yang kemudian diterima
oleh suatu lapisan tanah sehingga diharapkan bangunan dalam
kondisi aman. (Widojoko, 2015)

25
4. Membuat Potongan Struktur
Sebuah potongan adalah gambaran suatu benda yang seakan-
akan dipotong. Pada bidang potongan terlihat apa yang terdapat
pada permukaan tersebut atau dibelakangnya.
Potongan ini biasanya terletak paralel terhadap bidang gambar
dan karenanya mempunyai hubungan dengan bidang proyeksi.

3.2.2 Langkah Kerja


1. Pengenalan Lokasi Kerja
Pada hari pertama praktik kerja industri, penulis beserta dua
orang rekan diajak oleh pembimbing untuk mengetahui bagian
yang terdapat didalam kantor. Saat didalam kanotr penulis diajak
untuk bersosialisasi ke seluruh karyawan yang ada di PT. WIKA
Gedung, penulis dikenalkan oleh pembimbing yang nantinya akan
mengajarkan penulis saat melakukan Prakerin di proyek tersebut.
Lalu pembimbing menjelaskan mengenai tugas yang akan
diberikan sebagai Asisten Drafter. Kemudian penulis pun
ditugaskan untuk berada di dalam kantor saja dan jarang sekali
untuk terjun ke lapangan.

2. Merevisi Ukuran yang Terdapat Pada Gambar Struktur Bangunan


Penulis ditugaskan oleh pembimbing untuk merevisi ukuran
pada gambar struktur suatu bangunan sesuai dengan keinginan
proyek.
Berikut merupakan gambar-gambar yang telah penulis revisi :

26
Pada bagian ini penulis merevisi ukuran pada sloof

Gambar 3.1 Denah Lantai Dasar

Pada bagian ini penulis merevisi ukuran pada balok dan kolom

Gambar 3.2 Denah Lantai 2

27
Pada bagian ini penulis merevisi ukuran pada balok dan kolom serta
penambahan ukuran pada balkon

Gambar 3.3 Denah Lantai 3

Pada bagian ini penulis merevisi ukuran kolom

Gambar 3.4 Potongan A

28
Pada bagian ini penulis merevisi ukuran kolom, tangga, serta teks pada
gambar

Gambar 3.5 Tampak Potongan

3. Membuat Detail Kerangka Pondasi

Penulis ditugaskan oleh pembimbing untuk membuatr Detail


Pondasi pada KEET BENCEN. Tidak mudah dalam menggambar
detail pondasi, kita harus memahami dan mengamati gambar yang
akan dibuat oleh penulis.

Berikut cara pembuatan gambar detail pondasi yang dapat


penulis berikan :

a. Langkah pertama yaitu, membuat rectangle pada gambar yang


ingin dipotong.

29
- Ketik ‘REC’ pada command, lalu Enter.

Gambar 3.6 Gambar Perintah Command

- Kemudian, klik gambar yang ingin di detailakan.

Gambar 3.7 Gambar Rectangle

b. Selanjutnya, gunakan perintah trim untuk menghapus gambar


yang tidak diperlukan sehingga gambar tersebut menjadi
gambar detail.

30
- Ketik huruf ‘TR’ pada command, lalu Enter 2x.

Gambar 3.8 Gambar ketik ’TR’

- Hapus objek gambar yang berada di luar kotak.


- Berikan keterangan pada gambar tersebut. OK

Gambar 3.9 Gambar Detail Pondasi

4. Membuat Potongan Struktur

Penulis ditugaskan oleh pembimbing untuk membuat


potongan dari denah struktur. Fungsi gambar potongan itu sendiri
merupakan panduan dalam pelaksanaan lapangan. Jadi sebuah
potongan gambar akan banyak memberi kemudahan bagi para

31
pelaksana. Biasanya para arsitek membuat potongan lebih dari satu
buah, sebab semakin lengkap potongan yang dibuat akan semakin
kecil kemungkinan terjadi kesalahan dalam pelaksanaan.
(Mistra.2006). Berikut merupakan gambar potongan pada struktur
yang penulis buat :
Berikut merupakan gambar potongan A

Gambar 3.10 Potongan

Berikut merupakan gambar potongan B

Gambar 3.11 Tampak Potongan

32
3.2.3 Alat Keselamatan Kerja Yang Digunakan

Pada pelaksanaan, PT. WIKA Gedung mewajibkan pekerja untuk


memakai alat pelindung diri. Agar tidak ada kejadian/insiden yang tidak
diinginkan saat bekerja. Berikut alat pelindung diri yang digunakan:

a. Sepatu safety

Gambar 3.12 Sepatu Safety

Sepatu pelindung atau safety shoes adalah perlengkapan yang


digunakan untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda. Benda-
benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia dan
aliran listrik. Sepatu pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan
dibalut oleh karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu
pelindung wajib digunakan oleh teknisi mesin dan petugas gudang.

33
b. Helm safety

Gambar 3.13 Helm Safety

Helmet atau topi pelindung digunakan untuk melindungi


kepala dari paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun
paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian topi pelindung (safety
helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan
efektif melindungi pemakainya.
Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap
listrik, yaitu:
1. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari
terbentur dan kejatuhan benda serta mengurangi paparan
bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah hingga 2.200
Volt
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari
terbentur dan kejatuhan benda serta mengurangi paparan
bahaya aliran listrik yang bertegangan tinggi hingga 22.000
Volt
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi
kepala dari terbentur dan kejatuhan benda tetapi tidak
melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik.

34
c. Rompi reflektor

Gambar 3.14 Rompi Reflektor

Rompi reflektor adalah rompi yang di beberapa sisi dirancang


khusus dengan dilengkapi reflektor yang dapat memantulkan
cahaya. Sehingga pada malam hari dapat terlihat pekerja yang
sedang di area lapangan agar terhindar dari kecelakaan yang
diinginkan.

d. Sarung tangan

Gambar 3.15 Sarung Tangan

Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk


melindungi tangan dari kontak bahan kimia, tergores atau lukanya

35
tangan akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam. Jenis-
jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk


melindungi tangan dari tergores, tersayat dan luka ringan.

2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakan untuk


melindungi tangan dari tergores, tersayat dan luka ringan.

3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk


melindungi tangan dari kontak dengan bahan kimia seperti oli,
minyak, perekat dan grease.

4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan


dari kontak dengan arus listrik yang bertegangan rendah
sampai tegangan tinggi.

e. Masker

Gambar 3.16 Masker

Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat


pernafasan seperti hidung dan mulut dari resiko bahaya seperti asap
solder, debu dan bau bahan kimia yang ringan. Masker biasanya
terbuat dari kain atau kertas. Masker umumnya dipakai di proses
mensolder.

36
3.3 Hambatan Kegiatan/Keterampilan/Keahlian

3.3.1 Hambatan

Berikut ini merupakan hambatan kegiatan serta solusi selama

Prakerin, yang diantaranya :

1. Sulit menentukan ukuran dari gambar yang diberikan oleh

pembimbing Prakerin di perusahaan tersebut.

2. Kesalahan untuk ukuran bahan yang digunakan pada gambar

setelah bertanya kepada pembimbing.

3. Keraguan atas ukuran yang diberikan karena jika diperkirakan


dalam kasat mata tidak memungkinkan dengan ukuran yang
diberikan.
4. Munculnya banyak pertanyaan ketika pembangunan proyek sedang

berjalan.

3.3.2 Solusi

Solusi penulis pada permasalahan yang disebutkan diatas selama

Prakerin, antara lain :

1. Bertanya langsung kepada pembimbing Prakerin agar tidak salah


dalam melakukan kegiatan kedepannya.
2. Merevisi gambar sesuai arahan pembimbing.

3. Bertanya langsung kepada pembimbing dan memberi tahu atas

keraguan yang dirasa oleh penulis.

4. Bertanya kepada staff yang bekerja di perusahaan tersebut terutama


pada bidang yang dikuasainya.

37
3.3.3 Saran

1. Serta saran yang diberikan antara lain memberikan ukuran yang

ditentukan pembimbing sesuai standar yang pembimbing pakai.

2. Serta saran yang diberikan antara lain memberi tahu perubahan


ukuran sesuai yang diperintahkan.
3. Serta saran pembimbing adalah mengubah ukurannya tetapi

kadang kala untuk gambar lain yang diragukan juga tidak ada

perubahan ukuran dan tetap memakai ukuran sesuai arahan

sebelumnya.

38
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil kegiatan praktik kerja industri adalah mampu
melaksanakan kegiatan yang berhubungan/sesuai keahlian dan kompetensi
siswa dari setiap jurusan. Karena pelajaran di sekolah juga kurang cukup,
maka Prakerin merupakan tempat untuk menguji kemampuan dan melihat
batas kemampuan siswa dari kejuruannya masing-masing.
Dalam pengembangan praktik pembelajaran siswa tidak hanya
mengandalkan materi dari sekolah, hanya saja dalam melaksanakan
pengembangan proses belajar harus dibantu dengan adanya kegiatan praktik
dalam berbagai materi. Dalam meningkatkan kinerja dalam suatu kegiatan,
maka dalam kegiatan praktik kerja industri adalah salah satu peluang untuk
menunjukan dan melihat kemampuan serta kinerja dari diri sendiri.

4.2 Saran-saran
Setelah penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
maka penulis mencoba memberikan beberapa saran dengan harapan dapat
bermanfaat bagi pihak industri dan pihak sekolah, adapun saran-saran
tersebut, yaitu:
1. Siswa yang ingin atau telah melakukan kegiatan Prakerin diharapkan
untuk menuruti peraturan-peraturan yang berlaku di sebuah substansi
atau industri.
2. Melakukan suatu kegiatan dengan baik dan sesuai prosedur yang
berlaku.
3. Menjaga keselamatan diri dan peralatan yang digunakan dalam suatu
kegiatan.
4. Menjaga kerapihan dan kebersihan tempat kerja.

39
5. Tidak bolos atau main-main di tempat kerja.
6. Mengikuti program prakerin dari awal hingga waktu yang ditentukan.
7. Menjaga nama baik sekolah di industri.
8. Menjalin kerjasama yang baik dengan karyawan ataupun atasan terutama
pembimbing.
9. Siswa yang melakukan prakerin disana, ada baiknya manajemen waktu
lebih dioptimalkan lagi. Jam kerja dan jam luang mohon dibijaksanakan
kembali.

40
Daftar Pustaka

Gunawan, Asep. 2014. Laporan Kegiatan Praktek Kerja Industri. Cikarang. SMK
Negeri 1 Cikarang Selatan.

Handriyanti S, Nur. 2019. Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Menggambar


Menggunakan Program Autocad Di Smk Terhadap Kebutuhan Kompetensi
Tenaga Drafter Pada Jasa Konstruksi Di Dunia Industri. Makassar.
Universitas Negeri Makassar.

Mistra. 2006. Panduan Membangun Rumah. Bogor. Penebar Swadaya.

Nurcahyo, Angga Sigit. 2014. Pengaruh Hasil Belajar Menggambar Struktur


Bangunan dan Menggambar AutoCAD terhadap Kesiapan Kerja sebagai
Drafter. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Priambodo, Ir Taufik. 2011. Struktur dan Konstruksi Rumah Menengah. Bogor.

Syafrani, Anwar. 2010. Serba-serbi Profesi. Jakarta. Bukuné

Syahputra, Denny 2015. Trirama. Laporan Praktik Kerja Industri. Bandung. SMK
Guna Dharma Nusantara.

Widojoko, Lilis. 2015. Analisa dan Desain Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan
Bentuk Tiang. Bandar Lampung. Program Studi Teknik Sipil Universitas
Bandar Lampung.

Wijanarko, Bambang. 2015. Alat Pelindung Diri Dalam Pekerjaan. Malang.


Widyaiswara PPPPTK BOE Malang.

https://www.wikagedung.co.id/ diakses pada tahun 2016.

41

Anda mungkin juga menyukai