Anda di halaman 1dari 8

7 Perbedaan Sistem EFI dan Karburator (Update)

Amrie Muchta 10/04/2017

Jika anda pernah melihat label PGM-F1 atau YmJet-Fi maka itu tandanya
motor tersebut telah dilengkapi dengan sistem injeksi atau nama lainya EFI
(Elektronic Fuel Injection) sistem yang dibuat untuk mengendalikan efisiensi
dan emisi ini sudah dipakai dihampir kendaraan baru, selain regulasi emisi
memang pemakaian bensin juga terbukti lebih irit.

Selain dua hal tersebut, apa lagi kira-kira hal yang membedakan antara
sistem EFI dan Karburator (konvensional) ? untuk mengetahuinya, anda bisa
simak list perbedaan sistem injeksi dan sistem karbu dibawah

Baik sistem EFI maupun Karburator, itu sama-sama bertindak dalam sistem
pemasok bahan bakar bensin kedalam mesin. Fungsinya untuk menyuplai
bensin dengan kadar yang tepat dari tanki ke intake manifold. Tapi,
penciptaan keduanya memiliki perbedaan.

Sistem karburator dibuat terlebih dahulu, sistem ini memakai prinsip


perbedaan tekanan untuk mengalirkan bensin kedalam intake manifold.
Perbedaan tekanan ini diperoleh akibat adanya aliran udara, sesuai dengan
hukum yang menyatakan bahwa tekanan pada permukaan yang
mendapatkan aliran udara maka akan turun. Penurunan tekanan ini akan
menyedot bensin dari ruang penampung.

Sementara sistem EFI juga menggunakan perbedaan tekanan, hanya saja


tekanan tersebut bukan dibedakan berdasarkan aliran udara intake. Tapi ada
komponen pompa untuk menekan bensin kesaluran bahan bakar. Diujung
saluran akan ada komponen injektor sebagai pintu tempat bensin keluar,
kinerja injektor ini dipengaruhi oleh skema kelistrikan oleh sebab itu
dinamakan electronic fuel injection.

Baca Pula Sob :


 Prinsip kerja mesin injeksi lengkap
 Daftar 19 sensor pada mesin beserta fungsinya

Perbedaan Mesin EFI dan Karburator

img by diyautotune.com

Secara prinsipnya, sama-sama menggunakan perbedaan tekanan tapi proses


kerjanya memiliki perbedaan. Dan outputnya juga memiliki perbedaan, apa
saja ?

1. Sistem Efi memerlukan arus listrik sementara karbu tidak


Perbedaan yang pertama terletak pada cara kerja keduanya, dimana sistem
injeksi memerlukan arus listrik untuk menggerakan pompa bahan bakar dan
melakukan pembukaan injektor. Pada sistem EFI kita mengenal sensor, ECU
dan aktuator. Tiga komponen tersebut merupakan komponen elektrikal yang
tidak bisa bekerja tanpa arus listrik, sehingga tanpa listrik mesin EFI tidak
akan bisa bekerja.

Sementara pada karburator, seluruhnya menggunakan skema konvensional.


Baik dari pompa bahan bakar juga bekerja secara mekanis menggunakan nok
pada camshaft. Sehingga meski tidak ada listrik sistem ini akan tetap berjalan.

2. Sistem Efi menggunakan banyak sensor sementara karbu tidak


memiliki sensor

Seperti yang kita singgung diatas, skema injeksi ini menggunakan tiga
komponen utama yakni sensor, ECU dan aktuator. Sensor merupakan alat
pendeteksi sebuah kondisi pada komponen mesin. Sensor akan dijadikan
sebagai parameter untuk menentukan berapa kadar bensin yang harus
dikeluarkan.

Pada mesin injeksi, ada sekitar 9 sensor utama yakni


 IAT (Intake air temperature)
 MAF (Mass air flow)
 TPS (throtle position sensor)
 MAPs (manifold absolute pressure sensor)
 CKP (Crankshaft postition sensor)
 CMP (Camshaft position sensor)
 ECT (engine coolant temperature)
 HO2S (Heated oxygen sensor)
 Knock sensor

Masing-masing sensor diatas memiliki tugas yang berbeda, ada yang


mendeteksi masa udara yang masuk ke intake serta suhunya, ada pula yang
mendeteksi berapa sudut pembukaan katup gas. Data yang didapat akan
dikirim ke ECU untuk kemudian mengatur pembukaan injektor agar volume
bensin yang disuplai sesuai.

Untuk mesin karbu, kita tidak akan menemukan sensor sebanyak ini. Karena
volume bensin yang keluar ke intake itu hanya dipengaruhi oleh kecepatan
udara yang melewati venturi. Untuk kondisi lain seperti kondisi membawa
beban atau kondisi high RPM akan dibantu oleh sistem power dan sistem
speed didalam karburator yang juga bekerja secara mekanis.

3. Karburator dilengkapi dengan sistem choke, sementara sistem injeksi


tidak ada
Advertisement

Sistem choke itu berfungsi untuk menghambat aliran udara sebelum masuk
kekarburator, tujuannya agar gaya hisap piston saat langkah hisap bisa
menyedot bensin yang ada pada ruang penampung. Sehingga bensin yang
disuplai akan lebih banyak, proses ini biasanya dilakukan saat mesin
dihidupkan pada suhu dingin. Suhu yang rendah akan membuat bensin
mengembun pada dinding manifold sehingga hanya sedikit bensin yang
masuk ke ruang bakar.

Pada sistem EFI kita tidak akan menemukan tuas choke, mengapa ? balik lagi
ke pembahasan awal, dimana waktu pembukaan injektor akan mempengaruhi
besar kecilnya volume bensin yang keluar. Tujuan sistem choke adalah
mempebanyak suplai bensin, sehingga pada sistem elektronik ini injektor
secara otomatis membuka lebih lama agar bensin yang keluar lebih
banyak.Kapan injektor akan bekerja seperti ini ? ketika ECT mendeteksi suhu
mesin yang rendah.

 9 Kelebihan dan Kekurangan Motor Injeksi


 ISC (Idle speed control) pengatur RPM idle mesin injeksi

4. Campuran bensin sistem EFI lebih ideal, sementara karbu bisa ideal
bisa juga tidak

Ini terjadi karena sistem EFI menggunakan perhitungan real time yang
datanya diperoleh dari sensor. Sensor inilah yang mengirimkan data secara
akurat, data tersebut kemudian akan dihitung bersama data-data sensor lain
untuk kemudian menyimpulkan timming pembukaan injektor beserta lamanya
injektor membuka untuk menentukan volume bensin yang pas.

Dari skema tersebut, sistem injeksi mampu menyuplai bensin dengan ideal
pada segala kondisi.

Sementara pada karbu, masih ada potensi campuran yang kaya atau kurus.
Campuran kaya adalah kondisi dimana bensin yang terkandung lebih kecil
dari 14 : 1. Sementara campuran miskin terjadi saat bensin yang terkandung
lebih besar dari 14:1 (14 molekul bensin banding 1 molekul bensin). Kedua
kondisi ini terjadi karena parameter yang dipakai pada karbu hanya
mengandalkan kecepatan aliran udara pada venturi.

5. Sistem EFI lebih irit daripada sistem karburator

img by premierwd.com

Ini masih dalam satu pembahasan point atas, campuran yang kaya akan
membuat bensin yang keluar itu lebih banyak. Sehingga pemakaian bensin
total akan lebih cepat habis atau boros. Hal ini menyebabkan mesin dengan
sistem karburator memiliki pemakaian bensin yang boros meski kapasitas
mesinnya kecil.
Untuk sistem EFI, seperti yang kita bahas bahwa sistem ini mampu menyuplai
bensin yang ideal pada segala kondisi. Hasilnya campuran kaya tidak terjadi
dan pemborosan pemakaian bensin juga tidak akan terjadi, inilah yang
membuat pemakaian bensin mesin injeksi lebih ekonomis.

6. Perawatan EFI rumit, sementara karbu sangat sederhana

Tanpa perawatan, sebuah kendaraan pasti akan cepat rusak secanggih


apapun teknologi yang digunakan. Hal tersebut juga berlaku untuk sistem
injeksi pada mesin. Mesin EFI yang mengusung penyemprotan bahan bakar
elektronik perlu perawatan pada interval tertentu. Dari mulai mengganti filter
udara sampai pembersihan injektor dalam interval sekitar 10.000 KM.

Jika tidak, maka kotoran yang mengendap pada saluran bahan bakar akan
menghambat kinerja injektor. Bensin akan tersumbat sehingga mesin akan
brebet dan berpotensi mogok.

Namun beda halnya dengan sistem karburator. Skema yang bekerja secara
konvensional ini lebih bandel. Meski kadang ada masalah, tapi cukup dengan
membersihkan filter udara dan melakukan penyetelan sekrup karbu kita
sudah merawat kinerja karburator. Apalagi pada sepeda motor, karburator
motor memiliki skema yang sangat mudah dipahami, sehingga siapapun pasti
bisa melakukan bongkar pasang sendiri untuk membersihkannya.

7. Sistem karburator bisa distel dengan mudah, sementara injeksi perlu


alat khusus

Mungkin anda pernah melihat dua buah sekrup pada karburator. Sekrup
tersebut berfungsi untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar
yang masuk kedalam mesin, kita bisa mengaturnya semau kita dengan hanya
bermodalkan obeng pipih.
Tapi pada sistem EFI, apa bisa ? kita tidak akan menemui dua sekrup ini.
Karena semua pada sistem efi itu diatur secara otomatis. Namun kita bisa
melakan penyetingan, hanya saja perlu alat khusus atau memodifikasi wiring
EFI. Penyetingan ini akan melakuka resetting data ECU memakai scanner,
dan cara kedua dengan menambahkan module khusus pada salah satu kabel
sensor agar sinyalnya berubah.

Tapi melakukan setting ulang tanpa perhitungan sama saja mempercepat


kerusakan mesin, untuk itu percayakan saja settingan pabrikan agar segala
aspek baik aspek keawetan mesin atau keiritan bahan bakar bisa terpenuhi.

Demikian artikel lengkap mengenai perbedaan sistem EFI dan karburator,


semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.

Anda mungkin juga menyukai