30101800189
SEKENARIO
A four-years old boy is admitted to the emergency room of Sultan Agung Islamic Hospital,
brought by his parent with chief complaint of bloating. From alloanamnesis shows another
symptoms including intermittent abdominal pain, fever and decreasing urin output. He has
not passed stool and fart since two days ago with only red currant jelly stool. The patient has
been experiencing vomiting containing food. For the last one day the vomit has a yellow
greenish color. Ten days before he had frequently diarrhea about 5 times per day. The
physical examination findings include abdominal distention, bowel movement increased
bowel sound, a metallic sound and hipertympany to percussion. A sausage shape mass is
palpable in the upper right of abdominal region with the sense of emptiness in the lower right
abdominal region. From rectal toucher findings pseudo portio and blood on the glove
Seorang bocah lelaki berusia empat tahun dirawat di ruang gawat darurat Rumah Sakit Islam
Sultan Agung, dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kembung. Dari alloanamnesis
menunjukkan gejala lain termasuk nyeri perut intermiten, demam dan penurunan output urin.
Dia belum melewati feses dan kentut sejak dua hari lalu hanya dengan feses jeli kismis
merah. Pasien telah mengalami muntah yang mengandung makanan. Untuk satu hari terakhir
muntah memiliki warna kuning kehijauan. Sepuluh hari sebelumnya dia sering diare sekitar 5
kali sehari. Temuan pemeriksaan fisik meliputi distensi abdomen, pergerakan usus
meningkatkan bunyi usus, bunyi metalik, dan hipertimani pada perkusi. Massa bentuk sosis
teraba di kanan atas daerah perut dengan rasa kekosongan di daerah perut kanan bawah. Dari
temuan rectal toucher pseudo portio dan darah pada sarung tangan
Step 1
step 2
1. Jelaskan Anatomi, fisiologi, dan histologi organ intraabdominal?
2. Apa etiologinya?
3. Mengapa bisa ditemukan massa bentuk sosis dan rasa kehampaan pada
pemeriksaan perut?
4. Mengapa anak-anak muntah warna kuning kehijauan?
5. Mengapa anak merasa kembung?
6. Mengapa anak-anak menunjukkan gejala sakit perut yang berselang-seling,
demam, dan penurunan produksi urin?
7. Apa penyebab mual dan muntah?
8. Mengapa anak-anak sering mengalami diare sepuluh hari sebelumnya?
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
9. Mengapa anak-anak tidak buang air besar dan kentut 2 hari yang lalu hanya
dengan bangku jelly merah?
10. Mengapa dari RT ditemukan pseudo portio dan darah di sarung tangan?
11. Apa patofisiologi dan patogenesis ileus obstructif dan skenario intususepsi?
12. Apa Diagnosis dan DD skenario?
13. apa pemeriksaan penunjang dan tatalaksana dari kasus skenario?
14. Mengapa dapat ditemukan distensi abdomen, peningkatan pergerakan usus,
dan bunyi metalik dan hiperpus pada perkusi?
15. Apa manifestasi klinis dari skenario?
16. Bagaimana cara mendiagnosis kasus skenario?
17. Apa komplikasi kasus?
Step 3
1. Jelaskan Anatomi, fisiologi, dan histologi organ intraabdominal?
Anatomi
Fisiologi
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Gaster bolus sfingter cardiac dicerna makanan yang mengandung lemak dan
protein yang mana sel G merangsang gastrin dikeluarkan olel sel parietal HCL
merubah pepsinogen (sel utama) pepsin Memecah protein dan protease. Lipase
trigleserid sebagian trigleserid sepenuhnya. Renin menggumpalkan protein
(bayi). Kimus duodenum melewati sfingter pilorica ( makanan dikirim
sebagian)adanya amylase pancreas (memecah disakarida sebagian disakarida
sepenuhnya), lipase pancreas ( triglesrid sepenuhnya as, lemak dan 2
monogliserol) jejunum ( disakaridase disakarida monosakarida (maltase,
sukrase, lactase), ribonuklease, deoksinuklease nukleotida2, endopetidase ( tripsin
dan kemotripsin hidrolisis pepton dan protease polipeptida eksopeptidase
peptide)
Lemak sebelum dicerna olh lipase pancreas dimulsikan oleh empedu pancreas
merangsang getah pancreas menghasilkan enzim. --> ada pemilahan air dan zat
tida berguna dibawa ke intestinum crissum caecum --> kenapa sering terjadi
obstruksi Karena perbedaan motilitas, intestinum crissum lebih lambat > intestinum
tenue. Adanya absorb si air dan Na, supaya terbentuk fese yang semi padat dibantu
bakteri flora normal ( manfaat :imunitas ( melawan pathogen), membantu
pembusukan makanan sisa) Konstipasi : air dan Na yang diserap terlalu banyak
Feses keras atau kolonisasi bakteri terlalu banyak diare
Histologi
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
2. Apa etiologinya?
Pada anak – anak
• 90% merupakan kasus idiopatik yaitu intusepsi karena gerakan peristaltik usus yang
tidak terkoordinasi, hiperplasia limfoid, dan infeksi gastrointestinal.
• 10% merupakan intususepsi sekunder, yaitu intusepsi karena patologi pada usus,
seperti massa fokal atau abnormalitas dinding usus.
Pada dewasa
• 90% merupakan intususepsi sekunder, yaitu intususepsi karena patologi pada usus,
seperti karsinoma, polip, divertikulum kolon, striktur, atau neoplasma jinak
Epidemiologi
• 80-90% dari kasus obstruksi usus pada anak .
• Insidensi usia 3 bulan – 3 tahun . Puncak insiden usia 5 – 10 bulan.
• Sering terjadi pada anak yang sehat dengan status gizi yang baik.
• Terdapat riwayat ISPA atau Gastroenteritis ( adenovirus/rotavirus )
Ascraft, Pediatric Surgery 8 edition, 2010
1) Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat
menjepit usus.
2) Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit
crohn.
3) Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia.
4) Neoplasma
5) Intususepsi
6) Volvulus
7) Benda asing, kumpulan cacing askaris
8) Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik.
9) Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik, dan hematoma.
(mansjoer, 2000)
3. Mengapa bisa ditemukan massa bentuk sosis dan rasa kehampaan pada
pemeriksaan perut?
4. Mengapa anak-anak muntah warna kuning kehijauan?
PATOFISIOLOGI MUNTAH
Muntah dipicu oleh adanya impuls afferent yang menuju pusat muntah, yang terletak
di medulla otak. Impuls tersebut diterima dari pusat sensori seperti chemoreceptor
trigger zone (CTZ), korteks serebral, serta visceral afferent dari faring dan saluran
cerna. Impuls afferent yang sudah terintegrasi dengan pusat muntah, akan
menghasilkan impuls efferent menuju pusat salivasi, pusat pernafasan, daerah
saluran cerna, faring, dan otot otot perut yang semuanya bersinergi memicu proses
muntah. Nah dari sini terlihat alasan ketika muntah terjadi nafas tidak beraturan,
terengah- engah, keringat, kontraksi perut, ataupun keluar saliva/air liur. Penyebab
dan proses terjadinya muntah dapat dilihat pada gambar berikut:
atau
cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar.
Penyebab kembung:
1. Produksi gas yang berlebihan
Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui
3
mekanisme. Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu
tidak sama
sebab ada bakteri tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara
yang lainnya tidak. Kedua, makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di
usus halus menyebabkan banyaknya makanan yang sampai di usus besar
sehingga makanan yang harus dicerna bakteri akan bertambah dan gas
yang dihasilkan bertambah banyak. Contohnya adalah pada kelainan
intoleransi laktosa, sumbatanpankreas, dan saluran empedu. Ketiga,
karena keadaan tertentu bakteri tumbuh dan berkembang di usus halus
dimana biasanya seharusnya di usus besar. Biasanya hal ini berpotensi
meningkatkan flatus (buang angin/kentut).
2. Sumbatan mekanis
Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika
bersifat
sementara dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara.
Contohnya adalah adanya parut di katub lambung yang dapat
mengganggu aliran dari lambung ke usus. Sesudah makan makanan
bersama udara tertelan, kemudian setelah 1-2 jamlambung mengeluarkan
asam dan cairan dan bercampur dengan makanan untuk
pergerakan makanan, gas, dan cairan ke saluran cerna bawah yang juga
berakibat
kembung. Serat yang digunakan untuk mengatasi sembelit juga dapat
menyebabkan
kembung tanpa adanya peningkatan jumlah gas, namun adanya kembung
ini
disebabkan oleh melambatnya aliran gas ke usus kecil akibat serat.
4. Hipersensitifitas saluran cerna
Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung ,
mereka
merasakan kembung padahal jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran
cerna
dalam batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6218/1/bedah-budi
%20irawan.pdf
9. Mengapa anak-anak tidak buang air besar dan kentut 2 hari yang lalu hanya
dengan bangku jelly merah?
10. Mengapa dari RT ditemukan pseudo portio dan darah di sarung tangan?
11. Apa patofisiologi dan patogenesis ileus obstructif dan skenario intususepsi?
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
13. apa pemeriksaan penunjang dan tata laksana dari kasus skenario?
Pemeriksan Laboratorium
- Tes darah:
Leukositosis ,dengan shift to the left.
- Endoskopi:
Jika ada dugaan obstruksi lambung
- Pencitraan radiologi dengan kontras (Barium enema)
Menunjukkan gerakan lambat barium melalui lumen yang paten.
Harrisons Principles of internal medicine,16 th edition; IKA Nelson
volume 2 edisi 15; At a glance medicine patrick Davey , 2005
Pemeriksaan radiografi abdomen:
- Obstruksi mekanis usus halus: adanya udara dalam usus halus, tetapi
tidak terdapat dalam colon
- Obstruksi colon: adanya gas di seluruh colon, tetapi sedikit atau tidak
ada gas dalam usus halus
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Penatalaksanaan
o Koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan
o Menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi
nasogastrik dan dekompresi
o Memperbaiki peritonitis dan syok ( bila ada )
o Menghilangkan obstruksi ( pembedahan ) untuk memulihkan
kontinuitas dan fungsi usus kembali normal
Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson
ANAMNESIS
Gejala klinis yang menonjol dari intususepsi adalah suatu trias gejala yang terdiri
dari :
1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri bersifat hilang timbul. Nyeri
menghilang selama 10-20 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.
2. Teraba massa tumor di perut bentuk curved sausage pada bagian kanan atas, kanan
bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.
3. Buang air besar campur darah dan lendir yang disebut red currant jelly stool.
Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk meraba adanya tumor,
oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus berpegang kepada gejala trias
intususepsi. Mengingat intususepsi sering terjadi pada anak berumur di bawah satu
tahun, sedangkan penyakit disentri umumnya terjadi pada anak-anak yang mulai
berjalan dan mulai bermain sendiri maka apabila ada pasien datang berumur di bawah
satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadi rewel sepanjang
hari/malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan lendir maka pikirkanlah
kemungkinan intususepsi.
KRITERIA MAYOR
1. Adanya bukti dari obstruksi usus berupa adanya riwayat muntah hijau, diikuti
dengan distensi abdomen dan bising usus yang abnormal atau tidak ada sama sekali.
KRITERIA MINOR
3. LEVEL 3 – POSSIBLE
“Pneumatic” atau kontras enema masih menjadi pilihan utama untuk diagnosa
maupun terapi reduksi lini pertama pada intususepsi di banyak pusat kesehatan.
Namun untuk meminimalisir komplikasi, tindakan ini harus dilakukan dengan
memperhatikan beberapa panduan. Salah satunya adalah menyingkirkan
kemungkinan adanya peritonitis, perforasi ataupun gangrene pada usus. Semakin
lama riwayat perjalanan penyakitnya, semakin besar kemungkinan kegagalan dari
terapi reduksi tersebut.
4. Pengisian dari usus dipantau dengan fluoroskopi dan tekanan hidrostatik konstan
dipertahankan sepanjang reduksi berlangsung.
5. Reduksi hidrostatik telah sempurna jika media kontras mengalir bebas melalui katup
ileocaecal ke ileum terminal. Reduksi berhasil pada rentang 45-95% dengan kasus
tanpa komplikasi.
Selain penggunaan fluoroskopi sebagai pemandu, saat ini juga dikenal reduksi
menggunakan air (dilusi antara air dan kontras soluble dengan perbandingan 9:1)
dengan panduan USG. Keberhasilannya mencapai 90%, namun sangat tergantung
pada kemampuan expertise USG dari pelakunya.
Pneumatic Reduction
Reduksi udara pada intususepsi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1897 dan cara
tersebut telah diadopsi secara luas hingga akhir tahun 1980. Prosedur ini dimonitor
secara fluroskopi sejak udara dimasukkan ke dalam rectum. Tekanan udara
maksimum yang aman adalah 80 mmHg untuk bayi dan 110-120 mmHg untuk anak.
Penganut dari model reduksi ini meyakini bahwa metode ini lebih cepat, lebih aman
dan menurunkan waktu paparan dari radiasi. Pengukuran tekanan yang akurat dapat
dilakukan, dan tingkat reduksi lebih tinggi daripada reduksi hidrostatik. Berikut ini
adalah langkah-langkah pemeriksaannya :
3) Jika tidak terdapat intususepsi atau reduksinya berhasil, udara akan teramati
melewati usus kecil dengan cepat. Foto lain selanjutnya dibuat pada sesi ini,
dan udara akan dikeluarkan duluan sebelum kateter dilepas.
udara bebas.
2. TINDAKAN OPERATIF
Apabila diagnosis intususepsi yang telah dikonfirmasi oleh x-ray, mengalami
kegagalan dengan terapi reduksi hidrostatik maupun pneumatik, ataupun ada bukti
nyata akan peritonitis difusa, maka penanganan operatif harus segera dilakukan.
Prosedur operatif:
Insisi
1) Antibiotik intravena preoperatif profilaksis harus diberikan 30 menit
sebelum insisi kulit.
2) Pasien diposisikan terlentang dan sayatan kulit sisi kanan perut melintang
dibuat sedikit lebih rendah daripada umbilikus (Gambar 12). Sayatan bisa dibuat
sejajar, di bawah atau di atas umbilikus, tergantung pada derajat intususepsi.
Diseksi
Teknik pemisahan otot dimulai dari eksternal, obliqus internus, dan fascia
transversalis.
3) Menutup
Emesis (muntah) : suatu proses mengeluarkan isi lambung secara paksa melalui
relaksasi otot/ sphincter esophagus bagian dan terbukanya mulut atau semburan
dengan paksa isi lambung melalui lambung
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Short bowel syndrome : suatu kondisi di mana nutrisi tidak benar diserap
(malabsorpsi) akibat penyakit usus yang parah atau operasi pengangkatan sebagian
besar usus kecil. Ketika sebagian usus kecil dihilangkan dengan pembedahan, atau
karena cacat yang terjadi sebelum lahir (cacat bawaan), kemungkinan permukaaan
usus tidak cukup luas untuk menyerap nutrisi makanan.