Anda di halaman 1dari 15

Jenis Gangguan Psikologis Pada Masa Nifas

Seperti yang sudah kita singgung di atas, sepasang suami istri muda yang baru memiliki anak akan
menghadapi transisi dalam hidupnya ketika pada awalnya mereka belum mempunyai anak, kemudian
mendapatkan seorang anak. Pasca melahirkan atau yang biasa kita sebut sebagai masa nifas, seorang ibu
akan menghadapi gejala-gejala psikologis. Gejala-gejala tersebut haruslah dapat dilewati dengan baik.

a. Post Partum Blues

Termasuk dalam gangguan mental ringan sehingga gangguan ini sering dihiraukan bahkan dianggap
sebagai bagian dari keletihan. Pengabaian akan menyebabkan sindorm ini tidak bisa tertanganni dengan
baik. Akibat dari penanganan yang tidak baik, maka seorang ibu terkadang akan merasakan perasaan yang
tidak nyaman. Bahkan, jika seorang ibu tersebut tergolong pemiliki mental lemah ditambah dengan
gangguan mental ringan ini, apabila tidak ditangani dengan tepat maka dapat juga menyebabkan depresi
pasca melahirkan yang berat.

b. Depresi PostPartum

Merupakan depresi berat selama 7 haru berturut-turut pasca melahirkan. Depresi ini dapat terjadi selama
30 hari atau bahkan bisa mencapai 1 tahun kedepan. Sikap yang ditunjukkan oleh depresi post partum
adalah wanita tersebut menunjukkan kelelahan, mudah marah dan memiliki nafsu makan yang tidak
menentu. Biasanya 3 bukan pertama adalah masa diagnosis untuk wanita menderita depresi post partum
pasca melahirkan tersebut. Mereka secara sosial dan emosional akan merasa diasingkan, padahal sama
sekali tidak seperti itu.

c. Post Partum Psikosa

Yaitu gangguan psikologis ibu pasca melahirkan dimana gangguan ini menyerang sistem kejiwaan yang
serius. Seorang ibu yang mengidap gangguan ini memiliki tanda agitasi yang lebat, sering mengalami
pergantian perasaan yang cepat, depresi dan delusi. Wanita yang mengalami ini dikarenakan ia
mengalami gejala bipolar disorder atau bahkan gejala psikiatrik lainnya yang disebut dengan schizoaffektif
disorder sehingga wanita tersebut memiliki kecenderungan besar untuk mengidap post partum psikosa.

Cara Mengatasi
Berikut ini beberapa cara yang biasa diterapkan untuk mengatasi beberapa guncangan psikologi saat masa
nifas, antara lain:
1. Berbagi ceritalah dengan suami tentang kesehatan dan segala hal yang membuat Anda merasa
terbebani. Sebab dengan membagi masalah bersama denga orang yang Anda sayangi akan
membuat Anda tidak menjadi semakin depresi tetapin malah akan membuat Anda semakin ringan
beban.
2. Sempatkanlah waktu untuk berendam dengan air hangat bersama dengan aroma sabun relaksasi
karena upaya ini akan membuat Anda merasa lebih tenang.
3. Jangan membuang waktu sarapan pagi Anda apalagi bersama suami sebelum bekerja di kantor.
Selain untuk mendapatkan energi, hal ini akan meningkatkan kebersamaan diantara Anda dengan
suami. Dengan rasa kebersamaan yang meningkat akan membangkitkan pula rasa cinta diantara
Anda berdua sehingga Anda lebih tenang keika menghadapi gangguan psikologis yang mungkin
terjadi.
4. Hindari mengkonsumsi alkohol dan caffeine terlalu berlebihan, bahkan sebaiknya jangan
mengkonsumsinya. Karena kandungan dua zat ini sangat berpengaruh terhadap psikologis Anda.
Selain itu, mengkonsumsi caffeine dan alkohol juga akan memicu datangnya penyakit lain seperti
sakit kepala dan penyakit yang lebih berbahaya lainnya.
5. Atur Jadwal tidur, Sesuaikan jadwal tidur Anda, usahakan untuk memiliki waktu tidur yang cukup.
Sebab, tidur yang cukup akan berpengaruh terhadap psikologis dan fisik Anda pasca melahirkan.
6. Berbagi cerita, Selain bercerita dengan suami, Anda juga dapat berbagi cerita dengan anggota
keluarga yang lain. Hal ini dimaksudkan agar Anda dapat mendapatkan dukungan dari seluruh
anggota keluarga dan terhindari dari gangguan psikologis pada masa nifas.
7. Berolahraga, Selain mengganti caffein dan alkohol dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang, Anda juga harus meluangkan waktu untuk berolahraga yang ringan seperti lari-lari kecil
atau sedikit melakukan gerakan senam di rumah. Hal ini juga akan membuat Anda merasa lebih
tenang dan kondidi tubuh menjadi lebih fit.
8. Kenali diri sendiri, Hal yang paling penting berikutnya untuk mengatasi gangguan psikologis pada
masa nifas adalah terlebih dahulu Anda harus mengetahui diri Anda sendiri. Anda harus secraa
aktif mencari informasi, mempelajari serta memahami mengenai jenis gangguan psiklogis yang
biasa terjadi pada masa nifas. Kegiatan ini bertujuan agar ketika Anda merasakan salah satu gejala
gangguan psikologis, Anda sudah lebih tahu mengetahuinya.
9. Persiapan, Selain itu, melakukan persiapan sebelum melahirkan juga wajib Anda lakukan.
Persiapan yang dimaksud adalah persiapan sebelum waktu persalinan yaitu dengan sering
membaca buku-buku pengetahuan mengenai kehamilan dan persalinan serta dengan mengikuti
kelas-kelas khusus ibu hamil. Dengan melakukan persiapan sebelumnya akan memperlancar
jalannya persalinan sekaligus mengurangi terjadinya gangguan psikoogis pada masa nifas.
10. Tetap Beraktifitas, Ketika Anda selesai persalinan, jangan pernah berfikitr bahwa Anda harus
benar-benar total istirahat dari pekerjaan rumah, justru ini adalah hal yang salah. Tetap lakukan
pekerjaan rumah Anda asal yang mampu Anda kerjakan atau sesuai dengan kapasitas
kemampuan Anda mengingat Anda baru saja melakuka persalinan. Riset membuktikan bahwa
melakukan pekerjaan rumah tangga akan membantu Anda sedikit melupakan perasaan selama
mengalami peride pasca melahirkan.
11. Keluarga Mendukung, Selain mendapatkan dukungan secara fisik, Anda juga patut mendapatkan
dukungan secara emosional dari keluarga, saudara dan lingkunag terdekat Anda. Dengan adanya
dukungan ini, Anda akan lebih mudah untuk mengatasi rasa frustasi, stress dan depresi yang
ditimbulkan pada masa nifas.
12. Berusaha mengendalikan emosi juga salah satu cara mengatasi gangguan psikologis pada masa
nifas. Memang tak dapat dipungkiri, ketika seusai melakukan persaliann, akan timbul perasaan
dan emosi yang tak menentu. Namun, apabila Anda bisa mengupayakan mengendalikan emosi
sebisa mjungkin akan meminalisir gangguan psikologis yang datang.
13. Cara menghilangkan kecemasan atau kekhawatiran yang Anda alami. Kecemasan dan
kekhawatiran ini terjadi karena ketidakpercayaan diri untuk merawat bayi. Namun, seiring
berjalannya waktu dengan sering merawat bayi, Anda akan lebih terampil dan meningkatkan
kepercayaan diri Anda.
14. Me time, Hal yang juga amat penting adalah memebrikan waktu sendiri bagi Anda snediri. Hal
yang bisa Anda lakukan untuk memanjakan diri Anda adalah bisa dnegan melakukan hobi yang
Anda sukai sepeti karaoke di rumah, menonton film atau kesenangan yang lain. Tujuannya tak lain
adalah untuk meenciptakan rasa tenang pada diri Anda sendiri.
15. Bertemu dengan orang baru, cara ini juga dapat mengatasi gangguan psikologis pada masa nifas.
Selepas melahirkan jangan pernah menutup diri untuk tidak bertemu dengan siapa-siapa. Justru
ini adalah kesempatan yang baik bagi Anda untuk bertemu dengan ornag-orang baru, selain untuk
memperbanyak teman, mendapatkan informasi banyak, kegiatan ini juga akan membuat Anda
menjadi lebih nyaman dan tenang.

https://dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-gangguan-psikologi-pada-masa-nifas

A. Fenomena Psikologis pada Masa Nifas


Proses adapatasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,menjelang proses kehamilan maupun setelah
persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik
dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu
mulai bertambah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dan keluarga untuk membantu ibu beradaptasi pada masa
nifas adalah peran dan fungsinya ibu menjadi orang orang tua, respond an dukungan psikososial dari
keluarga, sejarah riwayat, dan pengalaman masa kehamilan dan persalinannya,harapan,keinginan dan
aspirasi pada saat hamil dan melahirkan. Semuanya saling berkaitan selama proses adaptasi nifas.
Ketidakbahagiaan masa kehamilan akan memperburuk adaptasi fase nifasnya. Jadi hal-hal yang perlu
diperhatikan selama masa nifas ialah:

1. Kondisi fisiknya, seperti kesehatan organ reproduksi ibu

2. Gizi dan lingkungna nifas yang bersih.

3. Pemberian dukungan dari suami atau kelurga besarnya.

4. Perhatian dan kasih saying

5. Menghibur ibu saat sedih

6. Menemani saat ibu merasa kesepian.

Sementara itu bentuk-bentuk gangguan psikologis yang terjadi pada masa nifas ialah:

1. Kekecewaan pada bayinya

2. Ketidaknyamana sebagia akibat perubahan fisik yang dialami

3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayi

4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

B. Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas

Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung 30 hari.
Depresi post partum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Depresi post partum adalah
depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan , mudah marah, gangguan nafsu
makan, dan kehilangan libido. Tingkat keparahan depresi post partum bevariasi. Keadaan ekstrim yang
paling ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa
awal post partum, yang disebut dengan “ baby blues/ maternity blues”. Gangguan post partum yang
paling berat disebut “psikosis/psikosa post partum atau melankolia”. Diantara dua keadaan ekstrim
tersebut terdapat keadaan yang mempunyai tingkat keparahan sedang yaitu “depressi post
partum/neurosa post partum” . (Regina , 2011)

1. Baby Blues
Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan
kecemasan,labilitas persaan dan depresi pada ibu .

Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca melahirkan akan mengalami baby blues atau post
natal syndrome yang terjadi pada hari ke-4 -10 pasca persalinan.

a. Gejala-gejala

Adapun gejalanya yaitu Reaksi depressi / sedih/ disporia. Sering menangis ,mudah
tersinggung,cemas,labilitas perasaan,cenderung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan,kelelahan,mudah sedih,cepat marah,mood mudah berubah,cepat menjadi sedih dan cepat
menjadi gembira. Perasaan terjebak,marah kepada pasangan dan bayinya,perasaan bersalah,dan sangat
pelupa.

b. Faktor – Faktor Penyebab

Factor yang menyebabkan terjadinya post partum blues bisa terjadi dari dalam dan luar
individu,misalnya: ibu belum siap mengahadapi persalinan; adanya perubahan hormone progesterone
yang ketika masa kehamilan meningkat kemudian turun secara tiba-tiba pasca persalinan, payudara
membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum sembuh; ketidak nyamanan fisik yang
di alami wanita menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara bengkak dan nyeri jahitan, rasa
mulas; Ketidak mampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang kompleks; Faktor
umum dan paritas;pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan.

Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingkat pendidikan,status


perkawinan,kehamilan yang tidak di inginkan,riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya,social ekonomi.

Kecukupan dukungan dari lingkungan (suami,keluarga dan teman) apabila suami mendukung
kehmilan ini,aapakah suami mengerti persaan istri, keluarga dan teman memberikan dukungan fisik dan
moril .

Strees dalam keluarga misalnya: factor ekonomi memburuk ,persoalan dengan suami,problem
dengan mertua stress yang di alami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar , frustasi karena bayi tidak
mau tidur.

Kelelahan pasca persalinan, perubahan yang pernah di alami oleh ibu,rasa memiliki bayi yang
terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan bayinya; problem anak, setelah kelahiran
bayi,kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu
emosional.

c. Penanganan

Penanganan gangguan mental pasca persalinan pada prinsipnya tdak berbeda dengan penanganan
gangguan mental pada momen-momen lainnya. Para ibu yang mengalami post partum blues
membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti
juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga di penuhi.

Cara untuk mengatasinya,antara lain : komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang ingin
di ungkapkan ; bicarakan rasa cemas yang di alami ;bersikap tulus ikhlas dlam menerima aktifitas dan
peran baru setelah melahirkan ; bersikap fleksible dan tidak terlalu perfectsionis mengurs bayi dan rumah
tangga ; belajar tenang dan menarik nafas panjang meditasi ; kebutuhan istrahat yang cukup ,tidurlah
ketika bayi sedng tidur ; berolhraga ringan ;bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru ; dukungan tenaga
kesehatan ; dukungan suami ,keluaraga ,teman, teman sesama ibu,konsultasikan pada dokter atau orang
yang professional agar dapat meminimalisir factor risiko lainnya dan melakukan pengwasan .

d. Klasifikasi

Ringan : post partum blues atau sering juga maternity blues atau sindroma ibu baru di mengerti
sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama setelah
persalinan ditandai dengan gejala2 : Reaksi depresi /sedih/disporia; sering menagis,mudah
tersinggung,cemas,labilitas perasaan

Berat : Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresi non piskotik pada kehamilan namun
umumnya trejadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran

Gejala-gejala depresi berat : perubahan pada mood ;gangguan pada pola tidur ,perubahan mental
dan libido, dapat pula muncul pobia, ketakutan akan penyakit diri sendiri atau bayinya,depresi berat akan
memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah mengalami kelainan psikiatrik atau pernah
mengalami menstrual sindrom .kemungkinan rekuren pada kehamilan berikunya.

Penatalaksanaan depresi berat : dukungan keluarga dan sekitar ; terapi psikologis dari psikiater dan
psikolog ; kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti depresan ( hati- hati pemberian depresan pada
wanita hamil dan menyusui ) ; pasien dengan percobaan bunuh diri sebaiknya jangan di tinggal sendirian
dirumah jika di perlukan lakukan perawatan di RS ; tidak di anjurkan untuk rooming in atau rawat gabung
dengan bayinya .

e. Pencegahan terjadinya post partum blues

1. Persiapan diri yang baik ,artinya persiapan diri yang baik pada saat kehamilan sangat di perlukan
sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik dan mengurangi resiko terjadinya depresi
post partum .kegiatan yang dapat ibu lakukan adalah banyak membaca artikel atau buku yang ada
kairannya dengan kelahiran ,mengikuti kelas prenatal, bergabung dengan kelompok senam hamil . ibu
dapat memperoleh banyak informasi yang diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dan hal
traumatis yang mungkin mengejutkan dapat di hindari.

2. Olahraga dan nutrisi yang cukup , dengan olah raga dapat menjaga kondisi dan stamina sehingga
dapat membuat keadaan emosi juga lebih baik. Nutrisi yang baik asupan makanan maupun minum sangat
penting pada periode post partum

3. Support mental dan lingkungan sekitar ,,dukungan ini tidak hanya dari suami tapi dari keluarga
,teman,dan lingkungan sekitar .

4. Ungkapkan apa yang dirasakan ,ibu post partum jangan memendam perasaan sendiri .jika
mempunyai masalah harus segera dibicarakan baik dengan suami maupun orang terdekat .
5. Mencari informasi tentang depresi post partum ,informasi tentang depresi post partum yang kita
berikan akan sangat bermanfaat sehingga ibu mengetahui factor –faktor pemicu sehingga dapat
mengantisifikasi atau mencari bantuan jika mengahdapi kondisi tersebut…

6. Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak ,membersihkan rumah dan pekerjaan rumah
tangga lain dapat membantu melupakan gejolak emosi yang timbul pada periode post partum.

2. Depresi Post Partum

Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu baru akan merasa
benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban terhadap tangung jawab
terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan perasaan
itu.Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi
lain lebih berat atau lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu
memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu.

Jadi pada dasarnya depresi menyerang siapa aja,tetapi terutama orang-orang usia tengan baya (usia 35-
50 tahun) .Misalnya gagalnya mencapai sasaran-sasaran yang telah di rencanakan anak-anak mulai
meningalkan rumah dan lain-lain,semua ini bisa menyebabkan depresi.Menurut catatan psikiater orang-
prang yang menikah lebih banyak mengalami depresi dari pada yang yang tidak menikah.Para ahli
mengatakan hal ini di sebabkan oleh konflik-konflik interpersonal yang timbul dalam relasi yang dekat
didalam perkawinan.

Di samping itu perempuan dua kali lebih banya di diagnosa sebagai memngalami depresi dari pada laki-
laki penyeba masie belum di ketahui dengan pasti.Apakah mungkin karena bedanya biologis karena
wanita lebih mudah menyatakan perasaanya atau karena perempuan lebih banyak mengalami stress
sosial karena tidak berhasil memenuhi keinginan mereka di masyarakat.

a. Predisposisi

Faktor terjadinya depresi post partum diantaranya adalah ada di dalam keluara penderita penyakit
mental ; kurangnya dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman; kekhawatiran akan bayi yang
sebetulnya sehat;kesulitan selama persalinan dan melahirkan;merasa terasing dan tidak mampu;
masalah/perselisihan perkawinan atau keuangan;kehamilan yang tidak di inginkan

b. Etiologi

Penyebab kesedihan atau depresi atau sehabias melahirkan tidak jelas.Penurunan tingakt hormon yang
tiba-tiba,terutama sekali estrogen dan progesteron dapat berperan. Depresi yang hadir sebelum
kehamilan lebih mungkin berkembang ke dalam depresi post partum wanita yang telah memiliki depresi
sebelum hamil harus memberitahukan kepada dokter atau bidan mengenal hal tersebut selama
kehamilam. Depresi juga merupakan sebuah penyakit yang berlangsung di dalam sebuah
keluarga.Kadangkalah tidak jelas penyebab dari depresi itu sendiri.

Faktor penyebab depresi post partum di sebabkan oleh 4 faktor yaitu sebagai berikut :

1. Faktor kostitusional: ganguan post partum berkaitan dengan status paritas riwayat obstetri pasien
yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan
sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara.Primipara lebih umum menderita blues
karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi,kalau dulu hanya memikirkn
diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya
harus tetap di rawat.

2. Faktor fisik: Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya ganguan mental slama 2
minggu pertama menunjukan bahwa faktor fisik di hubungkan dengan kelahiran pertama merupakan
faktor penting.Perubahan hormon scara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama 2 hari
diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan.Kadang-
kadang progesteron naik dan estrogen menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan penyebab
yang sudah pasti.

3. Faktor psikologis: Peralihan yang cepat dari keadaan dua dalam satu pada akhir kehamilan menjadi
dua induvidu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian pesikologis induvidu. Klaus dan kennel
mengindikasikan pentingnya cinta dan penangulangan masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik
antara ibu dan anak.

4. Faktor sosial : Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering
menimbulkan depresi pada ibu-ibu selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.

c. Klasifikasi

Ada 3 tipe depresi post partum diantaranya yaitu :

1. Depresi ringan (Kemurungan): inilah tipe depresi yang paling umum.Biasanya singkat dan tidak terlalu
mengangu-mengangu kegiatan-kegiatan normal.

2. Depresi sedang/moderat(perasaan tak berpengharapan: Geja;anya hampir sama dengan depresi


ringan tetapi lebih kuat dan lebih lama berakhir.

3. Depresi berat (terpisah dari realita): Kehilangan interesdari dunia luar dan perubahan tingkah laku
yang serrius dan berkepanjangan merupakan karakteristiknya.

d. Karakteristik

Karakteristik depresi post partum diantaranya :

1. Mimpi buruk,kebiasaanya terjadi sewaktu tidur karena mimpi yang menakutkan individu itu sering
terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.

2. Insomnia,timbul sebagain gejala suatu ganguan lain seperti kecemasan dan depresi ganguan emosi
lain yang terjadi dalam hidup manusia.

3. Phobia,rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat di hilangakan
atau ditekan oleh pasien,biarpun di ketahuinya irasional adanya.

4. Meningkatkan sensifitas,periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan
pembiasaan diri.

5. Perubahan mood,menyatakan bahwa depresi post partum muncul dengan gejala-gejala sebagai
berikut : kurang nafsu makan,sedih,murung,perasaan tidak berharga,mudah marah,kelelahan
,insomnia,enorexia,merasa tergangun dengan perubahan fisik,sulit konsentrasi melukai
diri,,anhedonia,menyalahkan diri,lemah dalam kehendak dan dll.

e. Pencegahan depresi post partum

Pencegahan terbaik adalah denga mengurangi faktor resiko terjadinnya ganguan psikologis pada ibu hamil
dan ibu pasca persalinan (post partum).Hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengurangi faktor resiko
yaitu:

1. Pemberian dukungan dari pasangan, keluarga, lingkungan,maupun profesional selama kehamilan,


persalinan dan pasca persalinan dapat mencegah depresi

2. cepat proses penyembuhan.

3. Mencari tahu tentang ganguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang bru saja
melahirkan sehingga jika terjadi gejala dapat di kenali dan di tangani segera.

4. Konsumsi makanan sehat,istirahat cukup dan olaraga minimal 15 menit perhari dapat menjaga
suasana hati tetap baik.

5. Mencegah pengambilan keputusan yang berat selama kehamilan,

6. Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca buku atau artikel tentang kehamilan dan
persalinan serta mendengarkan pengalaman wanita lain yang pernah melahirkan dapat mermbantu
menguranggi ketakutan.

7. Menyiapkan seseorang untuk membantu keperluan sehari-hari(memasak membersihkan


rumah,belanja dll).

3. Psikosa Post Partum

Psikosa pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan waham, halusinasi dan
kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-kira 3-4 minggu pasca persalinan.
Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab organic maupun emosional (
fungsional ) dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk
memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.

Psikosa postpartum adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah
melahirkan.Psikosa terbagi dalam dua golongan besar, yaitu :

1. Psikosa fungsional

Merupakan gangguan psikologis yang faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan
karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan
atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang.

2. Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa
fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

a. Faktor resiko

1. Riwayat psikosis, gangguan bipolar (GB) atau skizofrenia

2. Riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar, atau skizofrenia

3. Berulang pada 20 – 50 % kasus.

4. Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifatepisodik dan ditandai oleh gejala-
gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup

5. Skizofrenia : gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan
perawatan diri.

6. Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan
asosiasi longgar, sedangkan pada

7. Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri
yang buruk.

Wanita dengan riwayat pribadi psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki peningkatan risiko
mengembangkan psikosis postpartum. Demikian juga, wanita yang memiliki riwayat keluarga psikosis,
gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan gangguan
tersebut. Additonally, wanita yang telah memiliki insiden masa lalu postpartum psikosis adalah antara
20% dan 50% lebih mungkin mengalami lagi dalam masa kehamilan.

b. Etiologi

1. Faktor sosial kultural ( dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik )

2. Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )

3. Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor kepribadian, riwayat mengalami depresi,
penyakit mental, problem emosional dll )

4. Faktor keturunan

5. Karakter personal seperti harga diri yang rendah.

6. Perubahan hormonal yang cepat.

7. Masalah medis dalam kehamilan ( pre-eklampsia, DM ).

8. Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan orang lain yang
mengakibatkan kurangnya dukungan.

9. Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan

10. Merasa terisolasi.


11. Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ), ketakutan terhadap suatu masalah, ketakutan akan
melahirkan anak cacat atau tidak sempurna.

Disamping itu, disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang
disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum
psikosa.

c. Epidemiologi

Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Gejala psikosis post partum muncul pada hari
sampai 4-6 minggu post partum

d. Anamnesis

Onsetnya mendadak, 2-4 minggu setelah pelahiran. Sebagian besar muncul dengan depresi, tetapi 1/3
dapat muncul dengan mania (suasana hati yang elasi.iritabel, disinhibisi.bertindak semaunya,
perhatiannya mudah teralihkan, aktivitas berlebihan, pemboros, suka menyerang, tidak banya bicara,
loncat gagasan/flight of idea, kurang tidur), halusinasi, waham, kebingungan, kurangnya tilikan.

e. Patofisiologi

Kesehatan jiwa wanita sangat mempengaruhi kesehatan wanita. Pada usia produktif gangguan kesehatan
wanita sering berhubungan dengan perannya sebagai istri, ibu dan pekerja, kondisi kesehatan fisik
terutama kondisi bagian tubuh yang menjadi simbol kewanitaan, penganiayaan fisik dan mental. Proses
berduka, kemurungan dan psikosa pasca melahirkan, serta bunuh diri yang merupaka reaksi negatif dari
ganggguan terhadap kesehatan jiwa.

Penelitian psikodinamik menunjukkan, pada gangguan psikiatrik pasca persalinan terdapat konflik antar
ibu dengan perannya sebagai ibu yang harus mengasuh anaknya, dengan kelahiran anaknya dan
hubungan dengan suaminya. Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai
ibu yang tidak dapat berkomunikasi dengan bayinya, menghambat ibu menemukan jati dirinya, dan
merupakan hambatan dini hubungan timbal balik antara ibu dan anak.

Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pascapersalinan bukan suatu sindrom psikiatrik yang baru,
tapi merupakan gangguan yang biasa didapat, antara lain postpartum blues, depresi postpartum dan
psikosis postpartum. Gangguan ini dapat terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6 minggu pasca
melahirkan. Bahkan marce sosiety mengemukakan psikosa ini dapat terjadi sampai 1 tahun setelah
melahirkan.

Gejala yang dapat timbul pada masa ini sangat berat, berbahaya dan merupakan kondisi darurat sebab
penderita dapat membahayakan diri sendiri dan mengganggu lingkungannya,seperti tindakan bunuh diri
dan membunuh bayinya. Gangguan nonpsikotik pada periode pascapersalinan cukup tinggi, penelitian
menunjukkan 20-40% wanita hamil mengalami gangguan emosional atau disfungsi kognitif, ataupun
keduanya. Angka kejadian psikosis pascapersalinan adalah 1-2 per 1000 kelahiran dari seluruh wanita
pascapersalinan.Umumnya gangguan psikiatrik pasca melahirkan timbul setelah hari ke 3 pasca
persalinan.

f. Tanda dan Gejala

Gejala awal :
1. Perasaan sedih, kecewa dan putus asa

2. Sulit tidur atau imsomnia

3. Sering menangis

4. Gelisah, cemas dan iritable yang berlebihan

5. Merasa Letih dan lelah

6. Semangat menurun ataupun kehilangan sensasi menyenangkan

7. Mudah tersinggung / labil

8. Sakit kepala

9. Peningkatan ataupun penurunan berat badan secara tiba-tiba

10. Memperlihatkan penurunan minat pada bayinya

11. Menolak makan dan minum

Gejala lanjutan :

1. Curiga berlebihan

2. Kebingungan

3. Sulit konsentrasi

4. Bicara meracau atau inkoheren

5. Irasional

6. Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang )

7. Agresif

8. Impulsif ( bertindak diluar kesadaran )

Walaupun banyak wanita pasca melahirkan mengalami depresi postpartum tapi tidak semuanya berlanjut
menjadi psikosa postpartum. Tapi setiap psikosa postpartum pasti di awali oleh depresi pospartum dan
bisa sampai melukai diri sendiri bahkan membunuh anak-anaknya.

Gejala yang sering terjadi adalah:

1. Delusi

2. Halusinasi

3. Gangguan saat tidur

4. Obsesi mengenai bayi

g. Gejala Klinik
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke
kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan
kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit
kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.

h. Pemeriksaan

a. Ibu : bertindak semaunya, berbusana tidak sesuai

b. Bayi : bukti adanya penelantaran

i. Penanganan

Respon yang terbaik dalam menangani kasus psikosis pospartum ini adalah kombinasi antara psikoterapi,
lingkungan sekitar ibu dan medikasi seperti antidepresan, jika tidak memungkinkan untuk ibu dirawat
dirumah sebaiknya ibu dirawat dirumah sakit. Libatkan anggota keluarga dalam penanganan terutama
suami sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan
dan dibutuhkan ibu.

j. Pencegahan

Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas dari ancaman depresi dan psikosa
postpartum, yaitu :

1. Pelajari diri sendiri

Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum, sehingga ibu dan keluarga sadar
terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Tidur dan makan yang cukup

Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup.
Keduanya penting dalam periode pospartum.

3. Olahraga

Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit dengan
berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang
berlebihan.

4. Beritahukan perasaan ibu

Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan butuhkan
demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang yang dipercaya
ataupun orang yang terdekat.

5. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat

Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat penting, yakinkan
diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada kesulitan.

6. Persiapan diri dengan baik


Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang dibutuhkan.

7. Lakukan pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang terjadi
selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu curahka dengan memasak atau
membersihkan rumah.

8. Dukungan emosional

Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi rasa frustasi atau
stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari
setelahnya.

k. Penatalaksanaan

Postpartum kejiwaan dianggap menjadi darurat kesehatan mental. Oleh karena itu memerlukan perhatian
segera. Hal ini dikarenkan wanita yang menderita penyakit kejiwaan tidak selalu mampu atau bersedia
untuk berbicara dengan seseorang tentang disorder-nya, mereka kadang-kadang membutuhkan
pasangan atau anggota keluarga yang lain untuk membantu mereka mendapatkan penanganan medis
yang mereka butuhkan. Kondisi ini biasanya diatasi dengan pemberian obat, biasanya obat antipsikosis
dan terkadang obat antidepresan dan/ atau antiansietas.

Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling dan dukungan psikologis kelompok.
Dengan perawatan dengan baik, sebagian besar perempuan dapat pilih dari kekacauan.

Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan
kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.

Saran kepada penderita untuk:

1. Beristirahat cukup

2. Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang

3. Bergabung dengan orang-orang yang baru

4. Bersikap fleksible

5. Berbagi cerita dengan orang terdekat

6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

Tatalaksana juga dapat berupa :

Penilaian psikiatrik (termasuk risiko bunuh diri dan risiko terhadap bayi). Perawatan di unit psikiatri (jika
mungkin ke unit spesialis ibu dan bayi). Obat antidepresan oral, neuroleptika (gunakan secara hati – hati
jika menyusui).

l. Pengobatan
Jika diperkirakan menimbulkan ancaman bagi diri sendiri atau orang lain :

1. dirawat di rumah sakit.

2. Obat2 : anti psikotik, antidepressan dan anti ansietas.

m. Komplikasi

1. Bunuh diri

2. Penelantaran anak

3. Pengasuhan yang tidak sesuai

4. Berpikir untuk menyakiti

5. Pembunuhan bayi

n. prognosis

Prognosis jangka pendek baik. 20% mengalami psikosis masa nifas yang berulang. 50 % mengalami
episode psikosis berulang

http://bnhina.blogspot.com/2013/10/gangguan-psikologi-pada-masa-nifas.html

Anda mungkin juga menyukai