Anda di halaman 1dari 24

Kasus 1

1. Seorang pasien laki-laki umur 60 thn MRS. Saat di kaji pasien mengeluh sesak nafas,
mudah lelah, dada terasa berat dan badan lemah, nafsu makan menurun. Selama ini
bedrest total, terdapat peningkatan vena jugularis hasil auskultasi jantung terdapat gallop
dan murmur, suara nafas ronchi, kedua kaki udema. TD : 150/100mmHg, RR : 32x/m, N
: 120x/m, SB : 38,2 C. Saturasi oksigen 75%. Kesadaran delirium. Hasil foto thorak
terdapat gambaran udema paru kiri dan kanan.
1) KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING
a. Vena jugularis
Jugular vena pressure(JVP) atau tekanan system vena yang dapat diamatisecara
tidak langsung. Pengukuran system sirkulasi vena sendiri dapat dilakukan dengan
metode invasive memasukkan kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer
melalui vena subclavia dextra yang diteruskanhingga ke vena centrali vena cava
superior .(Wulandari, 2008)
b. Bedrest total
Tirah baring (bahasa Inggris: bed rest) adalah perawatan kedokteran yang
melibatkan berbaringnya pasien di tempat tidur untuk suatu jangka yang
sinambung. Perawatan ini diperlakukan untuk suatu penyakit atau kondisi medis
tertentu. Tirah baring secara khusus dilaksanakan saat dipreskripsikan atau sesuai
keinginan sendiri, dan jarang diperlakukan bagi pesakit yang sangat letih lemah
atau yang sekarat.(Wikipedia, 2017)
c. Gallop
Protodiastolic Gallop (S3 Gallop) Bunyi jantung ketiga, yang dikenal sebagai S3
gallop, adalah getaran yang bernada rendah yang terjadi pada awal diastole. Bunyi
jantung ketiga tersebut terdengar lemah dan bergemuruh pd awal 1/3 bagian
tengah diastol. Bunyi ini timbul karena adanya ketegangan korda tendinae dan
mengembangnya ventrikel pada fase pengisian.(Putri, 2009)
d. Murmur
Bunyi jantung abnormal, atau murmur( bising jantung ) biasanya ( tetapi tidak
selalu ) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan
patologi jantung,yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang
berusia muda.Dalam keadaan normal darah mengalir secaralaminar ; yaitu, cairan
mengalir dengan mulus dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama lain.
Namun, apabila aliran darahmenjadi turbulen ( bergolak ), dapat terdengar bunyi.
Bunyi abnormal tersebut disebabkanoleh getaran yang terbentuk di struktur-
struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut. ( (Novriani, n.d.))
e. Ronchi
Ronchi adalah suara tambahan yang dihasilkan aliran udara melalui Saluran nafas
yang berisi secret atau eksudat atau akibat saluran yang menyempit atau oleh
udem saluran nafas. (Paembonan, 2018)
f. Edema
Sembap atau edema berarti meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler)
dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di
jaringan serosa. (wikipedia, 2017)
g. Saturasi oksigen
Saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak prosentase oksigen yangmampu
dibawa oleh hemoglobin. (Kozier & Erb, 2002)

h. Tekanan darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan keatas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari
biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah
tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. (wikipedia, Tekanan
darah, 2017)

i. Nadi
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di pompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri
melintas (Sandi, 2016). Darah yang didorong kearah aorta sistol tidak hanya
bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang
bertekanan yang berjalan sepanjang arteri (Kasenda, Marunduh&Wungouw,
2014)
j. MmHg
Singkatan dari kata millimeter merkuri (hydrargyrum). Istilah millimeter merkuri
hydrargyrum
k. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengn cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut
stetoskop. Hal – hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas dan
bising usus.(Sartika, 2010)
l. Delirium
Delirium adalah keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara
mendadak, di mana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam
memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak
mampu berfikir secara jernih. (Wikipedia, Delirium, 2016)
m. Foto thorak
Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi
radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi
thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. (ayurachamasari, 2018)
n. MRS
Masuk Rumah Sakit

2) KATA KUNCI
a. Sesak nafas
b. Laki laki umur 60 thn
c. Mudah lelah
d. Dada terasa berat
e. Badan lemah
f. Nafsu makan menurun
g. Bedrest total
h. Kedua kaki oedema
i. TD : 150/100 mmHg
j. RR : 32x/m
k. Nadi 120x/m
l. SB : 38,2 C
m. Saturasi oksigen 75%
n. Foto thorak oedema paru kiri dan kanan

3) MIND MAP

Angina Pectoris IMA


Anemia CHF

kontraksi frekuensi
Gagal pompa jantung dan
HB turun Aliran O2
ventrikel kanan kontraksi
mesentrikus
Perfusi jaringan pembuluh darah
Tekanan diastole
tidk efektif Aliran O2 ke
Resistensi perifer
jantung menurun Bendungan vena
Konpensasi total
sistemik
jantung Jantung
Beban kerja
kekurangan O2 Liem
jantung
Splenomegali
Kebutuhan 02
Mendesak
Peningkatan
diafragma
respirasi

Sesak Nafas
Angina CHF IMA Anemia
TANDA DAN
Pectoris
GEJALA
+ + + +
Sesak Nafas
- + - +
Mudah Lelah
+ + + +
Dada terasa berat
+ + +
Badan Lemah
+ + + +
Nafsu makan
menurun
+ + + +
Bedrest Total
- + - -
Kedua kaki edema
TD meningkat - + + -
Penurunan - + - -
kesadaran

4) PERTANYAAN PERTANYAAN PENTING


a. Apakah factor usia mempengaruhi terjadinya CHF?
b. Apakah pada pasien CHF selalu identik dengan terjadinya oedema?
c. Mengapa pada pasien CHF dapat menyebabkan sesak?
5) JAWABAN PERTANYAAN
a. Iya, Usia mempengaruhi angka kejadian CHF hal ini dikarenakan pada usia tua
fungsi jantung sudah mengalami penurunan dan terjadi perubahan perubahan pada
system kardiovaskular seperti penyempitan arteri oleh plak, dinding jantung
menebal, dan ruang bilik j antung mengecil (Kusuma,2007). Beberapa penyebab
terjadinya CHF pada usia tua adalah hipertensi yang memacu jantung untuk
bekerja lebih giat bahkan melebihi kapasitas kerjanya, penyakit jantung koroner,
dan diabetes. ( (Fachrunnisa, Sofiana Nurchayati, Arneliwati, 2015) ).

b. Iya, volume yang berkurang dari darah yang dipompa keluar oleh jantung (cardiac
output yang berkurang) bertanggung jawab untuk aliran darah yang berkurang ke
ginjal-ginjal. Sebagai akibatnya, ginjal-ginjal merasakan bahwa ada pengurangan
dari volume darah dalam tubuh. Untuk melawan nampaknya kehilangan cairan,
ginjal-ginjal menahan garam dan air. Pada kejadian ini, ginjal-ginjal dibohongi
kedalam pemikiran bahwa tubuh perlu untuk menahan lebih banyak volume
cairan ketika, kenyataannya, tubuh telah menahan terlalu banyak cairan.
Peningkatan cairan ini akhirnya berakibat pada penumpukan cairan didalam paru-
paru, yang menyebabkan sesak napas. Karena berkurangnya volume darah yang
dipompa keluar oleh jantung (cardiac output yang berkurang), volume darah
dalam arteri-arteri juga berkurang, meskipun ada peningkatan yang nyata dalam
total volume cairan tubuh. Peningkatan yang berhubungan dalam jumlah cairan
dalam pembuluh-pembuluh darah dari paru-paru menyebabkan sesak napas
karena cairan yang berlebihan dari pembuluh-pembuluh darah paru-paru bocor
kedalam ruang-ruang udara (alveoli) dan interstitium pada paru-paru. Akumulasi
cairan dalam paru-paru ini disebut pulmonary edema. Pada saat yang bersamaan,
akumulasi cairan pada kaki-kaki (legs) menyebabkan pitting edema. Edema ini
terjadi karena penumpukan dari darah pada vena-vena dari kaki-kaki (legs)
menyebabkan kebocoran cairan dari kapialer-kapiler kaki-kaki (pembuluh-
pembuluh darah kecil) kedalam ruang-ruang interstitial. ( (Ashalina, 2017) ).
c. Sesak nafas karena penyakit jantung terjadi karena kongesti vena pulmonalis.
Adanya tekanan pada atrium kiri akan menimbulkan tekanan tekanan vena
pulmonalis, yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika meningkat, seperti pada
penyakit katub mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel kiri, vena pulmonalis akan
meregang dan dinding bronkus terjepit dan mengalami edema, menyebabkan
batuk iritatif non produtif dan mengi. Jika tekanan vena pulmonalis naik lebih
lanjut dan melebihi tekanan ongkotik plasma (sekitar 25 mmHg, jaringan paru
menjadi lebih kaku karena edema interstisial (peningkatan kerja otot pernafasan
untuk mengembangkan paru dan timbul sesak nafas), transudat akan terkumpul
dalam alveoli yang mengakibatan edema paru. ( (Nugroho, 2018) ).

6) TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

- Untuk mengetahui penyebab dari CHF

7) INFORMASI TAMBAHAN

Menurut Mansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan CHF adalah:

1. Tirah baring
2. Diet
3. Oksigen
4. Terapi diuretik
5. Digitalis
6. Inotropik Positif
7. Sedative
8. Pembatasan aktivitas fisik dan istirahat

8) KLARIFIKASI INFORMASI

Menurut Mansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan CHF adalah:

1. Tirah baring

Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung


dan menurunkan tekanan darah.

2. Diet

Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal, selain itu
pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi
edema.
3. Oksigen

Pemenuhan oksigen akan mengurangi demam miokard dan membantu


memmenuhi oksigen tubuh.

4. Terapi diuretik

Dieuretik memiliki efek anti hipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan
garam natrium sehingga menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah

5. Digitalis

Digitalis memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan kontraksi


peningkatan efisiensi jantung.saat curah jantung meningkat,volume cairan lebih
besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi,ekskresi dan volume intravaskuler menurun.

6. Inotropik positif

Debutamin meningkatkan kekuatan kontraksi jantung(efek inotropik positif)dan


meningkatkan denyut jantung(efek kronotropik positif)

7. Sedatif

Pemberian sedative bertujuan mengistrhatkan dan member relaksasi pada pasien

8. Pembatasan aktivitas fisik dan istrirahat

Pembatasan aktivitas fisik dan istrahat yang ketat merupakan tindakan


penanganan gagal jantung
9) ANALISIS DAN SISTEM INFORMASI

Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan,dapat dimunculkan beberapa diagnosis


banding yang masih memerlukan tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan penunjang
lainnya untuk penegakan diagnosa yang tepat.

Berdasarkan gejala yang dialami oleh klien pada kasus 1 maka dapat ditetapkan
bahwa Diferensial Diagnosis utama Congestive Heart Failure(CHF).

10) LAPORAN DISKUSI


 Konsep Medis
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh (Ebbersole,Hess,1998).Gagal jantung
Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompadarah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadapoksigen dan nutrient dikarenakan
adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringandan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisianventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
Klasifikasi:
1. Gagal jantung akut – kronik
a. Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunankardiak
output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapatmengakibatkan edema paru
dan kolaps pembuluh darah.
b. Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan ditandai dengan penyakit jantung
iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadiretensi air dan
sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia,akibatnya ventrikel
dilatasi dan hipertrofi.
2. Gagal Jantung Kanan- Kiri
a. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darahsecara
adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dankelainan pada
katub aorta/mitral.
b. Gagal jantung kanan, disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal jantung
kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yangterbendung akan
berakumulasi secara sistemik di kaki, asites,hepatomegali, efusi pleura, dan lain-lain.
3. Gagal Jantung Sistolik-Diastolik
a. Sistolik terjadi karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehinggaventrikel kiri
tidak mampu memompa darah akibatnya kardiak outputmenurun dan ventrikel
hipertrofib.
b. Diastolik karena ketidakmampuan ventrikel dalam pengisian darahakibatnya stroke
volume cardiac output turun.
B. Etiologi
1. Kelainan otot jantungGagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, disebabkanmenurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainanfungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi
arterial danpenyakit degeneratif atau inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karenaterganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis(akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Peradangan dan penyakitmiokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisiyang secara langsung merusak serabut jantung
menyebabkan kontraktilitasmenurun.
3. Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkanbeban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
jantung,menyebabkan kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,yang
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibatmencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katubsemiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,pericardium, perikarditif
konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load.
6. Faktor sistemik Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan
danberatnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misalnya :
demam,tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik
dapatmenurunkan kontraktilitas jantung.
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan
fungsional :
1. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
2. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
3. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
4. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat

C. Patofisiologi
Kelainan fungi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner,hipertensi arterial
dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosiskoroner mengakibatkan
disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darahke otot jantung. Terjadi hipoksia
dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).Infark miokardium biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Hipertensisistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantungdan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung. Efek tersebut(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akanmeningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak
jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akan
terjadi gagal jantung.Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkankontraktilitas menurun.Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami
kegagalan secara terpisah. Gagalventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventriel
kanan. Gagal ventrikel kirimurni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah
ventrikel berpasangan atausinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat
mengakibatkan penurunanperfusi jaringan.
1. Gagal jantung kiriKongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel
kiritidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanandalam
sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Dispnudapat terjadi
akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggupertukaran gas. Mudah
lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurangmenghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnyapembuangan sisa hasil katabolisme,
juga terjadi akibat meningkatnya energiyang digunakan untuk bernapas dan insomnia
yang terjadi akibat distresspernapasan dan batuk.
2. Gagal jantung kananBila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti
viscera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak
mampumengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak
dapatmengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari
sirkulasivena. Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi edema ekstremitas
bawah,peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites,
anoreksia,mual dan nokturia.
D. Manifestasi klinis
1. Gagal Jantung Kiri :Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel
kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadiyaitu :
a. Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggupertukaran
gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalamiortopnoe pada malam
hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea(PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangansisa hasil katabolisme
d. Karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomniayang terjadi
karena distress pernafasan dan batuk
e. Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan,
stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantungtidak berfungsi
dengan baik

2. Gagal jantung Kanan :


a. Kongestif jaringan perifer dan visceral
b. Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting,penambahan
BB
c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadiakibat
pembesaran vena hepar
d. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalamrongga
abdomen
e. Nokturia
f. Kelemahan
3. CHF Akut
a. Ansietas
b. Peningkatan berat badan
c. Restletness
d. Nafas pendek, bunyi krekels
e. Fatigue takikardi
f. Penurunan resistensi vaskuler
g. Distensi vena jugularis
h. Dyspnea , orthopnea
i. Batuk , batuk darah
j. Wheezing bronchial
k. Sianosis
l. Denyut nadi lemah dan tidak teraba
m. Penurunan urin noutput
n. Delirium
o. Sakit kepala
4. CHF Kronik
a. Anoreksia
b. Nokturia
c. Edema perifer
d. Hiperpigmentasi ekstremitas bawah
e. Kelemahan
f. Hepatomegali
g. Ascites
h. Dyspnea
i. Intoleransi aktivitas berat
j. Kulit kehitaman
E. Penatalaksanaan Medis
1. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkankonsumsi
oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium
3) Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karenaefek
prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium
4) Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
5) Olah raga secara teratur
b. CHF Akut
1) Oksigenasi (ventilasi mekanik)
2) Pembatasan cairan
2. Farmakologis
Tujuan: untuk mengurangi afterload dan preload
a. First line drugs; diureticTujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan
mengurangikongesti pulmonal pada disfungsi diastolic.Obatnya adalah: thiazide
diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic,metolazon (kombinasi dari loop
diuretic untuk meningkatkan pengeluarancairan), Kalium-Sparing diuretic
b. Second Line drugs; ACE inhibitor
Tujuan; membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja jantung.Obatnya
adalah:
a. Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk kegagalan
diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan ventrikeluntuk relaksasi
b. Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
c. Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsisistolik,
hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
d. Calsium Channel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkanrelaksasi dan
pengisian dan pengisian ventrikel (jangan dipakai padaCHF kronik).
e. Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan responmiokard.
Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi HR,mencegah iskemi
miocard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.
F. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan tentang penyakit
danpenanganannya.
2. Informasi difokuskan pada: monitoring BB setiap hari dan intake natrium.
3. Diet yang sesuai untuk lansia CHF: pemberian makanan tambahan yangbanyak
mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dll.
4. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat ditoleransi denganbantuan
terapis.
G. Komplikasi
1. Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
2. Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
3. Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis,iskemia dan
kerusakan pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium,ventrikel
hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.
3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkandilatasi
atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah ataupeningkatan tekanan
pulnonal.
4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan
membantumembedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau
insufisiensiserta mengkaji potensi arteri koroner.
6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsiginjal,
terapi diuretic.
7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHFmemperburuk
PPOM.
8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atauhipoksemia
dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal
infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK danDehidrogenase
Laktat/LDH, isoenzim LDH).

I. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Penurunan kardiak output b.d. perubahan kontraktilitas
2. Intoleransi aktifitas b.d. ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2
3. Hambatan mobilisasi fisik b.d kerusakan neurovaskuler
4. Pola nafas tidak efektif b.d. kelemahan
5. Kelebihan volume cairan b.d. kelemahan mekanisme regulasi
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisiinadekuat,
faktor biologis
7. Kurang pengetahuan tentang penyakit gagal jantung b.d. kurangnya sumberinformasi.
8. Risiko Syndrom Disuse b.d program Immobilisasi
9. Sindrom defisit self care b.d kelemahan, penyakitnya
(Towana, 2018)

 Konsep Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN TN. X DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Seorang pasien laki-laki umur 60 thn MRS. Saat di kaji pasien mengeluh sesak nafas, mudah
lelah, dada terasa berat dan badan lemah, nafsu makan menurun. Selama ini bedrest total,
terdapat peningkatan vena jugularis hasil auskultasi jantung terdapat gallop dan murmur, suara
nafas ronchi, kedua kaki udema. TD : 150/100mmHg, RR : 32x/m, N : 120x/m, SB : 38,2 C.
Saturasi oksigen 75%. Kesadaran delirium. Hasil foto thorak terdapat gambaran udema paru kiri
dan kanan.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
 Nama : Tn. X
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 60 tahun
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien masuk dengan keluhan sesak nafas, mudah lelah, dada terasa berat dan badan
lemah, nafsu makan menurun
c. Hasil Pemeriksaan Fisik :
TD 150/100 mmHg, RR :32x/m N : 120x/m SB : 38,2 C
d. Pengkajian Head to toe :
1) Kepala : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-),
2) Leher : JVP meningkat.
3) Thoraks: murmur (+), gallop (+),
4) Pulmo : vesikuler kiri-kanan, RH (+), WH(-).
5) Abdomen : tepi tumpul, rata, Lien tidak teraba membesar, BU (+) Normal,
6) Ekstremitas : oedem kedua kaki
e. Pemeriksaan Penunjang :
 Hasil Rongtzen : oedema paru kiri dan kanan

I. IDENTIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh sesak nafas 1. TD 150/100 mmHg
2. Mudah lelah 2. RR 32x/m
3. Dada terasa berat 3. N 120x/m
4. Badan lemah 4. SB 38,2 C,
5. Nafsu makan menurun 5. saturasi O2 75%
6. murmur (+)
7. gallop (+)
8. kedua kaki Oedem
9. suara nafas ronchi
10. Hasil Rongtzen : oedema
kedua paru kiri dan kanan
11. Kesadaran delirium

II. ANALISA DATA


NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Gagal pompa ventrikel Ketidakefektifan
 Klien mengeluh sesak kanan Pola Napas
napas 
 Dada terasa berat Tekanan diastole
Meningkat
DO : 
 Hasil Rongtzen : Bendungan atrium kanan
oedema kedua paru kiri 
dan kanan Bendunganvena sistemik
 suara nafas ronchi 
 saturasi O2 75% Hepatomegali
 murmur (+) 
 gallop (+) Mendesak diafragma
 RR 32x/m 
Sesak napas

Ketidakefektifan pola
napas

DS : - Gagal pompa ventrikel


2 Kelebihan volume
DO : kiri
cairan
 kedua kaki Oedem 
Forward failure

Renal flow menurun

RAA Meningkat

Aldosteron meningkat

ADH Meningkat

Retensi Na + H20

Oedem

Kelebihan volume cairan

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)


1. Ketidakefektifan pola napas
2. Kelebihan volume cairan
III. NOC/NIC
NANDA NOC NIC
DS : Respiratory monitoring:
 Klien  Respiratory status :  Monitor rata-rata irama, kedalaman
mengeluh ventilation dan usaha untuk bernafas.
sesak napas  Vital sign status  Catat gerakan dada, lihat
 Dada terasa kesimetrisan, penggunaan otot
berat Criteria hasil: Bantu dan retraksi dinding dada.
DO :  Klien menunjukkan  Monitor suara nafas
 Hasil pola nafas yang  Monitor kelemahan otot diafragma
Rongtzen efektif tanpa adanya  Catat karakteristik dan durasi batuk
: sesak nafas, sesak  Catat hail foto rontgen
oedema nafas berkurang  Posisikan pasien untuk
kedua paru  Klien menunjukkan memaksimalkan ventilasi
kiri dan jalan napas paten  Identifikasi pasien perlunya
kanan  TTV dalam rentang pemasangan alat jalan napas buatan
 suara nafas normal  Monitor respirasi dan status O2
ronchi  Monitor suhu, warna , kelembapan
 saturasi O2 kulit
75%  Monitor TTV
 murmur (+)  Observasi adanya tanda2
 gallop (+) hipoventilasi
 RR 32x/m  Monitor aliran oksigen
 Monitor sianosis perifer
 Pertahankan jalan napas yang paten
 Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
 Monitor TTV klien pada saat
berbaring,duduk,berdiri
 Berikan bronkodilator kalau perlu

NANDA NOC NIC


2 Kelebihan volume NOC : Fluit manajemen:
cairan  Electrolite and acid  Kaji lokasi oedem dan luas
base balance oedem
Domain : 2 Nutrisi  Fluid balance  Atur posisi elevasi 30-45
Kelas : 5 Hidrasi
NO DX : 00026  Hydration derajat
 Kaji distensi leher (JVP)
Definisi : Kriteria hasil:  Monitor balance cairan
peningkatan retensi  V/S normal Monitor hasil HB yg sesuai dengan
cairan isotonic  Tidak retensi cairan (BUN, HMT,
menunjukkan osmolalitas urine)
Batasan peningkatan JVP Monitor vital sign
karakteristik :  Tidak terjadi Monitor intake dan hitung intake
DS : - dyspnu, bunyi kalori
DO : nafas bersih, RR; Monitor status nutrisi
 Kedua kaki 16-20 X/mnt Kolaborasi dokter jika tanda cairan
oedema  Balance cairan berlebih memburuk
adekuat
Faktor  Bebas dari Fluid monitoring
Berhubungan : edema  Ukur balance cairan / 24 jam
gangguan atau / shif jaga
mekanisme regulasi  Ukur V/S sesuai indikasi
 Timbang BB jika memungkinkan
 Awasi ketat pemberian cairan
 Observasi turgor kulit
(kelembaban kulit, mukosa,
adanya kehausan)
 Monitor serum albumin dan
protein total
 Monitor warna, kualitas dan BJ
urine
Daftar Pustaka

Bulecheck dkk, 2016, Nursing Interventions Classification (NIC), Elsevier.


Herdman, 2011, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2012-2014, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Wilkinson dkk, 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC,
Kriteria Hasil NOC, Ed 9 , EGC Medical Publisher, Jakarta
Ashalina, D. A. (2017, 09). Mengapa Pasien Dengan Penyakit Jantung mengalami edema?
Retrieved from https://www.dictio.id/t/mengapa-pasien-dengan-penyakit-jantung-
mengalami-edema/12280

ayurachamasari. (2018). isi referat foto thorax. Retrieved from


https://www.scribd.com/doc/246118646/isi-referat-foto-thorax:

Fachrunnisa, Sofiana Nurchayati, Arneliwati. (2015, 10). FAKTOR-FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN CONGESTIVE HEART
FAILURE. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/186070-ID-
faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-ku.pdf:

Kozier & Erb. (2002). Fajrul Ansar. Retrieved from


https://www.scribd.com/document/168149710/saturasi-oksigen:

Novriani. (n.d.). BUNYI JANTUNG. Retrieved from


https://www.scribd.com/doc/71275236/BUNYI-JANTUNG

Nugroho, B. S. (2018). Jelaskan penyebab dan mekanisme sesak napas pada jantung.docx.
Retrieved from https://www.scribd.com/document/242667868/Jwlaskan-penyebab-dan-
mekanisme-sesak-napas-pada-jantung-docx

Paembonan, E. M. (2018). Definisi Ronki. Retrieved from


https://www.scribd.com/presentation/350013246/Definisi-Ronki:

Putri, S. A. (2009, 05 24). Bunyi Jantung Ketiga (S3 gallop).docx. Retrieved from scrirbd:
https://www.scribd.com/doc/217679439/Bunyi-jantung-ketiga-S3-gallop-docx

Towana, A. P. (2018). Asuhan Keperawtan Pada Klien Dengan CHF.pdf. Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/123928850/Asuhan-Keperawtan-Pada-Klien-Dengan-CHF-
pdf:

Wikipedia. (2016, 10 05). Delirium. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Delirium:


https://id.wikipedia.org/wiki/Delirium
wikipedia. (2017, 11 30). Sembab. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Sembap:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sembap

wikipedia. (2017). Tekanan darah. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah:

Wikipedia. (2017, 12 02). Tirah baring. Retrieved from Wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Tirah_baring

Wulandari, H. (2008, 10). Pemeriksaan JVP. Retrieved from scrib:


https://www.scribd.com/doc/121434402/Pemeriksaan-JVP

Anda mungkin juga menyukai