Revisi Hard Cover Word) PDF
Revisi Hard Cover Word) PDF
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Dina Nugraheni
1212015037
susun, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini, yang saya kutip
dari karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
Apabila dikemudian hari, ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini, saya
Dina Nugraheni
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
Panitia Sidang Ujian Skiripsi
Program Studi S-1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas YARSI
Ketua Sidang
( ...................................... )
Pembimbing Ilmu Pembimbing Agama
Penguji I Penguji II
(.........................) (..............................)
Mengetahui
iv
ABSTRAK
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi S-1 Akuntansi
2019
Dina Nugraheni
121.015.037
Uraian Abstrak
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan Wajib Pajak terbesar dibandingkan pajak-
pajak lainnya karena objeknya meliputi seluruh bumi dan bangunan tersebut yang
berada di wilayah Negara Indonesia. Objek-objek PBB-P2 tersebut pada umumnya
dipengaruhi banyak faktor, misalnya adanya perubahan fisik serta perubahan fungsi
lahan dari tanah kosong menjadi kawasan apartemen dan real estate . Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Kemayoran.
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah pengetahuan wajib
pajak, pendapatan dan ketetapan nilai jual objek pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Kemayoran.
Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif. Dalam penelitian ini
menggunakan data primer yaitu kuisioner. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode accidential sampling dan didapat sampel berjumlah 68
wajib pajak. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan
aplikasi SPSS 25.0. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan wajib pajak, pendapatan dan ketetapan nilai jual objek pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan. dan secara
simultan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan.
Kata kunci : Pengetahuan Wajib Pajak, Pendapatan, Ketetapan NJOP, Kepatuhan
Wajib Pajak.
v
ABSTRACT
Land and building tax is the largest taxpayer than other taxes because its object the
entire covering of the earth and the building that is in the Indonesia. PBB-P2
objects as referred to in general concerning factors, for example, physical,
environmental, and village land changes into apartment area. The study aimed to
identify factors influencing the taxpayer in the payment of tax compliance land and
building in kemayoran. The problem formulated in this study is the knowledge of
taxpayers, income and the selling value determination of tax objects on the land
and building tax compliance in Kemayoran. This study uses descriptive statistical
methods. In this study using primary data, namely questionnaires. Sampling in this
study used the accidential sampling method and the sample obtained received 63
taxpayers. The analytical method used is multiple linear regression with the SPSS
25.0 application. The results of this study indicate that the variable knowledge of
taxpayers, income, and the selling value determination of tax objects affect
positvely to taxpayer compliance Land and building tax
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi tepat pada
waktunya, tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan Rasullah SAW beserta
keluarga para sahabat beliau serta para pengikut hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Terlebih jika tanpa bantuan, bimbingan serta do’a dan semangat dari semua pihak
yang turu membantu dalam proses penyususnan Skripsi ini. Penulis hanya mampu
mengucapkan terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis. Untuk
itu, pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Verny Ismail Yuliaty Ismail, MM, Msi. Selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Aulifi Ermian Challen, SE, MAK, AK, CA, CPA. Selaku Ketua Program
vii
penyusunan skripsi serta motivasi yang selalu diberikan kepada peneliti agar
4. Bapak Dr. Karimulloh. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi Agama yang telah
5. Segenap staf pengajar Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas YARSI yang telah banyak membantu serta membagi ilmu dalam
perkuliahan.
6. Orang tua tercinta Bapak Partono dan Ibu Mumun Yulistiati, Kakak Figur
Ahmad Pambudi dan Adik Iqbal Wirayuda yang senantiasa memberikan do’a,
Huma, Riana, Andini, Sandra, Adel, Eci, Indah dan Endah ) yang senantiasa
penyelesaian penyusunan skripsi ini dan terima kasih untuk kenangan yang
viii
11. Teman-teman Kelas Akuntansi B 2015 telah memberikan banyak kenangan
angkatan 2015 yang sudah berbagi cerita suka dan duka selama masa
perkuliahan.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas saran dan kritiknya.
Skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh sebab iu penulis
mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk laporan ini. Smeoga apa
yang telah penulis susun dalam Skripsi ini dapat memberikan manfaat yang positif
baik bagi penulis maupun para pembaca, sehingga dapat mencapai tujuannya.
Dina Nugraheni
ix
DAFTAR ISI
x
2.5.1 Pengetahuan Wajib Pajak ....................................................................... 19
2.5.2 Pendapatan Wajib Pajak......................................................................... 20
2.5.3 Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) .............................................. 20
2.5.3.1 Insentif PBB-P2 ................................................................................ 21
2.6 Penelitian Terdahulu............................................................................................. 22
2.7 Kerangka Pemikiran..............................................................................................27
2.8 Hipotesis Penelitian................................................................................................ 28
BAB III............................................................................................................................. 31
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian....................................................................................................... 31
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran.............................31
3.3. Populasi dan Sampel............................................................................................. 34
3.4. Metode Pengumpulan Data.................................................................................. 35
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 35
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 35
3.5 Metode Analisis Data............................................................................................. 36
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 37
3.5.2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 37
3.5.2.1. Validitas Data .................................................................................. 37
3.5.2.2. Reliabilitas Data............................................................................... 37
3.5.3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 38
3.5.3.1. Uji Normalitas ................................................................................. 38
3.5.3.2. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 39
3.5.3.3.Uji Heteroskedastisitas...................................................................... 39
3.5.4 Analisis Regresi Berganda ....................................................................... 40
3.5.5. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 41
3.5.5.1. Uji Parsial (Uji t).............................................................................. 41
3.5.5.2. Uji Simultan (Uji F) ......................................................................... 43
3.5.5.3. Uji Koefisien Determinan R² ............................................................ 44
BAB IV ............................................................................................................................. 45
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 45
4.1. Hasil Penelitian......................................................................................................45
xi
4.1.1. Gambaran Umum Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah
Kecamatan Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat............................................. 45
4.1.1.1 Visi dan Misi UPPRD Kecamatan Kemayoran ................................. 46
4.1.1.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 47
4.1.2 Gambaran Umum Responden ................................................................. 48
4.1.3 Deskripsi Data ......................................................................................... 50
4.1.4 Hasil Uji Kualitas Data ......................................................................... 53
4.1.4.1 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 53
4.1.4.2 Uji Reliabilitas .................................................................................. 56
4.1.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 57
4.1.5.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 57
4.1.5.2 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................... 59
4.1.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................................. 60
4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................... 62
4.1.6.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda............................................. 62
4.1.6.2 Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t)........................................................ 64
4.1.6.3 Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) ................................................... 65
4.1.6.4 Uji Koefisien Determinasi (R²) .......................................................... 66
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................... 67
4.2.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Kepatuhan Wajib pajakdalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. ........................................................... 68
4.2.2 Pengaruh Pendapatan terhadap Kepatuhan Wajib pajakdalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan..................................................................69
4.2.3 Pengaruh Ketetapan NJOP terhadap Kepatuhan Wajib pajakdalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan..................................................................71
4.2.4 Pengaruh Pengetahuan,Pendapatan wajib pajak, dan Ketetapan NJOP
terhadap Kepatuhan Wajib pajakdalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan..................................................................................................................73
BAB V .............................................................................................................................. 75
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB
PAJAKTERHADAP PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SERTA
TINJAUANNYA MENURUT ISLAM.......................................................................... 75
5.1 Pajak Menurut Islam............................................................................................. 75
5.1.1. Pengertian Pajak Menurut Islam ........................................................... 75
5.1.2. Karakteristik Pajak Menurut Islam.................................................. 76
xii
5.1.3 Tujuan Pemungutan Pajak menurut Islam ............................................. 77
5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajakdalam Membayar
PBB-P2.......................................................................................................................... 78
5.2.1 Pengetahuan Wajib pajak menurut Islam ............................................... 78
5.2.2 Pendapatan Wajib pajak menurut Islam ................................................ 79
5.2.3 Ketetapan Nilai Jual Obyek Pajak menurut Islam .................................. 84
5.3 Kepatuhan Wajib pajakmenurut Islam...............................................................87
5.4 Pengaruh Pengetahuan wajib pajak, Pendapatan wajib pajakdan Ketetapan
Nilai Jual Obyek Pajak Terhadap Kepatuhan wajib pajak dalam Membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Serta Tinjauannya Menurut Islam........................... 90
BAB VI ............................................................................................................................. 94
PENUTUP ........................................................................................................................ 94
6.1.Kesimpulan............................................................................................................. 94
6.2.Saran........................................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 97
LAMPIRAN................................................................................................................... 104
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Grafik Histogram Pengetahuan wajib pajak, pendapatan dan ketetapan NJOP
terhadap kepatuhan wajib pajak PBB-
P2.......................................................................................................................................57
Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot Pengetahuan wajib pajak, pendapatan dan ketetapan
NJOP terhadap kepatuhan wajib pajak PBB-
P2......................................................................................................................................58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10 R Tabel............................................................................................130
Lampiran 11 T Tabel............................................................................................131
Lampiran 12 F Tabel.............................................................................................132
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) memiliki peranan yang penting dalam
berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber
1
2
sumber penerimaan internal yang terbesar dalam APBD. Salah satu pajak yang
(http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_tim/buku-tim-public-78.pdf).
lain diperoleh dari Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) adalah pajak yang dikenakan atas
merupakan pajak pusat namun hampir seluruh seluruh realisasi penerimaan PBB-
Oleh karenanya, mulai 1 Januari 2014, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2)
pusat).
Pemprov DKI menaikkan besaran nilai jual objek pajak (NJOP) dengan
rata-rata 19,54% pada periode 2018. Penyesuaian tersebut diatur dalam Pergub
No 24/2018 tentang Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2018. Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah
perubahan fisik lingkungan lahan dan tanah kampung menjadi perumahan mewah
3
atau real estate, perubahan fungsi lahan dari tanah kosong menjadi kawasan
perdagangan atau apartemen, dan adanya perluasan lahan menjadi zona luar atau
Wajib pajak disebut bisa mengajukan keberatan jika merasa Pajak Bumi
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan. Saat ini, Pemda DKI Jakarta sebenarnya telah memiliki ketentuan
terkait pembebasan pajak bagi rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar. Seiring
kenaikan NJOP, menurut dia, batas harga rumah yang dapat dibebaskan pajaknya
dibandingkan dengan pajak pusat lainnya, tetapi memiliki dampak luas sebab hasil
yang bersangkutan. Pada dasarnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan Wajib
Pajak terbesar dibandingkan pajak- pajak lainnya tidak lain karena objeknya
meliputi seluruh bumi dan bangunan tersebut yang berada di wilayah Negara
pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu
pajak, khusus wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan ( Kurnia.
F, dkk. 2017)
4
Tabel 1.1
Dari tabel diatas diketahui pada tahun 2016 APBD pada tahun tersebut
terlihat menurun dibandingkan tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena pada
tahun 2016 mulai diberlakukan nya peraturan baru yaitu pembebasan Pajak Bumi
dan Bangunan yang memiliki Nilai Jual Objek Pajak kurang dari Rp.
sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2017 & 2018 terjadi
kenaikan pada anggaran maupun pada realisasi nya hal ini disebabkan karena
bangunan Apartement yang sudah banyak ditempat pada tahun tersebut sehingga
Tahun 2015 tentang Pembebasan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB-P2)
Perdesaan Dan Perkotaan Atas Rumah, Rumah Susun Sederhana Sewa Dan Rumah
Susun Sederhana Milik Dengan Nilai Jual Objek Pajak Sampai Dengan
Rp1.000.000.000,00 (Devita,2019).
5
penarikan pajak. Begitu pula dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan juga
dibutuhkan kepatuhan yang tinggi dari Wajib Pajak PBB-P2. Dalam perpajakan
tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi wajib pajak yang
patuh adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban
Namun dalam kenyataannya negara sering kesulitan memungut pajak yang salah
satunya adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2). Pemerintah daerah dalam
kecil. Karena setiap harta yang dimiliki itu ada hak-hak orang lain, disisi lain agama
juga mengajarkan untuk saling tolong menolong antar sesama (Iltiham, 2018).
oleh banyak faktor antara lain seperti kurang pahamnya masyarakat terhadap arti
dari pada pajak bumi dan bangunan, dalam pembiayaan pembangunan, kurangnya
6
masyarakat, kurang giatnya aparat dalam melakukan penagihan dan sikap apatis
Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam
agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib pajak akan
lebih banyak merugikannya. Pada pemungutan pajak bumi dan bangunan masih
dilakukan Official Assessment System, dimana sistem ini merupakan “suatu sistem
kemudian secara akurat dan tepat waktu dalam membayar dan melaporkan
Dengan tingkat kepatuhan yang tinggi dalam membayar pajak maka pembangunan
7
dapat terlaksana dengan baik dan tentu saja target penerimaan dari sektor pajak
2019).
Nilai Jual Objek Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan namun dengan objek yang berbeda
diharapkan timbul kedisiplinan dari wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan
Pusat.
Jual Objek Pajak secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
a. Bagi Penulis
(PBB-P2).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pajak
Menurut Priantara (2016:2) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat
balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma
hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk
mencapai kesejahteraan umum”.
Sedangkan pengertian pajak menurut Undang- Undang Nomor 16 tahun
2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapat imbalan secara langsung dan diperlukan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan pajak merupakan iuran
yang bersifat wajib dan dipunggut oleh negara baik pemerintah pusat maupun
pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan tanpa ada timbal balik secara
yang diperoleh dari pemungutan pajak, ada dua fungsi pajak, yaitu :
10
11
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-
kabupaten/kota dan dalam hal sebelum tahun 2014 terdapat kabupaten/kota sudah
siap untuk mengelola PBB-P2, yang dibuktikan dengan telah disahkannya Perda,
(Marco, 2014).
dari PBB-P2 yang ditetapkan besarannya ditetapkan pemerintah pusat dan juga
bagikan. Kini, bukan saja semua jumlah PBB-P2 akan menjadi bagian langsung
kabupaten/kota otonom. Di Jakarta, karena tidak ada kota otonom, semua pajak
bumi dan bangunan akan masuk menjadi bagian dari APBD Provinsi DKI Jakarta
(Marco, 2014).
sebagai pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan, yang mempunyai hak,
memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan besarnya
Wajib pajak PBB-P2 adalah orang pribadi atau badan yang memiliki hak
PBB-P2 yang terutang setiap tahunnya. PBB-P2 harus dilunasi paling lambat 6
(enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Karna Wajib Pajak
Adalah 5-8 bulan. Pembayaran PBB-P2 dapat dilakukan melalui bank persepsi,
bank yang tercantum dalam SPPT PBB-P2 tersebut, atau melalui ATM, melalui
petugas pemungut dari pemerintah daerah serta dapat juga melalui kantor pos.
Tahun 1994.
Menurut UU No.12 Tahun 1994, pasal 2 ayat (1), yang termasuk sebagai
objek pajak adalah bumi dan bangunan. Dalam hal ini pengertian bumi adalah
permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Sedangkan yang termasuk
bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan.
14
1. Bumi: Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di
pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contoh: sawah, ladang, kebun,
tanah, pekarangan, tambang.
2. Bangunan: Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan atau perairan. Contoh: rumah tempat tinggal, bangunan
tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasemen, pagar
mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan
tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai.
Telah dijelaskan mengenai gambaran umum tentang objek Pajak Bumi dan
Bangunan, yang pada dasarnya merupakan setiap jenis bumi dan bangunan yang
Terdapat juga objek pajak yang tidak dapat dikenakan PBB-P2. Namun, objek pajak
Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Berikut ini
Dari penjelasan diatas, diketahui pada dasarnya semua yang ada di wilayah
Indonesia baik tanah, maupun bangunan merupakan objek Pajak Bumi dan
Bangunan. Namun ternyata ada beberapa objek yang tidak dimasukan ke dalam
objek Pajak BumI dan Bangunan atau dibebaskan dari PBB-P2 yaitu setiap bumi
atau bangunan yang digunakan untuk kepentingan bersama atau tidak digunakan
Menurut Maulida (2018) subjek pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan
adalah “orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai,
dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Sedangkan yang menjadi Wajib
Pajak Bumi dan Bangunan dan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau
badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat
atas bangunan.”
Dari penjelasan diatas, diketahui subjek pajak yang dikenai pajak PBB-P2
adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan
Tabel 2.1
Tarif PBB-P2
NJOP Tanah/ Bangunan Tarif PBB-P2 Pemprov DKI Jakarta
0 s.d 200 Juta 0,01 %
kenaikan NJOP tidak dapat dihindari sehingga akan berdampak tidak hanya
terhadap wajib pajak Badan tetapi juga wajib pajak Perorangan (Upthumas01,
2018).
2.2.8 SPPT
2. Dalam rangka pelayanan, SPPT dapat dikirim melalui Kantor Pos dan Giro
Menurut Adam Smith prinsip yang paling utama dalam rangka pemungutan
pajak adalah keadilan dalam perpajakan yang dinyatakan dengan suatu pernyataan
pemerintah.
1. /Equality/
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak harus
dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima.
Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang untuk
pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat
yang diminta.
2. /Certainty/
Penetapan pajak itu tidak ditetapkan sewenang-wenang. Oleh karena itu
wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
terutang, kapan harus dibayar dan kapan batas akhir pembayaran.
3. /Convenience/
Kapan wajib pajakitu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-
saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak. Sebagai contoh: pada saat wajib
pajak memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut pay as you
earn.
4. /Economy/
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula
beban yang ditanggung oleh wajib pajak.
Adil dalam perundang-undangan di antaranya mengenakan pajak secara
dalam suatu negara. Predikat wajib pajak patuh dalam arti disiplin dan taat.
Jadi, wajib pajakyang patuh adalah wajib pajakyang taat dan memenuhi
perpajakan.
19
perpajakan, jenis pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari subjek pajak, objek
mengenai apa yang menjadi kewajibannya sebagai wajib pajakyang baik sehingga
wajib pajak dalam membayar PBB-P2. Semakin tinggi tingkat pengetahuan dan
akan berpengaruh pada sikap seseorang dalam membayar pajaknya. Tidak bisa
terlaksana nya suatu kepatuhan, jika pada diri wajib pajakitu sendiri dinilai
penghasilan atau pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk membayar pajak.
NJOP sendiri ada dua, yaitu NJOP Bumi dan NJOP Bangunan. Kedua NJOP
tersebut nantinya dijumlah menjadi NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB-P2. NJOP
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai
mengingat NJOP tidak saja digunakan sebagai dasar pengenaan pajak PBB-P2 dan
21
BPHTB saja namun juga dimanfaatkan oleh instansi pemerintah maupun swasta
Karena semakin tinggi NJOP maka akan semakin tinggi pula jumlah pajak PBB-P2
yang harus dibayar oleh wajib pajak. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) setiap tahun. Apartemen sendiri termasuk
dalam bangunan strata title, yaitu gedung bersusun atau bertingkat yang digunakan
bersama-sama. Namun, pada strata title ada bagian yang menjadi hak milik pribadi
22
atas ruangan dan ada pula bagian yang merupakan hak bersama. Beberapa fasilitas
umum, seperti jalan, lift, tangga, kolam renang, dan area parkir, adalah contoh dari
seseorang merupakan milik pribadi. Nah, itu semua masuk dalam perhitungan biaya
Berikut adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah ada, hasil dari
Tabel 2.2.
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti dan Judul Variabel Hasil
1. Kusuma (2014), Variabel 1. Diketahui pelayanan,
Faktor-Faktor Independen : pendapatan wajib pajak,
Yang 1) Pelayanan penyampaian SPPT,
Mempengaruhi 2) Pendapatan penyuluhan dan sanksi
Kepatuhan Wajib 3) Penyampaian mempunyai pengaruh
pajakdalam SPPT yang signifikan
Membayar Pajak 4) Penyuluhan terhadap kepatuhan
Bumi dan 5) Sanksi wajib pajak PBB-P2
Bangunan dengan nilai signifikansi
Variabel sebesar 0,000.
Dependen: 2. Berdasarkan uji parsial
Tingkat kepatuhan dapat disimpulkan
pembayaran Pajak bahwa pelayanan,
Bumi dan Bangunan pendapatan dan
penyuluhan berpengaruh
secara parsial terhadap
kepatuhan wajib pajak
PBB-P2 dengan nilai
signifikansi sebesar
23
Pengaruh Pengetahuan wajib pajak , Pendapatan wajib pajak dan Ketetapan Nilai
Jual Objek Pajak terhadap kepatuhan Wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi
penelitian ini, dibutuhkan bantuan kerangka pemikiran seperti pada gambar 2.1
sebagai berikut:
28
Pengetahuan (X1)
pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas akan cenderung
menjadi wajib pajakyang tidak patuh. Hal ini yang menjadi dasar adanya dugaan
membayar PBB. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari dan
tentang pajak merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh wajib
pajak. Apabila wajib pajak sadar dan mengetahui mengenai arti penting,
manfaat dan tujuan dari pembayaran pajak yang dilakukan kepada negara,
membayar PBB. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kusuma (2014),
adalah semua penghasilan yang diterima oleh orang yang berupa uang atau barang
dibayarkan oleh wajib pajak berasal dari pendapatan wajib pajakitu sendiri .
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajakdalam membayar PBB. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zebua (2015), NJOP berpengaruh
diperoleh dari transaksi jual beli yang teijadi secara wajar, maka kepatuhan wajib
pajakakan meningkat. Namun sebaliknya apabila NJOP tidak sesuai harga rata-rata
yang diperoleh dari transaksi jual beli yang teijadi secara wajar, maka kepatuhan
dan bangunan.
wajib pajakPBB. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ananda
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan
bangunan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mandiri, baik satu variabel atau lebih (Independen) dengan memfokuskan kepada
beberapa variabel saja. Adanya pola hubungan antara variabel yang akan diteliti
sebagai asumsi- asumsi dasar yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti, sekaligus mencerminkan rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Paradigma pada penelitian ini adalah paradigma positivis yang berorientasi dengan
memverifikasi teori, yaitu mencocokkan atau menguji teori dengan fakta empiris,
bebas dan variabel terikat. Variabel Indepeden atau Variabel Bebas (X) adalah
atau Variabel Terikat (Y) adalah Kepatuhan Wajib pajak dalam Membayar Pajak
31
32
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel Indepenen. Secara
operasional, setiap variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang
sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib pajakPajak Bumi dan
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Karena pengambilan sampel menggunakan
teknik accidential sampling serta mengacu pada norma yang ditentukan oleh
35
Sugiyono variabel (a) karena adanya keterbatasan waktu,dana dll maka sampel
Data yang digunakan pada yaitu data primer. Menurut Sekaran dan Bougie
(2017:130) data primer adalah data primer mengacu pada informasi yang diperoleh
langung oleh peneliti terkait dengan variabel keterkaitan untuk tujuan tertentu dari
studi.
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data,
yaitu observasi, wawancara. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
jelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
likert. Skala likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
sudah berlalu. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulan dan memanfaatkan
data. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan tahun 2015-2018 dan data jumlah wajib pajak PBB-P2 di
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
data kuantitatif. Alat analisis data yang digunakan adalah SPSS versi 25.0 SPSS
(Statistical Package for Social Science) adalah sebuah program komputer yang
Untuk menguji dan menganalisis data dalam penelitian ini, metode analisis
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
distribusi).
statistik deskriptif yang memaparkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata (mean) dan standar deviasi (standard deviation). Mean digunakan untuk
digunakan untuk melihat nilai terbesar dan minimum digunakan untuk melihat nilai
dan apabila koefisien reliabilitasnya > 0,6 maka secara keseluruhan pernyataan
tersebut dinyatakan andal (reliabel).”
3.5.3. Uji Asumsi Klasik
memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis melalui uji t dan uji F maka
perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu
normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploating data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika garis distribusi data residual normal,
diagonalnya.
di nilai lebih sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Uji ini
Jika data memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari Tolerance Value adalah 0,10 dan batas
VIF adalah 10. Nilai Tolerance Value jika dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10
terjadi multikolinearitas.
3.5.3.3.Uji Heteroskedastisitas
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
40
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain
menggunakan grafik Plots diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil, yaitu dengan menggunakan uji glejser.
independen terhadap nilai abosolute residual. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka
keterangan:
a = Konstanta
X3 = Ketetapan NJOP
e = Error
41
hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan
dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi proses penelitian agar efektif
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus
menetapkan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistik
dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikasi dan penetapan kriteria
regresi linier berganda dengan menggunakan uji t,uji F dan koefisien determinan.
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y). Maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan).
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel bebas (X) berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat (Y). Maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan).
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
terikat). Dimana hipotesis nol (Ho) yaitu hipotesis tentang tidak adanya
variabel terikat.
PBB-P2.
43
PBB-P2.
1) Jika nilai signifikansi F > 0,05 atau F hitung < F tabel maka H0 diterima dan
menolak Ha (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara
bersama-sama seluruh variabel independen tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikansi F < 0,05 atau F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan
menerima Ha (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti bahwa secara
bersama-sama seluruh variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Kepatuhan wajib pajak PBB-P2, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ha4: Pengetahuan wajib pajak, pendapatan dan ketetapan NJOP secara bersama-
Ho4: Pengetahuan wajib pajak, pendapatan dan ketetapan NJOP secara bersama-
determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang
Tata Kerja Unit Pelayanan Pajak Daerah. Kemudian pada tahun 2014,
Gubernur Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Peraturan Gubernur nomor 242 tahun
2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pelayanan Pajak, dan Peraturan
Gubernur nomor 332 tahun 2014 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja
Pajak dan Retribusi Daerah (UPPRD) memiliki lingkup wilayah kerja pada
Kepala Unit yang tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta.
merupakan Bandara Kemayoran yang sejak tahun 1984 ditutup dan dijadikan
45
46
Kemayoran terdiri dari 8 Kelurahan yang terdiri dari : Gunung Sahari Selatan,
Kemayoran, Harapan Mulya, Serdang, Cempaka Baru, Sumur Batu, Utan Panjang,
Kebon Kosong.
a) Visi UPPRD
b) Misi UPPRD
pajak daerah
dinas
Susunan organisasi serta tugas yang dijalankan dalam Unit Pelayanan Pajak
dan Retribusi Daerah dijelaskan dalam Pertauran Gubernur nomor 297 tahun 2016
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Cara Kerja Unit Pelayanan Pajak dan
Retribusi Daerah. Berikut ini Struktur Organisasi yang ada ddi Unit Pelayanan
STRUKTUR ORGANISASI
Tabel 4.1
Sampel dari Setiap Kelurahan di Kecamatan Kemayoran & Tarif PBB-P2
2. Kemayoran 5
3. Harapan Mulya 9
4. Serdang 11
5. Cempaka Baru 8
6. Sumur Batu 13
7. Utan Panjang 7
8. Kebon Kosong 6
Jumlah 63
Sumber : Data diolah, Agustus 2019
menjadi sampel peneliti yaitu wajib pajakyang terdiri dari 8 Kelurahan yang berada
Sedangkan dari hasil perolehan data yang berasal dari jawaban responden
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 46 73,0 73,0 73,0
Perempuan 17 27,0 27,0 100,0
Total 63 100,0 100,0
Sumber : Data Primer yang diolah, Agustus 2019
orang atau 73% dan wajib pajakberjenis kelamin perempuan berjumlah 17 orang
Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SMA 6 9,5 9,5 9,5
DIPLOMA 11 17,5 17,5 27,0
SARJANA 46 73,0 73,0 100,0
Total 63 100,0 100,0
Sumber : Data Primer yang diolah, Oktober 2019
menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir sarjana, yaitu
sebanyak 46 orang atau sebesar 73%. Kemudian diikuti oleh responden yang
memiliki pendidikan terakhir Diploma yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 17,5%.
50
Lalu responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA, yaitu 6 orang atau sebesar
9,5%.
3 variabel independen (X) dan 1 variabel dependen (Y). Unutk variabel dependen
(Y) yaitu kepatuhan wajib pajakdalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
wajib pajaksebanyak 3 pertanyaan. Untuk variabel (X3) yaitu ketetapan Nilai Jual
Dalam kuisioner yang disebarkan ada lima alternatif jawaban yang tersedia
yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala
Tabel 4.4
Penilaian Masing-masing Variabel
Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini disajikan hasil angket yang telah
telah bersedia mengisi angket dengan pemberian skor nilai yang telah ditentukan
dalam penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini meliputi Pengetahuan wajib
wajib pajakPBB-P2 (Y) yang akan diuji secara statistik deskriptif. Data statistik
mengenai nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi untuk masing-
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1.1 63 2 5 4,21 ,600
X1.2 63 3 5 4,29 ,596
X1.3 63 3 5 4,32 ,618
X1.4 63 3 5 4,33 ,607
Valid N (listwise) 63
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
wajib pajaktentang dasar pengenaan PBB-P2 adalah Nilai Jual Objek Pajak
memiliki rata-rata tertinggi yaitu 4,33 hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
52
responden sudah mengetahui secara detail atau jelas tentang NJOP merupaan dasar
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X2.1 63 3 5 4,24 ,582
X2.2 63 3 5 4,13 ,588
X2.3 63 2 5 4,22 ,608
Valid N (listwise) 63
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
dapat memenuhi kebutuhan pokok serta membayar pajak memiliki nilai rata-rata
tertinggi yaitu sebesar 4,24 hal ini menunjukkan bahwa responden setuju bahwa
pendapatan yang di dapat nya dapat mencukupi untuk kebutuhan pokok dan tidak
Tabel 4.7
Skor Indikator Variabel Ketetapan NJOP
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X3.1 63 2 5 4,38 ,682
X3.2 63 2 5 4,19 ,780
X3.3 63 2 5 4,14 ,759
Valid N (listwise) 63
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Berdasarkan tabel 4.7 menujukkan bahwa indikator petugas pajak telah adil
dalam menetapkan besarnya NJOP memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar
53
4,38. hal ini menunjukkan bahwa responden setuju bahwa petugas pajak telah adil
Tabel 4.8
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y1 63 2 5 4,32 ,618
Y2 63 2 5 4,24 ,560
Y3 63 2 5 4,19 ,644
Y4 63 2 5 4,25 ,647
Valid N (listwise) 63
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
yaitu sebesar 4,32. Hal ini menunjukkan bahwa reponden dalam penelitian ini
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
nilai rhitung dan rtabel. Jika rhitung > rtabel maka dapat dikatakan butir pernyataan
dalam kuesioner dinyatakan valid. Jumlah sampel (n) = 63 dan besarnya df dapat
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Wajib Pajak
Sig.
Kode rhitung rtabel (2-tailed)
Keterangan
X1.1 0,672** 0.2480 0,000 Valid
X1.2 0,642** 0.2480 0,000 Valid
X1.3 0,685** 0.2480 0,000 Valid
XI.4 0,718** 0.2480 0,000 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
pajakdinyatakan valid. Hasil tersebut dikatakan valid karena nilai rhitung > rtabel.
valid. Hal ini menunjukan indikator pernyataan yang digunakan dalam kuesioner
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Pendapatan Wajib Pajak
Sig.
Kode rhitung rtabel (2-tailed)
Keterangan
X2.1 0,769** 0.2480 0,000 Valid
X2.2 0,934** 0.2480 0,000 Valid
X2.3 0,931** 0.2480 0,000 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Berdasarkan tabel 4.10 yang disajikan diatas, korelasi antara seluruh item
Hasil tersebut dikatakan valid karena nilai rhitung > rtabel. Maka dapat disimpulkan
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Ketetapan NJOP
Sig.
Kode rhitung rtabel (2-tailed)
Keterangan
X3.1 0,684** 0.2480 0,000 Valid
X3.2 0,752** 0.2480 0,000 Valid
X3.3 0,838** 0.2480 0,000 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Berdasarkan tabel 4.11 yang disajikan diatas, korelasi antara seluruh item
pernyataan pada variabel ketetapan NJOP menunjukan hasil yang valid. Hasil
tersebut dikatakan valid karena nilai rhitung > rtabel. Maka dapat disimpulkan
penelitian ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib pajakBumi dan Bangunan
Sig.
Kode rhitung rtabel (2-tailed)
Keterangan
Y1.1 0,635** 0.2480 0,000 Valid
Y1.2 0,513** 0.2480 0,000 Valid
Y1.3 0,728** 0.2480 0,000 Valid
Y1.4 0,829** 0.2480 0,000 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
karena hasil perhitungan korelasi setiap butir pernyataan memiliki nilai rhitung >
56
penelitian ini dinyatakan valid. Hasil tersebut dikatakan valid karena setiap variabel
memiliki nilai rhitung > rtabel. Maka setiap indikator pernyataan tersebut dikatakan
penelitian ini yaitu pengetahuan wajib pajak, pendapatan wajib pajak, ketetapan
NJOP dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. Sehingga kuesioner
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel konstruk (Ghozali, 2018: 45). Uji reliabilitas dalam
menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji
reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
No. Variabel Keterangan
Alpha
1. Pengetahuan Wajib Pajak 0,611 Reliabel
2. Pendapatan Wajib Pajak 0,852 Reliabel
3. Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak 0,632 Reliabel
4. Kepatuhan wajib pajakPBB-P2 0,616 Reliabel
Sumber: Data diolah SPSS 25.0
57
Dari hasil tabel 4.13 diperolah nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel
pajakmemiliki nilai sebesar 0, 852, variabel ketetapan Nilai Jual Objek Pajak
memiliki nilai 0, 632 dan variabel kepatuhan wajib pajak PBB sebesar 0, 616.
atau mendekati distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Uji normalitas residual dengan uji grafik yaitu dengan melihat penyebaran
data pada sumber diagonal pada grafik Normal PP Plot of regression standardized
yang normal dengan mengikuti atau mendekati bentuk lonceng. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi uji
asumsi normalitas.
maupun grafik normal P-Plot dapat disimpulkan bahwa mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan pada grafik
normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Maka dapat
diartikan kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati secara
visual keliatan normal. Oleh sebab itu, disamping uji grafik dilengkapi juga dengan
uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normlitas residual
59
Tabel 4.14
Hasil Uji Statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Smirnov adalah 0, 177 dan signifikan pada 0,137 yaitu diatas 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa HA ditolak yang berarti data residual terdistribusi normal dan
Multikolonieritas dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics
Std. Tolera
Model B Error Beta t Sig. nce VIF
1 (Constant) 4,727 1,798 2,629 ,011
Pengetahuan ,270 ,119 ,264 2,271 ,027 ,671 1,491
Wajib Pajak
Pendapatan ,371 ,128 ,344 2,890 ,005 ,638 1,566
Wajib Pajak
Ketetapan NJOP ,233 ,109 ,234 2,134 ,037 ,755 1,324
a. Dependent Variable: Kepatuhan WAJIB PAJAK PBB-P2
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Tolerance tdiak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflatin Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
61
dari grafik Scatterplot diatas dapat terlihat titik-titik menyebar secara acara tersebar
dengan baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat
model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh pengetahuan wajib pajak,
pendapatan wajib pajak dan ketetapan Nilai Jual Objek Pajak terhadap kepatuhan
Maka perlu uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik
yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas ada Uji
62
Tabel 4.16
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,104 1,247 ,885 ,380
Pengetahuan Wajib ,103 ,083 ,194 1,252 ,216
Pajak
Pendapatan Wajib -,133 ,089 -,237 -1,493 ,141
Pajak
Ketetapan NJOP -,027 ,076 -,052 -,355 ,724
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Absolu Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
Heteroskedastisitas.
ketetapan Nilai Jual Objek Pajak terhadap variabel terikat yaitu kepatuhan wajib
Tabel 4.17
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,727 1,798 2,629 ,011
Pengetahuan Wajib ,270 ,119 ,264 2,271 ,027
Pajak
Pendapatan Wajib ,371 ,128 ,344 2,890 ,005
Pajak
Ketetapan NJOP ,233 ,109 ,234 2,134 ,037
a. Dependent Variable: Kepatuhan WAJIB PAJAK PBB-P2
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.17, diperoleh
wajib pajak dan ketetapan NJOP 0, maka kepatuhan wajib pajak dalam
2. Nilai koefisien pengetahuan wajib pajak 0,270, hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 0,270.
64
3. Nilai koefisien pendapatan wajib pajak 0,371, hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 0, 371.
4. Nilai koefisien ketetapan NJOP 0, 233, hal ini menunjukkan bahwa apabila
independen terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas > 0,05 dan t hitung
< t tabel maka H0 ditolah dan jika nilai probabilitas < 0,05 dan t hitung > t tabel
maka Hₐ diterima. Nilai t tabel dapat diperoleh dengan derajat kebebasan (df) n-k-
1 dengan jumlal variabel bebas (k) sebanyak 3 atau (df) = 63-3-1 = 59 dan taraf
signifikasi 5% maka diperoleh t tabel sebesar 2.001. Hasil uji t dapat dilihat pada
Tabel 4.18
Hasil Uji Parsial Pengetahuan Wajib pajak(Uji Statistik t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,727 1,798 2,629 ,011
Pengetahuan Wajib ,270 ,119 ,264 2,271 ,027
Pajak
Pendapatan Wajib ,371 ,128 ,344 2,890 ,005
Pajak
Ketetapan NJOP ,233 ,109 ,234 2,134 ,037
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
65
pajakPBB-P2 dengan nilai nilai thitung sebesar 2.271 lebih besar dari dari ttabel
pajakPBB-P2 dengan nilai thitung sebesar 2,890 lebih besar dari ttabel sebesar
PBB-P2 dengan nilai thitung sebesar 2,134 lebih besar dari ttabel sebesar 2001
Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 dan F hitung > F tabel maka Ha
diterima dan H0 ditolak, sedangkan jika hasil uji signifikansi > 0,05 dan F hitung <
F tabel maka H0 diterima dan Ha ditlak. Nilai F tabel dapat diperoleh dari jumlah
sampel (n) sebesar 63, variabel independen (k) sebesar 3 maka perhitungan F =
(k;n-k) yaitu (3;63-3) maka diperoleh (3;60) dan didapat F tabel sebesar 2.76. hasil
Tabel 4.19
Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 81,949 3 27,316 17,136 ,000b
Residual 94,051 59 1,594
Total 176,000 62
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib pajakBumi dan Bangunan
b. Predictors: (Constant), Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak, Pendapatan Wajib Pajak,
Pengetahuan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil uji statistik nilai F hitung sebesar 17,136 dengan nilai
signifikansi 0,000. Dalam hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung 17,136 > F
tabel 2,76 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
semua variabel independen yaitu pengetahuan wajib pajak, pendapatan wajib pajak
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Dalam hal ini
terhadap dependen. Berikut hasil uji koefisien determinasi (R²) pada tabel 4.20 :
67
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,920a ,846 ,839 ,541
a. Predictors: (Constant), NJOP , Pendapatan Wajib Pajak,
Pengetahuan Wajib Paja
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25.0
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai dari Adjusted R2 sebesar
0,839 yang berarti sebesar 83,9 % variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variasi dari variabel independen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebesar
pajak, pendapatan wajib pajak dan ketetapan NJOP . Sedangkan sisanya sebesar
16.1% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak Bumi dan
ini adalah accidential sampling dimana jumlah sampel yang didapatkan yaitu
berjumlah 63 wajib pajak. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif, uji kualitas data (validitas dan reliabilitas), uji asumsi klasik
68
Dalam hal ini wajib pajakdapat dikatakan patuh dalam pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2 P2) apabila masyarakat
melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo serta membayar pajak sesuai dengan
membayar PBB-P2, Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t hitung > t tabel
yaitu (2271) > (2001) ttabel artinya pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak, koefisien sebesar 0,270 menunjukkan arah positif, atau
dengan kata lain setiap kenaikan variabel pengetahuan tentang perhitungan PBB-
P2 maka akan menaikan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,270 dalam membayar
PBB-P2. Nilai signifikan sebesar 0,027 < 0,05 artinya pengetahuan wajib pajak
membayar PBB-P2 yang berarti Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya apabila wajib
69
pajak semakin memiliki pengetahuan tentang aturan PBB-P2 baik itu menghitung
jumlah PBB-P2 terutang dan yang harus dibayar, maupun tanggal jatuh tempo
pembayaran atau batas waktu pembayaran yang tidak dikenakan denda, serta
keterangan PBB-P2 dapat disetor di berbagai bank yang telah ditentukan oleh
pemda DKI Jakarta, semuanya ini dengan mudah dibaca dalam formulir SPPT
PBB-P2 untuk setiap wajib pajak. SPPT PBB-P2 dibuat oleh pemerintah provinsi
kepada ketua RW untuk disampaikan kepada warga atau wajib pajak yang
Wulandari dan Suyanto (2014) serta Pangestika & Darmawan (2018) di daerah
membayar PBB-P2, Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t hitung > t tabel
yaitu (2890) > (2001) ttabel artinya pendapatan wajib pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak, koefisien sebesar 0, 371 menunjukkan arah positif, atau
dengan kata lain setiap kenaikan variabel pendapatan wajib pajak maka akan
menaikan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,371 dalam membayar PBB-P2. Nilai
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya Ha2 diterima dan H02
ditolak. Penghasilan wajib pajak dapat diperoleh dari pekerjaan tetap dan pekerjaan
tidak tetap, bagi wajib pajak yang memiliki pekerjaan tetap berarti memiliki
penghasilan yang teratur sedangkan wajib pajak yang memiliki pekerjaan tidak
tetap maka dapat dikatakan memiliki penghasilan yang tidak teratur. Jumlah
apakah wajib pajak tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar PBB-P2 tepat
waktu atau tidak, mengingat tagihan PBB-P2 setahun sekali dirasa cukup berat bagi
wajib pajak yang memiliki penghasilan kecil atau tidak teratur. Pada umumnya
pembayaran PBB-P2. Jika semua kebutuhan pokok tersebut telah terpenuhi maka
melampaui jumlah kebutuhan pokok nya wajib maka penghasilan tersebut dapat
digunakan untuk melunasi tagihan PBB-P2 dan wajib pajak akan dapat mematuhi
Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusuma
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2. Sedangkan penelitian yang tidak
sejalan disebabkan oleh faktor-faktor lain dalam penelitian ini yang dilakukan oleh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai thitung yaitu (2,134) > (2001) ttabel
sebesar 0, 371 artinya menunjukkan arah positif atau dengan kata lain menaikkan
kepatuhan wajib pajakdalam membayar PBB-P2 sebesar 0,371 dengan arah yang
positif. Nilai signifikan sebesar 0,037 < 0,05 artinya ketetapan NJOP signifikan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya Ha3 diterima dan H03
ditolak. Hal ini menunjukkan ketetapan NJOP yang sekarang ini sudah sesuai serta
cukup diterima oleh masyarakat yang menjadi sampel dalam penelitian ini dimana
NJOP yang ditetapkan tersebut tidak terlalu tinggi. Nilai Jual Objek Pajak
ditentukan berdasarkan kelas atau kelompok letak tanah dan bangunan, kemudian
pemda menetapkan NJOP/m2 dikalikan dengan luas tanah dan luas bangunan,
setelah dijumlahkan NJOP bumi ditambah NJOP bangunan sama dengan total
NJOP lalu dikurangkan dengan NJOP yang tidak kena pajak, pemda menetapkan
sejumlah Rp. 15.000.000,-. NJOP dikurangi NJOPTKP sama dengan NJOP Kena
Pajak dikalikan dengan tarif 0,1% sama dengan jumlah PBB terutang. Kebijakan
Gubernur Nomor 259 Tahun 2015 yang berlaku sampai dengan tahun 2019
memberikan pembebasan pembayaran PBB untuk wajib pajak yang memiliki NJOP
PBB nya dibawah 1 milyar, jadi wajib pajak yang harus membayar PBB hanya yang
baru Nomor 42 Tahun 2019 yang menetapkan untuk wajib pajak tertentu diberikan
dan Pensiunan PNS lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 14. Ketetapan pemda
dalam menetapkan jumlah NJOP akan sangat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban PBB nya. Dengan kata lain ketepatan untuk
73
menentukan ketetapan NJOP dan berbagai kebijakan pemda dan Gubernur akan
Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Zebua (2015)
dan Pendapatan terhadap Kepatuhan Wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan” yang
Bangunan.
wajib pajak PBB-P2 diterima, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian
melalui perhitungan secara simultan diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dapat
dilihat pada tabel 4.20. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara simultan
pajak dan ketetapan NJOP terhadap kepatuhan wajib pajakPBB-P2. Serta dalam
penelitian ini 63 wajib pajak yang menjadi sampel terdapat 6 wajib pajak yang lalai
untuk mematuhi pembayaran PBB-P2 hal ini bisa disebabkan karena wajib pajak
tidak mempunyai penghasilan yang teratur atau tidak mempunyai penghasilan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga nya. Sehingga wajb pajak belum
Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ananda
Kepatuhan Wajib pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan” yang
diartikan bahwa wajib pajak merupakan warga negara yang tinggal di dalam suatu
wilayah khususnya negara Indonesia agar dapat membayar pajaknya bagi wajib
berlaku dan digunakan sebagai penerimaan pendapatan di dalam suatu negara untuk
pembangunan nasional.
Menurut Gusfahmi (2011: 28) secara etimologi, pajak dalam bahasa Arab
dikenal dengan nama Adh-dhribah yang berasal dari kata dasar dharaba, yadhribu,
dharban yang artinya: mewajibkan, menetapkan, menentukan, memukul,
menerangkan, atau membebankan, dan lain-lain. Dharaba adalah bentuk kata kerja
(fi”il), sedangkan bentuk kata bendanya (Ism) adalah dharibah, yang dapat
diartikan beban. Ia disebut beban, karena merupakan kewajiban tambahan atas harta
selain zakat, sehingga dalam pelaksanaanya akan dirasakan sebagai beban.
Menurut Qardhawi (2007: 999) pajak sebagai kewajiban yang ditetapkan
terhadap wajib pajakyang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan,
tanpa mendapatkan prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai
75
76
maka pajak saat ini memang merupakan sudah menjadi kewajiban warga negara
dalam sebuah negara muslim dengan alasan dana pemerintah tidak mencukupi
untuk membiayai berbagai pengeluaran, yang mana jika pengeluaran itu tidak
mengatakan:
dipungut ketika baitul mal tidak ada harta atau kurang. Ketika baitul mal
dengan zakat, yang tetap dipungut, sekalipun tidak aada lagi pihak yang
kewajiban bagi kaum muslimin dan sebatas jumlah yang diperlukan untuk
agama.
c. Pajak (dharibah) hanya diambil dari kaum muslimin, tidak kaum non-
d. Pajak (dharibah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya, tidak boleh
dipungut selainnya.
beberapa pos pembiayaan Negara yang memang diwajibkan atas mereka (kaum
muslimin) pada saat baitul mal kosong atau tidak mencukupi. Jadi, ada tujuan untuk
mengikat dari diperbolehkannya memungut pajak itu, yaitu pengeluaran yang sudah
menjadi kewajiban kaum muslimin, dan adanya suatu kondisi kekosongan kas
Negara. Artinya, uang pajak itu digunakan untuk tujuan lain yang bukan kewajiban
kaum muslimin, maka ia jadi haram dipungut, karena tidak adanya “kerelaan” dari
si pembayar pajak.
78
Membayar PBB-P2
Pemahaman adalah sesuatu hal yang dapat dipahami dan dimengerti dengan
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm (‘alima-ya’lamu-‘ilm), yang berarti
hakikat sesuatu yang dipahami secara mendalam. Dari asal kata ‘ilm ini selanjutnya
duniawī dan ukhrāwī dengan bersumber kepada wahyu Allah (Azizy, 2003:13).
paradigma ilmu dalam Islam adalah teosentris. Karena itu, hubungan antara ilmu
dan agama memperlihatkan relasi yang harmonis, ilmu tumbuh dan berkembang
berjalan seiring dengan agama. Karena itu, dalam sejarah peradaban Islam, ulama
hidup rukun berdampingan dengan para ilmuwan. Bahkan banyak ditemukan para
ilmuwan dalam Islam sekaligus sebagai ulama. Misalnya, Ibn Rusyd di samping
79
sebagai ahli hukum Islam pengarang kitab Bidāyah alMujtahīd, juga seorang ahli
Artinya: “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntu ilmu maka
Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” [HR Muslim]
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, penulis menyimpulkan
bahwa pengetahuan dari sudut pandang Islam menempati kedudukan yang sangat
penting dalam ajaran Islam. Terlihat dari banyaknya ayat Al Qur’an yang
memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia. Dalam hal ini kaum
muslim juga diharapkan untuk mempelajari serta mengerti tentang ilmu perpajakan
(nisab) adalah hal yang paling mendasari dalam sistem distribusi dan
redistribusi kekayaan, setelah itu baru dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan
pribadi. Syariat tidak melarang kaum muslim memiliki harta, namun kebolehan ini
harus disertai dengan ketentuan dan pengaturan tidak digunakan sembarangan tanpa
terkendali. Syariat Islam memandang harta sebagai satu diantara lima darurat (adh-
memberikan hukuman keras pada siapa saja yang mengambil harta orang lain
dengan batil bahkan sampai pemotongan tangan dalam pencurian. Semua ini untuk
Harta pada hakekatnya adalah milik Allah Ta‟ala dan manusia hanya
memilikinya sebagai amanah dan titipan Allah.Posisi manusia adalah orang yang
Artinya :“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi,
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah [62]:10).
81
Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk [67]:15).
Dari ayat-ayat tersebut, Ibnu Katsir menafsirkan maksudnya, yaitu hanya
Allah semata yang menjadikan bumi mudah dijelajahi dan terbentang untuk kalian,
ujungnya. Makanlah rizki Allah yang Dia keluarkan untuk kalian dari bumi. Hanya
kepada Allah semata kebangkitan dari alam kubur untuk perhitungan amal dan
pembalasan. Dalam ayat ini terkandung dorongan mencari rizki dan bekerja. Dan
di dalam ayat ini juga terkandung petunjuk bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan
yang haq, tidak ada sekutu bagiNya, juga menunjukkan kuasaNya, mengingatkan
Masalah halal dan haram begitu sentral dalam pandangan kaum muslimin.
hal ini karena itu merupakan batas antara yang hak dan yang batil, atau lebih jauh
antara surga dan neraka. Halal dan haram akan selalu dihadapi oleh kaum muslimin
pentingnya kita mengetahui secara rinci batas antara apa yang halal dan apa yang
2019).
Aturan dan ketentuan syariat Islam pada harta dapat terlihat dari beberapa
(pemakaian).
2. Menunaikan hak-hak wajib pada harta. Hak-hak ini ada yang berhubungan
3. Pemilik hakiki harta adalah Allah dan manusia hanya diberikan hak guna
sendiri. Harta berkembang dengan usaha, amal dan pengolahan harta dalam
Hal ini tentunya menuntut seorang muslim untuk berhati-hati agar tidak
haram. Juga menuntutnya memiliki ilmu dan pengetahuan tentang hukum halal dan
terhindar dari semua usaha dan mu’amalah yang menghasilkan harta haram atau
berisikan harta haram. Dengan demikian jadilah mengenal harta yang haram
menjadi satu kewajiban agar terhindar dari dosa dan implikasi buruk harta haram
(Fawaid, 2016).
83
Maqashid al-syari'ah terdiri dari dua kata, maqashid dan syari'ah. Kata
maqashid merupakan bentuk jamak dari maqshad berarti maksud dan tujuan,
tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum (Ayuindah, 2019).
erat. Di mana dibalik larangan dan perintah atau halal dan haram yang ditetapkan
oleh Allah SWT dan Rasulullah tersimpan banyak hikmah. Jika umat muslim dalam
kehidupannya mampu memelihara diri dari hal halal dan haram maka bisa
dipastikan jika maqashid al-Syari'ah nya telah terpenuhi dengan baik (Ayuindah,
2019).
Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”(QS. Al-Hasyr [59]:7).
Islam tidak melarang umatnya untuk mengumpulkan harta karena pada dasarnya
84
kehalalan dan keharaman harta, baik secara dzatnya, maupun proses dalam
pengaruh yang besar kepada pemiliknya. Hasil dari pendapatan tersebut dapat
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), yaitu harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Apabila tidak terdapat transaksi jual
beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis,
Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak menurut perspektif Islam dapat ditinjau
dengan cara bertukar pendapat dari berbagai pihak mengenai suatu masalah untuk
kemaslahatan bersama. Dalam Islam, musyawarah adalah suatu amalan yang mulia
dan Maha Bijaksana. Lapangan atau obyek musyawarah adalah segala problema
kehidupan manusia. Namun demikian, tidak semua persoalan dalam Islam bisa
masalah yang tidak disebutkan secara tegas pada nash Al-Quran dan Sunnah Rasul
(Abdullah, 2014).
aplikasi musyawarah. Hal ini dapat dilihat pada masa Nabi sebagai “Rais al- Din
dan Rais al-Bilad di Negara Madinah “Musyawarah sebagai prinsip kenegaraan dan
kerajaan (monarkhi) yang didasarkan atas faktor geneologis, semangat dan praktek
Kata “Syura” dalam ayat tersebut merupakan kata kunci yang harus
ditempuh oleh seseorang dalam berbagai urusan, dan prinsip ini sepenuhnya
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupan beliau baik sebagai pribadi
maupun sebagai pimpinan dari anggota masyarakat suatu negeri dan prinsip ini juga
kehidupan sosial umat Islam. Syura memang merupakan tradisi Arab Pra Islamyang
sudah turun-temurun. Oleh Islam tradisi ini dipertahankan karena syura merupakan
tuntutan abadi dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Ada satu sandi lain yang
tidak boleh dilupakan guna menjamin musyawarah dapat terlaksana sesuai dengan
satu rujukan baku yang dipatuhi bahkan bagi umat Islam wajib diimani, oleh semua
Islam memandang musyawarah sebagai salah satu hal yang amat penting
bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Ini terbukti dari
bahwa ketetapan NJOP menurut Islam dapat ditinjau dari sudut musyawarah.
keputusan yang diambil atas dasar musyawarah tersebut. Karena ketetapan NJOP
masyarakat muslim harus patuh terhadap aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya
kaum muslim harus mengikuti aturan yang telah dibuat oleh ulil amri. Hukum
mentaati ulil amri adalah wajib (selama tidak dalam kemaksiatan) meskipun
mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari ketaatan kepada mereka akan
penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman mereka dapat melebur
dosa-dosa dan dapat melipat gandakan pahala. Karena Allah ’azza wajalla tidak
perbuatan diri sendiri juga. Ganjaran itu tergantung amal perbuatan. Maka
88
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS. An Nisa[4]:59).
Ibnu Katsir menyimpulkan, tentang ulil amri setelah mengutib beberapa
pandangan ulama, bahwa ulil amri itu adalah penguasa dan ulama. Lalu Beliau
mengatakan, “Ayat ini merupakan perintah untuk menaati para ulama dan
penguasa. Oleh karena itu, Allah ta’ala berfirman, ‘Taatilah Allah,’ maksudnya
sunnahnya. ‘Dan ulil amri di antara kalian,’ maksudnya adalah menaati perkara
yang diperintahkan oleh mereka berupa ketaatan kepada Allah, bukan dalam
maksiat kepada-Nya.
Dengan lugas dan tegas menjelaskan bahwa ulil amri yang dimaksud dalam
“Ulil amri adalah para imam, penguasa, hakim dan semua orang yang memiliki
kekuasaan yang syar’i, bukan kekuasaan thaghut.” (Fathul Qadir, Asy-
Syaukani, 1/556).
89
halli wa al ‘aqd (baca ahlul halli wal ‘aqdi) dari kalangan orang-orang muslim dari
berbagai profesi dan keahlian. Meraka itu adalah umara’ (pemerintah), para hakim,
para ulama, para pemimpin militer, dan semua penguasa dan pemimpin yang
dijadikan rujukan oleh umat dalam masalah kebutuhan dan kemaslahatan publik.
Lebih lanjut Muhammad Abduh menjelaskan, apabila mereka sepakat atas suatu
urusan atau hukum maka umat wajib mentaatinya dengan syarat mereka itu adalah
orangorang muslim dan tidak melanggar perintah Allah dan Rasul yang mutawatir.
Wilayah otoritas ulil amri sendiri hanyalah berkaitan dengan kemaslahatan umat,
sedangkan wilayah ibadah, maka itu haruslah didasarkan kepada ketentuan Allah
Terdapat tiga kesimpulan mendasar yang dituliskan oleh para ulama dalam
memaknai ulil amri, pertama: Ulil amri yang wajib ditaati adalah ulil amri dari
kalangan orang-orang beriman. Kedua: Ketaatan kepada ulil amri tidak mutlak,
namun bersyarat. Yaitu selama bukan dalam perkara maksiat. Ketiga: Ulil amri
yang tidak menjadikan syariat Islam sebagai hukum dalam pemerintahannya tidak
wajib ditaati. Hal ini selaras dengan tujuan (maqashid) kepemimpinan itu sendiri.
Para ulama menyebutkan bahwa tujuan pokok dari adanya kepemimpinan adalah
untuk mengatur kemaslahatan umat, yaitu dengan menjalankan syariat yang telah
Allah gariskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Oleh karena itu, dalam
Islam pemimpin juga disebut sebagai pengganti peran Nabi SAW dalam
bahwa kepatuhan wajib pajakmenurut Islam dapat ditinjau dari sudut masyarakat
muslim patuh atau taat terhadap ulil amri. Ketaatan kepada ulil amri merupakan
suatu kewajiban umat, selama tidak bertentangan dengan nash yang zahir.
cara membayar pajak dengan tepat waktu sama halnya dengan taat terhadap aturan
pajak akan berjalan dengan lancar karena kepatuhan wajib pajak telah
ketentuan yang ada. Kepatuhan wajib pajakmenurut perspektif Islam dapat ditinjau
Dari sudut masyarakat muslim patuh atau taat terhadap ulil amri Allah ta’ala
berfirman:
91
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
mematuhi peraturan perpajakan dengan cara membayar pajak dengan tepat waktu
sama halnya dengan taat terhadap aturan yang dibuat oleh ulil amri.
membayar pajak, melaporkan SPT, dan sebagainya. Mencari ilmu dalam agama
Islam merupakan perkara wajib bagi umatnya. Ilmu menjadi bekal bagi manusia
kehalalan dan keharaman harta, baik secara dzatnya, maupun proses dalam
pengaruh yang besar kepada pemiliknya. Hasil dari pendapatan tersebut dapat
Ketetapan NJOP menurut Islam dapat ditinjau dari sudut musyawarah. Hal
menunut Ilmu dalam Islam merupakan hal yang wajib sama halnya dengan
muslim sudah mengetahui atau paham tentang ilmu perpajakan maka masyarakat
kepatuhan wajib pajakhal ini dapat dilihat dari sumbernya pendapatan, apabila
sumber pendapatan tersebut baik/halal dapat dipastikan itu berasal dari sumber
yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena apabila tidak membayar
pajak sama saja mengambil hak orang lain, atau pemerintah. Apabila ada
masyarakat yang tidak membayar pajak, maka harta yang dimiliki tidak semuanya
halal.
hukumnya wajib bagi masyarakat untuk patuh terhadap aturan yang telah diatur
tersebut.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Berdasarkan data yang
94
95
sekarang dapat dipatuhi oleh wajib pajak, dan Peraturan Gubernur Nomor
259 tahun 2015 serta Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2019 kebijakan
ini sangat meringankan wajib pajak sehingga ketetapan NJOP PBB dapat
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengetahuan wajib pajak,
5. Dari sudut pandang Islam pengetahuan wajib pajak, pendapatan wajib pajak
6.2. Saran
Untuk itu terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk semua pihak,
diantaranya :
1. Bagi pemerintah untuk menetapkan ketetapan Nilai Jual Objek Pajak harus
pentingnya membayar pajak salah satunya yaitu Pajak Bumi dan Bangunan.
Kemayoran.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur’an
Al- Qur’an Al- Karim dan Terjemahannya, 2015. Departemen Agama republik
Indonesia, Syamil Qur’an.
Buku
97
98
Sari, Diana, 2016. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sekaran, Uma, dan Roger Bogie, (2017), Metode Penelitian Untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat,
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Jurnal
Fawaid, Muhammad Wildan, 2016. “Pengaruh Harta Halal dan Haram pada Umat”,
Jurnal Perbankan Syariah Vol. 1 No. 2, November 2016.
Fitria, Dona, 2017. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan dan
Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”, Journal of
Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1.
Iltiham, Muhammad Fahmul, 2018. “Pajak Penghasilan dalam Tinjauan Hukum
Positif (UU Pajak No. 36 Tahun 2008) dan Maqashid As-syari’ah”, Jurnal
Ekonomi Islam, Volume 10 Nomor 1 Desember 2018.
Hardiningsih, Pancawati, 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan
Membayar Pajak”, Program Studi Akuntansi, Universitas Stikubank,
Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, Hal: 126–142.
Kamaroellah, R. Agoes, 2017. “Analisis Kepatuhan Wajib pajakBumi dan
Bangunan Berdasarkan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB-P2) pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pamekasan”, Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 4 No. 1 Juni 2017.
Kosim, Mohammad, 2008. “Ilmu Pengetahuan dalam Islam (Perspektif Filosofis-
Historis)”, Tadrîs. Volume 3. Nomor 2. 2008.
Kusuma , Inka Permata Tri, (2014). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib pajakdalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan”,
Jurnal tidak diterbitkan.
Masruroh, Siti & Zulaikha, 2013. “Pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemahaman
Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak”, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1-15.
Muntuan, Aily P, 2016. “Analisis Official Assesment System (Penentuan Besarnya
Pajak Terhutang) PBB-P2 di Kelurahan Kendis Tondano Timur”, Jurnal
EMBA Vol.4 No.2 Juni 2016, Hal. 806-813.
Mukhid, 2016. “Musyawarah dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal Perbankan
Syariah Vol. 1 No. 2, November 2016.
Kurnia. F, dkk, 2017. “Pengaruh Jumlah Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak
100
Agustiyanti (2018). PBB-P2 Mahal Karena NJOP Naik, Wajib pajakBisa Ajukan
Keberatan, CNN Indonesia com [on-line]. Diakses pada tanggal 20 Maret
2019 dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180712143934-
532313572/PBB-P2-mahal-karena-njop-naik-wajib-pajak-bisa-ajukan-
keberatan
Ayuindah, Devi (2019). Keterkaitan Halal dan Haram dengan Maqasid Al-
Syari'ah, Kompasina.com [on-line]. Diakses pada tanggal 16 Juni 2019
dari https://www.kompasiana.com/deviayu/5c73defc12ae942c4b2a3833/
keterkaitan-halal-dan-haram-dengan-maqasid-al-syari-ah
Devita, Irma (2019). Pembebasan atas Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB-P2)
Perdesaan Dan Perkotaan Bagi Warga DKI Jakarta. Artikel [on-line].
Diakses pada tanggal 25 Mei 2019 dari
https://irmadevita.com/2019/peraturan-gubernur-tentang-perubahan-
aturan-pembebasan-PBB-P2-dan-wajib-pajak-pribadi-yang-di-gratiskan/
Fitriani,Feni Freycinetia (2018). Viral Twit PBB-P2 Naik 100%, Ini Klarifikasi
Badan Pajak DKI, Bisnis.com [on-line]. Diakses pada tanggal 14 Maret
2019 dari https://jakarta.bisnis.com/read/20180719/77/818438/viral-twit-
PBB-P2-naik- 100- ini-klarifikasi-badan-pajak-dki-Jenis Pajak Pusat
Gewati, Mikhael (2017). Berapa Biaya PBB-P2 untuk Penghuni Apartemen?,
Kompas.com [on-line]. Diakses pada tanggal 15 Juni 2019 dari
102
https://properti.kompas.com/read/2017/09/23/172100321/berapa- biaya-
PBB-P2-untuk-penghuni-apartemen-
Maulida, Rani (2018). Mengenal Pajak Bumi dan Bangunan. Online-pajak.com
[on-line]. Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 dari https://www.online-
pajak.com/pajak-bumi-dan-bangunan
Marco (2014). Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) Kini Sepenuhnya Urusan
Kota/Kabupaten. Rujak.org [on-line]. Diakses pada tanggal 22 Juni
2019 dari https://rujak.org/pajak-bumi-dan-bangunan-PBB-P2-kini-
sepenuhnya-urusan-kotakabupaten/
104
105
Lampiran 1
KUISIONER
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Dina Nugraheni
1212015037
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2019
113
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya adalah mahasiswi S1 Program studi Akuntani Universitas Yarsi yang
sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Sehubungan
dengan kebutuhan data untuk dapat menyelesaikan penelitian yang sedang saya
lakukan dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
pajakdalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Kemayoran”
maka dengan ini saya bermaksud meminta partisipasi Bapak/Ibu untuk dapat megisi
kuisioner penelitian ini
Guna menghasilkan penelitian yang tepat sasaran, mohon kiranya kesediaan
Bapak/Ibu sebagai responden dapat meluangkan sedikit waktunya untuk mengisi
biodata dan kuisioner tersebut sesuai dengan petunjuk.
Informasi yang diperoleh dari jawaban kuisioner ini hanya kepentingan
penelitian dalam dunia akademis dan saya akan menjamin kerahasiaannya sesuai
dengan etika penelitian. Jawaban kuisioner Bapak/Ibu merupakan bahan masukan
yang penting bagi penelitian saya.
Jakarta, 21 Juni.2019
Hormat Peneliti,
(Dina Nugraheni)
114
KUISIONER
I. Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i
dengan memberi tanda () untuk menjawab pertanyaan ini :
Data Pribadi Responden
1. Nama :
(Jika tidak keberatan)
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Usia :
Keterangan Pernyataan :
- SS : Sangat setuju
- S : Setuju
- RG : Ragu-ragu
- TS : Tidak setuju
- STS : Sangat tidak setuju
115
2. Pendapatan yang
Bapak/Ibu peroleh
adalah hasil dari
pekerjaan pokok
3. Bapak/Ibu
memiliki
pekerjaan
sampingan untuk
memperoleh
pendapatan
tambahan
117
No. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X3.1 X3.2 X3.3 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
6 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4
7 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5
8 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
9 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
10 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4
11 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4
12 5 3 4 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5
13 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5
15 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4
16 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4
17 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
18 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2
19 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4
22 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3
23 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4
24 4 5 3 4 3 4 4 3 4 3 5 5 4 4
25 4 5 4 5 3 3 3 5 3 4 5 5 3 5
26 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
27 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
29 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4
30 3 4 4 3 4 3 2 5 3 4 5 4 3 3
31 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
33 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 4 4
34 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4
120
39 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4
40 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
41 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5
42 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2
43 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
44 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5
45 5 5 4 4 3 5 5 3 5 4 3 4 4 4
46 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5
47 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4
48 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5
49 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5
50 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
51 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
52 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
53 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3
54 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3
55 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4
56 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
57 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4
58 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
60 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
61 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
62 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5
63 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4
121
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TOTAL_X1 63 14 20 17,14 1,645
TOTAL_X2 63 9 15 12,59 1,562
TOTAL_X3 63 8 15 12,71 1,689
TOTAL_Y 63 12 20 17,00 1,685
Valid N (listwise) 63
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1.1 63 3 5 4,21 ,600
X1.2 63 3 5 4,33 ,596
X1.3 63 3 5 4,32 ,618
X1.4 63 3 5 4,29 ,607
Valid N (listwise) 63
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X2.1 63 3 5 4,13 ,582
X2.2 63 3 5 4,24 ,588
X2.3 63 3 5 4,22 ,608
Valid N (listwise) 63
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X3.1 63 2 5 4,38 ,682
X3.2 63 2 5 4,19 ,780
X3.3 63 2 5 4,14 ,759
Valid N (listwise) 63
122
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y1 63 3 5 4,32 ,618
Y2 63 3 5 4,24 ,560
Y3 63 3 5 4,19 ,644
Y4 63 2 5 4,25 ,647
Valid N (listwise) 63
123
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 TOTAL_X3
X3.1 Pearson Correlation 1 ,195 ,423** ,684**
Sig. (2-tailed) ,126 ,001 ,000
N 63 63 63 63
X3.2 Pearson Correlation ,195 1 ,471** ,752**
Sig. (2-tailed) ,126 ,000 ,000
N 63 63 63 63
X3.3 Pearson Correlation ,423** ,471** 1 ,838**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000
N 63 63 63 63
TOTAL_X3 Pearson Correlation ,684** ,752** ,838** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,611 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,852 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,632 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,616 4
126
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta t Sig. ce VIF
1 (Constant) 4,727 1,798 2,629 ,011
Pengetahua ,270 ,119 ,264 2,271 ,027 ,671 1,491
n WAJIB
PAJAK
Pendapatan ,371 ,128 ,344 2,890 ,005 ,638 1,566
WAJIB
PAJAK
Ketetapan ,233 ,109 ,234 2,134 ,037 ,755 1,324
NJOP
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
128
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,727 1,798 2,629 ,011
Pengetahuan Wajib ,270 ,119 ,264 2,271 ,027
Pajak
Pendapatan Wajib ,371 ,128 ,344 2,890 ,005
Pajak
NJOP ,233 ,109 ,234 2,134 ,037
a. Dependent Variable: Kepatuhan WAJIB PAJAKPBB-P2
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 81,949 3 27,316 17,136 ,000b
Residual 94,051 59 1,594
Total 176,000 62
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,920a ,846 ,839 ,541
a. Predictors: (Constant), Ketetapan NJOP , Pendapatan Wajib Pajak,
Pengetahuan Wajib Pajak
130