Anda di halaman 1dari 34

RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

JUDUL AKTUALISASI

TERSEDIANYA INDIKATOR PENGAWASAN DISTRIBUSI OBAT


UNTUK PASIEN DI RUANG PERAWATAN RAWAT INAP
DI UPTD PUSKESMAS PAMBOANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : FAISAL NURSID, S.Farm.,Apt

NIP : 19840202 201903 1 003


JABATAN : APOTEKER AHLI PERTAMA

1
PESERTA LATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I
PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE KERJASAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I


PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE
KERJASAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BPSDM)
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2019

NAMA : FAISAL NURSID, S.Farm.,Apt


NIP : 19840202 201903 1 003

INSTANSI : UPTD PUSKESMAS PAMBOANG

JABATAN : APOTEKER AHLI PERTAMA

NDH : 010

JUDUL AKTUALISASI

“TERSEDIANYA INDIKATOR PENGAWASAN DISTRIBUSI OBAT UNTUK


PASIEN DI RUANG PERAWATAN RAWAT INAP
DI UPTD PUSKESMAS PAMBOANG KECAMATAN PAMBOANG”

Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Pelaksanaan Aktualiasi Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan I Pemerintah Kabupaten
Majene Bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019.

Majene, 02 Desember 2019

Menyetujui

2
Coach Mentor

Muhammad Nur, S.Pd., MM Ns. IBRAHIM, M.Kep, Sp. Kep. MB


NIP. 19670601 1990011 1 004 NIP. 19831019 200904 1 001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat
penulis bertugas yaitu di UPTD Puskesmas Pamboang.Penulisan rancangan
aktualisasi ini disusun sebagai syarat bagian dari Pelatihan Dasar (LATSAR)
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III di lingkungan Kabupaten Majene.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan aktualisasi ini tidak akan


selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ns. Ibrahim, M.Kep, Sp. Kep. MB selaku mentor dan Kepala UPTD
Puskesmas Pamboang
2. Bapak Muhammad Nur, S.Pd., MM selaku Coach
3. Pimpinan dan staf Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Majene
4. Pimpinan dan staf Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
Sulawesi Barat
5. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar
6. Kesatuan Polisi Pamong Praja selaku pendamping
7. Seluruh rekan-rekan CPNS Kabupaten Majene angkatan 2018.
8. Terkhusus yang tercinta Rabiah Al Adawiah, S.Si, Apt dan Khaylila
Farhadisa Faisal

3
Penulis menyadari rancangan aktualisasi masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik bersifat konstruktif demi
kesempurnaan dan perbaikan rancangan akualisasi ini. Besar harapan penulis agar dapat
memberi manfaat bagi penerapan ANEKA sebagai habituasi di instansi kerja.
Majene, 01 Desember 2019

Faisal Nursid, S.Farm.,Apt


19840202 201903 1 00
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Aktualisasi ....................................................................... 3
C. Ruang Lingkup ............................................................................ 4
D. Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA) .................................................... 4
1. Akuntabilitas ........................................................................ 5
2. Nasionalisme ....................................................................... 5
3. Etika Publik .......................................................................... 6
4. Komitmen Mutu .................................................................. 6
5. Anti Korupsi ......................................................................... 7
E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ...................................... 7
1. Manajemen ASN .................................................................. 8
2. Whole of Government (WoG) ............................................. 8
3. Pelayanan Publik .................................................................. 8

4
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI
A. Gambaran Umum UTD Puskesmas Pamboang.............................. 9
B. Keadaan Geografis........................................................................ 10
C. Keadaan Penduduk ...................................................................... 12
D. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Pamboang .................................. 13
E. Struktur Organisasi ..................................................................... 15
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu.................................................................................. 16
B. Deskripsi Gagasan ........................................................................ 18
C. Rancangan Aktualisasi ................................................................ 21
D. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .................................................. 27

5
6
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Statistik pemerintahan Kecamatan Pamboang


tahun 2018..................................................................................... 11
Tabel 2 Jumlah Dusun/Lingkungan menurut Desa/Kelurahan Kecamatan
Pamboang Tahun 2018.................................................................. 11

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik
memiliki peran strategis dalam rangka menciptakan masyarakat yang taat
hukum, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Saat ini penerapan sistem demokrasi masih banyak menuai sorotan
dari berbagai kalangan terkait pelayanan ASN. Standar pelayanan publik di
fasilitas pemerintah masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara lain seperti Inggris, Singapura, dan Malaysia. Mental ASN
masih belum kuat, etika dan moralitas masih rendah (ditandai dengan
maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme).
Media massa terkadang memberitakan tentang masih buruknya
kinerja ASN akibat dari kurangnya pemahaman, menginternalisasi dan
mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi. Sejalan dengan hal tersebut
semangat reformasi birokrasi dan semakin meningkatnya kesadaran
demokrasi mendorong pemerintah dalam upaya menciptakan Pemerintah
Daerah yang efesien, akuntabel dan transparan.
Upaya mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola Aparatur Sipil Negara
menjadi semakin profesional. Undang Undang ini merupakan dasar dalam
manajemen Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional dan
netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta

1
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi
masyarakat.
Kewajiban untuk mewujudkan hak setiap warga negara itu, antara
lain dilakukan dengan cara menciptakan persamaan akses pelayanan
kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan status
kesehatan masyarakat, melakukan langkah-langkah legislasi yang dapat
menjamin perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan
kesehatan, serta menyediakan anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan
yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan, pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi
semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Pelayanan farmasi di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,
yaitu sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus mampu menjalankan
fungsinya untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan. Untuk
mewujudkan fungsi tersebut, diperlukan pengelolaan profesional

2
berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dilakukan oleh tenaga
profesional yakni Apoteker. Peran Apoteker dalam sistem pelayanan di
Puskesmas bukan hanya sebagai penyedia obat, melainkan juga tenaga
profesional kesehatan yang memiliki peran penting dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat di sekitarnya.
Dalam konteks pelayanan kesehatan yang beroientasi pada
keselamatan pasien (Patient Safety), pelayanan kesehatan bukan hanya
mampu menyembuhkan pasien dari keluhan terkait penyakit yang
dideritanya, tapi juga bagaimana caranya pasien tersebut tidak mengalami
kecelakaan akibat pelayanan ataupun sarana dan sprasarana yang diberikan
oleh puskesmas. Dalam hal ini, UPTD Puskesmas Pamboang dalam pelayanan
kesehatannya kepada masyarakat, masih terdapat laporan mengenai
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) khususnya distribusi obat yang tidak sesuai
dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Hal ini dapat berimbas pada
gagalnya penegakkan terapi, tingginya cost akibat mallpraktik, sampai pada
bahaya yang dapat mengancam jiwa pasien.
Dari permasalahan yang telah dikemukakan, penulis membuat
aktualisasi dengan judul “Tersedianya Indikator Pengawasan Distribusi
Obat Untuk Pasien Di Ruang Perawatan Rawat Inap Di UPTD Puskesmas
Pamboang Kecamatan Pamboang”. Melalui kegiatan aktualisasi tersebut
diharapkan mampu menghasilkan suatu sistem pengawasan distribusi obat
untuk pasien di unit perawatan rawat inap di UPTD Puskesmas Pamboang
yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai dasar ANEKA, sehingga dapat
menciptakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu dan
berdaya guna.

B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan aktualisasi secara umum pada kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III adalah mengimplementasikan rancangan kegiatan yang

3
dikaitkan dengan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi. Mengidentifikasikan nilai–nilai dasar profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya dalam racangan
kegiatan yang dibuat, dan dalam hal ini untuk mengoptimalkan mekanisme
pengajuan kebutuhan unit melalui kegiatan-kegiatan dan tahapan kegiatan
yang direncanakan.
Secara khusus, kegiatan aktualisasi dapat menjadi inovasi pada
pelayanan kesehatan untuk mampu menjawab masalah dan tantangan PNS
di unit kerja UPTD Puskesmas Pamboang yang diijiwai dan berlandaskan
nilai-nilai ANEKA, yang selanjutnya dapat menjadi kebiasaan (habituasi),
menjadi standar pelayanan kesehatan yang terus mampu berperan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi penerapan nilai–nilai dasar ASN
yaitu ANEKA dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai ASN. Penerapan
nilai – nilai dasar ini berlangsung di lingkup kerja yaitu UPTD Puskesmas
Pamboang 30 hari kerja. Implementasi rancangan kegiatan dalam hal
peningkatan pelayanan farmasi di UPTD Puskesmas Pamboang.

D. NILAI-NILAI DASAR PNS (ANEKA)


Berdasarkan dari lima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus
ditanamkan kepada setiap ASN, maka perlu diketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut yaitu:

4
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
2. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi
kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu
bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan
penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila
yang kuat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme
Pancasila ini harus menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak langkah

5
dan semangat bekerja untuk bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai
Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN harus senantiasa taat menjalankan
nilai nilai Pancasila.
3. Etika publik
Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang
baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Dengan
demikian etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/ buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi
Negara Pancasila; Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945; menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak; membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian; menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur; mempertanggung
jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public; memiliki kemampuan
dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; memberikan
layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun; mengutamakan kepemimpinan
berkualitas tinggi; menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, secara
keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen mutu dari setiap aparatur
dalam memberikan layanan, apapun bidang layanannya dan kepada

6
siapapun layanan itu diberikan. target utama kinerja aparatur yang
berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang
menerima layanan (customer satisfaction).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap aparatur mesti
dilandasi oleh kesadaran tinggi untuk memaknai esensi komitmen mutu
dalam memberikan pelayanan kepada publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Perilaku adiluhung sebagai aparatur
dapat diwujudkan melalui karakter kepribadian yang jujur, amanah,
cermat, disiplin, efektif, efisien, kreatif, inovatif, melayani dengan sikap
hormat, bertutur kata sopan dan ramah, berlaku adil (tidak diskriminatif),
bekerja tanpa tekanan, memiliki integritas tinggi, serta menjaga nama
baik dan reputasi ASN.
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

E. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI


Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia terdiri dari tiga materi pelatihan, yaitu Manajemen ASN,
Whole of Goverment (WoG), dan Pelayanan Publik

7
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
interview politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.
2. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik (UU No. 25 tahun 2009).

8
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS PAMBOANG


Unit Pelaknasa Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Pamboang
merupakan puskesmas pedesaan yang beralamat di Jl. Ammana Pattowali
(Poros Majene-Mamuju) Kecamatan Pamboang. Puskesmas yang berada di
wilayah Kecamatan Pamboang yang terdiri dari dataran dan pegunungan
dengan luas wilayah 70,2 km². Wilayah Kecamatan Pamboang terdiri dua
kelurahan dan 13 Desa yang terdiri dari 9 lingkungan dan 51 dusun, dengan
kekuatan sarana kesehatan terdiri dari 6 pustu, 16 Poskesdes dan 56
Posyandu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Gambar 1
Peta Kecamatan Pamboang tahun 2018

Batas Utara : Kec. Sendana


Batas Timur : Kec.Banggae
Batas Selatan : Teluk Majene
Batas Barat : Selat Makassar

9
UPTD Puskesmas Pamboang berada di jalan poros Majene
Mamuju yang merupakan jalan lintas provinsi. Transportasi antar wilayah
dihubungkan dengan jalan darat dan mudah dijangkau.Puskesmas
Pamboang saat ini telah berusia 40 tahun yang berdiri sejak tahun 1975.
Lokasi bangunan puskesmas terletak di pusat kota Kecamatan Pamboang
dengan tipe puskesmas perawatan.
Sejak didirikan pada tahun 1975, Puskesmas Pamboang telah
mengalami 17 kali pergantian pemimpin atau kepala Puskesmas sampai
dengan sekarang. Saat ini Puskesmas Pamboang dipimpin oleh Ns.
IBRAHIM, M.Kep.Sp.Kep,MB Mulai tahun 2018 sampai Sekarang.
Pada tahun 2017, UPTD Puskesmas Pamboang menjadi satu-
satunya Puskesmas se-Sulawesi Barat yang ikut serta dalam rangka
penilaian akreditasi Puskesmas, pada tanggal 7 Desember 2017 dan UPTD
Puskesmas Pamboang pada tanggal 30 Oktober 2019 pula menjadi
Puskesmas pertama yang melakukan Re-Akreditasi se-Sulawesi Barat. Hal
ini mengindikasikan bahwa UPTD Puskesmas Pamboang berusaha untuk
menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan.
B. KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Pamboang di sebelah utara berbatasan langsung dengan
Kecamatan Sendana dan disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Banggae. Sedangkan di sebelah Barat Selatan dan Barat masing-masing
berbatasan dengan Teluk Majene dan Selat Makassar. Luas wilayah
Kecamatan Pamboang tercatat 70,91 Km2 atau sekitar 9,51 % dari luas total
Kabupaten Majene.
Kecamatan Pamboang saat ini terdiri dari 2 Kelurahan dan 13 Desa yang
terbagi atas 9 Lingkungan dan 51 dusun. Hal ini berdasarkan perda Bupati
Majene no. 7 tahun 2010 dan no.8 tahun 2010, tanggal 6 Desember 2010
tentang pemekaran desa/kelurahan

10
Tabel 1
Statistik pemerintahan Kecamatan Pamboang tahun 2018

Uraian Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018


Kelurahan 2 2 2

Desa 13 13 13
Lingkungan 9 9 9
Dusun 47 49 51
Sedangkan jumlah Dusun/Lingkungan menurut Desa/Kelurahan tahun
2018 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2
Jumlah Dusun/Lingkungan menurut Desa / Kelurahan
Kecamatan Pamboang Tahun 2018

Desa / Kelurahan Lingkungan Dusun


Bonde 4
Bonde Utara 4
Bababulo 4
Bababulo Utara 4
Simbang 4
Buttu Pamboang 4
Lalampanua 4
Tinambung 5
Betteng 3
Banua Adolang 4
Adolang 4
Adolang Dhua 4
Sirindu 5
Balombong 3
Pesuloang 4
C. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data Statistik Kabupaten Majene Jumlah Penduduk
Kecamatan Pamboang sebesar 22.369 jiwa, Desa Bonde Utara masih tercatat
sebagai desa dengan jumlah penduduk terbesar sebanyak 2.673 jiwa dan
desa dengan jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Adolang sebanyak
752 jiwa.

11
Berdasarkan kesepakatan lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene
beserta jaringannya, jumlah penduduk yang digunakan dalam penentuan
jumlah sasaran program pembangunan kesehatan masih tetap menggunakan
jumlah penduduk hasil sensus penduduk dengan total penduduk di tahun
2018 sebanyak 22.369 jiwa. Berikut grafik yang menunjukkan jumlah
penduduk menurut desa/kelurahan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan tahun
2018
3,000.00

2,500.00

2,000.00

1,500.00
2,673
2,427
1,000.00
2,1782,172 2,004
1,4301,434 1,459
1,201
500.00 888 888 978 981 904
752
-
N DE AR
A O
UL TAR
A
NG NG UA NG NG NG
A
NG H U ND U ONG ANG
BO UT BAB U BA BOA PAN BU TTE OLA OLA D RI B LO
M M SI LOM ES U
D E
B A LO SI A LA M
N AM B E AD A D
A NG
N U P P
BO
B LA TI A L BA
A BA TTU A NU A DO
B BU B

Sumber : Data Profil UPTD Puskesmas Pamboang


Tahun 2018

12
D. VISI DAN MISI UPTD PUSKESMAS PAMBOANG
a. Visi dan Misi
1) Visi
“Pelayanan kesehatan dasar paripurna menuju masyarakat sehat dan
mandiri”

2) Misi
a) Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
b) Menggerakkan masyarakat melalui kerja sama lintas program dan
lintas sektoral untuk menerapkan perilaku hidup sehat
c) Meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
b. Tujuan
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, bayi balita anak usia sekolah
dan lansia
2) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang sehat
3) Meningkatnya status gizi masyarakat
c. Motto
“Sehat Adalah Hartaku, Harus Kujaga dan Kupelihara”

d. Tata Nilai SIAP


Senyum : Komunikatif dalam melayani masyarakat maupun dengan rekan
sekerja dan indikator ini yang digunakan untuk memonitoring keramahan
petugas, kepatuhan petugas dalam pengisian informed concent,
kepatuhan pemberian KIE etika batuk, kepatuhan memberikan senyum,
sapa dan salam kepada pasien

Ikhlas Memilik budaya mutu (disiplin, beretika dan bertanggung jawab)


dalam melayani masyarakat maupun dengan rekan sekerja dan indikator

13
ini yang digunakan untuk memonitoring ketepatan terhadap standar
waktu tugas dan pelayanan.

Aksi Tanggap dalam melayani seluruh masyarakat. Indikator yang


digunakan untuk memonitoring adalah respon time di unit pelayanan
masing-masing, serta adanya inovasi di unit layanan.

Profesional Memberikan pelayanan kesehatan yang memperhatikan


keselamatan pasien, indikator ini digunakan untuk memonitoring
kepatuhan terhadap 6 sasaran keselamatan pasien.

e. Budaya Kerja
Disiplin, Beretika, dan Bertanggung jawab

14
E. STRUKTUR ORGANISASI KEPALA PUSKESMAS
Ns.IBRAHIM, M.Kep,Sp.Kep.MB
Kasubbag Tata Usaha
NURDANI, SKM

Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan


Sistem Nuramilang,SKM Warnianti, SKM
Nurdani,SKM
Informasi Marwa, S.Kep, Ns
puskesmas
Warnianti, SKM

UKM Esensial dan Keperawatan UKM Pengembangan UKP. Keparmasian Puskesmas dan Laboratorium Jaringan Pelayanan Puskesmas
Kesmas dan jejaring Fasyankes

PROMKES Gizi Kesehatan Jiwa Kesehatan Lansia Pemeriksaan Umum Persalinan


Afharida Karyani Sinaria, SKM Nasliah Kadir,AMK Yuli Purnawanti, A.Md.Keb
Nurul Insani,AM.Keb dr. Hj. Nisa Mutia Puskesmas Pembantu
Fatta, SKM
Hasnur Djohan, AMKeb
KESLING
Gigi Masyarakat PKPR Kesehatan Gigi Mulut Rawat Inap
UPAYA Nuramilang,
PROMOSI SKM
UKS drg. Irwani Jalal Arifah Herman,AMkeb drg. Irwani Jalal Darmawati,, S.Kep Puskel
KESEHATAN
Hasmiani,AMKeb Warnianti,SKM
Afharida Karyani
Keperawatan Fattah,
Kesehatan
SKM
Masyarakat Kefarmasian
BATRA Kerja dan Olahraga KIA/KB
Mutmainnah, AMK Asnawiah, S.Si Nuramilang, SKM Hasnur Djohan, AMKeb Faisal Nursid,, S.Farm. Apt Bidan Desa
Hasnur Djohan, AMKeb
P2P
Haji Gawat Darurat Laboratorium
UPAYA PROMOSI Marwa, S.Kep, Ns Marwa, S.Kep,Ns Fitria Saleh, AMd.AK Jejaring Fasilitas
KESEHATAN
TOSCA IMUNISASI Pelayanan Kesehatn
Afharida Karyani Fattah, Hasnur Djohan, AMKeb
Arman, S.Kep Darmawati, S.Kep
KIA Gizi Klinis Rekam Medis
SKM
Hasnur Djohan, Sinaria, SKM Sardiana
AMKeb Diare / ISPA Surveilance / Rabies
Warnianti,SKM Nur Asrar,S.Kep, Ns

KB
Fasyankes
Hasmiani,AMKeb Kecacingan PTM
Filariasis Mutmainnah, AMK
Nur Asrar,S.kep,Ns
Sifilis / HIV / Hepatitis MALARIA / DBD
SDIDTK Marwa, S.Kep, Ns Nur Asrar, S.Kep, Ns
Suriyani
Iskandar,AM.Keb
15

MTBS
Yuli Purwanti,AM,Keb
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. DESKRIPSI ISU
Maraknya penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak
aman, dan juga tidak ekonomis yang saat ini telah menjadi masalah dalam
pelayanan kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang.
Masalah ini juga dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di rumah
sakit, Puskesmas, praktek pribadi, maupun di masyarakat luas. Tak dapat juga
dipungkiri bahwa tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu
pelayanan kefarmasian mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama
yang berorientasi kepada produk (Drug Oriented) menjadi paradigma baru
yang berorientasi pada pasien (Patient Oriented), dengan filosofi Pelayanan
Kefarmasian (Pharmaceutical Care) dan mengedepankan konsep Risk
Management serta Keselamatan Pasien (Patient Safety).
Amanah Kementerian Keseharatan Republik Indonesia melalui
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, yaitu upaya kesehatan
menjadi setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan. Pelayanan Kefarmasian merupakan
kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah Obat dan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Pamboang menjadi
salah satu dari sekian banyak puskesmas yang mengedepankan dukungan

16
terhadap pelayanan kesehatan berkonsep patient safety. Ketentuan eksternal
dan kebijakan internal semakin mengerucut dalam melaksanakan pelayanan
mengacu pada keselamatan dan kepuasan pasien. Indiator akreditasi
puskesmas pada saat sekarang ini juga menuntut ke arah pasien tidak hanya
sembuh dari keluhan atas penyakitnya, tetapi pasien yang berobat
diupayakan bahagia terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, kembali
ke kondisi optimalnya yang memungkinkan pasien dapat bekerja secara
optimal lagi, dan selamat dari kemungkinan resiko medication error.
Laporan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan salah satu
sistem yang dibuat untuk melaporkan setiap kesalahan, peluang terjadinya
kesalahan bahkan sampai pada kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan
yang dialami pasien akibat pelayanan kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas
Pamboang. Hampir setiap bulannya dilaporkan terjadi kesalahan dalam
pemberian obat, sehingga hal ini membuat petugas Apotek harus membuat
satu inovasi baru dalam rangka mengurangi sampai pada mencegah
terjadinya kesalahan distribusi obat, salah satunya adalah dengan
menggunakan instrumen Double Check.
Mekanisme Double Check sebagai instrumen penegakkan indikator
pengawasan distribusi obat dilakukan dengan cara berkolaborasi (inteprofesi)
antara petugas farmasi, perawat dan tenaga medis di UPTD Puskesmas
Pamboang. Resep yang ditulis oleh tenaga medis yang telah terintegrasi
dalam Rekam Medik pasien dan Buku Status Pasien diserahkan kepada
petugas Apotek (Farmasis). Tugas farmasis adalah melakukan Screening resep
untuk memastikan bahwa resep tersebut sudah sesuai dengan ketentuan
kelengkapan resep dan tepat obat serta tepat pasien. Farmasis kemudian
menyiapkan obat sesuai dengan instruksi resep, kemudian melakukan
verifikasi akhir dengan mencocokkan antara obat/alat kesehatan yang
disediakan sudah sesuai dengan instruksi resep, jika sudah lengkap maka

17
petugas farmasis membubuhkan stempel dan tanda-tangan untuk
menetapkan bahwa obat tersebut sudah lengkap dan terverifikasi.
Selanjutnya obat tersebut dijemput oleh petugas perawat dari ruang
perawatan rawat inap. Perawat sebelum mengambil obat tersebut melakukan
pemeriksaan untuk mencocokkan instruksi resep dengan obat yang telah
disiapkan oleh farmasis. Pemeriksaan meliputi kesesuaian obat dengan resep,
dosis, jenis dan jumlah obat, cara penggunaan dan lama penggunaan obat.
Jika resep dinyatakan lengkap, maka dibubuhi stempel dan tanda tangan oleh
perawat di atas lembar tersebut. Maka seluruh rangkaian penyiapan sampai
pada distribusi tersebut dinamakan mekanisme Double Check.
B. GAGASAN PEMECAHAN ISU
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan
bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan
penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadudengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk
(drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien

18
(patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical
care).
Keberadaan Apoteker dalam hal ini sebagai bagian dari agen
perubahan untuk mencapai tiga target itu. Para Apoteker sebagai Agent of
Change juga dapat mengoptimalkan perannya yakni Memberikan informasi
dan edukasi yang memadai bagi pasien dalam hal penggunaan obat secara
benar, pemantauan terapi obat untuk mencapai tujuan pengobatan.
Upaya inovasi ini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya Medication Error, mulai dengan cara meningkatkan ketelitian dan
keakuratan (presisi) standar prosedur operasional yang ditetapkan, bekerja
kolaboratif dengan Tim Mutu dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dalam rangka mensosialisasikan Hand Hygine dan penggunaan Alat
Peindung Diri (APD) yang sesuai. Inovasi selanjutnya yang merupakan amanah
regulasi pelayanan kefarmasian, sesuai arahan dari tim surveyor re-akreditasi
UPTD Puskesmas Pamboang, serta tuntutan pemecahan isu mengenai
seringnya terjadi kesalahan daam distribusi obat dari ruang farmasi (Apotek)
ke ruang perawatan rawat inap, yaitu kesalahan interpretasi resep, dan
kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Maka dituntut inovasi adanya pengawasan
distribusi obat di ruang perawatan rawat inap yang berkolaborasi antara
farmasis dengan perawat dalam mengecek dan memastikan tidak adanya
kesalahan penyediaan dan pemberian obat. Mekanisme proses tersebut
dimulai dari proses penyiapan obat di Apotek, screening resep, verifikasi obat
dengan memastikan obat yang disediakan sesuai dengan instruksi resep
untuk didistribusikan ke ruang perawatan, verifikasi ulang (Double Check)
oleh perawat sebelum menerima dan menyimpan obat di tepat masing-
masing penyimpanan obat, sampai pada pengecekan ulang item, jenis dan
jumlah obat sebelum diberikan ke pasien.
Mekanisme Double Check ini diharapkan mampu mengatasi dan
mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat khususnya di ruang

19
perawatan. Mekanisme ini akan dijadikan sebagai tolak awal penegakan
farmasi klinis untuk mendukung upaya keselamatn pasien, sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

20
C. URAIAN KEGIATAN
 UNIT KERJA : Jabatan Pelaksana Apoteker di Unit Apotek UPTD Puskesmas Pamboang, Kelurahan
Lalampaua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene.
 ISU YANG DIANGKAT : Belum tersedianya indikator pengawasan distribusi obat untuk pasien di ruang perawatan
Rawat Inap UPTD Puskesmas Pamboang.
 GAGASAN PEMECAHAN ISU : Tersedianya indikator pengawasan distribusi obat untuk pasien di ruang perawatan Rawat
Inap UPTD Puskesmas Pamboang
 TUJUAN GAGASAN PEMECAHAN ISU : Indikator pengawasan distribusi obat dengan menggunakan instrumen Double Check
diharapkan menjadi inovasi yang berdaya guna, untuk mencegah terjadinya kesalahan
pemberian obat kepada pasien di ruang perawatan Rawat Inap UPTD Puskesmas Pamboang.

KONTRIBUSI
TAHAPAN OUTPUT/HASIL PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI MISI
KEGIATAN KEGIATAN NILAI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Pengumpulan 1. Mengumpulkan Dokumen telaah referensi Akuntabilitas : menekankan Dengan melakukan Pengumpulan data dan
kepemimpinan, integritas,
data dan referensi terkait terkat pengawasan obat tahapan pengumpulan referensi terkait dengan
konsistensi dan bertanggung
referensi pengawasan jawab terhadap pelayanan, data dan referensi KTD terhadap
kejelasan dan transparansi, dan
terkait distribusi obat terkait KTD pada unit pengawasan distribusi
keperayaan
Kejadian Tidak Apotek UPTD obat bertujuan untuk
2. Mengumpulkan Laporan KTD perawatan Nasionalisme : bertolak dari
21
Diharapkan data laporan rawat inap adanya diskusi dan konsultasi Puskesmas Pamboang, merumuskan sumber
medis, kerjasama, saling
(KTD) Kejadian Tidak maka kualitas data dan informasi
menghormati dan musyawarah
terhadap Diharapkan dengan tenaga medis atau pengawasan distribusi berbasis Evidence dalam
paramedis.
pengawasan (KTD) obat dapat mendukung
3. Melakukan Dokumentasi dan Etika publik : mengandung
distribusi obat berorientasi pada pengawasan distribusi
konsultasi Notulen hasil konsultasi unsur nilai dasar ASN, sesuai
dengan kode etik ASN, sikap paradigma Patient obat yang sering terjadi
dengan unit pedui dan mentaati aturan dan Safety, sehingga kesalahan dalam
strategis ketentuan yang berlaku.
mendukung pemberian obat
mengenai Komitmen mutu : pelayanan
pencapaian visi dan sehingga menjadi
kesehatan yang efektif, efisien,
rencana
inovatif, orinetasi pada misi dalam reliabel dan assurance
pemecahan peningkatan mutu yaitu
menyelenggarakan akan menguatkan nilai-
Assurance dan Reliability
masalah
dan meningkatkan nilai organisasi UPTD
Whole of Government :
memuat kegiatan yang pelayanan kesehatan Puskesmas Pamboang
berkoordinasi, berkolaborasi yang bermutu, merata yaitu Aksi dan
dan terintegrasi dengan unit
strategis dalam melakukan dan terjangkau. Profesionalisme
pelayanan kesehatan

2. Pembuatan 1. Mempelajari Telaah regulasi dan Akuntabilitas : menekankan Dengan melakukan Pembuatan dan
kepemimpinan, integritas,
dan regulasi dan referensi untuk tahapan pembuatan penerapan SK dan SOP
konsistensi dan bertanggung
penerapan SK referensi untuk pembuatan SK dan SOP jawab terhadap pelayanan, dan penerapan SK dan terhadap pengawasan
kejelasan dan transparansi, dan
dan SOP pembuatan Surat SOP pada unit Apotek distribusi obat
kepercayaan
Keputusan (SK) UPTD Puskesmas bertujuan untuk
Etika publik : mengandung
dan Standart Pamboang, maka mendapatkan kepastian

22
Operational unsur nilai dasar ASN, sesuai dapat menjadi acuan hukum dan standar
dengan kode etik ASN, sikap
Prochedure dalam penerapan prosedur tetap dalam
pedui dan mentaati aturan dan
(SOP) ketentuan yang berlaku. Patient Safety, pelayanan, dalam
2. Membuat draf Draf rancangan SK dan
Komitmen mutu : pelayanan sehingga mendukung mendukung
SK dan SOP, SOP kesehatan yang efektif, efisien, pencapaian visi dan pengawasan distribusi
mengusulkan inovatif, orinetasi pada
peningkatan mutu yaitu misi dalam obat yang sering terjadi
kepada pimpinan Assurance dan Reliability menyelenggarakan kesalahan dalam
untuk di setujui
Whole of Government : dan meningkatkan pemberian obat,
dan di tetapkan memuat kegiatan yang
pelayanan kesehatan sehingga menjadi
3. Mendafarkan SK SK dan SOP yang telah di berkoordinasi, berkolaborasi
dan terintegrasi dengan unit yang bermutu, merata pedoman untuk
dan SOP ke tetapkan dan akan
strategis dalam melakukan
dan terjangkau. meningkatkan Patient
admin untuk digunakan pelayanan kesehatan
Safety akan
ditetapkan
menguatkan nilai-nilai
sebagai SK dan
organisasi UPTD
SOP pelayanan
Puskesmas Pamboang
kefarmasain di
yaitu Aksi dan
Unit Apotek
Profesionalisme
3. Sosialisasi 1. Melakukan Dokumentasi dan Akuntabilitas : menekankan Dengan melakukan Sosialisasi pelaksanaan
kepemimpinan, integritas,
pelaksanaan koordinasi notulensi hasil koordinasi tahapan sosialisasi kegiatan dan
konsistensi dan bertanggung
kegiatan dan dengan Tim jawab terhadap pelayanan, pelaksanaan kegiatan pembuatan instrumen
kejelasan dan transparansi, dan
pembuatan Mutu dan Unit dan pembuatan Double Check terhadap
kepercayaan
instrumen Keselamatan instrumen Double pengawasan distribusi

23
Double Check Pasien (UKP) Nasionalisme : bertolak dari Check pada unit obat bertujuan untuk
adanya diskusi dan konsultasi
UPTD Puskesmas Apotek UPTD menyatukan kesamaan
medis, kerjasama, saling
Pamboang menghormati dan musyawarah Puskesmas Pamboang, persepsi baik dari unit
dengan tenaga medis atau
mengenai SK dan maka terdapat Apotek (Farmasi)
paramedis.
SOP yang telah kepastian hukum dan maupun unit Ruang
Etika publik : mengandung
ditetapkan unsur nilai dasar ASN, sesuai prosedur kerja dalam Perawatan Rawat Inap
2. Melakukan Dokumentai dan dengan kode etik ASN, sikap pelasanaan dalam pelaksanaan
sosialisasi SK dan notulensi hasil sosialisasi pedui dan mentaati aturan dan
ketentuan yang berlaku. pengawasan obat, pengawasan distribusi
SOP ke unit
sehingga mendukung obat yang sering terjadi
Komitmen mutu : pelayanan
pelaksana
kesehatan yang efektif, efisien, pencapaian visi dan kesalahan dalam
3. Membuat Foto instrumen Doublle
inovatif, orinetasi pada
misi dalam pemberian obat,
instrumen Check peningkatan mutu yaitu
Assurance, Reliability dan menyelenggarakan sehingga dapat segera
Double Check
Responsive
dan meningkatkan dilaksanakan dan
Whole of Government : pelayanan kesehatan menjadi standar setiap
memuat kegiatan yang
berkoordinasi, berkolaborasi yang bermutu, merata pelayanan distribusi
dan terintegrasi dengan unit dan terjangkau. obat akan menguatkan
strategis dalam melakukan
pelayanan kesehatan nilai-nilai organisasi
UPTD Puskesmas
Pamboang yaitu Ikhlas,
Aksi dan
Profesionalisme
4. Pelaksanaan 1. Menerapkan Foto/video dokumentasi Akuntabilitas : menekankan Dengan melakukan Pelaksanaan kegiatan,

24
kegiatan, pengawasan pelaksanaan Double kepemimpinan, integritas, tahapan pelaksanaan evaluasi dan analisis
konsistensi dan bertanggung
evaluasi dan distribusi obat ke Check kegiatan, evaluasi dan optimalisasi kegiatan
jawab terhadap pelayanan,
analisis unit pelayanan kejelasan dan transparansi, dan analisis optimalisasi terhadap pengawasan
kepercayaan
optimalisasi perawatan inap kegiatan pada unit distribusi obat
kegiatan dengan Etika publik : mengandung Apotek UPTD bertujuan untuk
unsur nilai dasar ASN, sesuai
menggunakan dengan kode etik ASN, sikap Puskesmas Pamboang, peningkatan pelayanan
instrumen pedui dan mentaati aturan dan maka dapat mencegah Patient Safety dalam
ketentuan yang berlaku.
Double Check terjadinya kesalahan mendukung
2. Melakukan Evaluasi laporan KTD Komitmen mutu : pelayanan
dalam pengawasan distribusi
kesehatan yang efektif, efisien,
evaluasi laporan selama proses habituasi
inovatif, orinetasi pada pendistribusiann dan obat yang sering terjadi
KTD peningkatan mutu yaitu
pemerian obat kesalahan dalam
3. Melakukan Hasil analisis optimalisasi Assurance, Reliability dan
Responsive (Mediction Error), pemberian obat,
analisa pelaksanaan Doble Check
Whole of Government : sehingga mendukung sehingga menjadi
optimalisasi
memuat kegiatan yang pencapaian visi dan pelayanan kesehatan
Penerapan berkoordinasi, berkolaborasi
dan terintegrasi dengan unit misi dalam yang aman, bermutu
pengawasan
strategis dalam melakukan menyelenggarakan dan terjangkau akan
distribusi obat pelayanan kesehatan
dan meningkatkan menguatkan nilai-nilai
dengan
pelayanan kesehatan organisasi UPTD
menggunakan
yang bermutu, merata Puskesmas Pamboang
instrumen
dan terjangkau. yaitu Aksi dan
Double Check
Profesionalisme

kklaz hf

25
26
D. JADWAL RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI

Waktu Pelaksanaan
Desember 2019 Januari 2020
No Nama Kegiatan Mingg Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
. u ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-1 ke-2
1 Pengumpulan referensi
2 Pengumpulan data
laporan KTD
3 Konsultasi dengan unit
strategis
4 Pengusulan dan
penetapan SK dan SOP
5 Melakukan koordinasi
dengan Tim Mutu dan
UKP
6 Melakukan sosialisasi
SK dan SOP ke unit
pelaksana
7 Membuat instrumen
Double Check
8 Menerapkan
pengawasan distribusi
obat dengan Double
Check
9 Melakukan evaluasi
laporan KTD
10 Melakukan analisa
optimalisasi Penerapan
Double Check

27

Anda mungkin juga menyukai