Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui waktu normal
penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik, bentuk jalur kritis yang digunakan
dengan waktu yang paling efisien, dan selisih waktu antara waktu normal butik
“Omahkoe Batik” dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method
(CPM) dalam penyelesaian produksi pakaian batik. Kemudian teknik analisis
data yang digunakan yaitu Critcal Path Method (CPM). Berdasarkan hasil
penelitian waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe Batik” dalam
penyelesaian kegiatan produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam.
Yang merupakan aktivitas jalur kritis adalah: desain, pengukuran, pembuatan
pola, pemotongan, penjahitan, pemasangan aksesoris, pasang kancing, setrika,
finishing, pengemasan produk. Waktu perhitungan menggunakan Critical Path
Method (CPM) adalah 29,92 jam. Kemudian selisih waktu penyelesaiannya
sebesar 1,17 jam. Selisih waktu tersebut menunjukkan bahwa perhitungan waktu
menggunakan Critical Path Method (CPM) menghasilkan waktu penyelesaian
produksi pakaian batik yang lebih efisien.
Kata Kunci : Network Planning, Critical Path Method (CPM), Efisiensi Waktu,
Produksi.
Pendahuluan
Latar Belakang Penelitian
Permintaan terhadap pakaian batik pada perusahaan pengelolanya
biasanya diproses dalam bentuk pesanan. Proses produksi pesanan haruslah
diselesaikan tepat pada waktunya. Jika proses produksi diselesaikan lebih lambat
dari waktu yang telah dijadwalkan, maka berarti akan menyebabkan penambahan
biaya di luar anggaran yang telah disepakati. Konsekuensi peningkatan biaya
dapat dihindari jika perusahaan mampu membuat perencanaan untuk
mempercepat aktivitas kerja pada proses produksi pesanan.
Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang kegiatan produksi
pada Butik “Omahkoe Batik” di Samarinda. Butik “Omahkoe Batik” merupakan
sebuah tempat usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan kain batik dan
perdagangan pakaian batik. Kegiatan produksi pada butik ini dimulai dengan
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: ibnu.dipoprasetyo@yahoo.co.id
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
pengambilan bahan baku berupa kain batik tulis langsung dari produsen yang
berada di pulau Jawa, kemudian kain batik tulis tersebut diolah menjadi berbagai
jenis pakaian seperti gaun, kemeja, kebaya, seragam, dan lain-lain.
Selama ini butik “Omahkoe Batik” masih menggunakan perkiraan waktu
berdasarkan pengalaman sebelumnya dan dijadikan sebagai pedoman untuk
menentukan berapa lama kira-kira waktu penyelesaian produksi. Dari sekian
banyak kegiatan, perusahaan melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja
yang didahulukan proses pengerjaannya. Butik belum menerapkan sistem
penjadwalan baku dalam proses produksinya, sehingga dalam perusahaan ini
terjadi masalah penggunaan waktu yang belum efisien pada proses produksi.
Selain itu penggunaan waktu yang belum efisien juga dipengaruhi oleh jumlah
tenaga kerja bagian produksi yang terbatas.
Tabel Waktu Rata-Rata Kegiatan Produksi Untuk 1 Jenis Pakaian
No. Nama Kegiatan Waktu Rata-Rata Kegiatan (Jam)
1 Desain 0.5
2 Pengukuran 0.25
3 Persiapan bahan dan peralatan 0.2
4 Pembuatan pola 1
5 Pemotongan 1.5
6 Penjahitan 6
7 Bordir 2
8 Pemasangan aksesoris 30
9 Pasang kancing 0.5
10 Setrika 0.25
11 Finishing 0.5
12 Pengemasan produk 0.1
Jumlah 42.8 jam atau 5 hari 2,8 jam
Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah Tahun 2016
Tabel Tenaga Kerja Bagian Produksi Butik “Omahkoe Batik”
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1 Pembuat pola dan pemotongan 1
2 Penjahit 1
3 Pembordir 1
4 Pemasang aksesoris 2
Jumlah 5
Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah Tahun 2016
Untuk membahas mengenai masalah di atas, maka penulis ingin mencoba
menganalisis waktu produksi dan menuliskan hasilnya dalam skripsi dengan
mengambil judul “Analisis Network Planning dengan Critical Path Method
(CPM) dalam Usaha Efisiensi Waktu Produksi Pakaian Batik pada Butik
„Omahkoe Batik‟ Di Samarinda”.
1003
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015
Rumusan Masalah
a. Berapa waktu normal yang dibutuhkan butik “Omahkoe Batik” dalam
penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik?
b. Bagaimana bentuk jalur kritis yang digunakan dalam penyelesaian kegiatan
produksi pakaian batik di butik “Omahkoe Batik” dengan waktu yang paling
efisien?
c. Berapa besar selisih waktu antara waktu normal butik “Omahkoe Batik”
dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) dalam
penyelesaian produksi pakaian batik?
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui waktu normal yang dibutuhkan butik “Omahkoe Batik”
dalam penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik.
b. Untuk mengetahui bentuk jalur kritis yang digunakan dalam penyelesaian
kegiatan produksi pakaian batik di butik “Omahkoe Batik” dengan waktu
yang paling efisien.
c. Untuk mengetahui selisih waktu antara waktu normal butik “Omahkoe Batik”
dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) dalam
penyelesaian produksi pakaian batik.
Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan
menjadi referensi atau bahan masukkan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya dengan lebih luas dan mendalam
b. Manfaat Praktis
1) Dengan diperolehnya hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
Butik “Omahkoe Batik” dalam mengevaluasi kegiatan produksi yang
telah diterapkan sehingga dapat dijadikan dasar-dasar dalam pengambilan
keputusan yang akan datang.
2) Diharapkan berguna sebagai informasi dan masukan bagi kalangan-
kalangan yang memiliki profesi wirausaha dalam melakukan
pengendalian usaha terutama pada kegiatan produksi.
1004
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
Network Planning
Badri (1997 : 13) mengatakan bahwa network planning pada prinsipnya
adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variables) yang
digambarkan/divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian
diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu
dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan
yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga
dapat digeser ke tempat lain demi efisiensi.
Simbol dan Notasi
Herjanto (2007:361) menyatakan bahwa terdapat simbol dan notasi yang
dipakai dalam network planning yaitu:
a. Anak panah
Anak panah menggambarkan kegiatan (activity). Arah anak panah
menunjukkan arah kegiatan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang
mendahului (preceding activity) dan kegiatan yang mengikuti (succeeding
activity). Suatu aktivitas baru dapat dimulai jika preceding event sudah selesai
dikerjakan. Setiap anak panah biasanya disertai dengan notasi yang
memberikan identifikasi nama/jenis kegiatan dan estimasi waktu penyelesaian
kegiatan yang bersangkutan.
b. Lingkaran
Lingkaran (node) menggambarkan peristiwa (event). Setiap kegiatan selalu
dimulai dengan suatu peristiwa dan diakhiri dengan suatu peristiwa juga,
yaitu peristiwa mulainya kegiatan dan peristiwa selesainya kegiatan itu.
c. Anak panah terputus-putus (dummy)
Dummy menunjukkan suatu kegiatan semu, yang diperlukan untuk
menggambarkan adanya hubungan di antara dua kegiatan. Mengingat dummy
merupakan kegiatan semu maka lama kegiatan dummy adalah nol.
Langkah-Langkah Pembuatan Network Planning
Herjanto (2007:364) menyatakan bahwa langkah-langkah pembuatan
network planning yaitu sebagai berikut:
a. Penggambaran Diagram Kerja Jaringan Kerja Suatu Proyek
Suatu diagram jaringan kerja proyek selalu dimulai dengan suatu peristiwa
(yang menunjukkan saat dimulainya proyek) dan diakhiri oleh suatu peristiwa
(yang menunjukkan saat berakhirnya proyek).
b. Dalam perhitungan waktu proyek dikenal beberapa istilah, sebagai berikut.
1) Earliest activity start time (ES), menunjukkan saat paling awal suatu
kegiatan dapat dimulai.
2) Earliest activity finish time (EF), menunjukkan saat paling awal
selesainya suatu kegiatan.
3) Latest activity start time (LS), menunjukkan saat paling lambat suatu
kegiatan harus dimulai.
4) Latest activity finish time (LF), menunjukkan saat paling lambat suatu
kegiatan harus sudah dimulai.
1005
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015
LS t LF
i j
ES
x x EF
x
x x
Diagram Jaringan Kerja Peristiwa i dan j
c. Waktu Tenggang dan Lintasan Kritis
Waktu tenggang kegiatan (activity float time atau slack, S) dapat diukur
sebagai perbedaan antara LF dan EF atau antara LS dan ES.
S = LFx - EFx = LSx - ESx
Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling lama
dibandingkan dengan semua lintasan lain.
Crtical Path Method (CPM)
Haming dan Nurnajamuddin (2011:100) mengatakan bahwa critical Path
Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis (MJK) merupakan diagram kerja yang
memandang waktu pelaksanaan kegiatan yang ada dalam jaringan bersifat unik
(tunggal) dan deterministic (pasti), dan dapat diprediksi karena ada pengalaman
mengerjakan pekerjaan yang sama pada proyek sebelumnya.
Sifat-Sifat Jalur Kritis
Gitosudarmo (2000:123) menyatakan bahwa, jalur kritis memiliki sifat atau
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses
produksi itu.
b. Jalur Kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara waktu
selesainya suatu tahap kegiatan dengan waktu mulainya suatu tahap kegiatan
lain yang lain dalam proses produksi itu.
Efisiensi Waktu
Muchdoro (1997:180) mengatakan bahwa efisiensi waktu adalah tingkat
kehematan dalam hal waktu saat pelaksanaan hingga kapan proyek itu selesai.
1006
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian
deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2007:11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Jenis penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa dan menarik kesimpulan mengenai keadaan objek yang diteliti
berdasarkan fakta yang terdapat dalam perusahaan.
Definisi Operasional
Agar diperoleh gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, maka
berikut ini penulis akan memberikan definisi operasional yang berkaitan dengan
permasalahan antara lain:
Tabel Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator
Network Critical Path 1. Diagram jaringan
Planning Method (CPM) kerja
2. Perhitungan waktu 1. Forward pass:
proyek EFX = ESX + tX
2. Backward pass:
LSX= LFX - tX
3. Waktu tenggang dan 1. S = LFx - EFx = LSx - ESx
lintasan kritis 2. ES = LS dan EF = LF
Efisiensi Efisiensi waktu1. Waktu penyelesaian 1. Selisih waktu
produksi penyelesaian produksi
keseluruhan yang keseluruhan yang
dilakukan butik dilakukan butik
“Omahkoe Batik” “Omahkoe Batik”
dan total waktu dengan total waktu
penjadwalan pada lintasan kritis
metode network
planning.
Sumber: Herjanto (2007:364) dan Muchdoro (1997:180)
Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian pada butik
“Omahkoe Batik” adalah network planning dengan menggunakan teknik CPM
(Critical Path Method) atau metode lintasan kritis.
1007
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015
1) Mesin jahit:
4 unit (2 unit digunakan, 2 unit tidak digunakan)
2) Mesin neci/obras:
2 unit (1 unit digunakan, 1 unit tidak digunakan)
3) Mesin lubang kancing:
1 unit digunakan
4) Mesin bordir:
1 unit digunakan
b. Data Waktu Penyelesaian Waktu Produksi
Berikut terdapat hasil pengukuran waktu penyelesaian produksi normal salah
satu jenis pakaian batik yaitu 1 longdress:
Tabel Waktu Penyelesaian Produksi Normal Pesanan Long Dress
No. Jenis Pekerjaan Lama Kegiatan (Jam)
1 Desain 0,25
2 Pengukuran 0,33
3 Persiapan bahan dan peralatan 0,17
4 Pembuatan pola 1,5
5 Pemotongan 1
6 Penjahitan 3
7 Bordir 1
8 Pemasangan aksesoris 22,17
9 Pasang kancing 0,5
10 Setrika 0,25
11 Finishing 0,75
12 Pengemasan produk 0,17
Jumlah 31,09 atau 3 hari 7,09 jam
Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah tahun 2016
Pada tabel di atas merupakan penjelasan waktu dari 12 tahap kegiatan untuk
memproduksi 1 long dress. Waktu yang digunakan merupakan waktu normal
yang dimana pekerjaan dilakukan membutuhkan waktu yang wajar dan tidak
terdapat kendala untuk menyelesaikannya.
Analisis
Analisis Waktu Penyelesaian Produksi Normal:
a. Penggambaran Diagram Kerja Jaringan Kerja Kegiatan Produksi Butik
“Omahkoe Batik”
Berikut tabel kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
produksi pakaian:
1008
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
1009
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015
1010
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
1011
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015
1012
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
1013
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015
Penutup
Pada hasil pengamatan waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe
Batik” dalam penyelesaian produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam.
Pada diagram jaringan kerja kegiatan produksi 1 pesanan long dress yang
merupakan aktivitas jalur kritis adalah: (A) desain, (B) pengukuran,(D)
pembuatan pola, (E) pemotongan, (F) penjahitan, (H) pemasangan aksesoris, (I)
pasang kancing, (J) setrika, (K) finishing, (L) pengemasan produk.
Waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe Batik” dalam
penyelesaian kegiatan produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam dan
waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) adalah 29,92 jam.
Kemudian selisih waktu penyelesaiannya sebesar 1,17 jam. Selisih waktu tersebut
menunjukkan bahwa waktu penyelesaian produksi pakaian batik lebih efisien.
Sebaiknya Butik “Omahkoe Batik” melakukan perencanaan yang matang
sebelum pesanan pakaian batik dikerjakan terutama pada pakaian long dress.
Butik “Omahkoe Batik” sebaiknya perlu melakukan penambahan
karyawan pada bagian penjahitan dan pemasangan aksesoris. Kemudian selain itu
butik juga perlu melakukan pemeriksaan kondisi mesin-mesin dan alat-alat
produksi yang akan digunakan, serta melakukan pemeliharaan (service) secara
kontinyu agar keadaan mesin dan alat-alat produksi dalam kondisi prima.
Butik “Omahkoe Batik” sebaiknya menggunakan metode penjadwalan
yang lebih pasti. Salah satunya yaitu menggunakan hasil analisis network
planning dengan critical path method (cpm) dalam proses produksi, sehingga
butik dapat membuat sistem perencanaan dan pengawasan yang lebih optimal
serta dapat menghasilkan efisiensi waktu produksi dan peningkatan jumlah
produksi.
Daftar Pustaka
Ahyari, Agus. 1999. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE UGM
Ali ,Tubagus Haedar. 1989. Prinsip-Prinsip Network PlanningJakarta: Gramedia.
Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi Jakarta :
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Badri, Sofwan. 1997.Dasar-Dasar Network Planning. Jakarta: Gramedia.
Gitosudarmo, H. Indriyo. 2000. Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Produksi,
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE UGM
Gitosudarmo,H. Indriyo. 2007. Manajemen Operasi,Edisi 3. Yogyakarta :BPFE
UGM.
Griffin, Ricky W. 2004.Manajemen jilid 1, Edisi 7. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2011.Manajemen Produksi
Modern. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, T.Hani. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1.
Yogyakarta : BPFE UGM.
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo
1014
Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)
1015