Sistem Kardiovaskuler Kasus 1
Sistem Kardiovaskuler Kasus 1
1. Seorang pasien laki-laki umur 60 thn MRS. Saat di kaji pasien mengeluh sesak nafas,
mudah lelah, dada terasa berat dan badan lemah, nafsu makan menurun. Selama ini
bedrest total, terdapat peningkatan vena jugularis hasil auskultasi jantung terdapat gallop
dan murmur, suara nafas ronchi, kedua kaki udema. TD : 150/100mmHg, RR : 32x/m, N
: 120x/m, SB : 38,2 C. Saturasi oksigen 75%. Kesadaran delirium. Hasil foto thorak
terdapat gambaran udema paru kiri dan kanan.
1) KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING
a. Vena jugularis
Jugular vena pressure(JVP) atau tekanan system vena yang dapat diamatisecara
tidak langsung. Pengukuran system sirkulasi vena sendiri dapat dilakukan dengan
metode invasive memasukkan kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer
melalui vena subclavia dextra yang diteruskanhingga ke vena centrali vena cava
superior .(Wulandari, 2008)
b. Bedrest total
Tirah baring (bahasa Inggris: bed rest) adalah perawatan kedokteran yang
melibatkan berbaringnya pasien di tempat tidur untuk suatu jangka yang
sinambung. Perawatan ini diperlakukan untuk suatu penyakit atau kondisi medis
tertentu. Tirah baring secara khusus dilaksanakan saat dipreskripsikan atau sesuai
keinginan sendiri, dan jarang diperlakukan bagi pesakit yang sangat letih lemah
atau yang sekarat.(Wikipedia, 2017)
c. Gallop
Protodiastolic Gallop (S3 Gallop) Bunyi jantung ketiga, yang dikenal sebagai S3
gallop, adalah getaran yang bernada rendah yang terjadi pada awal diastole. Bunyi
jantung ketiga tersebut terdengar lemah dan bergemuruh pd awal 1/3 bagian
tengah diastol. Bunyi ini timbul karena adanya ketegangan korda tendinae dan
mengembangnya ventrikel pada fase pengisian.(Putri, 2009)
d. Murmur
Bunyi jantung abnormal, atau murmur( bising jantung ) biasanya ( tetapi tidak
selalu ) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan
patologi jantung,yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang
berusia muda.Dalam keadaan normal darah mengalir secaralaminar ; yaitu, cairan
mengalir dengan mulus dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama lain.
Namun, apabila aliran darahmenjadi turbulen ( bergolak ), dapat terdengar bunyi.
Bunyi abnormal tersebut disebabkanoleh getaran yang terbentuk di struktur-
struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut. ( (Novriani, n.d.))
e. Ronchi
Ronchi adalah suara tambahan yang dihasilkan aliran udara melalui Saluran nafas
yang berisi secret atau eksudat atau akibat saluran yang menyempit atau oleh
udem saluran nafas. (Paembonan, 2018)
f. Edema
Sembap atau edema berarti meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler)
dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di
jaringan serosa. (wikipedia, 2017)
g. Saturasi oksigen
Saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak prosentase oksigen yangmampu
dibawa oleh hemoglobin. (Kozier & Erb, 2002)
h. Tekanan darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan keatas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari
biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah
tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. (wikipedia, Tekanan
darah, 2017)
i. Nadi
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di pompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri
melintas (Sandi, 2016). Darah yang didorong kearah aorta sistol tidak hanya
bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang
bertekanan yang berjalan sepanjang arteri (Kasenda, Marunduh&Wungouw,
2014)
j. MmHg
Singkatan dari kata millimeter merkuri (hydrargyrum). Istilah millimeter merkuri
hydrargyrum
k. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengn cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut
stetoskop. Hal – hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas dan
bising usus.(Sartika, 2010)
l. Delirium
Delirium adalah keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara
mendadak, di mana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam
memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak
mampu berfikir secara jernih. (Wikipedia, Delirium, 2016)
m. Foto thorak
Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi
radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi
thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. (ayurachamasari, 2018)
n. MRS
Masuk Rumah Sakit
2) KATA KUNCI
a. Sesak nafas
b. Laki laki umur 60 thn
c. Mudah lelah
d. Dada terasa berat
e. Badan lemah
f. Nafsu makan menurun
g. Bedrest total
h. Kedua kaki oedema
i. TD : 150/100 mmHg
j. RR : 32x/m
k. Nadi 120x/m
l. SB : 38,2 C
m. Saturasi oksigen 75%
n. Foto thorak oedema paru kiri dan kanan
3) MIND MAP
kontraksi frekuensi
Gagal pompa jantung dan
HB turun Aliran O2
ventrikel kanan kontraksi
mesentrikus
Perfusi jaringan pembuluh darah
Tekanan diastole
tidk efektif Aliran O2 ke
Resistensi perifer
jantung menurun Bendungan vena
Konpensasi total
sistemik
jantung Jantung
Beban kerja
kekurangan O2 Liem
jantung
Splenomegali
Kebutuhan 02
Mendesak
Peningkatan
diafragma
respirasi
Sesak Nafas
Angina CHF IMA Anemia
TANDA DAN
Pectoris
GEJALA
+ + + +
Sesak Nafas
- + - +
Mudah Lelah
+ + + +
Dada terasa berat
+ + +
Badan Lemah
+ + + +
Nafsu makan
menurun
+ + + +
Bedrest Total
- + - -
Kedua kaki edema
TD meningkat - + + -
Penurunan - + - -
kesadaran
b. Iya, volume yang berkurang dari darah yang dipompa keluar oleh jantung (cardiac
output yang berkurang) bertanggung jawab untuk aliran darah yang berkurang ke
ginjal-ginjal. Sebagai akibatnya, ginjal-ginjal merasakan bahwa ada pengurangan
dari volume darah dalam tubuh. Untuk melawan nampaknya kehilangan cairan,
ginjal-ginjal menahan garam dan air. Pada kejadian ini, ginjal-ginjal dibohongi
kedalam pemikiran bahwa tubuh perlu untuk menahan lebih banyak volume
cairan ketika, kenyataannya, tubuh telah menahan terlalu banyak cairan.
Peningkatan cairan ini akhirnya berakibat pada penumpukan cairan didalam paru-
paru, yang menyebabkan sesak napas. Karena berkurangnya volume darah yang
dipompa keluar oleh jantung (cardiac output yang berkurang), volume darah
dalam arteri-arteri juga berkurang, meskipun ada peningkatan yang nyata dalam
total volume cairan tubuh. Peningkatan yang berhubungan dalam jumlah cairan
dalam pembuluh-pembuluh darah dari paru-paru menyebabkan sesak napas
karena cairan yang berlebihan dari pembuluh-pembuluh darah paru-paru bocor
kedalam ruang-ruang udara (alveoli) dan interstitium pada paru-paru. Akumulasi
cairan dalam paru-paru ini disebut pulmonary edema. Pada saat yang bersamaan,
akumulasi cairan pada kaki-kaki (legs) menyebabkan pitting edema. Edema ini
terjadi karena penumpukan dari darah pada vena-vena dari kaki-kaki (legs)
menyebabkan kebocoran cairan dari kapialer-kapiler kaki-kaki (pembuluh-
pembuluh darah kecil) kedalam ruang-ruang interstitial. ( (Ashalina, 2017) ).
c. Sesak nafas karena penyakit jantung terjadi karena kongesti vena pulmonalis.
Adanya tekanan pada atrium kiri akan menimbulkan tekanan tekanan vena
pulmonalis, yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika meningkat, seperti pada
penyakit katub mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel kiri, vena pulmonalis akan
meregang dan dinding bronkus terjepit dan mengalami edema, menyebabkan
batuk iritatif non produtif dan mengi. Jika tekanan vena pulmonalis naik lebih
lanjut dan melebihi tekanan ongkotik plasma (sekitar 25 mmHg, jaringan paru
menjadi lebih kaku karena edema interstisial (peningkatan kerja otot pernafasan
untuk mengembangkan paru dan timbul sesak nafas), transudat akan terkumpul
dalam alveoli yang mengakibatan edema paru. ( (Nugroho, 2018) ).
7) INFORMASI TAMBAHAN
1. Tirah baring
2. Diet
3. Oksigen
4. Terapi diuretik
5. Digitalis
6. Inotropik Positif
7. Sedative
8. Pembatasan aktivitas fisik dan istirahat
8) KLARIFIKASI INFORMASI
1. Tirah baring
2. Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal, selain itu
pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi
edema.
3. Oksigen
4. Terapi diuretik
Dieuretik memiliki efek anti hipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan
garam natrium sehingga menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah
5. Digitalis
6. Inotropik positif
7. Sedatif
Berdasarkan gejala yang dialami oleh klien pada kasus 1 maka dapat ditetapkan
bahwa Diferensial Diagnosis utama Congestive Heart Failure(CHF).
C. Patofisiologi
Kelainan fungi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner,hipertensi arterial
dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosiskoroner mengakibatkan
disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darahke otot jantung. Terjadi hipoksia
dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).Infark miokardium biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Hipertensisistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantungdan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung. Efek tersebut(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akanmeningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak
jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akan
terjadi gagal jantung.Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkankontraktilitas menurun.Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami
kegagalan secara terpisah. Gagalventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventriel
kanan. Gagal ventrikel kirimurni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah
ventrikel berpasangan atausinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat
mengakibatkan penurunanperfusi jaringan.
1. Gagal jantung kiriKongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel
kiritidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanandalam
sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Dispnudapat terjadi
akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggupertukaran gas. Mudah
lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurangmenghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnyapembuangan sisa hasil katabolisme,
juga terjadi akibat meningkatnya energiyang digunakan untuk bernapas dan insomnia
yang terjadi akibat distresspernapasan dan batuk.
2. Gagal jantung kananBila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti
viscera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak
mampumengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak
dapatmengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari
sirkulasivena. Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi edema ekstremitas
bawah,peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites,
anoreksia,mual dan nokturia.
D. Manifestasi klinis
1. Gagal Jantung Kiri :Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel
kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadiyaitu :
a. Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggupertukaran
gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalamiortopnoe pada malam
hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea(PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangansisa hasil katabolisme
d. Karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomniayang terjadi
karena distress pernafasan dan batuk
e. Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan,
stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantungtidak berfungsi
dengan baik
Konsep Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN TN. X DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
Seorang pasien laki-laki umur 60 thn MRS. Saat di kaji pasien mengeluh sesak nafas, mudah
lelah, dada terasa berat dan badan lemah, nafsu makan menurun. Selama ini bedrest total,
terdapat peningkatan vena jugularis hasil auskultasi jantung terdapat gallop dan murmur, suara
nafas ronchi, kedua kaki udema. TD : 150/100mmHg, RR : 32x/m, N : 120x/m, SB : 38,2 C.
Saturasi oksigen 75%. Kesadaran delirium. Hasil foto thorak terdapat gambaran udema paru kiri
dan kanan.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Tn. X
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien masuk dengan keluhan sesak nafas, mudah lelah, dada terasa berat dan badan
lemah, nafsu makan menurun
c. Hasil Pemeriksaan Fisik :
TD 150/100 mmHg, RR :32x/m N : 120x/m SB : 38,2 C
d. Pengkajian Head to toe :
1) Kepala : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-),
2) Leher : JVP meningkat.
3) Thoraks: murmur (+), gallop (+),
4) Pulmo : vesikuler kiri-kanan, RH (+), WH(-).
5) Abdomen : tepi tumpul, rata, Lien tidak teraba membesar, BU (+) Normal,
6) Ekstremitas : oedem kedua kaki
e. Pemeriksaan Penunjang :
Hasil Rongtzen : oedema paru kiri dan kanan
I. IDENTIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh sesak nafas 1. TD 150/100 mmHg
2. Mudah lelah 2. RR 32x/m
3. Dada terasa berat 3. N 120x/m
4. Badan lemah 4. SB 38,2 C,
5. Nafsu makan menurun 5. saturasi O2 75%
6. murmur (+)
7. gallop (+)
8. kedua kaki Oedem
9. suara nafas ronchi
10. Hasil Rongtzen : oedema
kedua paru kiri dan kanan
11. Kesadaran delirium
Nugroho, B. S. (2018). Jelaskan penyebab dan mekanisme sesak napas pada jantung.docx.
Retrieved from https://www.scribd.com/document/242667868/Jwlaskan-penyebab-dan-
mekanisme-sesak-napas-pada-jantung-docx
Putri, S. A. (2009, 05 24). Bunyi Jantung Ketiga (S3 gallop).docx. Retrieved from scrirbd:
https://www.scribd.com/doc/217679439/Bunyi-jantung-ketiga-S3-gallop-docx
Towana, A. P. (2018). Asuhan Keperawtan Pada Klien Dengan CHF.pdf. Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/123928850/Asuhan-Keperawtan-Pada-Klien-Dengan-CHF-
pdf: