1
Civil Engineering Department, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia
2
Civil Engineering Department, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia
3
Civil Engineering Department, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia
4
Civil Engineering Department, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia
*
Email: himawan.syawali@gmail.com 2
Abstract. Kondisi tanah di Indonesia sangat bervariasi ditinjau dari segi kemampuan dukungnya. Tanah
lempung yang mempunyai kuat geser yang rendah perlu distabilisasi agar memenuhi syarat teknis untuk
dijadikan sebagai tanah dasar. Salah satu stabilisasi tanah yang biasa dilakukan yaitu dengan menambahkan
bahan kimia pada tanah. Dalam penelitian ini digunakan penambahan semen, kapur dan gypsum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks properties dan nilai CBR (California
Bearing Ratio) laboratorim terendam dan tak terendam, dengan penambahan semen, kapur dan gypsum pada
tanah lempung dengan masing masing varian 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa sampel tanah asli memiliki kadar air 34,43%; berat spesifik
2,65; batas cair 52.43 %; dan indeks plastisitas 28.09%. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah
tersebut termasuk dalam jenis (CH) yaitu lempung anorganik dengan plastisitas sedang sampai tinggi.
Berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6.
Nilai CBR pada tanah asli sebesar 7,01% untuk pengujian CBR tidak terendam (unsoaked). Nilai
paling maksimum dari masing masing variasi campuran dengan pemeraman 14 hari adalah pada
penambahan semen 10% sebesar 10,15%, pada penambahan kapur 10% sebesar 9,78%, pada penambahan
gypsum 10% sebesar 9,05%, untuk seluruhnya waktu pemeraman 14 hari dan untuk pengujian CBR
terendam (soaked) nilai paling maksimum dari masing masing variasi campuran adalah pada penambahan
semen 4% sebesar 5,52%, pada penambahan kapur 4% sebesar 5,26%, pada penambahan gypsum 4%
sebesar 4,89%. Penambahan semen, kapur dan gypsum tidak merubah klasifikasi tanah baik menurut
AASHTO maupun USCS.
Kata Kunci: lempung, kapur, semen, gypsum, stabilisasi tanah, curring time, california bearing ratio.
1. Umum macam keperluan 2. Metode 2.2. Pembuatan Benda
lainnya.. Semen adalah Penelitian Uji
Tanah lempung sering material yang
ditemukan di lapangan. mempunyai sifat-sifat Metodologi penelitian Pembuatan Sampel
Tanah lempung memiliki adhesif dan kohesif yang dilakukan diambil sebanyak 22 (dua
sifat sangat keras dalam sebagai perekat yang menggunakan metode puluh dua) sampel tanah,
kondisi kering dan mengikat fragmen- eksperimen di dimana 1 sampel
bersifat plastis pada fragmen mineral menjadi Laboratorium Mekanika digunakan tanah tanpa
kadar air sedang, namun suatu kesatuan yang Tanah, Departemen campuran semen, kapur
ketika kadar air tinggi, kompak. Semen Teknik Sipil Universitas dan gypsum atau tanah
tanah lempung akan dikelompokan ke dalam Sumatera Utara. asli, 21 (dua puluh satu)
bersifat lengket (kohesif) 2 (dua) jenis yaitu semen Penelitian yang sampel digunakan tanah
dan sangat lunak., hidrolis yang dimana dilakukan yaitu sampel dengan campuran semen,
sehingga menyebabkan bahan pengikatnya tanah asli dan sampel kapur dan gypsum.
perubahan volume yang mengeras jika bereaksi tanah yang telah diberi
besar karena pengaruh air dengan air serta tambahan semen, kapur 2.3. Pelaksanaan
dan menyebabkan tanah menghasilkan produk dan gypsum. Pengujian
mengembang dan yang tahan air.
menyusut dalam jangka Contohnya seperti semen Pengujian yang
waktu yang relatif cepat. Portland, semen putih 2.1. Pekerjaan dilaksanakan :
Sifat inilah yang menjadi dan sebagainya, Persiapan
alasan perlunya sedangkan semen non- Persiapan yang 1. Uji Index
dilakukan proses hidrolis adalah semen dilakukan pada penelitian Properties Tanah
stabilisasi agar sifat yang tidak dapat stabil ini adalah : Asli , yakni : uji
tersebut diperbaiki dalam air. Kapur 1. Tahap kadar air , uji
sehingga dapat merupakan salah satu pendahuluan berat jenis
meningkatkan daya material yang cukup merupakan tanah, uji nilai
dukung tanah tersebut. efektif untuk proses tahapan studi Atterberg
Pada penelitian ini akan stabilisasi tanah. pustaka yang (batas-batas
dibahas tentang Stabilisasi tanah dengan meliputi konsistensi), uji
stabilisasi tanah lempung kapur sangat lazim pengumpulan distribusi
dengan penambahan digunakan dalam dan mempelajari butiran atau
serbuk gypsum, kapur penelitian dengan literatur-literatur analisa saringan.
dan semen sebagai bahan berbagai jenis tanah yang berkaitan 2. Uji Index
stabilisator yang mulai dari tanah lempung dengan Properties
diharapkan dapat biasa sampai tanah penelitian ini. Kapur Tohor ,
memperbaiki sifat-sifat lempung ekspansif. 2. Menentukan yakni : uji
fisis maupun mekanis Kapur yang biasa lokasi kadar air , uji
dari sampel tanah digunakan dalam pengambilan berat jenis
sehingga didapat tanah stabilisasi adalah kapur sampel tanah tanah, uji nilai
lempung yang memenuhi hidup CaO dan Ca(OH)2. lempung dan Atterberg
syarat teknis penggunaan Kapur yang digunakan melakukan (batas-batas
pada konstruksi di dalam penelitian ini pengambilan konsistensi), uji
lapangan. Kandungan adalah kapur bubuk sampel tanah distribusi
bahan kimia yang (CaO) yang dibeli di toko tertentu. butiran atau
terdapat pada gypsum material. Kapur tersebut 3. Pengambilan analisa saringan.
disebut Kalsium Sulfat berasal dari batu kapur sampel tanah, 3. Uji Proctor
Hidrat (CaSO42(H2O)), (CaCo3) yang telah tanah yang Standard untuk
yaitu suatu material yang dibakar sampai dengan dipakai dalam mendapatkan
termasuk ke dalam suhu 1000 oC .Apabila pengujian besar kadar air
mineral sulfat yang kapur dan mineral adalah tanah optimum serta
berada di bumi dan lempung atau mineral lempung yang mengetahui
nilainya sangat halus lainnya bereaksi, berasal dari berat isi kering
menguntungkan. maka akan membentuk PTPN II maksimum.
Sekarang ini gypsum suatu gel yang kuat, yaitu Patumbak, Deli 4. Untuk uji
banyak digunakan dalam kalsium silikat yang Sedang. Proctor
hiasan bangunan, bahan mengikat butir – butir Standard dan uji
dasar pembuat semen, atau partikel tanah.
4. Pengadaan CBR
pengisi (filler) cat, bahan bahan (semen, Laboratorium
pembuat pupuk kapur dan 5. Waktu
(feltilizer) dan berbagai gypsum). Pemeraman
(curing time) 3.1 Pengujian Tanah menurun sampai nilai
pada masing- Asli batas cair terendah
masing benda The result of berada pada variasi
uji agar physical and penambahan 10% semen
campuran mechanical property sebesar 48,99%, 10 %
merata test soil gypsum sebesar 47,7%
ditetapkan dan 10 % kapur sebesar
Tabel 3.1. Data Uji Sifat Fisik Tanah
selama 14 hari. 45,82%.
No. PENGUJIAN HASIL
Analisa Data 1 Water Content 34,43% Gambar 3.2
Laboratorium menunjukkan terjadinya
Setelah seluruh data 2 Specific Gravity 2,65 peningkatan nilai batas
dikumpulkan lalu 3 Liquid Limit Gambar 3.1%Grafik Hubunganplastis
52,43 antara Nilai Batas limit)
(plastic
dilakukan analisa data. Cair (LL) penambahan Semen,akibat
Kapur dan Gypsum
penambahan
4 Plastic Limit 24,34 %
Semua hasil yang bahan semen, kapur dan
diperoleh akan 5 Plasticity Index 24,34 % gypsum. Untuk tanah asli
ditampilkan dalam 6 Sieve Analysis 51,38% batas plastis sebesar
bentuk table, grafik serta 24,34% dan terus
Optimum Moisture
penjelasan. Diagram alir 6 20,48% meningkat sampai nilai
Content
penelitian dapat dilihat batas plastis tertinggi
1,30
pada gambar 2.1 dibawah 7 Maximum Dry Density berada pada variasi
gr/cm3
ini: penambahan 10% semen
8 CBR 7,01 % sebesar 28,98%, 10 %
gypsum sebesar 30,67%
dan 10 % kapur sebesar
3.2 Pengujian Bahan 31,93%.
Stabilisasi
Gambar 3.3
Hasil Pengujian menunjukkan terjadinya
sifat fisik abu Gambar 3.2 Grafik Hubungan antara Nilai Batas Plastis
penurunan nilai indeks
semen, kapur dan (PL) dengan Variasi Campuran Semen, Kapur dan
plastisitas
Gypsum (plasticity
gypsum tertera pada indeks) akibat
Tabel 3.2 penambahan bahan
Tabel 3.2. Data Uji sifat fisik bahan stabilisasi semen, kapur dan
gypsum. Untuk tanah asli
No. PENGUJIAN Semen Kapur Gipsum
nilai indeks plastisitas
Specific 28,09 % dan terus
1 3, 15 2,59 2,74
Gravity menurun sampai nilai
2 Liquid Limit indeks plastisitas
Non Non Non terendah berada pada
3 Plastic Limit
Plastis Plastis Plastis variasi penambahan 10%
Plasticity semen sebesar 20,01%,
4
Index 10 % gypsum sebesar
5 Sieve Analysis 56,41% 30,10% 51,62% 17,03% dan 10 % kapur
sebesar 13,89%.
Finish
pada penambahan kapur
10% sebesar 9,78%.
Pada Gambar 3.4 dari
pengujian pemadatan Pada Gambar 3.5
tanah yang telah menunjukkan hasil kadar
dilakukan pada tanah asli air optimum dari
diperoleh nilai berat isi percobaan yang
kering tanah asli sebesar dilakukan didapat bahwa
1,30 gr/cm³. Pada nilai kadar air optimum
Gambar diatas dapat tanah asli yaitu 20,48%
dilihat bahwa nilai berat dan selanjutnya
isi kering semakin mengalami penurunan
meningkat jika pada penambahan semen
ditambahkan semen dan dan gypsum, dan terjadi
gypsum,dimana pada peningkatan pada
penmbahan 10% semen penambahan kapur.
memiliki nilai berat isi Didapat hasil penurunan
kering maksimum kadar air optimum Gambar 3.7 Grafik Hubungan Nilai CBR terendam
tertinggi sebesar 1,34 terbesar pada (soaked) dengan Variasi Persentase Penambahan Semen,
gr/cm3 dan pada penambahan semen 10 % Kapur dan Gypsum
penambahan 10% sebesar 17,98% dan
gypsum memiliki berat penurunan terbesar pada Pada Gambar 3.7
isi kering maksimum penambahan gypsum 10 ditunjukkan nilai CBR
terbesar yaitu 1,38 % sebesar 19,02%. terendam (unsoaked)
gr/cm3. Pada Peningkatan kadar air terjadi peningkatan dan
penambahan kapur optimum terbesar pada didapat nilai tertinggi
terjadi penurunan, penambahan kapur 10% pada variasi campuran
dimana diperoleh nilai sebesar 21,68%. penambahan semen 4 %
penurunan terbesar pada sebesar 5,52% lalu pada
penambahan 10 % kapur penambahan gypsum 4%
sebesar 1,25 gr/cm3. sebesar 4,89% dan pada
Penurunan berat isi penambahan kapur 10%
kering pada kapur terjadi sebesar 5,26%.
karena berat spesifik
tanah asli lebih besar
nilainya dibandingkan
dengan berat spesifik
kapur. Lalu pembesaran
rongga antar partikel
campuran tanah
berdampak pada
penurunan berat isi
keringnya dibandingkan Gambar 3.6 Grafik Hubungan Nilai CBR tidak
dengan kondisi tanah terendam (unsoaked) dengan Variasi Persentase
asli. Penambahan Semen, Kapur dan Gypsum