Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI KLINIK GIGI DAN PENCEGAHAN

FOUR HANDED DENTISTRYDAN DENTAL UNIT

1. Dimas Putranugraha (09516)


2. Wahyuni (09519)
3. Riskha Febriani Hapsari (09520)
4. Anis Shalihah (09521)
5. Fildza Hanifa (09591)
6. Fadilla Figatami (09601)

PROGRAM STUDI HIGIENE GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

Telah dikembangkan suatu konsep kerja tim yang merupakan teknologi baru yang
diintegrasikan dalam suatu praktik dokter gigi modern selama beberapa dekade terakhir.
Konsep ini dikenal sebagai four-handed dentistry yang terdiri dari dokter gigi dan asisten
yang masing-masing memiliki keterampilan.Four-handed dentistry merupakan model kerja
dalam kedokteran gigi yang dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pada tim kerja
(Barnett, 2005).

Pada umumnya rancangan dental unit dibuat dengan sputum-bowl yang terletak di daerah
posisi asisten, sehingga bagian ini menghambat penempatan asisten di daerah
tersebut.Akibatnya dokter gigi harus mengambil dan mengembalikan handpiece atau
peralatan lainnya dari/pada tempatnya, sehingga fokus pandangan operator berpindah-pindah
dari mulut pasien ke tempat peralatan (instrument tray).Hal ini menyebabkan tekanan fisik
pada tubuh yang sering bergerak dengan posisi otot yang menegang, kemudian menyebabkan
kelelahan pada mata.Alat yang baik sekalipun belum tentu memberikan manfaat ergonomik,
alat yang baik harus digunakan secara benar (Finkbeiner, 2000).Konsep four-handed
dentistry diharapkan dapat mencegah terjadinya pergerakan yang menegangkan otot serta
perpindahan pandangan dokter gigi dari daerah mulut pasien yang menyebabkan kelelahan
pada mata.Namun konsep ini bukan sekedar pemindahan alat dari asisten ke dokter gigi atau
agar pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah. Juga butuh keterampilan dalam melaksanakan
suatu kerja tim yang handal (Manji I, 1992).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Four Handed dentistry


a) Konsep Four-handed dentistry

Four-handed dentistry merupakan model kerja dalam kedokteran gigi yang dapat
meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pada tim kerja (Barnett, 2005). Konsep four-handed
dentistry diharapkan dapat mencegah terjadinya pergerakan yang menegangkan otot serta
perpindahan pandangan dokter gigi dari daerah mulut pasien yang menyebabkan kelelahan
pada mata.Beberapa macam posisi saat memeriksa dan cara pemeriksaan pasien yang
dilakukan operator dan asistennya memegang peran penting untuk meningkatkan efisiensi
dan kenyamanan pada tim kerja (Phinney; Halstead, 2004).

Konsep four-handed dentistry bukan sekedar pemindahan alat dari asisten ke dokter gigi
atau agar pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah. Juga butuh keterampilan dalam
melaksanakan suatu kerja tim yang handal (Manji I, 1992). Walaupun telah bekerja dengan
konsep four-handed dentistry, bila menggunakan alat yang tidak mendukung sistem
ergonomik atau penempatan alat yang jauh dari jangkauan asisten maupun dokter gigi
sendiri, maka akan tetap terjadi ketegangan otot akibat pergerakan yang berlebihan.
Kelelahan fisik juga dapat dialami oleh pasien akibat postur yang tegang karena posisi duduk
pasien di atas kursi gigi.

Beberapa prinsip yang dianjurkan untuk menerapkan konsep four-handed dentistry agar dapat
memberi manfaat yang lebih baik yaitu:

a. Dokter gigi diharapkan melatih asisten sehingga tidak perlu melakukan pergerakan
yang tidak efisien. Misalnya mengambil forcep atau alat pencabutan gigi di daerah
yang jauh dari jangkauannya.
b. Asisten yang membantu dokter gigi harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
dalam menangani peralatan. Terlatih untuk mengikuti setiap prosedur perawatan yang
dilakukan dokter gigi.
c. Asisten harus lebih sering menangani peralatan misalnya saliva ejector, suction pump,
handpiece dan bor, sehingga dokter gigi tidak perlu melakukannya sendiri. Idealnya
penanganan peralatan yang dilakukan asisten adalah 80 – 90% dari waktu kerja,
sehingga dokter gigi hanya berkonsentrasi pada perawatan pasien.
d. Letak peralatan yang harus ditangani asisten lebih banyak berada pada sisi asisten
untuk memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi. Posisi alat harus berada di depan
asisten dan jangan di samping asisten, agar tidak perlu melakukan pergerakan tubuh
memutar.
e. Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah memindahkan alat tanpa
melewati dada pasien. Alat yang dipindahkan sebaiknya melewati batas dagu pasien.
f. Bidang perawatan (operatory-field) dibentuk sedemikian rupa sehingga terdapat ruang
bebas, baik bagi asisten, dokter gigi dan pasien. Kondisi seperti ini menyebabkan
pasien tidak merasa terkurung oleh dokter gigi maupun asisten. Biasanya ruangan
dibagi atas empat daerah aktivitas, yaitu daerah operator, daerah asisten, daerah untuk
memindahkan alat, dan daerah statik.

Penglihatan yang kurang baik juga dapat mengakibatkan dokter gigi cenderung
membungkuk ke arah pasien agar mudah melihat daerah kerjanya.Hal ini dapat
menyebabkan ketegangan pada diskus, ligamentum dan otot di daerah leher. Bilamana
posisi ini dipertahankan selama berjamjam, maka akan menimbulkan gangguan
muskuloskeletal. Bagi dokter gigi dengan penglihatan yang kurang memadai, dapat
menggunakan alat pembesar atau dental-loupe sebagai alat bantu lihat. Alat ini mencegah
posisi membungkuk ke arah mulut pasien.Pencahayaan yang sesuai dengan persyaratan
merupakan salah satu faktor penentu lainnya.Arah cahaya yang salah menyebabkan
dokter gigi cenderung berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Jika cahaya
dihalangi dengan tangan, kepala, atau alat; dokter gigi akan menjulurkan leher dan badan
bagian atas untuk mencapai suatu bidang pandangan yang lebih baik. Penggunaan dental-
light yang besar dapat membantu dokter gigi melihat daerah kerja lebih baik, namun
biasanya cahaya lampu menjadi panas dan hal ini memberi rasa tidak nyaman bagi pasien.
Biasanya penggunaan fiber-optic handpiece lebih bermanfaat.Posisi dental-light yang
baik juga penting.Sebanyak 84% dari dokter gigi biasanya meletakan sumber cahaya
lebih tinggi, sehingga kadang-kadang menimbulkan bayangan (Manji I,1992).
b) Clock Concept

(Finkbeiner, 2010)
Dalam konsep Four Handed Dentistrydikenal konsep pembagian zona kerja
disekitar. Dental Unityang disebutClock Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat
dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2
disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s Zone, arah jam 4
sampai jam 8 disebut TransferZone. Kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut
Operator’s Zonesebagai tempat pergerakan dokter gigi. Transfer Zoneadalah daerah
tempat alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan perawat
gigi. Operator’s Zonesebagai tempat pergerakan dokter gigi. Static Zoneadalah
daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh
pasien, zona ini untuk menempatkan meja instrumen bergerak (MobileCabinet) yang
berisi instrumen tangan serta peralatan yang dapat membuat takut pasien. Assistant’s
Zoneadalah zona tempat pergerakan perawat gigi, pada dental unit di sisi ini
dilengkapi dengan semprotan air/angin dan penghisap ludah, serta Light Cure Unit
pada Dental Unit yang lengkap (Finkbeinr, 2000).
Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain yang
perlu diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan dokter
gigi, pasien, dan perawat gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar
peralatan serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang
bagi pergerakan dokter gigi, perawat gigi, dan pasien ketika masuk atau keluar ruang
perawatan, mengambil sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan
sterilisasi (Finkbeinr, 2000).
c) Posisi Operator
Posisi yang biasa digunakan operator:

1. Posisi jam 8 yaitu berada di depan kepala pasien (Nield-Gehrig, 2012)

a. Posisi torso
Duduk ke arah pasien dengan pinggul sejajar dengan lengan atas pasien.

b. Posisi kaki
Paha istirahat berlawanan dengan samping kursi pasien.

c. Posisi lengan
Lengan ditahan sedikit menjauh, lengan kanan lebih rendah di atas dada pasien
(lengan tidak boleh beristirahat di atas kepala atau dada pasien).

d. Posisi tangan
Sisi tangan kiri istirahat di daerah tulang pipi dan bibir atas kanan pasien.Jari
tangan kanan istirahat di gigi anterior pada kuadran kiri RA pasien.

e. Bidang lihat
Penglihatan lurus ke depan, ke dalam mulut pasien.

2. Posisi jam 9 yaitu berada di samping kepala pasien (Nield-Gehrig, 2012)


a. Posisi torso
Duduk menghadap sisi kepala pasien, garis tengah tubuh pada mulut pasien.

b. Posisi kaki
1) Mengangkangi kursi pasien
2) Dibawah headrest kursi pasien. Posisi netral yang terbaik yaitu posisi
mengangkangi kursi, namun apabila tidak nyaman dapat menggunakan posisi
alternatif.
c. Posisi lengan
Tahan bagian lengan bawah kanan kurang lebih sejajar dengan bahu pasien.Tahan
tangan dan pergelangan tangan kiri di atas area mata kanan pasien.

d. Posisi tangan
Tangan kiri beristirahat di area tulang pipi kanan pasien.Jari tangan kanan
beristirahat pada gigi premolar RB sekstan posterior kanan.

e. Bidang lihat
Penglihatan lurus ke bawah, ke dalam mulut pasien.

3. Posisi jam 10-11 yaitu berada di dekat sudut headrest pasien (Nield-Gehrig, 2012)
a. Posisi torso
Duduk di sudut kanan atas headrest, garis tengah tubuh lebih ke wilayah kepala
pasien.

b. Posisi kaki
Kaki mengangkang pada sudut headrest.

c. Posisi lengan
Tahan tangan kanan di seberang sudut mulut pasien.Tahan tangan dan pergelangan
tangan kiri di atas hidung dan dahi pasien.

d. Posisi tangan
Tangan kiri beristirahat di area tulang pipi kiri pasien.Jari tangan kanan beristirahat
pada gigi premolar RB posterior sekstan kiri.

e. Bidang lihat
Penglihatan lurus ke bawah, ke dalam mulut pasien.

4. Posisi jam 12 yaitu berada di belakang pasien (Nield-Gehrig, 2012)


a. Posisi torso
Duduk di belakang kepala pasien.

b. Posisi kaki
Kaki harus mengangkang headrest.

c. Posisi lengan
Tahan pergelangan tangan dan tangan di atas area telinga dan pipi pasien.

d. Posisi tangan
Jari tangan kiri ditempatkan pada gigi anterior RA di kuadran kiri.Jari tangan
kanan pada gigi anterior RB di kuadran kanan.

e. Posisi lihat
Penglihatan lurus ke bawah, ke dalam mulut pasien

B. Kursi gigi (Dental Unit)

Kursi gigi merupakan pusat dari aktivitas perawatan pasien di klinik gigi. Kursi gigi
memberikan tempat bagi kepala, punggung sampai kaki pasien yang didesain untuk
mendukung perawatan yang nyaman (Phinney, 2013).
Bagian-bagian dari kursi gigi:

1. Dental chair
2. Three way syringe
3. Saliva ejector
4. Foot controller
5. Tray assembly
6. Radiograph viewer
7. Flushing system
8. Dental light

a) Dental chair
Ada 3 fungsi dari dental chair :
1) Tempat duduk pasien yang digunakan untuk mendudukkan pasien ketika dilakukan
perawatan, dental chair dapat digerakkan naik dan turun sesuai dengan posisi operator
untuk kenyamanan selama melakukan perawatan
2) Tempat meletakkan tangan pasien digunakan untuk pasien bisa duduk dengan nyaman
dan rileks. Bagian ini dapat dibuka dengan cara di tarik keatas, kebawah, atau
kesamping yang berguna untuk memudahkan pasien untuk duduk di dental chair atau
keluar dari dental chair
3) Tempat untuk sandaran dari badan pasien dimana sandaran ini dapat diatur sesuai
dengan kenyamanan kerja dokter gigi dan pasien selama proses perawatan gigi.

Pemeliharaan untuk dental chair : setelah bekerja dental chair di desinfektan dengan
alkohol.

b) three way syringe

Kegunaan dari three way syringe adalah untuk memberikan udara, air atau kombinasi
semprotan udara dan air. Udara, air dan kombinasi semprotan membantu menjaga
rongga mulut bersih dan kering sehingga melindungi gigi panas yang akan dihasilkan
dari drill handpiece.
c) saliva ejector

Saliva ejector digunakan untuk menghisap saliva pada kavitas sehingga membuat
daerah kerja menjadi kering.
d) foot controller

Kegunaan nya untuk mengatur kecepatan sumber penggerak pada dental unit
menggunakan kaki operator.

e) Tray Assembly

Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan peralatan yang akan dibutuhkan oleh
operator selama bekerja. Pemeliharaanya dapat di desinfektan menggunakan alkohol.

f) Radiograph Viewer

Digunakan untuk melihat hasil foto rontgen pada pemeriksaan gigi


g) flushing system

Digunakan untuk mempermudah pasien membuang air selama pemeriksaan dan


perawatan

h) Dental light

Digunakan untuk penerangan atau penyinaran dalam pemeriksaan rongga mulut


pasien. Pemeliharaannya dapat dilakukan desinfektan pada handle lamp nya.
Daftar Pustaka

Barnett, Leah Vern. 2005. The Manual of Dental Assisting. Marrickville: Elsevier.
Berbemeyer.R.D.2005. Personal Health Elemitsin Dental Health Care. St Louise:Mosby.
Finkbeinr BL. 2000. Four-handed dentistry Revisited. J Contemp Dent Pract 2000; 1(4):35.
Finkbeiner, B.L., 2010, Four-Handed Dentistry, Part 1: An Overview Concept, J Crest Oral
B
Manji I. 1992.Designing Better Dentistry: The Ergonomic Approach. J Can Dent Assoc
1992; 58(3):172-3. 16
Nield-Gehrig, Jill S. 2012.Fundamentals of Periodontal Instrumentation Advanced Root
Instrumentation, seventh edition.Lippincott Williams & Wilkins. United States of
America.
Phinney, Donna j; Judy H. Halstead. 2004. Delmar’s Dental Assisting: A Comprehensive
Approach 2th. New York: Thomson Delmar Learning.

Anda mungkin juga menyukai