Anda di halaman 1dari 42

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK  INDONESIA

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DALAM


RANGKA MEMENUHI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBD TAHUN ANGGARAN 2015

oleh:
Drs. Syarifuddin, MM
Direktur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH 
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2014
DASAR HUKUM 

UU No.  UU No.  UU No. 


17/2003 1/2004 32/2004

Penerapan SAP 
Berbasis Akrual 
pada Pemda PP No. 58/2005
PP No. 71/2010

Permendagri 
No. 64/2013
lanjutan
1. Pasal 1 UU 17/2003 (UU Keuangan Negara)
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
2. Pasal 70 ayat (2) UU No. 1 Tahun 2004 (Perbendaharaan Negara)
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008
3. PP No 71 Tahun 2010 (Standar Akuntansi Pemerintahan
Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP berbasis akrual, entitas
pelaporan dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 (empat)
tahun setelah TA 2010.
4. Pasal 7 ayat (3) PP No 71 Tahun 2010 (Standar Akuntansi Pemerintahan)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah
diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Lampiran PP 71 Tahun 2010, mengamanatkan : 


Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP berbasis akrual, entitas pelaporan dapat
menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual  paling lama 4 (empat) tahun setelah TA 2010.

Permendagri 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
pada Pemerintah Daerah

Pasal 10 ayat (1) PMDN 64/2013
Peraturan kepala daerah yang mengatur Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dan peraturan kepala daerah
yang mengatur SAPD ditetapkan paling lambat tanggal 31 Mei 2014.
Perbedaan Antara SAP Berbasis Akrual
dan Kas Menuju Akrual
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual: SAP Berbasis Akrual:
ƒKomponen LKPD terdiri dari 4 laporan: ƒKomponen LKPD terdiri dari 7 laporan:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca 2. Laporan Perubahan SAL
3. Laporan Arus Kas (LAK) dan 3. Laporan Operasional (LO)
4. Catatan Laporan Keuangan (CaLK). 4. Neraca
5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
6. Laporan Arus Kas (LAK) dan
7. Catatan Laporan Keuangan (CaLK)
ƒPenerimaan dan pengeluaran daerah diakui ƒPenerimaan dan pengeluaran daerah diakui
dan dicatat hanya pada saat kas diterima dan dicatat pada saat timbulnya hak dan
/dikeluarkan; kewajiban tanpa memperhatikan kas
diterima/dikeluarkan;
ƒPenyajian aset dalam neraca belum ƒPenyajian aset dalam neraca mencerminkan
mencerminkan nilai bersih karena belum nilai bersih dengan memperhitungkan
memperhitungkan penyusutan dan penyusutan dan penyisihan piutang;
penyisihan piutang;
Tahapan Implementasi SAP Berbasis Akrual
pada Pemerintah Daerah

TAHUN KEGIATAN
• Penyusunan pedoman penerapan standar akuntansi pemerintahan
2013 berbasis akrual pada pemerintah daerah (Permendagri)

• Penyiapan Modul/panduan penerapan standar akuntansi pemerintahan


berbasis akrual pada pemerintah daerah
• Penguatan kapasitas SDM Pemda
• Fasilitasi Penyusunan Perkada Kebijakan Akuntansi dan Perkada Sistem
2014 Akuntansi Pemerintah Daerah
• Penyesuaian Aplikasi Sistem Akuntansi yang telah ada kepada Sistem
Akuntansi Berbasis Akrual di masing‐masing Pemda
• Uji coba penerapan SAP berbasis akrual pada beberapa daerah
• Review Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah 

• Implementasi SAP berbasis akrual


2015 • Penguatan kapasitas SDM Pemda (lanjutan)
Kebijakan Akuntansi 
Pemerintah Daerah 

Sistem Akuntansi 
Pemerintah Daerah

SUBSTANSI Bagan Akun Standar 
PERMENDAGRI (BAS)
64 TAHUN 2013

Konversi Penyajian LRA

Penyajian kembali 
(Restatement)
Unsur Laporan  Pendapatan‐LRA
1 5
Keuangan SKPD Belanja
LRA

PP  Pendapatan‐LO 2 4
71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas A
Permen  Kebijakan Piutang L
dagri  Akt &  K
Persediaan
64/2013 SAPD 3
Neraca
**)
Aset Tetap & 
Penyusutan

Aset Lainnya
Kewajiban
Koreksi Kesalahan

Konsolidasi
Laporan Pemda
Unsur Laporan  Pendapatan‐LRA
1 4 7
Keuangan Pemda Belanja
LRA SAL
Transfer
Pembiayaan

PP  Pendapatan‐LO 2 5
71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas A
Permen  Kebijakan Piutang L
dagri  Akt &  K
Persediaan
64/2013 SAPD 3
Investasi Jangka 
Neraca
Panjang **)
Aset Tetap &  6
Penyusutan LAK *)
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Lap. Keu PPKD Pemda
Lap. Keu SKPD Kewajiban Transaksi 
Koreksi Kesalahan Transitoris ***)
*) LAK disusun berdasarkan
hasil analisis arus masuk
dan keluar kas.
**) CaLK merupakan penjelasan
deskriptif atas keseluruhan
laporan. Konsolidasi
***) Transaksi Transitoris dapat ReStatement 
berupa Potongan Laporan Keuangan
Pajak, Penyetoran
Pajak, PPh21, dll.
KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi pemerintah daerah terdiri atas:


ƒ Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan
memuat penjelasan atas unsur-unsur laporan
keuangan yang berfungsi sebagai panduan dalam
penyajian pelaporan keuangan

ƒ Kebijakan Akuntansi Akun


mengatur definisi
pengakuan, pengukuran, penilaian
dan/atau, pengungkapan transaksi atau peristiwa
sesuai dengan PSAP atas:
o pemilihan metode akuntansi atas kebijakan
akuntansi dalam SAP;dan
o pengaturan yang lebih rinci atas kebijakan
akuntansi dalam SAP.
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
™ SAPD terdiri atas:
• Sistem akuntansi PPKD
mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan
pengungkapan atas pendapatan-
LO, beban, pendapatan-
LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, e
kuitas, penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan
keuangan PPKD serta penyusunan laporan keuangan
konsolidasian pemerintah daerah
• Sistem akuntansi SKPD.
mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan
pengungkapan atas pendapatan-
LO, beban, pendapatan-
LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian
dan koreksi serta penyusunan aporan keuangan
SKPD.
™ Panduan penyusunan tercantum dalam Lampiran II
Proses Perkembangan Penyelesaian Pergub 
tentang Kebijakan Akuntansi Akrual & SAPD
Peraturan Gubernur tentang Kebijakan 
Akuntansi

0%
15%
35%
Belum Diproses
Sedang Diproses
Telah Diproses
50%
Tanpa Keterangan

Peraturan Gubernur tentang 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
0%
15%

50% Belum Diproses
Sedang Diproses
35%
Telah Diproses
Tanpa Keterangan

Sumber Data : Ditjen Keuangan Daerah
Proses Perkembangan Penyelesaian Perbup/Perwal 
tentang Kebijakan Akuntansi Akrual & SAPD
Peraturan Bupati/Walikota tentang 
Kebijakan Akuntansi

1%
13%

Belum Diproses
22%
Sedang Diproses
64%
Telah Diproses
Tanpa Keterangan

Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistem 
Akuntansi Pemerintah Daerah
3%

16%

Belum Diproses
17%
Sedang Diproses
64%
Telah Diproses
Tanpa Keterangan

Sumber Data : Ditjen Keuangan Daerah
Bagan Akun Standar (BAS)
™ Pengertian:
Daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait
transaksi keuangan yang disusun secara
sistematis sebagai pedoman dalam
pelaksanaan anggaran dan pelaporan
keuangan pemerintah daerah.

™BAS merupakan pedoman bagi


pemerintah daerah dalam melakukan
kodefikasi akun yang menggambarkan
struktur laporan keuangan secara lengkap.
Lanjutan....

• BAS digunakan dalam pencatatan transaksi


pada buku jurnal, pengklasifikasian pada buku
besar, pengikhtisaran pada neraca saldo, dan
penyajian pada laporan keuangan.

• BAS dirinci sebagai berikut:


o level 1 (satu) menunjukkan kode akun;
o level 2 (dua) menunjukkan kode kelompok;
o level 3 (tiga) menunjukkan kode jenis;
o level 4 (empat) menunjukkan kode obyek; dan
o level 5 (lima) menunjukkan kode rincian obyek.
Lanjutan.....

• Kode akun terdiri atas:


o akun 1 (satu) menunjukkan aset;
o akun 2 (dua) menunjukkan kewajiban;
o akun 3 (tiga) menunjukkan ekuitas;
o akun 4 (empat) menunjukkan pendapatan-LRA;
o akun 5 (lima) menunjukkan belanja;
o akun 6 (enam) menunjukkan transfer;
o akun 7 (tujuh) menunjukkan pembiayaan;
o akun 8 (delapan) menunjukkan pendapatan-LO; dan
o akun 9 (sembilan) menunjukkan beban.
Konversi Penyajian LRA
Konversi Pendapatan
Konversi  Belanja
PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT)
¾ Penyajian Kembali (restatement) adalah perlakuan
akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam Neraca yang
perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode
ketika Pemerintah Daerah untuk pertama kali akan
mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang baru
dari semula basis Kas Menuju Akrual menjadi basis Akrual
penuh.
¾ Penyajian kembali diperlukan untuk pos pos Neraca yang
kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh.
Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kali
disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode
sebelumnya masih menggunakan basis Kas Menuju Akrual
(cash toward accrual). Berdasarkan identifikasi ini maka
perlu disajikan kembali antara lain untuk akun sebagai
berikut :
LANJUTAN.........
1) piutang yang menampilkan nilai wajar setelah dikurangi
penyisihan piutang;
2) beban dibayar dimuka, sebelumnya diakui seluruhnya
sebagai belanja, apabila masih belum dimanfaatkan
seluruhnya, maka disajikan sebagai akun beban dibayar di
muka. Hal tersebut tidak dilakukan penyesuaian di tahun
sebelumnya, oleh karena itu akun ini perlu disajikan
kembali;
3) persediaan. Persediaan di pemerintah esensinya adalah
beban dibayar di muka. Sehingga dapat dicatat sebagai aset
atau beban pada saat perolehan awal. Konsumsi atas
beban dibayar di muka dalam persediaan ini harus diakui
sebagai beban, sementara yang masih belum dikonsumsi
diakui sebagai aset persediaan. Akun persediaan ini perlu
dilakukan penyajian kembali bila metode penilaian
persediaan pada periode sebelumnya tidak sama dengan
metode penilaian persediaan setelah basis akrual penuh;
LANJUTAN.........
4) Investasi jangka panjang, disajikan kembali bila metode
pencatatan sebelumnya berbeda dengan metode yang digunakan
setelah menggunakan basis akrual.
Misalnya ada investasi yang pada periode sebelumnya seharusnya
sudah memenuhi kriteria pencatatan dengan metode ekuitas tapi
masih dicatat dengan metode biaya, maka perlu disajikan kembali;
5) Aset tetap yang menampilkan nilai buku setelah dikurangi
akumulasi penyusutan;
6) Aset Tidak Berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku
setelah dikurangi akumulasi amortisasi;
7) Utang bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang
bunga akibat adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh
tempo;
8) Pendapatan diterima dimuka, perlu disajikan kembali karena
pada periode sebelumnya belum disajikan;
9) Ekuitas, perlu disajikan kembali karena kebijakan yang
digunakan dalam pengklasifikasian ekuitas berbeda.
KESIAPAN PEMDA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SAP

™ Kelembagaan;
ƒ Organisasi;
ƒ Regulasi;
™ Sumber Daya Manusia
ƒ Kuantitas;
ƒ Kompetensi;
ƒ Komitmen
™ Teknologi Informasi
KELEMBAGAAN
Organisasi Regulasi
• Penataan SOTK terkait tugas • Harmonisasi peraturan
dan fungsi akuntansi pada perundang‐undangan dibidang
SKPD dan PPKD untuk pengelolaan keuangan daerah.
mendukung penerapan SAP • Penyiapan perda, perkada, dan
Berbasis Akrual Keputusan KDH dibidang
• Penyiapan SOP penerapan SAP pengelolaan keuangan daerah
berbasis akrual pada SKPD dan terkait dengan penerapan SAP
PPKD berbasis akrual sesuai
peraturan perundang‐
undangan
SUMBER DAYA MANUSIA
KUANTITAS KOMPETENSI KOMITMEN

•Jumlah SDM  •Peningkatan • Komitmen


PNSD dibidang:  kompetensi aparatur Pemda
Akuntansi dan tenaga akuntansi dalam upaya
IT yang  yang menangani peningkatan
memadai pengelolaan akuntabilitas
keuangan daerah pengelolaan
keuangan
daerah
TEKNOLOGI INFORMASI

ƒ Untuk mendukung penerapan SAP berbasis


akrual perlu pemanfaatan teknologi informasi
yang memadai
ƒ Pemda untuk melakukan customizing aplikasi dari
basis kas menuju akrual menjadi basis akrual
untuk memenuhi kebutuhan penerapan
akuntansi berbasis akrual.
Opini BPK atas LKPD Provinsi
25
Se-Indonesia

20

15

10
WTP
WDP
5 TW
TMP
0
TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012
WTP 1 6 10 17
WDP 25 22 19 11
TW 1 0 0 0
TMP 6 5 4 5

Sumber Data;LHP RI
Opini BPK atas LKPD Kabupaten/Kota
JML

350 Se-Indonesia

300

250

200

150 WTP
WDP
100
TW

50
TMP

0
TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012
WTP 15 32 57 112
WDP 303 315 303 283
TW 46 26 6 31
TMP 106 111 39 9
JML 470 484 405 435

Sumber Data:BPK RI
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu
(2010‐2014)
PROVINSI KABUPATEN DAN KOTA
328 Daerah
(64,95%)
29 Daerah 306 Daerah
(87,88%) (62,32%)

28 Daerah 257 Daerah
(84,85%) (52,34%)
27 Daerah 27 Daerah
(81,82%) (79,41%)

160 Daerah
(32,59%)

131 Daerah
(26,68%)

21 Daerah
(63,64%)

27
Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
(triliun rupiah)
DANA  LAIN2 PD YG 
TAHUN TOTAL PENDAPATAN  PAD % % % 
PERIMBANGAN SAH
2010 403,93 71,91 18 292,61 72 39,42 10
2011 477,76 90,15 19 327,16 68 60,45 13
Provinsi, 
Kabupaten dan  2012 577,08 122,74 20 381,07 66 83,26 14
Kota
2013 682,34 140,27 21 432,79 63 109,28 16
2014 791,93 180,28  23 476,42  60 133,38  17
2010 102,43 47,33 46 45,02 44 10,07 10
2011 119,04 59,60 50 47,43 40 12,01 10

Provinsi 2012 162,76 75,07 46 54,69 34 33,00 20

2013 198,20 92,45 47 62,88 32 42,87 22

2014 245,81 118,98 48 78,62 32 48,21 20

2010 301,51 24,58 8 247,58 82 29,35 10


2011 358,72 30,55 9 279,73 78 48,44 14
Kabupaten/
2012 414,32 37,67 9 326,38 79 50,26 12
Kota
2013 484,14 47,82 10 369,91 76 66,42 14
2014 546,12 61,30 11 397,80 73 85,17 16

Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
(triliun rupiah)

Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota 29
AGREGAT APBD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA TAHUN 2014
(SISI PENDAPATAN)
(Milyar Rupiah) 
PENDAPATAN DAERAH
LAIN‐LAIN 
DANA 
NO. DAERAH PAD PENDAPATAN DRH 
PERIMBANGAN TOTAL
YG SAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 Aceh 2.576,27 8,23% 16.702,67 53,36% 12.020,37 38,40% 31.299,30
2 Sumatera Utara 8.299,60 21,83% 22.814,66 60,00% 6.910,49 18,17% 38.024,75
3 Sumatera Barat 2.708,32 14,48% 13.462,00 71,97% 2.535,31 13,55% 18.705,63
4 Riau 4.732,46 15,93% 22.088,98 74,36% 2.884,18 9,71% 29.705,63
5 Kepulauan Riau 2.026,40 18,74% 7.840,52 72,50% 947,35 8,76% 10.814,27
6 Jambi 1.619,94 12,24% 10.078,26 76,13% 1.540,33 11,64% 13.238,54
7 Bengkulu 853,14 10,29% 6.578,97 79,36% 857,41 10,34% 8.289,51
8 Sumatera Selatan 4.120,17 14,08% 21.589,16 73,77% 3.557,33 12,15% 29.266,66
9 Bangka Belitung 884,28 13,87% 4.829,40 75,75% 661,89 10,38% 6.375,57
10 Lampung 3.002,01 16,04% 12.426,29 66,41% 3.282,15 17,54% 18.710,46
11 DKI Jakarta 39.559,41 61,13% 17.770,00 27,46% 7.386,32 11,41% 64.715,73
12 Jawa Barat 24.558,08 32,49% 38.113,90 50,43% 12.906,36 17,08% 75.578,35
13 Banten 8.854,57 41,00% 9.211,49 42,65% 3.532,13 16,35% 21.598,20
14 Jawa Tengah 14.255,31 22,97% 35.473,02 57,15% 12.338,91 19,88% 62.067,23
15 DI Yogyakarta 2.469,79 24,23% 5.454,43 53,50% 2.270,19 22,27% 10.194,41

30
Lanjutan…
PENDAPATAN DAERAH
LAIN‐LAIN 
DANA 
NO. DAERAH PAD PENDAPATAN DRH YG 
PERIMBANGAN TOTAL
SAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
16 Jawa Timur 20.979,15 26,74% 43.320,12 55,22% 14.152,44 18,04% 78.451,70
17 Kalimantan Barat 2.558,83 15,78% 11.718,83 72,26% 1.939,52 11,96% 16.217,18
18 Kalimantan Tengah 1.861,90 12,65% 11.257,67 76,50% 1.595,40 10,84% 14.714,97
19 Kalimantan Selatan 3.985,45 22,62% 10.798,39 61,29% 2.835,94 16,10% 17.619,78
20 Kalimantan Timur 7.236,49 20,95% 21.998,23 63,69% 5.306,40 15,36% 34.541,13
21 Kalimantan Utara 321,13 4,00% 6.252,48 77,92% 1.450,54 18,08% 8.024,15
22 Sulawesi Barat 361,07 7,58% 3.893,07 81,77% 506,82 10,65% 4.760,96
23 Sulawesi Utara 1.493,54 12,87% 8.682,07 74,80% 1.432,02 12,34% 11.607,63
24 Gorontalo 587,75 11,66% 3.886,70 77,14% 564,36 11,20% 5.038,82
25 Sulawesi Tengah 1.246,18 11,09% 8.458,55 75,31% 1.527,20 13,60% 11.231,94
26 Sulawesi Selatan 5.080,93 18,50% 17.711,05 64,48% 4.673,80 17,02% 27.465,77
27 Sulawesi Tenggara 1.130,73 9,87% 8.868,44 77,37% 1.462,73 12,76% 11.461,90
28 Bali 6.163,90 39,98% 6.910,37 44,82% 2.344,94 15,21% 15.419,21
29 Nusa Tenggara Barat 1.993,68 15,85% 8.639,08 68,66% 1.949,36 15,49% 12.582,11
30 Nusa Tenggara Timur 1.508,07 8,97% 13.155,38 78,23% 2.153,35 12,80% 16.816,80
31 Maluku 682,68 7,59% 7.557,20 84,03% 753,94 8,38% 8.993,82
32 Maluku Utara 575,98 7,98% 6.082,11 84,30% 556,42 7,71% 7.214,50
33 Papua 1.509,51 4,16% 24.379,40 67,20% 10.391,60 28,64% 36.280,51
34 Papua Barat 291,57 1,96% 6.705,37 44,99% 1.651,11 11,08% 14.905,48
TOTAL 180.275,56  22,76% 76.424,63  60,16% 133.384,03  16,84% 791.932,60
31
Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
AGREGAT PENDAPATAN APBD TA 2014

60,16%
70,00%

60,00%

50,00%

40,00% 22,76%
16,84%
30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
PAD DANA PERIMBANGAN LAIN‐LAIN PD YANG SAH

Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
(triliun rupiah)

Belanja 
Total  Belanja  Belanja 
Tahun % Barang &  % %
Belanja APBD Pegawai Modal
Jasa
2010 444,00  198,54 45 82,51 19 96,36 22
Provinsi, 2011 513,34  228,34 44 103,83 20 113,57 22
Kabupaten  2012 617,54  261,38 42 122,30 20 137,69 22
dan Kota 2013 736,56  296,08 40 148,05 20 175,51 24
2014 848,07  323,10  38 181,78  21 212,07  25
2010 113,13  29,83 26 26,95 24 26,30 23
2011 127,92  31,55 25 33,80 26 26,43 21
Provinsi 2012 174,02  35,53 20 41,99 24 31,82 18
2013 213,02  39,03 18 50,94 24 43,04 20
2014 257,88 42,90 17 59,74 23 61,42 24
2010 358,94  168,70 47 55,55 15 70,06 20
2011 385,42  196,80 51 70,04 18 87,14 23
Kabupaten/ 
Kota 2012 443,53  225,85 51 80,31 18 105,88 24
2013 523,54  257,05 49 97,11 19 132,47 25
2014 590,19  280,20  48 122,04  21 150,65 26

Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
AGREGAT APBD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA TAHUN 2014
(SISI BELANJA)
(Milyar Rupiah) 
BELANJA DAERAH
BELANJA LANGSUNG
TOTAL  BELANJA TIDAK 
NO. DAERAH BELANJA LANGSUNG LAINNYA BELANJA MODAL
JUMLAH %

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 Aceh 34.059,95 15.907,89 46,71% 18.152,06 53,29% 9.959,50  54,87% 8.192,57 24,05%
2 Sumatera Utara 39.057,45 21.621,56 55,36% 17.435,88 44,64% 8.863,61  50,84% 8.572,27 21,95%
3 Sumatera Barat 20.060,29 11.197,30 55,82% 8.862,98 44,18% 4.700,51  53,04% 4.162,48 20,75%
4 Riau 35.513,13 13.671,68 38,50% 21.841,45 61,50% 10.502,07  48,08% 11.339,38 31,93%
5 Kepulauan Riau 12.406,67 4.466,26 36,00% 7.940,41 64,00% 4.649,29  58,55% 3.291,12 26,53%
6 Jambi 14.447,95 6.534,67 45,23% 7.913,28 54,77% 3.684,81  46,56% 4.228,47 29,27%
7 Bengkulu 8.693,58 4.421,61 50,86% 4.271,98 49,14% 2.366,07  55,39% 1.905,91 21,92%
8 Sumatera Selatan 29.582,17 14.122,67 47,74% 15.459,50 52,26% 7.106,78  45,97% 8.352,73 28,24%
9 Bangka Belitung 7.042,17 3.244,29 46,07% 3.797,88 53,93% 2.102,50  55,36% 1.695,38 24,07%
10 Lampung 19.370,45 10.404,17 53,71% 8.966,28 46,29% 4.615,01  51,47% 4.351,26 22,46%
11 DKI Jakarta 64.882,75 15.876,62 24,47% 49.006,13 75,53% 19.969,75  40,75% 29.036,37 44,75%
12 Jawa Barat 81.025,10 49.189,80 60,71% 31.835,30 39,29% 18.149,66  57,01% 13.685,64 16,89%
13 Banten 23.897,31 10.631,43 44,49% 13.265,88 55,51% 6.698,16  50,49% 6.567,72 27,48%
14 Jawa Tengah 65.876,12 41.514,29 63,02% 24.361,84 36,98% 14.125,62  57,98% 10.236,21 15,54%
15 DI Yogyakarta 10.856,09 5.999,68 55,27% 4.856,41 44,73% 3.273,46  67,40% 1.582,95 14,58%
Lanjutan…
BELANJA DAERAH
NO BELANJA TIDAK  BELANJA LANGSUNG
DAERAH TOTAL BELANJA
LANGSUNG LAINNYA BELANJA MODAL
JUMLAH %
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
16 Jawa Timur 83.205,78 47.909,05 57,58% 35.296,72 42,42% 20.201,92  57,23% 15.094,81 18,14%
17 Kalimantan Barat 16.835,95 7.967,29 47,32% 8.868,66 52,68% 4.544,10  51,24% 4.324,56 25,69%
18 Kalimantan Tengah 15.664,19 7.029,63 44,88% 8.634,56 55,12% 4.278,89  49,56% 4.355,67 27,81%
19 Kalimantan Selatan 20.306,33 9.125,32 44,94% 11.181,01 55,06% 5.250,63  46,96% 5.930,38 29,20%
20 Kalimantan Timur 43.817,73 16.214,72 37,00% 27.603,00 63,00% 11.233,48  40,70% 16.369,52 37,36%
21 Kalimantan Utara 11.702,30 3.780,70 32,31% 7.921,61 67,69% 3.115,45  39,33% 4.806,15 41,07%
22 Sulawesi Barat 4.912,20 2.457,17 50,02% 2.455,03 49,98% 1.351,62  55,06% 1.103,41 22,46%
23 Sulawesi Utara 12.123,07 6.527,67 53,85% 5.595,40 46,15% 2.870,32  51,30% 2.725,08 22,48%
24 Gorontalo 5.253,37 2.739,36 52,14% 2.514,01 47,86% 1.367,59  54,40% 1.146,42 21,82%
25 Sulawesi Tengah 11.407,21 5.943,35 52,10% 5.463,86 47,90% 3.210,78  58,76% 2.253,08 19,75%
26 Sulawesi Selatan 28.435,50 15.820,17 55,64% 12.615,33 44,36% 6.945,16  55,05% 5.670,17 19,94%
27 Sulawesi Tenggara 12.084,58 6.138,93 50,80% 5.945,65 49,20% 2.529,65  42,55% 3.416,00 28,27%
28 Bali 16.939,00 10.387,47 61,32% 6.551,53 38,68% 3.795,17  57,93% 2.756,36 16,27%
29 Nusa Tenggara Barat 12.941,86 7.836,66 60,55% 5.105,21 39,45% 2.531,12  49,58% 2.574,09 19,89%
30 Nusa Tenggara Timur 17.393,26 9.717,84 55,87% 7.675,42 44,13% 4.030,53  52,51% 3.644,89 20,96%
31 Maluku 9.299,40 4.718,45 50,74% 4.580,95 49,26% 2.515,92  54,92% 2.065,02 22,21%
32 Maluku Utara 7.492,72 3.089,47 41,23% 4.403,25 58,77% 2.218,53  50,38% 2.184,72 29,16%
33 Papua 37.788,62 16.260,34 43,03% 21.528,28 56,97% 10.950,36  50,87% 10.577,91 27,99%
34 Papua Barat 8.682,31 3.142,14 36,19% 5.540,17 63,81% 2.790,20  50,36% 2.749,98 31,67%
TOTAL 848.065,46  418.530,21  49,35% 429.535,25  50,65% 217.465,67  50,63% 12.069,58  25,01%

Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
Belanja Modal =49,37%
50,65%
Belanja Lainnya = 50,63%

50,80%
50,60%
50,40%
50,20%
50,00%
49,80% 49,35%
49,60%
49,40%
49,20%
49,00%
48,80%
48,60%
BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
Tahun 2014 Data terinput 532 Daerah dari 539 Prov/Kab/Kota
Dalam Milyar Rupiah

ALOKASI  ALOKASI 
TOTAL  RASIO RASIO BANSOS  RASIO 
NO. PROVINSI ANGGARAN  ANGGARAN 
BELANJA (%) (%) DAN HIBAH (%)
PENDIDIKAN KESEHATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Aceh 13.368,03 1.272,86 9,52% 1.090,27 8,16% 1.127,40 8,43%
2 Sumatera Utara 8.526,30 206,11 2,42% 401,70 4,71% 1.703,64 19,98%
3 Sumatera Barat 3.608,89 125,75 3,48% 438,24 12,14% 552,26 15,30%
4 Riau 8.276,75 531,06 6,42% 558,36 6,75% 1.056,31 12,76%
5 Kepulauan Riau 3.460,00 261,11 7,55% 237,98 6,88% 562,24 16,25%
6 Jambi 3.265,33 234,80 7,19% 352,75 10,80% 441,63 13,52%
7 Bengkulu 1.896,63 190,85 10,06% 174,18 9,18% 219,54 11,58%
8 Sumatera Selatan 6.501,27 261,20 4,02% 269,58 4,15% 1.540,46 23,69%
9 Bangka Belitung 2.015,86 47,91 2,38% 132,09 6,55% 211,45 10,49%
10 Lampung 4.318,21 308,59 7,15% 393,87 9,12% 952,98 22,07%
11 DKI Jakarta 64.882,75 13.855,66 21,35% 5.989,27 9,23% 3.838,20 5,92%
12 Jawa Barat 21.194,36 446,12 2,10% 572,86 2,70% 6.396,48 30,18%
13 Banten 7.349,40 308,40 4,20% 395,09 5,38% 1.458,55 19,85%
14 Jawa Tengah 13.997,16 271,21 1,94% 1.625,10 11,61% 3.070,39 21,94%
15 DI Yogyakarta 3.330,07 289,31 8,69% 158,97 4,77% 502,78 15,10%
16 Jawa Timur 17.811,14 421,29 2,37% 2.256,64 12,67% 4.548,57 25,54%
ALOKASI  ALOKASI 
TOTAL  RASIO RASIO BANSOS  RASIO 
NO. PROVINSI ANGGARAN  ANGGARAN 
BELANJA (%) (%) DAN HIBAH (%)
PENDIDIKAN KESEHATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
17 Kalimantan Barat 3.754,90 114,02 3,04% 323,90 8,63% 670,28 17,85%
18 Kalimantan Tengah 3.218,91 195,09 6,06% 208,83 6,49% 363,29 11,29%
19 Kalimantan Selatan 5.266,33 422,20 8,02% 1.021,10 19,39% 396,56 7,53%
20 Kalimantan Timur 13.805,00 663,84 4,81% 964,48 6,99% 1.155,21 8,37%
21 Kalimantan Utara 1.899,55 42,69 2,25% 27,40 1,44% 134,04 7,06%
22 Sulawesi Barat 1.305,24 51,14 3,92% 77,64 5,95% 198,64 15,22%
23 Sulawesi Utara 2.452,62 78,03 3,18% 176,89 7,21% 337,33 13,75%
24 Gorontalo 1.294,66 112,42 8,68% 129,25 9,98% 147,26 11,37%
25 Sulawesi Tengah 2.440,48 110,09 4,51% 199,81 8,19% 368,35 15,09%
26 Sulawesi Selatan 5.839,38 159,63 2,73% 395,94 6,78% 930,60 15,94%
27 Sulawesi Tenggara 2.186,17 71,65 3,28% 204,63 9,36% 323,77 14,81%
28 Bali 4.489,67 232,78 5,18% 345,98 7,71% 846,91 18,86%
29 Nusa Tenggara Barat 2.834,20 38,99 1,38% 392,97 13,87% 620,35 21,89%
30 Nusa Tenggara Timur 2.738,06 55,16 2,01% 198,57 7,25% 964,45 35,22%
31 Maluku 1.906,63 117,35 6,15% 200,62 10,52% 303,25 15,91%
32 Maluku Utara 1.567,15 39,99 2,55% 113,28 7,23% 222,98 14,23%
33 Papua 11.205,08 88,72 0,79% 649,77 5,80% 1.043,70 9,31%
34 Papua Barat 5.870,18 126,71 2,16% 172,64 2,94% 469,17 7,99%
TOTAL 257.876,35 21.752,73 8,44% 20.850,63 8,09% 37.679,01 14,61%
JUMLAH KABUPATEN‐KOTA YANG BELANJA PEGAWAI 
DIATAS 50% DARI BELANJA APBD

350 285 daerah  297 daerah 


(58,04%) (60,49%) 270 daerah 
300 (54,99%) 241 daerah 
226 daerah  (48,39%)
250 (46,03%)

200

150
Rentang belanja pegawai terhadap belanja APBD 
100 kabupaten‐kota Tahun 2014:  

50 ‐ Terendah 14,21%         ‐ Tertinggi 69,82%

0
2010 2011 2012 2013 2014*)
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan dan www.djpk.depkeu.go.id)
Untuk tahun 2014 menggunakan data  498 kabupaten/kota
PENETAPAN PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBD TA 2012

Keterangan : 14 Provinsi ditetapkan diatas tanggal 31 Agustus 2013


Sumber data: Ditjen Keuangan Daerah
TERIMA KASIH......

SUMATERA KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

Anda mungkin juga menyukai