Anda di halaman 1dari 7

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA.

Konsep Dasar1.

Ketidakefektifan Pola Nafas

a.

DefinisiKetidakefektifan pola nafas adalah ketidakmampuan prosessistem pernafasan: inspirasi atau


ekspirasi yang tidak memberiventilasi adekuat (Nanda, 2015-
2017). Ketidakefektifan pola nafasadalah keadaan ketika seseorang individu mengalami kehilanganv
entilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan (Carpenito
, Lynda Juall 2007 hal. 383). b.

Tanda GejalaMenurut Nanda (2015-


2017) tanda gejala ketidakefektifan polanafas yaitu Perubahan kedalaman pernafasan, perubahan ek
skursidada, mengambil posisi tiga titik, bradipnea, penurunan tekananekspirasi, penurunan tekanan i
nspirasi, penurunan ventilasi semenit, penurunan kapasitas vital, dispnea, peningkatan diameter ant
erior- posterior, pernafasan cuping hidung, ortopnea, takipnea, pernafasan bibir, fase ekspirasi mem
anjang, penggunann otot aksesorius untuk bernafas.Menurut Carpenito (2007) tanda gejala ketidake
fektifan polanafas yaitu mayor: perubahan dalam frekuensi atau pola pernafasan,minor: hiperventila
si, pernafasan sukar, takipnea. Menurut Wilkinson(2007) tanda gejala ketidakefektifan pola nafas yai
tu dispnea, nafas pendek, perubahan gerakan dada, nafas cuping hidung, penggunaanotot bantu per
nafasan

c. PatofisiologiStroke hemoragik disesabkan karena perdarahan

intra cerebral

dan perdarahan

sub arachnoid

. Perdarahan

intra cerebral

terjadikarena pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensimengakibatkan darah mas
uk ke dalam jaringan otak, membentukmassa atau hematoma yang menekan jaringan otak dan meni
mbulkanoedema di sekitar otak. Peningkatan TIK (tekanan

intracranial

) yangterjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadakkarena herniasi otak. Per
darahan

intra cerebral
sering dijumpai didaerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dancerebellum. Hi
pertensi kronis mengakibatkan perubahan strukturdinding permbuluh darah berupa

lipohyalinosis

atau

nekrosis fibrinoid.

Sedangkan perdarahan

sub arachnoid

terjadi karena aneurismaatau AVM, Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh d
arah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ve
ntrikel otak, ataupundidalam ventrikel otak dan ruang

sub arachnoid

. Pecahnya arteri dankeluarnya darah keruang

sub arachnoid

mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri,sehin
ga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kudukdan tanda-
tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIKyang mendadak juga mengakibatkan perdar
ahan

subhialoid

padaretina dan penurunan kesadaran. Perdarahan

sub arachnoid

dapatmengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme iniseringkali terjadi 3-


5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-
9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-
5.Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan- bahan yang berasal dari darah dan d
ilepaskan kedalam cairanserebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang

sub arachnoid

.Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri

kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguanhemisensorik, afasia dan lain-
lain). Otak dapat berfungsi jikakebutuhan oksigen dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yangdiha
silkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui prosesoksidasi. Otak tidak punya cadangan oksige
n jadi kerusakan,kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkangangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kuran
g dari 20 mg%karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 %dari seluruh kebut
uhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfun
gsi serebral. Padasaat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi oksigen melalui prosesmetabolik an
aerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darahotak (Muttaqin, 2008).

2.
Oksigenasi

a.

DefinisiOksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam sistem(kimia atau fisika). Oksigenasi
merupakan gas tidak berwarna dantidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme
sel.Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akantetapi penambahan CO

yang melebihi batas normal pada tubuh akanmemberikan dampak yang cukup bermakna terhadap a
ktivitas sel(Mubarak, 2008).Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses m
etabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidupseluruh sel-
sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan caramenghirup oksigen ruangan setiap kali be
rnapas (Wartonah Tarwanto,2010).

b.

KlasifikasiProses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tigatahapan, yaitu: ventilasi, dif
usi dan transportasi (Wartonah Tarwanto,2010).1)

VentilasiMerupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam alveoli atau dari alveoli
ke atmosfer. Proses ini di pengaruhioleh beberapa faktor: adanya kosentrasi oksigen di atmosfer.Se
makin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakinrendah, adanya kondisi jalan nafas y
ang baik, adanya kemampuantoraks dan alveoli pada paru-
paru untuk mengembang di sebutdengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untukm
engeluarkan CO

atau kontraksinya paru-paru.2)

DifusiDifusi gas merupakan pertukaran antara O

dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO

dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran inidipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Luasnya permu
kaan paru- paru, tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atasepitel alveoli dan interstisi
al. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan, pebedaan tekana
ndan konsentrasi O
2.

Hal ini dapat terjadi sebagaimana O

darialveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekananO

dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O

dalamdarah vena vulmonalis, afinitas gas yaitu kemampuan untukmenembus dan mengikat HB.3)

TransportasiTransfortasi gas merupakan proses pendistribusian O

kapiler ke jaringan tubuh dan CO

jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gasdapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: curah jant
ung(kardiak output), frekuensi denyut nadi, kondisi pembuluh darah,

latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan(hematokrit), serta elitrosit dan kad
ar Hb.c.

Tanda GejalaMenurut Mubarak (2008) tanda gejala oksigenasi yaitu: suara napastidak normal, perub
ahan jumlah pernapasan, batuk disertai dahak, penggunaan otot tambahan pernapasan, dispnea, pe
nurunan haluaranurin, penurunan ekspansi paru, takhipnea.d.

PatofisiologiProses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dantrasportasi. Proses ventilasi (
proses penghantaran jumlah oksigen yangmasuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses initerdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dans
umbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yangmenimbulkan pengeluaran mu
kus. Proses difusi (penyaluran oksigendari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkanketi
dakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada prosesventilasi, difusi, maka kerusakan pada tra
nsportasi seperti perubahanvolume sekuncup,

afterload

preload

, dan kontraktilitas miokard jugadapat mempengaruhi pertukaran gas (Wartonah Tarwanto, 2010).e.
Tujuan OksigenasiTujuan terapi oksigenasi menurut alimul & uliyah, 2015):1)

Memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh2)

Mencegah terjadinya hipoksia3)

Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard4)

Untuk mengatasi keadaan hipoksemia sesuai dengan hasil analisagas darah (AGD).f.

Indikasi Terapi OksigenMenurut Tarwoto & Wartonah (2010), terapi oksigen efektif diberikan pada kl
ien yang mengalami: gagal nafas, gangguan jantung (gagal jantung), kelumpuhan akat pernafasan, pe
rubahan pola nafas, keadaan

gawat (penurunan kesadaran dan coma), trauma paru, metabolismeyang meningkat, post operasi, k
eracunan karbon monoksida.

3.

Stroke Hemoragik

a.

DefinisiStroke adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadiakibat pembatasan atau terhentin
ya aliran darah melalui sistem suplaiarteri otak (Price & Wilson, 2009). Stroke merupakan kelainan fu
ngsiotak yang timbul mendadak karena terjadi gangguan peredaran darahdi otak yang terjadi kapan
saja (Muttaqin, 2008). Stroke hemoragikadalah stroke karena pecahnya pembuluh darah sehingga m
enghambataliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerahotak dan merusakn
ya (Pudiastuti, 2011). Stroke hemoragik

adalahsalah satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluhdarah di otak sehingga dar
ah tidak dapat mengalir secara semestinyayang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir
dengankelumpuhan (M. Adib, 2009). b.

EtiologiMenurut Pudiastuti (2011) penyebab stroke hemoragik yaitu:1)


Aneurisma

Berry

, biasanya defek kongenital.2)

Aneurisma

fusiformis

dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalahmengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelent


uran atauelastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi lemahdan terjadi aneurisma ke
mudian robek dan terjadi perdarahan.3)

Aneurisma

myocotik

dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.4)

Malformasi arteriovenous

, adalah pembuluh darah yangmempunyai bentuk abnormal, terjadi hubungan persambungan pemb
uluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masukvena, menyebabkan mudah pecah dan meni
mbulkan perdarahanotak.

5). Ruptur arteriol serebral

, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah.c.

Faktor Resiko Pada Stroke Hemoragik1)

Hipertensi2)

Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantungkongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung
kongestif3)

Kolesterol tinggi, obesitas4)

Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)5)


Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)6)

Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok,dan kadar estrogen tinggi)7)

Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol (Muttaqin,2008).d.

Manifestasi Klinis1)

Kehilangan motorik: hemiplegia, hemiparesis2)

Kehilangan komunikasi: disartria (kesulitan bicara), disfasia/afasia(kehilangan bicara), apraksia (ketid


akmampuan melakukantindakan)3)

Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual, gangguan hubunganvisual-


spasial, kehilangan sensori.4)

Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis5)

Disfungsi kandung kemih (Muttaqin, 2008)

Anda mungkin juga menyukai