Anda di halaman 1dari 49

BAB III

ANALISA SITUASI, PERMASALAHAN, PRIORITAS MASALAH,


RENCANA INTERVENSI DAN INTERVENSI YANG DILAKUKAN

3.1 Analisis Situasi


3.1.1 Data Geografis
a. Batas Desa Pematang Rahim , Kecamatan Mendahara
Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi
dengan luas 9.199,14 KM². Dengan batas wilayah sebagai
berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Sinar Wajo


 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Bukit
Tempurung Kab. Muaro Jambi
 Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Pandan Lagan
Kec. Geragai
 Sebelah Barat berbatasan dengan : Kel.Simpang Tuan dan
Desa Mencolok

b. Wilayah kerja puskesmas Pakuan Baru mencakup :


 Kelurahan Tambak Sari Luas Wilayah 3,72 Km2
 Kelurahan Pakuan Baru Luas Wilayah 1,10 Km2
 Kelurahan Wijaya Pura Luas Wilayah 1,16 Km2

1
3.1.2 Data Demografi

Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus


sebagai objek atau pelaku kegiatan ekonomi yang
melaksanakan proses pembangunan. Keberadaan peran
ganda demikian menempatkan penduduk pada posisi sentral
dalam setiap langkah kebijakan dan strategi pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas
yang tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal dasar
proses pembangunan, bukan sebaliknya penduduk justru
dipandang sebagai beban pembangunan. Pemikiran demikan
harus menjadi dasar pijakan dalam perumusan kebijakan di
bidang kependudukan dan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia.
Secara umum jumlah penduduk Desa Pematang Rahim
adalah 3.181 Jiwa dengan rincian Laki – laki berjumlah 1.679
jiwa dan perempuan 1.502 jiwa. Jumlah penduduk tersebut
dengan jumlah Kepala Keluarga 790 KK. Perbandingan penduduk
laki – laki dan perempuan (sex ratio) adalah 110,38 yang berarti
bahwa penduduk laki – laki lebih banyak dari penduduk
perempuan atau dari 110,38 jiwa penduduk laki-laki terdapat 100 jiwa
perempuan

Puskesmas Pakuan Baru memiliki luas wilayah 5,98 Km² .


dengan jumlah penduduk 30.621 jiwa, yang terdiri dari :
Tabel 3.1

No. Kelurahan Jumlah KK Jumlah penduduk

2
1. Tambak Sari 2.176 12.562
2. Pakuan Baru 2.570 9.411
3. Wijaya Pura 1.846 8.648
Jumlah 6.592 30.621
Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesma Pakuan Baru
(Sumber Data : Kantor Lurah di wilayah kerja Puskesmas Pakuan
Baru Tahun 2017)

3.2 Profil puskesmas Pakuan Baru


3.2.1 Sejarah puskesmas Pakuan Baru
Puskesmas Pakuan Baru merupakan salah satu Puskesmas
Perawatan yang dalam pengoperasiannya di bawah pengawasan
Dinas Kesehatan Kota Jambi dan terletak di wilayah kerja Daerah
Kota Jambi. Puskesmas Pakuan terletak di Kecamatan Jambi
Selatan.
a. Kelembagaan
Puskesmas Pakuan Baru diklasifikasikan sebagai puskesmas
perawatan.

b. Tenaga Kesehatan
Ketenagaan Puskesmas Pakuan Baru :
Tabel 3.2
KEADAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS PAKUAN BARU
TAHUN 2017

3
STATUS KEPEGAWAIAN
No. JENIS TENAGA JUMLAH KET
ASN KONTRAK TKS
1. S2 1 0 0 1
2. Dokter Umum 3 1 0 4
3. Dokter Gigi 2 0 0 2
4. Sarjana Kesmas 3 0 0 3
5. Profesi Ners 1 1 1 3
6. S1 Gizi 0 0 1 1
7. S1 Lainnya 0 1 0 1
8. D3 Keperawatan 11 1 2 14
9. D3 Kebidanan 8 3 8 19
10. D3 Farmasi 2 0 0 2
11. D3 Kesling 1 0 1 2
12. D3 Analis 3 0 0 3
13. D3 Kesehatan Gigi 4 0 0 4
14. Bidan D1 8 0 0 8
15. SPK 4 0 0 4
16. SPRG 1 0 0 1
17. SMF 1 0 0 1
18. SPAG (D1) 1 0 0 1
19. SMA 2 4 2 8
20 LCPK (SMA) 1 0 0 1
JUMLAH 57 11 15 83
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

c. Sarana Kesehatan

Tabel 3.3
Sarana Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru

4
No JENIS SARANA JUMLAH
1. Puskesmas pembantu 1 unit
2. Mobil pusling/ambulance 2 buah
3. Kendaraan roda 2 buah
dua/motor
4. Puskesmas keliling 1 buah
5. Perkantoran 15 buah
6. Pasar -
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

d. Sarana Pendidikan
Tabel 3.4
Sarana Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru

No JENIS PENDIDIKAN Jumlah


1. Perguruan tinggi 2 buah
2. SMU sederajat 4 buah
3. SMP sederajat 4 buah
4. SD sederajat 14 buah
5. Tk/paud 5 buah
6. Pondok Pesantren 1 buah
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

e. Sarana Swadaya

Tabel 3.5
Sarana Swadaya di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru

5
NO JENIS SARANA JUMLAH
1. Posyandu balita 30 buah
2. Posyandu usila 3 buah
3. Posbindu 3 buah
4. UKGM buah
5. Praktek dokter 10 buah
6. Praktek bidan -
7. Pengobatan tradisional -
8. Apotek 6 buah
9. Klinik -
10. Rumah bersalin 4 buah
11. TOGA buah
12. Hotel 4 buah
13. Rumah makan 14 buah
14. Kolam renang -
15. Gedung pertunjukan -
16. Taman wisata -
17. Perkantoran 15 buah
18. Pertokoan 6 buah
19. Industri URT 23 buah
20. Panti asuhan 1 buah
21. Panti werda -
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

3.2.2 Keadaan Monografi Puskesmas Pakuan Baru


a Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Pakuan Baru, yaitu :

6
1. Swasta : 10.121
2. PNS/TNI/POLRI : 6.200
3. Pedagang : 2.950
4. Pengrajin : 3.221
5. Tani : 3.075
6. Dan Lain-Lain : 3.820
Jumlah : 29.386
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

b Pendidikan
Tabel 3.6
JENIS PENDIDIKAN PENDUDUK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU
No. Jenis Pendidikan Jumlah Persentase
1 PT/Akademi 8.850 28,90
2 SLTA 2.620 8,50
3 SLTP 3.085 10,07
4 SD/MI/TK 4.950 16,16
5 Tidak/Belum Tamat SD/MI 5.421 17,70
6 Tidak/Belum Sekolah 5.695 18,59
JUMLAH 30.621 100

Sedangkan fasilitas pendidikan yang ada di wilayah kerja


Puskesmas Pakuan Baru sebagai berikut :

1. Taman Kanak—kanak/SBK : 15 Unit


2. SD/SBK : 15 Unit
3. SMP : 5 Unit

7
4. SMU : 5 Unit
(sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

f. Agama
Distrubusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru
sebagai berikut :

Tabel 3.7
Distribusi Penduduk Menurut Agama
No Pemeluk Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 28.271 92,32
2 Kristen Protestan 826 2,69
3 Kristen Khatolik 1.095 3,57
4 Hindu/Budha 429 1,40
30.621 100
(Sumber : kantor kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pakuan
Baru Tahun 2017)
Sedangkan sarana ibadah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pakuan Baru Tahun 2017 adalah :
1. Masjid : 14 unit
2. Langgar : 19 Unit

3.3 Kegiatan puskesmas


3.3.1. Kegiatan Pokok
 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Hasil kegiatan promosi kesehatan tahun 2017 mencapai
84,76%, ini menunjukkan bahwa kegiatan belum memenuhi

8
semua target sasaran, hal ini disebabkan karna 3 kelurahan
di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru belum semuanya
mendukung kegiatan Promosi Kesehatan terutama rumah
tangga ber PHBS.
Tabel 3.8
PROMOSI KESEHATAN

CAKUPAN
TARGET TARGET
PROMOSI SUB- VARIABEL
No SATUAN SASARAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KESEHATAN VAR(V) (V)
(T) (%)
(%) (%)
Rumah Tangga
1 Rt 630 60,0 438 70 69,52
Ber-PHBS
Desa Siaga
2 Desa 11111 0,0 0 - 0,00
Aktif
Pos Kesehatan
Desa
3 Unit 11111 0,0 0 - 0,00
(POSKESDES)
yang beroperasi
Sekolah Dasar
(SD) yang
4 SD 14 80,0 14 100 100,00
mempromosikan
kesehatan

JUMLAH CAKUPAN 84,76

(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

 KESEHATAN LINGKUNGAN
Hasil kegiatan Kesehatan Lingkungan mencapi 90,23%, ini
menunjukkan bahwa kegiatan Kesehatan Lingkungan secara
keseluruhan sudah cukup baik. Namun masih diperlukan
peningkatan persentase dari rumah yang memenuhi syarat

9
kesehatan dan air minum yang memenuhi syarat (82,50%).
Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan kerjasama
dengan Lintas Sektoral agar semua dapat memenuhi syarat
kesehatan.
Tabel 3.9
KESEHATAN LINGKUNGAN

CAKUPAN
TARGET TARGET SUB-
KESEHATAN PENCAPAIAN
No SATUAN SASARAN INDIKATOR VAR VARIABEL
LINGKUNGAN (H)
(T) (%) (SV) (v)
(%)
Penduduk yang
memiliki akse
1 terhadap air Orang 30621 100 27959 91 91,31
minum
berkualitas
Air minum yang
2 memenuhi Unit 8888 90 7333 83 82,50
syarat
Penduduk yang
3 menggunakan Orang 30621 80 26211 86 85,60
jamban sehat
Rumah yang
4 memenuhi unit 8888 67 7333 83 82,50
syarat kesehatan
Desa yang
memiliki sanitasi
5 Desa 3 100 3 100 100,00
total berbasis
masyarakat
6 Tempat umum Unit 117 95 104 89 88,89

10
yang memenuhi
syarat
Tempat
pengolahan
7 makanan Unit 67 100 61 91 91,04
memenuhi
syarat
Daerah potensial
yang
melaksanakan
8 Desa 3 100 3 100 100,00
strategi adaptasi
kes. akibat
perubahan iklim
JUMLAH 90,23
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

 PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


Hasil kegiatan Program Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
KB mencapai 84,25%. Capaian masing-masing kegiatan
yaitu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu 92,43%.
Peningkatan pelayanan kesehatan andak dan bayi 86,48%,
Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah dan remaja
98,42%, sedangkan Peningkatan Pelayanan Keluarga
Berencana hanya mencapai 59,69%. Disini terlihat jika
program KB yaitu jumlah pasangan usia subur yang menjadi
peserta KB aktif (CPR) masih jauh di bawah target. Untuk itu
perlu strategi untuk meningkatkan pencapaian cakupan
jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif dengan
peningkatan pelayanan petugas dan peran serta kader dan
lintas sektor terkait.

11
Tabel 3.10
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) TERMASUK KB

CAKUPAN
TARGET TARGET SUB-
KESEHATAN IBU PENCAPAIAN
No SATUAN SASARAN INDIKATOR VAR VARIABEL
DAN ANAK (KIA) (H)
(T) (%) (SV) (v)
(%)
Peningkatan
A Pelayanan 92,43
Kesehatan Ibu
Jumlah ibu hamil
yang mendapatkan
1 Orang 583 100,0 583 100
pelayanan
antenatalcare (K1)
Jumlah ibu hamil
yang mendapatkan
2 Orang 583 100,0 560 96
pelayanan
antenatalcare (K4)
Jumlah ibu
bersalin yang
3 ditolong oleh Orang 557 100,0 553 99
tenaga kesehatan
terlatih (PN)
Jumlah ibu nifas
4 yang mendapatkan Orang 557 90,0 553 99
pelayanan (KF1)
Jumlah ibu
5 hamil,bersalin,nifas Orang 117 80,0 79 68
yang mendapatkan

12
penanganan
komplikasi
kebidanan (PK)
Peningkatan
Pelayanan
B 86,46
Kesehatan Anak
dan Bayi
Jumlah kunjungan
1 neonatal pertama Orang 583 100,0 553 95
(KN1)
Jumlah kunjungan
2 Orang 583 95,0 536 92
neonatal lengkap
Jumlah neonatal
3 komplikasi yang Orang 117 80,0 68 58
ditangani
Jumlah kunjungan
4 Orang 593 100,0 556 94
bayi
Jumlah kunjungan
5 Orang 2365 100,0 2214 94
anak balita
Peningkatan
Pelayanan
C Kesehatan Anak 98,42
Sekolah dan
Remaja
Jumlah murid SD
kelas 1 dan
setingkat yang
1 Orang 584 100,0 547 94
mendapatkan
penjaringan
kesehatan

13
Jumlah SD dan
setingkat yang
2 melaksanakan SD 15 100,0 15 100
penjaringan
kesehatan
Jumlah SMP dan
setingkat yang
3 SMP 5 100,0 5 100
mempunyai kader
kesehatan remaja
Jumlah SMA dan
setingkat yang
4 SMA 5 100,0 5 100
mempunyai kader
kesehatan remaja
Peningkatan
Pelayanan
D 59,69
Keluarga
Berencana
Jumlah pasangan
usia subur yang
1 menjadi peserta PUS 4899 70,0 2924 60
program KB aktif
(CPR)
JUMLAH 84,25
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Hasil kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat mencapai
81, 22%, ini menunjukkan bahwa kegiatan upaya perbaikan
gizi masyarakat sudah cukup baik. Dari 6 jenis kegiatan yang
dinilai ada 1 kegiatan yang kurang mencapai target yaitu

14
Balita ditimbang berat badannya yang hanya 65%. Ini
disebabkan karena kunjungan balita ke Posyandu masih
sangat rendah sehingga jumlah pencapaian penimbangan
balita rendah. Oleh Karena itu diperlukan strategi untuk
meningkatkan minat orang tua balita untuk membawa
balitanya ke Posyandu dan juga peningkatan koordinasi
dengan dan lintas sector sebagai leading sector kegiataan
Posyandu.

Tabel 3.11
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
CAKUPAN
UPAYA
TARGET TARGET SUB-
PERBAIKAN PENCAPAIAN
No SATUAN SASARAN INDIKATOR VAR VARIABEL
GIZI (H)
(T) (%) (SV) (v)
MASYARAKAT
(%)
Balita ditimbang
1 Orang 2958 80,0 1924 65
berat badannya
Balita gizi buruk
yang
2 Orang 1 100,0 1 100
mendapatkan
perawatan
Balita 6-59 bulan
yang
3 Orang 2662 80,0 2136 80
mendapatkan
kapsul Vit. A
Bayi usia 0-6
bulan yang
4 Orang 557 44,0 284 51
mendapatkan
ASI eksklusif
5 Ibu hamil yang Orang 583 100,0 531 91

15
mendapatkan 90
tablet Fe
Rumah tangga
yang
6 mengkonsumsi Rt 78 100,0 78 100
garam
beryodium
JUMLAH 81,22
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

 PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


MENULAR
Hasil kegiatan upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular mencapai 98,23%, ini menunjukkan secara
keseluruhan dalam kriteria baik. Dengan pencapaian
sedemikian rupa, tetap dilakukan upaya agar pencapaian
dapat dipertahankan.

Tabel 3.12
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
UPAYA TARGET TARGET PENCAPAIA CAKUPAN
No PENCEGAHAN SATUAN SASARAN INDIKATOR N SUB- VARIABE
DAN (T) (%) (H) VAR L (v)

16
PEMBERANTASAN (SV)
PENYAKIT (%)
MENULAR
A TB Paru 92,55
Pengobatan
1 penderita TB Paru Orang 47 90,0 40 85
(DOTS) BTA positif
Pengobatan
penderita TB Paru
2 (DOTS) BTA Orang 7 100,0 7 100
negative Rontgen
Positif
B Malaria 100,0
Pemeriksaan
sediaan darah (SD)
1 Slide 382 100,0 382 100
pada penderita
malaria klinis
Penderita malaria
2 Orang 382 100,0 382 100
klinis yang diobati
Penderita ‘+’
(positif) malaria
3 0rang 11111 0,0 0 -
yang diobati sesuai
standard
Penderita yang
terdeteksi malaria
4 Orang 11111 0,0 0 -
berat di Puskesmas
yang dirujuk RS
C Kusta
Penemuan
1 Orang 11111 0,0 0 -
tersangka penderita

17
kusta
Pengobatan
2 Orang 11111 0,0 0 -
penderita kusta
Pemeriksaan kontak
3 Orang 11111 0,0 0 -
penderita
Pelayanan 93,30522
D
Imunisasi 76
Bayi yang
mendapatkan
1 Orang 593 100,0 501 84
Imunisasi Hepatitis
B (HB-0)
Bayi yang
2 mendapatkan Orang 593 100,0 517 87
Imunisasi BCG
Bayi yang
3 mendapatkan Orang 593 100,0 518 87
Imunisasi Polio
Bayi yang
4 mendapatkan Orang 593 100,0 517 87
Imunisasi DPT/HB
Bayi yang
5 mendapatkan Orang 593 100,0 515 87
Imunisasi Campak
Anak usia SD yang
6 mendapaykan Orang 491 100,0 491 100
Imunisasi Campak
Anak usia SD yang
mendapatkan
7 Orang 490 100,0 490 100
Imunisasi DT (Difteri
dan Tetanus)

18
Anak usia SD yang
8 mendapatkan Orang 446 100,0 446 100
Imunisasi Td
Imunsasi Tetanus
9 Toxoid (TT) pada Orang 330 100,0 330 100
wanita usia subur
Desa Universal
10 Child Desa 3 100,0 3 100
Immunization(UCI)
E Diare 100
Penemuan kasus
1 Diare di Puskesmas Kasus 277 100,0 277 100
dan Kader
Kasus diare
ditangani oleh
2 Puskesmas dan Kasus 277 100 277 100
kader dengan oral
rehidrasi
Kasus diare di
3 tangani dengan Kasus 11111 0,0 0 -
rehidrasi intervensi
F ISPA 100,00
Penemuan kasus
pneumonia dan
1 pneumonia berat Kasus 45 100,0 45 100
oleh puskesmas
dan kader
Jumlah kasus
2 pneumonia berat Kasus 11111 0,0 0 -
ditangani

19
Jumlah kasus
pneumonia
3 berat/dengan tanda Kasus 11111 0,0 0 -
bahaya
ditangani/dirujuk
Demam Berdarah
G 100,00
Dengue (DBD)
Angka Bebas Jentik
1 Rt 423 100,0 423 100
(ABJ)
Cakupan
2 Penyelidikan Wilayah 6 100,0 6 100
Epedemiologi (PE)
Pencegahan dan
H penanggulangan 100
PMS dan HIV/AIDS
Kasus PMS yang
1 Kasus 160 100,0 160 100
diobati
Kasus yang
mendapat
2 Kasus 1 100,0 1 100
penanganan
HIV/AIDS
Pencegahan dan
I penanggulangan 100,00
Rabies
Cuci luka terhadap
1 Kasus 21 100,0 21 100
kasus gigitan HPR
Vaksinasi terhadap
2 kasus gigitan HPR Kasus 21 100,0 21 100
yang berindikasi
J Pencegahan dan 0,00

20
penanggulangan
Filiriasis dan
Schistozomiasis
Kasus filariasis yang
1 Kasus 11111 0,0 0 -
ditangani
Presentase
2 pengobatan selektif Prosen 11111 0,0 0 -
Schistoxomiasis
Presentase
3 pengobatan selektif Prosen 11111 0,0 0 -
F.Buski
JUMLAH 98,23
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru

 UPAYA PENGOBATAN
Hasil kegiatan pengobatan mencapai 100%, ini menunjukkan
bahwa kegiatan Pengobatan dan Laboraturium sudah
berjalan baik.

Tabel 3.13
UPAYA PENGOBATAN
TARGET TARGET CAKUPAN
UPAYA PENCAPAIAN
No SATUAN SASARAN INDIKATOR SUB- VARIABEL
PENGOBATAN (H)
(T) (%) VAR (v)

21
(SV)
(%)
A Pengobatan 100,00
Kunjungan rawat
1 Orang 4742 100,0 4742 100
jalan umum
Kunjungan rawat
2 Orang 1034 100,0 1034 100
jalan gigi
Pemeriksaan
B 100,00
Laboraturium
Pemeriksaan
1 hemoglobin Orang 583 100,0 583 100
pada ibu hamil
Pemeriksaan
2 darah trombosit Orang 1290 100,0 1290 100
tersangka DBD
Pemeriksaan
3 Orang 366 100,0 366 100
darah malaria
Pemeriksaan
4 Orang 83 100,0 83 100
test kehamilan
Pemeriksaan
5 Orang 438 100,0 438 100
sputum TB
Pemeriksaan
6 urine protein Orang 583 100,0 583 100
pada ibu hamil
JUMLAH 90,23
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

 UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


Hasil kegiatan mencapai 85,96%, ini menunjukkan
bahwa kegiatan upaya pengembangan sudah cukup

22
baik. Jika dilihat dari kegiatan upaya kesehatan usia
lanjut yaitu Pemantauan kesehatan pada anggota
kelompok usia lanjut yang dibina sesuai standar hanya
mencapai 43%. Ini disebabkan jumlah kunjungan usia
lanjut ke Posyandu Usila masih sangat rendah jika
dibandingkan jumlah usila di wilayah kerja Puskesmas
Pakuan Baru.
Tabel 3.14
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
CAKUPAN
SU
B-
TARGET TARGET
UPAYA PENCAPAIAN VA
No SATUAN SASARAN INDIKATOR VARIAB
KESEHATAN (H) R
(T) (%) EL (v)
(SV
)
(%)
Puskesmas
A 100,00
dengan Rawat Inap
BOR puskesmas
1 Unit/hari 1220 100,0 1220 100
tempat tidur
Hari rawat rata-rata
(ALOS) di
2 Hari 3 100,0 3 100
puskesmas tempat
tidur
Asuhan
keperawatan
3 Orang 683 100,0 683 100
individu pada pasien
rawat inap
Kunjungan rawat
4 Orang 683 100,0 683 100
inap

23
Upaya Kesehatan
B 71,69
Usia Lanjut
Pembinaan
1 kelompok usia lanjut Kelompok 3 100,0 3 100
sesuai standar
Pemantauan
kesehatan pada
anggota kelompok
2 Orang 448 80,0 194 43
usia lanjut yang
dibina sesuai
standar
Jumlah kunjungan
3 Orang 1947 100,0 1947 100
usia di Puskesmas
Upaya Kesehatan
C 100,00
Mata
Jumlah
1 pemeriksaan Orang 923 100,0 923 100
visus/refraks
Penemuan kasus
2 penyakit mata di Orang 221 100,0 221 100
Puskesmas
Penemuan kasus
3 buta katarak pada Orang 11111 0,0 0 -
usia >45th
Upaya Kesehatan
Telinga/Pencegaha
D 100,00
n Gangguan
Pendengaran
Kasus OMSK yang
1 Orang 63 100,0 63 100
ditemukan

24
Kasus serumen
2 Orang 61 100,0 61 100
prop
3 Kasus presbikusis Orang 11111 0,0 0 -
4 Kasus tuli kongenital Orang 11111 0,0 0 -
Kasus tuli akibat
5 Orang 11111 0,0 0 -
siding
E Kesehatan Jiwa 50,00
Pemberdayaan
kelompok
masyarakat khusus
1 dalam upaya Kelompok 11111 0,0 0 -
penemuan dini dan
rujukan kasus
gangguan jiwa
Penemuan dan
penangan kasus
gangguan perilaku,
gangguan
2 Orang 11111 0,0 0 -
jiwa,masalah
Napza,dan lain-lain
dari rujukan kader
dan masyarakat
Penanganan kasus
kesehatan jiwa,
3 Orang 35 100,0 35 100
melalui rujukan ke
RS/spesialis
Deteksi dan
penanganan kasus
4 Orang 100 100,0 100 100
jiwa (gangguan
perilaku,gangguan

25
jiwa, gangguan
psikosomatis,
masalah Napza dll)
yang dating berobat
di Puskesmas
Kesehatan Olah
F 66,67
Raga
Pemberdayaan
1 masyarakat melalui Orang 11111 0,0 0 -
pelatihan kader
Pembinaan
kelompok
2 Kelompok 5 100,0 5 100
potensial//klub,
dalam kes.OR
Pemeriksaan
3 kesegaran jasmani Orang 555 100,0 555 100
anak sekolah
Pencegahan dan
G penanggulangan 91,90
penyakit gigi
Pembinaan
1 kesehatan gigi di Kali 30 100,0 43 143
posyandu
Pembinaan
2 kesehatan gigi pada TK 14 100,0 14 100
TK
Pembinaan dan
3 bimbingan sikat gigi SD 14 100,0 14 100
massal pada SD/MI
4 Perawatan Orang 11111 0,0 0 -

26
kesehatan gigi pada
SD/MI
Murid SD/MI
mendapat
5 Orang 555 100,0 555 100
perawatan
kesehatan gigi
Gigi tetap yang
6 Orang 304 100,0 304 100
dicabut
Gigi tetap yang
7 Orang 64 100,0 64 100
ditambal permanen
Perawatan
H Kesehatan 99,38
Masyarakat
Kegiatan asuhan
1 keperawtan pada Keluarga 40 100,0 79 198
keluarga
Kegiatan asuhan
keperawatan pada
2 Kelompok 6 100,0 6 100
kelompok
masyarakat
Pemberdayaan
masyarakat dalam
3 upaya kemandirian Keluarga 9 100,0 9 100
pada keluarga lepas
asuh
Pemberdayaan
dalam upaya
4 kemandirian Kelompok 11111 0,0 0 -
kelompok lepas
asuh

27
Bina Kesehatan
I 100,00
Tradisional
Pembinaan TOGA
dan manfaatnya
1 Keluarga 5 100,0 5 100
pada sasaran
masyarakat
Pembinaan
pengobat tradisional
2 Orang 3 100,0 3 100
yang menggunakan
tanaman obat
Pembinaan
3 pengobat tradisional Orang 2 100,0 2 100
dengan ketrampilan
Pembinaan
4 pengobat tradisional Orang 1 100,0 1 100
lainnya
Bina Kesehatan
J 80
Kerja
Pekerja sakit yang
1 Orang 3783 100,0 3783 100
dilayani
Kasus penyakit
2 Kasus 2801 100,0 3801 100
umum pada pekerja
Kasus diduga
3 penyakit akibat kerja Kasus 1 100,0 1 100
pada pekerja
Kasus penyakit
4 akibat kerja pada Kasus 11111 0,0 0 -
pekerja
Kasus kecelakaan
5 Kasus 3 100,0 3 100
akibat kerja pada

28
pekerja
JUMLAH 90,23
(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

3.3.2. Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas meliputi
manajemen operasional Puskesmas dengan nilai 9,6.
Manajemen alat dan obat dengan nilai 10, Manajemen
keuangan nilainya 10 dan Manajemen Ketenagaan
nilainya 10. Secara keseluruhan nilai kegiatan
Manajemen Puskesmas dengan nilai rerata 9,6 dengan
kriteria baik.
Tabel 3.15
KEGIATAN MANAJEMEN
PUSKESMAS PAKUAN BARU
TAHUN 2017
KURANG CUKUP BAIK NILAI =
No Jenis Variable
NILAI = 4 NILAI = 7 NILAI = 10 HASIL

I Manajemen Operasional Puskesmas 9,6

Membuat data pencapaian/cakupan Sebagian < Sebagian Semuanya


1 10,0
kegiatan pokok tahun lalu 50% 50%-80% 100%

Ya,
Ya,sebagian
Menyusun RUK melalui analisa dan Ya,beberapa seluruhnya
ada
2 perumusan masalah berdasarkan ada analisa ada 10,0
analisanya
prioritas perumusan analisa
perumusan
perumusan
Ya, terinci Ya, terinci
Menyusun RPK secara terinci dan Ya, terinci
3 sebagian sebagian 10,0
lengkap semuanya
kecil besar

29
Melaksanakan mini lokakarya 9-12
4 <5 kali/thn 5-8 kali/thn 10,0
bulanan kali/thn

Melaksanakan mini lokakarya


5 <2 kali/thn 2-3 kali/thn 4 kali/thn 10,0
tribulanan (lintas sector)

Membuat dan mengirimkan laporan 10-12


6 <6 kali/thn 6-9 kali/thn 7,0
bulanan ke Kab/Kota tepat waktu kali/thn

Membuat data 10 penyakit terbanyak 9-12


7 <6 kali/thn 6-8 kali/thn 10,0
setiap bulan kali/thn

II Manajemen Alat dan Obat 10,0

Membuat kartu inventaris dan


61-80% 81-100%
1 menempatkan di masing-masing <60% ruang 10,0
ruang ruang
ruangan

Melaksanakan updating daftar


2 <3 kali/thn 4-6 kali/thn Tiap bulan 10,0
inventaris alat

Ya,
Mencatat penerimaan dan Ya, Ya, seluruhnya
3 pengeluaran obat di setiap unit beberapa sebagian ada 10,0
pelayanan unit besar analisa
perumusan
Ya,
Membuat kartu stok untuk setiap Ya, Ya,
sebagian
4 jenis obat/bahan di gudang obat beberapa seluruh 10,0
besar item
secara rutin item obat item obat
obat
Ya, Ya, Ya,
5 Menerapkan FIFO dan FEFO beberapa sebagian seluruh 10,0
item obat besar item item obat

30
obat

IV MANAJEMEN KEUANGAN 10,0

Membuat catatan bulanan uang Ya, tidak Ya, setiap Ya, setiap
1 10,0
masuk-keluar dalam buku kas tentu tiga bulan bulan

Kepala Puskesmas melakukan


Ya, tidak Ya, setiap Ya, setiap
2 pemeriksaan keuangan secara 10,0
tentu tiga bulan bulan
berkala

IV MANAJEMEN KETENAGAAN 10,0

Ya,
Ada, Ada,
Membuat daftar/catatan sebagian
1 beberapa semua 10,0
kepegawaian petugas besar
pegawai pegawai
pegawai
Ya,
Ada, Ada,
Membat uraian tugas dan tanggung sebagian
2 beberapa seluruh 10,0
jawab setiap petugas besar
petugas pegawai
petugas
Ada,
Membuat rencana kerja bulanan bagi Ada, Ada,
sebagian
3 setiap petugas sesuai dengan tugas, beberapa seluruh 10,0
besar
wewenang dan tanggung jawab petugas petugas
petugas
Ada,
Ada, Ada,
sebagian
4 Membuat penilaian DP3 tepat waktu beberapa seluruh 10,0
besar
petugas petugas
petugas

31
NILAI RERATA 9,9

KRITERIA BAIK

3.3.3. Kegiatan Mutu Pelayanan Puskesmas


Pencapaian kegiatan mutu pelayanan Puskesmas
mencapai nilai rerata 10. Ini termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 3.16
KEGIATAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
CUKUP BAIK
KURANG
NO JENIS VARIABLE NILAI = NILAI = NILAI HASIL
NILAI = 4
7 10
1 Drop Out pelayanan ANC (K1-K4) >20% 11-20% ≤ 10% 10,0
2 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan ≤ 70% 71-80% >80% 10,0
3 Penangan Komplikasi Obstetri <20% 21-50% <50% 10,0
4 Error rate pemeriksaan BTA >10% 6-10% ≤5% 10,0
Error rate pemeriksaan darah
5 >10% 6-10% ≤5% 10,0
malaria
81-
6 Kepatuhan terhadap standar ANC ≤50% 51-80% 10,0
100%
Kepatuhan terhadap standar 81-
7 ≤50% 51-80% 10,0
pemeriksaan TB Paru 100%
Tingkat kepuasan pasien terhadap 81-
8 ≤50% 51-80% 10,0
pelayanan Puskesmas 100%
9 Penanganan Komplikasi Neonatal <20% 21-50% >50% 10,0
NILAI RERATA 10,0
KRITERIA BAIK

32
3.3.4. 10 Penyakit Tertinggi
Tabel 3.17
10 Penyakit Terbesar Penderita Rawan Jalan Puskesmas Pakuan
Baru
Tahun 2017
JUMLAH
NO NAMA PENYAKIT
KUNJUNGAN

1 NASOPHARINGITIS AKUT 10.006

2 HIPERTENSI ESSENSIAL 4051

3 KELAINAN REFRAKSI 2664

4 GASTRITIS 2564

5 DERMATITIS KONTAK ALERGI 2479

6 P. OTOT JARINGAN IKAT 1766

7 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 1319

8 RHEUMATHOID TAK SPESIFIK 1149

9 SAKIT KEPALA 662

10 PULPITIS 604

(Sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

3.4 Permasalahan
3.4.1 Umum
Berdasarkan dari analisa situasi dan hasil kegiatan yang
diperoleh dari Puskesmas Pakuan Baru maka didapat permasalahan
kesehatan yang diperoleh dari data, perlu mendapat tindak lanjut
pemecahan masalah.

33
Permasalahan yang di jadikan permasalahan serta pemilihan
prioritas masalah yaitu :
1. Diare,
2. Penggunaan Jamban Sehat,
3. Dermatitis

3.4.2 Khusus
Tabel 3.18
Daftar KK yang tidak memiliki Septictank di wilayah kerja Puskesmas
Pakuan Baru
Memiliki jamban Jumlah
No Kelurahan Total
tanpa septictank KK
1. RT. 11 2 KK
Tambak Sari 6 KK
RT. 25 4 KK
2. RT. 10 16 KK
RT. 01 11 KK
Pakuan Baru RT. 02 7 KK
RT. 07 10 KK 49 KK
RT. 18 5 KK
3. RT. 10 6 KK
RT. 06 10 KK
RT. 15 13 KK
Wijaya Pura 64 KK
RT. 21 19 KK
RT. 02 5 KK
RT. 03 11 KK
(sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

Tabel 3.19

34
Daftar KK yang Tidak Memiliki Septictank di wilayah kerja
Puskesmas
Tempat Tidak memenuhi syarat (KK)
RT 10 Pakuan Baru 16
RT 01 Pakuan Baru 11
RT 02 Pakuan Baru 7
RT 07 Pakuan Baru (2017) 10
RT 11 Tambak Sari 2
RT 25 Tambak Sari 4
RT 10 Wijaya Pura 6
RT 06 Wijaya Pura 10
RT 15 Wijaya Pura 13
RT 21 Wijaya Pura 19
RT 02 Wijaya Pura 5
RT 03 Wijaya Pura 11
(Sumber :Data Puskesmas Pakuan Baru)

Tabel 3.20
Daftar KK yang tidak memiliki Septictank di RT 07 Kelurahan Pakuan
Baru
No Nama KK
1. Hamzah
2. Syafrizal
3. Beni
4. M. Ali Hamzah
5. Ulil
6. Romlah
7. Salma
8. Edi
9. Srianto
10. Ny. Kholijah
(sumber : Puskesmas Pakuan Baru)

35
3.5 Prioritas masalah
Oleh karena keterbatasan waktu dan sarana, maka permasalahan
yang kelompok temukan dilapangan perlu mendapat prioritas masalah
sehingga memudahkan dalam perencanaan dan intervensi nantinya,
untuk itu kelompok menggunakan suatu teknik yaitu metode dalam
menentukan prioritas masalah kesehatan dengan cara diskusi kelompok
berdasarkan MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment), maka didapat
beberapa masalah yang perlu mendapat tindak lanjut dalam
menyelesaikan masalah yang perlu ditindak lanjut dalam menyelesaikan
masalah yaitu :
1. Diare,
2. Penggunaan Jamban Sehat,
3. Dermatitis.
Dalam metode MCUA ini ada 4 kriteria masalah dan sebelum
menentukan skor, terlebih dahulu kami menetapkan pembobotan untuk
mengetahui masalah mana yang nilainya lebih tinggi yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh terhadap masyarakat luas (bobot 5)


2. Pengaruh terhadap kesehatan pasien (bobot 4)
3. Kemampuan teknologi dan SDA yang dimiliki (bobot 3)
4. Kepedulian masyarakat (bobot 2)

Tabel 3.21

36
TABEL MCUA
MASALAH MASALAH MASALAH
1 2 3
NO KRITERIA BOBOT
N NB N NB N NB

PENGARUH TERHADAP
1 (5) 6 30 7 35 7 35
MASYARAKAT LUAS
PENGARUH TERHADAP
2 (4) 6 24 7 28 5 20
KESEHATAN PASIEN
KEMAMPUAN TEKNOLOGI DAN SDA
3 (3) 3 9 7 21 4 12
YANG DIMILIKI

4 KEPEDULIAN MASYARAKAT (2) 3 6 7 14 4 8

JUMLAH SKOR 69 98 75

Dari beberapa permasalahan yang ada dengan menggunakan teknik


MCUA maka kelompok kami menyimpulkan bahwa penduduk yang
menggunakan jamban sehat akan dijadikan prioritas masalah.

DIAGRAM FISH BONE RENDAHNYA CAKUPAN JAMBAN SEHAT DI


RT 07 KELURAHAN PAKUAN BARU

37
Manusia
Lingkun
gan Kurangnya pengetahuan
Kurangnya perhatian masyarakat tentang Jamban Sehat
dari petugas kesehatan dan stop BABS

Budaya/ke Kurangnya Kesadaran


biasaan Masyarakat
Kurangnya dukungan
lintas sektoral

Rendahnya Cakupan
Jamban Sehat

Faktor ekonomi rumah


Kurangnya sosialisasi
tangga dalam proses
tentang jamban sehat
pembuatan septictank
dan Stop BABS
(mahal)

Dana Proses

3.6 Rencana Intervensi

38
Tabel 3.22
Rencana Intervensi

KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU KET

14
Menyusun Jadwal Puskesmas Rencana
- Mahasiswa Februari
Kegiatan Pakuan Baru Intervensi
2018

Memberikan
penjelasan
awal,mengenai
banyaknya
Diskusi
masyarakat
Ketua RT. Pembimbing bersama
RT.07 yang
07 Lapangan 19 Ketua RT.
Menemui Ketua RT. 07 di belum memiliki
Kelurahan dan Februari 07
Kelurahan Pakuan Baru jamban sehat
Pakuan Mahasiswa 2018 Kelurahan
serta
Baru PBL 1 Pakuan
penjelasan
Baru
mengenai
kegiatan yang
akan
dilaksanakan
Mengetahui
jumlah
Melakukan survey di masyarakat di
20
masyarakat yang belum RT. 07 Kel. Mahasiswa
Masyarakat Februari
memiliki jamban sehat di Pakuan Baru PBL 1
2018
RT. 07 Kel. Pakuan Baru yang belum
memiliki septic
tank

39
Memberikan
pengetahuan
dan merubah
pola pikir
masyarakat
tentang
23 Kelurahan
Melakukan Pemicuan di pentingnya Mahasiswa
Masyarakat Februari Pakuan
RT. 07 Kel. Pakuan Baru memiliki PBL 1
2018 Baru
jamban sehat
dan tidak
membuang
tinja di
sembarang
tempat
Menyebarkan
informasi
tentang
jamban sehat 23 Kelurahan
Pembagian leaflet Mahasiswa
dan akibat Masyarakat Februari Pakuan
jamban sehat PBL 1
membuang 2018 Baru
tinja di
sembarang
tempat
Memberikan
pemahaman 5
pilar STBM 23 Kelurahan
Penyuluhan STBM dan Mahasiswa
dan indicator Masyarakat Februari Pakuan
PHBS PBL 1
PHBS dalam 2018 Baru
tatanan rumah
tangga

40
3.7 Intervensi
Adapun intervensi yang kami lakukan terhadap masalah penggunaan
jamban sehat antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.23
Intervensi Masalah
Rumusan Pemecahan Tenaga Tanggal
Sasaran Tempat Keterangan
Masalah Pelaksana pelaksanaan
Mendatangi Ketua RT.
07 untuk
mendiskusikan
mengenai
permasalahan warga
yang memiliki jamban
Mahasiswa
tetapi tidak mempunyai Rumah 19-20
PBL 1 dan
septic tank dan Masyarakat Ketua RT. Februari
Pembimbing
mendata masyarakat 07. 2018
Lapangan
RT.07 Kelurahan
Pakuan Baru yang
mempunyai jamban
tetapi tidak mempunyai
septic tank

Melakukan pemicuan
kepada warga di RT. Langgar
Mahasiswa 23 Februari
07 Kelurahan Pakuan Masyarakat Jami’atu
PBL 1 2018
Baru Sholihin

41
Membagikan leaflet
tentang jamban sehat
sebanyak 30 lembar
bertujuan agar
masyarakat mengerti
Langgar
dan memahami isi Mahasiswa 23 Februari
Mayarakat Jami’atu
pesan dari leaflet yang PBL 1 2018
Sholihin
diberikan kepada
masyarakat RT.07
Kelurahan Pakuan
Baru

Memberikan
penyuluhan tentang 5
pilar STBM dan
Memberikan informasi
tentang jamban sehat
Langgar
dan mengenai Mahasiswa 23 Februari
Masyarakat Jami’atu
septictank komunal PBL 1 2018
Sholihin
kepada masyarakat di
RT.7 dengan teknik
penyuluhan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang baik dan


efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit dan tidak

42
mencemari lingkungan sekitarnya. Jamban yang digunakan minimal
jamban leher angsa, atau jamban duduk yang banyak dijual ditoko
bangunan, tentunya dengan tangki septic atau lubang penampungan
kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya
(Khunoputranto,1997).

4.1. Adanya hubungan antara pendidikan dengan ketidak mauan


menggunakan jamban sehat
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting untuk mengembangkan diri, karena dari pendidikan yang tinggi
seseorang dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik. Adanya
hubungan antara pendidikan dengan ketidak mauan menggunakan
jamban sehat, dimana responden yang berpendidikan. Rendahnya resiko
untuk tidak mau menggunakan jamban sehat mempunyai risiko untuk
tidak mau menggunakan jamban pada waktu buang air besar (BAB)
dibandingkan yang berpendidikan tinggi. (jurnal kesehatan masyarakat
nasional vol.3 no.5, 2009)

4.2. Faktor perilaku masyarakat


Kepemilikan jamban sebagai faktor pemungkin (enabling), perilaku
kesehatan ternyata merupakan determinan yang paling dominan dalam
hal penggunaan jamban di RT. 07 Pakuan Baru. Tersedianya jamban
sebagai salah satu fasilitas kesehatan keluarga memungkinkan anggota
keluarga untuk menggunakan jamban sebagai sarana buang air besar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu RT dan beberapa warga,
diketahui bahwa alasan sebagian besar warga tidak mau membuat
jamban karena pembuatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
(jamban leher angsa dengan septic tank) dianggap mahal.

4.3. Jumlah kepemilikan jamban secara nasional

43
Selain kepemilikan jamban ketersediaan air bersih di rumah tangga
merupakan faktor pemungkin untuk berprilaku sehat karena dengan
tersedianya sarana air bersih akan lebih memudahkan anggota keluarga
untuk memudahkan anggota keluarga untuk menjaga kebersihan diri
setelah buang air besar dan jamban yang digunakan. Kepemilikan dan
penggunakaan jamban sehat salah satu indikator PHBS, secara nasional
persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat sebesar
(39%), di perkotaan (60%) jauh lebih tinggi dibanding pedesaan. (jurnal
kesehatan masyarakat nasional vol.3 no.5, 2009)

4.4. Hubungan antara pembinaan jamban oleh petugas puskesmas


Salah satu kegiatan pokok puskesmas adalah kesehatan lingkungan
dan penyuluhan kesehatan masyarakat, dimana kegiatan pokok tersebut
diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Adanya
hubungan bermakna antara pembinan penggunaan jamban oleh petugas
puskesmas dengan perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban
(OR=4,5). Artinya keluarga yang mendapat pembinaan penggunaan
jamban 4,5 kali dibandingkan dengan keluarga yang tidak mendapat
pembinaan. Dalam pembangunan kesehatan adanya dukungan dari RT
dianggap penting oleh masyarakat, sehingga segala tindakan serta
ucapannya akan mendapat perhatian dan diikuti oleh warganya. (jurnal
kesehatan masyarakat nasional vol.3 no.5, 2009)

4.5. Penduduk yang menggunakan jamban di Indonesia


Data Word Healt Organization menunjukan setiap tahun 100.000
anak Indonesia meninggal karena diare, sedangkan data Departement
Kesehatan RI sendiri menyatakan 1000 penduduk terdapat 300 orang
yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun. (Nadelsu, H, 2007). Data
dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-2010 terlihat kecendrungan
inseden diare pada anak meningkat. Di Indonesia, penduduk pedesaan
yang menggunakan air bersih baru mencapai 67,3%. Dari angka tersebut

44
hanya separunya (51,4%) yang memenuhi syarat bakteriologis.
Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya
54%. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang di
tularkan melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
dengan angka kesakitan 374 per 1000 penduduk. Penggunaan jamban
diberbagai daerah Indonesia masih menggunakan pembuangan air yang
tidak sehat. Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan
antara lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana data yang tercatat
pada penduduk yang menggunakan jamban pada tahun 2002
memperlihatkan (RT) yang memakai jamban leher angsa didaerah
perkotaan sebesar 79,14% dan tinggal dipedesaan sebesar 42,16%, yang
menggunakan jamban plengsengan, didaerah kota besar 11,41% dan
dipesedaan 11,23%. Bila dilihat secara keseluruhan (perkotaan dan
perdesaan), RT yang memakai jamban leher angsa sebesar 61,64%
jamban cemplung 21,01%, jamban plengsengan 11,32% dan tidak
memakai jamban 6,03% (Kemenkes RI, 2013)

4.6. Perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban


Perilaku keluarga terhadap penggunaaan jamban di pengaruhi oleh
tiga faktor utama yakni predisposisi (pendidikan dan pengetahuan
masyarakat tentang jamban, sikap masyarakat terhadap jamban), faktor
pemungkin (kepemilikan jamban) dan faktor penguat (pembinaan oleh
petugas puskesmas dukungan RT dan kader posyandu.
Berdasarkan data kesehatan lingkungan yang dilihat dari penilaian
kinerja puskesmas maka dapat dilihat penduduk yang tidak menggunakan
jamban sehat sebanyak 119 Kepala Keluarga.
Untuk mengatasi hal tersebut kami melakukan upaya-upaya
intervensi menyelesaikan masalah yaitu :
1) Mendata masyarakat di kelurahan Pakuan Baru yaitu RT. 07 yang
belum menggunakan jamban sehat,
2) Melakukan Pemicuan di RT. 07 Kelurahan Pakuan Baru,

45
3) Membagikan leaflet jamban sehat kepada masyarakat,
4) Melakukan penyuluhan STBM.
Dalam melakukan intervensi dilapangan kami mengalami sedikit
kendala dalam hal memperoleh data dan mengelola data untuk
melakukan prioritas masalah untuk melakukan intervensi penyelesaian
masalah dan hambatannya saat dilapangan susahnya mengumpulkan
masyarakat dikarenakan cuaca saat dilakukaannya pemicuan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kelurahan Pakuan Baru memiliki penduduk sebanyak 3457 jiwa.
Masih terdapat beberapa RT di kelurahan Pakuan Baru yang rumahnya

46
belum memiliki jamban sehat. Penulis memilih satu RT untuk intervensi
yang kami lakukan hanya di RT.07. Hal ini dikarenakan jumlah
masyarakat yang menggunakan jamban tidak memiliki septic tank di
Kelurahan Pakuan Baru menduduki posisi kedua dari kelurahan lain yaitu
berjumlah 49 KK dan juga keterbatasan waktu dan kesanggupan kami
maka kami memilih satu RT saja untuk melakukan intervensi,dimana
RT.07 memiliki 10 KK yang menggunakan jamban tidak memiliki septic
tank.
Saat melakukan intervensi pada tanggal 23 Februari 2018 yang
bertempat di Langgar Jami’atu Sholihin di RT.07 kelurahan Pakuan Baru.
Kami melaksanakanakan pemicuan mengenai pilar pertama STBM yaitu
stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) kepada warga serta
melakukan penyuluhan mengenai STBM, dan juga untuk
menyebarluaskan informasi mengenai jamban sehat dengan alat bantu
berupa leaflet.
Hambatan yang kami temukan dilapangan tidak begitu
mempengaruhi jalannya intervensi yang kami lakukan.

5.2. Saran
1. Sebaiknya petugas puskesmas terus melakukan pemantauan di
kelurahan Pakuan Baru khususnya masyarakat yang tinggal
dipinggiran drainase/parit
2. Sebaiknya masyarakat terus dibina akan pentingnya jamban sehat
3. Lebih meningkatkan lintas sektoral agar penggunaan jamban sehat
dapat ditingkatkan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Andrias H, Laksmono W, 2014. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.


Chalik H, 2004. Pendidikan Kesehatan Keluarga di Masyarakat.
Chandra, 2007. Pengatar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pengertian Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Syarat-Syarat Jamban Sehat.
Erlinawati Pane, 2009. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kepmenkes No 85 Tahun 2008. Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Lingkungan. Jakarta Mentri Kesehatan RI 2008.
Khusnoputranto, 1997. Air Limbah dan Eksreta Manusia, Dirjen
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta.
Kusumawati.Y. 2008. Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan
Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan
PHBS.Surakarta : Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Kesehatan UMS.
Laporan Pengalaman Belajar (PBL 1) Puskesmas Paal X Tahun 2014.
Laporan Pengalaman Belajar (PBL 1) Puskesmas Putri Ayu Tahun 2014.
Laporan Pengalaman Belajar (PBL 1) Puskesmas Sekernan Ilir Tahun
2014.
Laporan Pengalaman Belajar (PBL 1) Puskesmas Simpang IV Sipin
Tahun 2016.
Notoatmodjo, Soekidjo 2003. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta.

48
Novitry, Fera., Agustin, Rizka. 2017. Determinan Kepemilikan Jamban
Sehat di Desa Sukomulyo Martapura Palembang. Jurnal Aisyah:
Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 107 – 116. Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo 2007. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”. Jakarta :
Rieneka Cipta.
Profil Kesehatan Puskesmas Pakuan Baru tahun 2017. Penilaian
Kinerja puskesmas (PKP) Puskesmas Pakuan Baru 2017 .
Soeparman, 2001, Pembuangan Limbah Cair Suatu Pengantar, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
STBM 2011.Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Suherman F. 2001. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidak
mauan menggunakan jamban.
Warsito 1996. Penggertian Jamban Sehat
WHO. (2014). Progres Sanitasi dan Air Minum – Progress on Sanitation
and Drinking-Water: Update. Geneva: WHO 2010.

49

Anda mungkin juga menyukai