Anda di halaman 1dari 4

2.1. Apa yang menjadi bonding agent komposit?

Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga
membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan
akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat
hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik
harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik
harus berikatan dengan restorasi resin.

A. Bahan Bonding Email

Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email
terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari
jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun
secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan
matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter
sekitar 5 µm. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur
seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara
kristal dapat terisi air dan material organik.

Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa
pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa.
Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan
monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan
membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung
meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email.
Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang
sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari
bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.

B. Bahan Bonding Dentin

Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang
gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin.
Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam
matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel
jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin
sekitar 15-20 ribu /mm 2 didekat dentino enamel jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat
permukaan pulpa.

Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau


kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel.
Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam
pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :

 Dentin Conditioner

Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk
pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin conditioer antara
lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asam nitric. Pengaplikasian
bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan
hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan
terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan demineralisasi dan biasanya
memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang digunakan semakin kuat pula
reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin conditioner mengandung glutaralhyde.
Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk penyambung kolagen. Proses
penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentin yang lebih kuat dengan
meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.

 Primer

Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan
antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin Universitas
Sumatera Utara yang bersifat hidrofilik. Oleh karena itu primer berfungsi sebagai
prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang
sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan
penggabungan antara dua material yang berbeda.

Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group 3 M-S-R. M adalah gugus metakrilat


yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan komposit resin dan meningkatkan
kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah yang biasanya meningkatkan fleksibilitas
bahan pengikat. Dan R adalah reactive group yang merupakan gugus polar atau gugus
terakhir (membentuk perlekatan dengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat
distribusi elektron yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat
berkombinasi dengan molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam
apatit dan gugus amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik
tetapi bisa juga dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi.

Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak
digunakan. HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan
dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen melalui
gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen. Aksi dari bahan pengikat dari
larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan molekular antara poli
(HEMA) dan kolagen.

 Sealer (Bahan pengisi)

Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan HEMA.
Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.
Bonding Agent

Bonding agent didefinisikan sebagai bahan yang merekatkan dua permukaan

substrat. Pada penggunaan bonding agent ini berlaku prinsip adhesi. Adhesive dentin

harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi

permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan

akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin

bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik.

Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab,

sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.

Untuk mendapatkan adhesi yang baik diperlukan wettability substrat oleh bahan

adhesive, wettability adalah kemampuan abhan adhesive untuk membasahi permukaan

substrat dengan sempurna. Selain itu diperlukan viskositas dan morfologi permukaan

substrat. Dental adhesive system adalah bahan yang digunakan untuk merekatkan

material restorasi kedokteran gigi pada permukaan dentin dan email gigi.

Bonding terdiri dari beberapa jenis yakni chemical bonding (ikatan kovalen, ionic

dan metalik), physical bonding (ikatan sekunder, van der walls), mekanikal

interlocking. Kriteria bonding agent adalah mencegah karies sekunder, biokompabilitas

terhadap dentin dan email, kuat rekat yang tinggi, mudah memanipulasinya, mencegah

kebocoran tepi/microleakage.

Anda mungkin juga menyukai