Anda di halaman 1dari 12

BATOBOH

Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat


Available online at:https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Batoboh

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT


REMAJA SEHAT REMAJA BERPRESTASI DI
KELURAHAN LIMO, KECAMATAN LIMO, Hal | 149
KOTA DEPOK TAHUN 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
ritanti@upnvj.ac.id1); nourmayansa@upnvj.ac.id2

Kelurahan Limo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Limo,
Kota Depok, Propinsi Jawa Barat. Wilayah ini berada di daerah perkotaan dengan
luas wilayah 12.12 km2 dan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan 110.275 jiwa
(bps, 2016). Hasil studi pendahuluan pada mitra didapatkan data bahwa program
perencanaan pada individu remaja Kelurahan Limo saat ini belum optimal;
kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman terkait dengan perencanaan
kesehatan; sebagian besar masyarakat belum ada kesadaran untuk berperan serta
dalam pembuatan perencanaan pada masa yang akan datang; rendahnya
keterampilan/kecakapan hidup (life skills) remaja dalam melakukan peningkatan
perencanaan kehidupan. Berbagai dampak yang ditimbulkan adalah remaja belum
mempunyai perencanaan dalam hidupnya, baik rencana jangka pendek maupun
jangka panjang sehingga aktivitas remaja berjalan tanpa tujuan dan berdampak pada
masalah kesehatan remaja. Rendahnya perencanaan remaja ini juga mempengaruhi
remaja dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan dari kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pembuatan perencanaan kehidupan supaya kegiatan remaja sehari-hari lebih terarah,
khususnya perencanaan masalah kesehatan remaja. Simpulan dari kegiatan ini
adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada remaja dalam
membuat perencanaan kehidupan, baik tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Kata Kunci : remaja, sehat, berprestasi,Limo

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

PENDAHULUAN fisik terjadi lebih cepat daripada

Remaja merupakan asset bangsa psikososial (DEPKES RI, 2000).

guna terwujudnya generasi baik di Masa transisi pada remaja yaitu

masa mendatang, dimana baik remaja antara masa kanak-kanak Hal | 150

buruknya suatu bangsa ke depan dengan dewasa dan relatif belum

tergantung kondisi remaja generasi mencapai tahap kematangan mental

muda saat ini. Menurut Triswan (2007) dan sosial ini, menyebakan remaja

terdapat sekitar satu milyar populasi dimanapun dia menetap, mempunyai

manusia di dunia adalah remaja. 85% sifat yang khas yang sama yaitu

di antara remaja tersebut hidup di mempunyai rasa keingintahuan yang

negara berkembang. Perkembangan besar, menyukai petualangan dan

remaja berlangsung antara usia 10 tantangan serta cenderung berani

sampai dengan 19 tahun. Masa remaja mengambil resiko atas perbuatannya

merupakan masa transisi yang unik, tanpa didahului oleh pertimbangan

ditandai dengan berbagai perubahan yang matang. sehingga pada masa ini

fisik, emosi dan psikis. Berdasarkan remaja sering menghadapi berbagai

teori perkembangan psikososial aspek problematika, misalnya bolos

menurut Wong (2009), krisis sekolah, melakukan pelanggaran

perkembangan remaja menghasilkan peraturan sekolah, tindak perilaku

terbentuknya identitas diri pada criminal, kekerasan, penggunaan

seorang remaja. Pada periode remaja NAFZA, dan bahkan pergaulan sex

awal dimulai dengan pubertas dan bebas.

berkembangnya emosional serta fisik Masa remaja juga merupakan

yang relatif pada saat lulus dari SMA. waktu untuk membebaskan diri dari

Remaja dalam perkembangannnya juga dominasi keluarga dan menetapkan

terjadi beberapa perubahan baik sebuah identitas remaja mandiri dari

biologis, psikologis maupun social, wewenang orang tua untuk

tetapi pada umumnya pematangan memperoleh kematangan penuh. Pada

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

proses ini penuh dengan ambivalensi Perubahan alamiah dalam diri

baik dari remaja dan orang tua. Remaja remaja berdampak pada berbagai

menginginkan menjadi dewasa dan permasalahan remaja yang saat ini

bebas dari kendali orang tua. Akan sudah mengkhawatirkan, hal ini Hal | 151

tetapi remaja takut ketika mencoba ditandai dengan perilaku menyimpang

memahami tanggung jawab terkait pada remaja. Setiap bulannya kira-kira

dengan kemandirian. Selama masa 15 juta remaja yang berusia 15-19 tahun

remaja, hubungan orang tua dan anak melahirkan, 4 juta remaja melakukan

berubah dari menyayangi dan aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi

persamaan hak. Saat remaja, mereka Penyakit Menular Seksual (PMS) yang

menuntut hak untuk mengembangkan dapat disembuhkan terjadi pada remaja

hak-hak istimewa, dan sering (Triswan, 2007). Dalam menjalankan

menciptakan ketegangan di dalam tugas-tugas perkembangan remaja,

rumah. Remaja menentang kendali dibutuhkan beberapa support system

orang tua, sehingga konflik akan dapat diantaranya adalah kader kesehatan

muncul pada hampir semua situasi dan usia sekolah dan remaja. Kader

masalah. Meskipun orang tua bertugas Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja

memberi pengaruh utama dalam bertugas membantu dalam upaya-

sebagian besar kehidupan remaja, upaya peningkatan kesehatan terutama

teman sebaya dianggap lebih berperan upaya pencegahan penyakit dan

penting bagi sebagian besar remaja promosi kesehatan, yang meliputi

dibandingkan ketika masa kanak- antara lain membantu menyelesaikan

kanak. Teman sebaya memberikan permasalahan kesehatan teman

remaja perasaan kekuatan dan sebayanya.

kekuasaan. Remaja biasanya berpikiran Hasil penyebaran angket yang

untuk melakukan kegiatan sosial, suka dilakukan Terkait penanganan

berteman, dan berkelompok. permasalahan kesehatan remaja di kota

Depok khususnya di Kelurahan Limo,

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

telah dilakukan identifikasi masalah Hasil pendataan tentang rencana

melalui pendataan terhadap masalah masa depan remaja menunjukan 86%

penyalahgunaan NAPZA, perilaku seks belum tahu , 87% belum pernah

bebas dan kesehatan reproduksi pada membuat rencana masa depan dan Hal | 152

remaja. Pendataan difokuskan pada 17,8 % pernah membolos sekolah

berbagai faktor penyebab yang menjadi karena malas.serta 20,2% membolos

pemicu timbulnya masalah kesehatan karena ajakan teman, 16,9% remaja

remaja di kelurahan Limo, kecamatan mudah kecewa, 14,4% sikap orang tua

Limo, kota Depok pada bulan Juli 2019. kurang komunikatif. Berdasarkan

dalam hal Napza dan bahaya merokok data-data di atas tergambar tentang

juga menunjukkan 37,5% belum keragaman masalah dan penyebab

mendapatkan penyuluhan kesehatan , masalah remaja yang terdapat di

30,1% belum mendapatkan penyuluhan kelurahan Limo. Hal ini perlu segera di

tentang perkembangan remaja, 53,8% atasi dengan berbagai intervensi yang

belum mendapatkan penyuluhan PMS, tepat melalui pemberdayaan remaja

dan 42,5% belum mendapatkan kelurahan Limo dan perlu ditanamkan

penyuluhan bahaya NAPZA. 9,8% kesadaran dalam membuat

remaja tidak tahu bahaya merokok, perencanaan di masa yang akan datang

24,2% tidak tahu dampak lebih lanjut supaya terhindar dari masalah perilaku

kebiasaan merokok, 24,6% orang tua yang menyimpang.

tidak melarang anaknya merokok, Beberapa cara untuk

19,9% tidak pernah mendapatkan mengembangkan kompetensi

penyuluhan rokok , 29,3% orang tua kesadaran diri, antara lain: (a).

tidak melarang anaknya merokok, memahami diri sendiri (sifat, karakter,

97,6% remaja mempunyai kebiasaan kekuatan dan kelemahan, serta

merokok, 26,3% karena pengaruh pengenalan akan hal yang disukai dan

teman. dibenci); (b). memotivasi diri untuk

lebih baik dari orang lain ; (c).

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

mempunyai perencanaan dalam hidup penting dilakukan karena perubahan

(perencanaan terhadap jenjang usia kematangan yang menyebabkan

pendidikan yang ditempuh, jenis banyak tekanan menganggu para

pekerjaan yang akan ditekuni, remaja. Hal | 153

perencanaan terhadap persiapan Berbagai upaya dilakukan untuk

berkeluarga) ; (d). tidak mudah membangun remaja yang sehat, cerdas,

menyerah ; (e). membuka diri untuk dan ceria, diantaranya upaya yang

perubahan ke arah yang lebih baik ; (f). dilakukan di lingkungan keluarga, di

Mengambangkan bakat dan potensi lingkungan sekolah, dan di lingkungan

diri. masyarakat. Remaja perlu mempunyai

Salah satu bentuk partisipasi mimpi dan harapan untuk membangun

kader anak usia sekolah dan remaja realita di masa depan. Pada kegiatan

dalam pelaksanaan upaya kesehatan pengabdian masyarakat ini dosen

bagi anak usia sekolah dan remaja keperawatan FIKes UPNVJ

bertujuan untuk memupuk kebiasaan memberikan motivasi kepada remaja di

hidup sehat agar memiliki RW 3 Kelurahan Limo, Kecamatan

pengetahuan, sikap dan keterampilan Cinere, Kota Depok bulan Agustus

untuk melaksanakan prinsip hidup 2019 dalam pembuatan pohon harapan.

sehat aktif berpartisipasi dalam Pohon harapan ini akan memotivasi

program peningkatan kesehatan, baik remaja dalam pencapaian cita-cita

di sekolah, di rumah maupun dalam remaja di masa yang akan datang.

lingkungan masyarakat. Perkembangan

masa remaja akan menggambarkan METODE KEGIATAN

seberapa jauh perubahan yang harus Kegiatan pemberdayaan remaja

dilakukan dan masalah yang mungkin sehat remaja berprestasi ini

akan timbul dari perubahan tersebut. menggunakan pendekatan

Menguasai tugas-tugas perkembangan pemberdayaan remaja, mendorong

dalam waktu yang relatif singkat inisiatif, menanamkan kesadaran dan

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

partisipatif, pendidikan kesehatan ,

game terapy, capacity building dan II. Tahap Peralihan

layanan bimbingan kelompok, yang 1. Pemimpin menanyakan kesiapan

anggota kelompok terdiri dari 8-15 anggota kelompok untuk Hal | 154

anggota kelompok. Anggota dibagi memasuki tahap selanjutnya.

menjadi 3 kelompok. Pemilihan 2. Mengenali suasana apabila anggota

anggota kelompok dipilih secara acak secara keseluruhan/sebagian belum

dan heterogen. Metode pembentukan siap untuk memasuki tahap

kelompok ini bertujuan agar remaja berikutnya dan mengatasi suasana

lebih bersosialisasi dan saling bertukar tersebut (bisa dengan game ice

pendapat mengenai harapan-harapan breaking).

mereka untuk menggapao prestasi di

masa depan remaja. III. Tahap Kegiatan

1. Pemimpin mengemukakan topik

Berikut tahap-tahap pelaksanaannya: yang akan dibahas yaitu

I. Tahap Pembentukan menumbuhkan motivasi dalam

Pada tahap pembentukan: membuat rencana masa depan,

1. Pemimpin menerima secara baik jangka pendek maupun jangka

terbuka dan memberikan salam panjang.

untuk anggota kelompok. 2. Dialog terbuka antara pemimpin

2. Pemimpin menjelaskan bimbingan dan anggota kelompok terkait topik

kelompok beserta tujuannya. yang telah ditentukan.

3. Pemimpin menjelaskan tata cara 3. Tayangan video motivasi

pelaksanaan. 4. Setelah remaja terlibat antusias

4. Perkenalan antar sesama anggota dalam membahas topik

kelompok (bisa dengan permainan menumbuhkan motivasi belajar,

perkenalan nama untuk lebih pemimpin membagikan media

mengakrabkan suasana). yang telah dibuat yaitu pohon

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

harapan satu remaja 2 kertas untuk 4. Pemimpin mengucapkan terima

ditempel dalam satu pohon kasih untuk partisipasi semua

harapan, kemudian di daun pohon anggota kelompok dan salam.

tersebut remaja diharuskan Hal | 155

menuliskan apa saja seperti PROSES PELAKSANAANYA

harapan-harapannya untuk masa Kegiatan pengabdian

depan, cita-cita, dan impian, masyarakat dilaksanakan pada RW 03

diusahakan harus tertulis semua Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere,

disetiap daun yang telah tersedia. Depok pada bulan Juli hingga Agustus

5. Setelah semua pohon harapan terisi 2019 dan diakhiri dengan penutupan

penuh, satu persatu anggota pada hari Sabtu, tanggal 17 Agustus

kelompok memperlihatkan 2019 jam 15.30 sampai dengan selesai.

hasilnya di depan semua anggota Pengabdian masyarakat dilakukan

kelompok. dengan pemberian pendidikan

6. Pembahasan topik secara tuntas. kesehatan tentang bahaya merokok,

7. Penegasan komitment para anggota HIV/AIDS, Narkoba, kesehatan

kelompok untuk mewujudkan reproduksi dan capacity building pada

harapan yang telah mereka tulis. remaja. Pada akhir kegiatan dilakuan

evaluasi dan game terapy tentang

IV. Tahap Pengakhiran pohon harapan remaja yang dan

1. Pemimpin menjelaskan kalau berdiskusi terkait pentingnya membuat

kegiatan ini akan berakhir. perencanaan masa depan, khususnya

2. Menyimpulkan hasil kegiatan perencanaan kesehatan dan prestasi

bimbingan kelompok. masa depan. Pada kegiatan ini, remaja

3. Pesan serta tanggapan anggota diminta menulis harapan-harapannya

kelompok. di selembar kertas, setelah selesai,

remaja diminta membacakan harapan

tersebut dihadapan kelompoknya.

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

Kemudian ditempel pada pohon dirinya dan lingkungannya. Tujuan

harapan yang sudah disiapkan. Pohon khusus pohon harapan adalah

harapan disimpan oleh remaja di meningkatkan pemahaman diri remaja,

sekretariat karang taruna. Pohon meningkatkan pengetahuan siswa Hal | 156

harapan merupakan alat atau media tentang dunia kerja, membina sikap

untuk membantu penyampaian materi yang serasi terhadap partisipasi,

tentang perencanaan remaja jangka meningkatkan kemahiran berpikir agar

pendek dan jangka panjang yang dapat mampu mengambil keputusan,

menumbuhkan motivasi remaja mengembangkan nilai-nilai

sehingga menjadikan remaja sosok sehubungan dengan gaya hidup yang

yang memiliki impian dan harapan dicita-citakan.

hidup di masa yang akan datang. Remaja sangat antusias dalam

Fungsi pohon harapan adalah mengikuti layanan bimbingan

mengembangkan seluruh pribadi kelompok dengan menggunakan media

remaja supaya lebih terarah dan pohon harapan, remaja sudah memiliki

mantab pada minatnya sehingga akan gambaran hidup untuk memiliki

tercapai rencana jangka pendek dan harapan-harapan untuk masa depan,

rencana jangka panjang. Tujuan umum dan sudah berani mengungkapkan cita-

pohon harapan adalah membantu citanya dihadapan semua anggota

remaja dalam pemahaman dirinya dan kelompok. Karena para remaja sudah

lingkungannya dalam pengambilan memiliki harapan-harapan untuk masa

keputusan, perencanaan, dan depan, secara otomatis mereka akan

pengarahan keputusan perencanaan, memiliki motivasi untuk lebih rajin dan

dan pengarahan kegiatan-kegiatan komitmen untuk mewujudkan cita-

yang menuju kepada karir serta citanya. Melalui layanan bimbingan

harapan dan cara hidup yang akan kelompok dengan menggunakan media

memberikan rasa kepuasan karena pohon harapan diharapkan dapat

sesuai, serasi, dan seimbang dengan menarik minat remaja, mudah

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

dipahami serta dirasakan manfaatnya HASIL DAN PEMBAHASAN

oleh anggota kelompok. Diagram 1. Pengetahuan Remaja Sebelum


dan Sesudah Dilakukan Pendidikan
Kesehatan Tentang Remaja Sehat Remaja
Berprestasi
Hal | 157

Gambar 1 .
Post Test Diakhir Kegiatan
Berdasarkan Diagram 1 di atas

terlihat bahwa pemberian pendidikan

kesehatan tentang remaja sehat remaja

berprestasi dapat meningkatkan

pengetahuan baik sebesar 81% menjadi

93% dan pengetahuan kurang baik

sebesar 19% menjadi 7% Hal ini

membuktikan ada peningkatan

pengetahuan antara sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan

kesehatan. Allender (2010), didapatkan

bahwa peningkatan pengetahuan


Gambar 2. terjadi lebih cepat karena di dalam
Game Terapi Pohon Harapan Remaja
domain pembelajaran dimulai dari

level pasif hingga aktif, dimana level

pasif dimulai dari pemahaman masing-

masing individu mengenai informasi

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

yang sudah diberikan sehingga lebih perilaku yang diinginkan. Oleh karena

mudah untuk diinternalisasi. itu, ranah kognitif dan ranah afektif

harus tetap terhubung dalam


Diagram 2. Sikap Remaja Sebelum dan pengajaran, jika tidak, hasil akan cepat Hal | 158
Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan
Tentang Remaja Sehat Remaja Berprestasi memudar.

Diagram 3. Perilaku Remaja Sebelum dan

Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan

Tentang Remaja Sehat Remaja Berprestasi

Berdasarkan Diagram di atas

terlihat bahwa pemberian pendidikan

kesehatan tentang remaja sehat remaja

berprestasi dapat meningkatkan nilai


Berdasarkan diagram di atas
sikap baik sebesar 64% menjadi 73%
terlihat bahwa pemberian pendidikan
dan sikap kurang baik sebesar 43%
kesehatan tentang remaja sehat remaja
menjadi 35% Hal ini membuktikan ada
berprestasi dapat meningkatkan
peningkatan sikap antara sebelum dan
tindakan baik sebesar 55% menjadi 65%
sesudah diberikan pendidikan
dan tindakan kurang baik sebesar 47%
kesehatan tentang remaja sehat remaja
menjadi 41%. Hal ini membuktikan
berprestasi. Pembelajaran afektif/sikap
ada peningkatan tindakan antara
terkadang sulit untuk di ukur (Rankin,
sebelum dan sesudah diberikan
Stallings, & London, 2005). Sikap
pendidikan kesehatan tentang remaja
masyarakat memiliki pengaruh besar
sehat remaja berprestasi. Keyakinan
pada hasil pembelajaran kognitif atau
mendasar tentang peran informasi dan
pengetahuan, yaitu adanya perubahan
pengetahuan dalam menentukan

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

perilaku adalah salah. Karena jika Depok. Reevaluasi dengan kunjungan

hanya memberikan masyarakat rumah kepada keluarga dengan remaja

informasi tidak akan membuat mereka oleh kader kesehatan dan petugas

cepat berubah. Sehingga diperlukan kesehatan untuk memotivasi keluarga Hal | 159

waktu yang lama dan kesiapan serta agar hidup sehat dengan perencanaan

kemauan dari masyarakatnya sendiri yang baik sehingga mampu

untuk merubah perilaku kesehatan meningkatkan kualitas hidup remaja

(Kelly & Barker, 2016). yang dibuktikan dengan perilaku

remaja yang baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian UCAPAN TERIMA KASIH

masyarakat ini sangat efektif dalam Tim pengabdian masyarakat

peningkatan kemampuan mengucapkan terima kasih kepada

(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) Dinas Kesehatan Kota Depok dan

remaja, serta mampu meningkatkan Kesbangpol Linmas atas perizinan

pengetahuan tentang tata cara yang diberikan. Selain itu, ucapan

pembuatan perencanaan jangka pendek terimakasih juga kepada Puskesmas

dan jangka panjang, sikap terkait Limo Kota Depok yang bekerjasama

pencegahan perilaku remaja yang menindaklanjuti kegiatan pengabdian

menyimpang, dan perilaku dalam masyarakat agar tepat sasaran dan

perencanaan remaja sehingga berkelanjutan. Terimakasih juga

menghasikan remaja yang sehat dan kepada Kelurahan Limo yang

cerdas. Saran dari kegiatan ini, rencana memfasilitasi setiap tahapan kegiatan

tindak lanjut berupa pelaksanaan pengabdian masyarakat sehingga

ketrampilan yang telah diajarkan ketika terlaksana dengan baik melalui

pengabdian masyarakat secara terus partisipasi aktif kader kesehatan dan

menerus dengan monitoring dari peserta pengabdian masyarakat yaitu

petugas kesehatan Puskesmas Limo, para remaja.

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Jurnal Batoboh, Vol 4 , No 2 , Oktober 2019
Ritanti, Nourmayansa Vidya Anggraini

Populations. St. Louis: Saunders


Elsevier.
KEPUSTAKAAN
Sally H. Rankin, Karen Duffy Stallings,
Allender, J.A. Rector, C. Warner, K.D. Fran London. (2005). Patient
(2010). Community Health Education in Health and Illness.
Hal | 160
Nursing Promoting & Protecting Lippincott: Williams & Wilkin
the Public’s Health 7th Edition. Stanhope, M., dan Lancaster, J. (2016).
Philadelphia: Lippincott Public Health Nursing Population
Williams & Wilkins Centered Health Care in The
Balitbangkes. (2007). Riset Kesehatan Community (9th ed.). Missouri:
Dasar Indonesia Tahun 2007. Elsevier.
Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (2009). Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan 2005-2025.
Jakarta: Depkes RI. Diunduh
dari
http://www.kmpk.ugm.ac.id/ima
ges/Semester_2/Blok%201%20-
%20Sistem%20Kesehatan/Refere
nsi%20Sesi_3_Blok_I_Rencana_R
PJPK_2005-2025.pdf pada
tanggal 18 Oktober 2019.
Friedman, M. (2010). Keperawatan
keluarga : Teori dan Praktik. Edisi
5. Jakarta : EGC.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan
Jones, E. G. (2010). Family
Nursing: Research, Theory, dan
Practice. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Kelly MP, Barker M. (2016). Why is
changing health-related behaviour
so difficult? Missouri: Elsevier.
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Umum
Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta:
Kemenkes RI.
Nies, M.A. & McEwen, M. (2014).
Community/Public Health Nursing:
Promoting The Health Of

Copyright © 2019, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)

Anda mungkin juga menyukai