Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH FISIKA SMA KELAS XII

“RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ”

OLEH :

KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA : 1. FEBRI MERI ANDANI ( 16033042)
2. SURYANI FADHILAH (16033080)
3. DEFALAH IKLAS (16033082)
4. DIAN SYAFITRI

PRODI : PENDIDIDKAN FISIKA

DOSEN PEMBIMBING
Dra. YURNETI, M.Pd

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdullah puji syukur atas kehadirat Allah swt yang senantiasa memberi
berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada makhluknya terutama manusia.
Demikian pula salam serta salam kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW
yang merupakan panutan dan contoh kita sampai akhir zaman. Yang dengan
keyakinan itu kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun dengan tepat
waktu.
Disadari betul bahwa kami sebagai bagian dari seluruh makhluk Tuhan yang
dhaif yang sudah pasti secara sosial sangat membutuhkan bantuan dari orang lain.
Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami dengan tangan terbuka menerima kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Padang, 27 agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Arus Searah Listrik…………….............................................................................5
1. mengukur kuat arus listrik ………………………………………………….....9
2. sakelar dan sekering ………………………………………………………….10
B. Beda potensial ……………………………………...............................................11
C. Hukum Ohm ………………………………….……………………………….….13
D. Hambatan listrik…………………………………………………………………..16
1. Jenis-jenis hambatan listrik …………..……………………………………..17
2. Mengukur hambatan ..................................................................................... 17
3. Hambatan paada kawat penghantar ...............................................................22
4. Rangkaian hambatan listrik ........................................................................... 25
E. Hukum Kirchoff ……………………………………………………………….29
F. Energi dan Daya Listrik ……………………………………………………….30

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 39
B. Saran ..........................................................................................................39

iii
BAB I
(PENDAHULUAN )

A. Latar Belakang Masalah

Cahaya lampu dihasilkan dari energi listrik. Untuk mengalirkan muatan listrik
dari katoda ke anoda membentuk siklus yang tiada henti sumber tegangan harus
mengerluarkan energi. Energi ini diperlukan untuk menggerakan muatan-muatan
listrik di dalam lampu, yang terindikasi dengan nyala lampu. Nyala lampu terjadi
karena muatan-muatan listrik menimbulkan energi kalor ketika melalui kawat
filament lampu.
Dari contoh lampu tadi kita dapat tentang adanya beda potensial dalam
muatan listrik. Satuan beda potensial adalah volt (V). Dan dalam mengukur besarnya
ggl atau beda potensial, kita dapat menggunakan multimeter. Pada multimeter
saklarnya di tunjukkan pada tulisan DC V atau AC V. DC adalah arus listrik searah,
sedangkan AC arus listrik bolak-balik. AC dan DC sering kali kita jumpai dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Pemakaian AC dan DC tidak bisa sembarangan kita harus memperhitungkan
kekuatan listrik tersebut atau daya listrik yang di miliki semua benda elektronik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud arus listrik searah?
2. Apa gejala listrik arus seaarah ?
3. Bagaimana rangkaian listrik arus searah ?
4. Apa saja yang termasuk sumber arus listrik searah?

1
ANALISIS KI DAN KD

1. KOMPETENSI INTI

KI 3 : memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mencoba, mengolah, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

2. KOMPETENSI DASAR

3.1 : Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.1 : Melakukan percobaan prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC) dengan metode
ilmiah berikut presentasi hasil percobaan

3. INDIKATOR

3.1.1 Mendefinisikan aliran listrik searah (district current)


3.1.2 Menyebutkan bunyi hukum ohm dan hukum kirchoff
3.1.3 Menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian berdasarkan hukum
ohm dan hukum kirchoff
3.1.4 Menjelaskan rangkaian listrik berdasarkan hukum ohm dan hukum kirchoff

2
3.1.5 Menganalisis cara arus listrik DC mengalir pada sebuah rangkaian.

4.1.1 Melakukan percobaan menyelidiki karakteristik rangkaian listrik pada


peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari

4.1.2 Mempresentasikan hasil percobaan dari rangkaian listrik pada peralatan listrik
searah (DC)

4. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran pada KD 3:

Setelah disajikan materi mengenai listrik searah (DC) siswa kelas XII diharapkan
mampu :

3.1.1.1 Mendefinisikan aliran listrik searah (district current) menggunakan bahasa


yang sederhana.
3.1.1.2 Menjelaskan aliran listrik searah (district current) menggunakan bahasa
sendiri
3.1.1.3 Menyebutkan bunyi hukum ohm dengan benar
3.1.1.4 Menyebutkan bunyi hukum kirchoff dengan benar
3.1.1.5 Menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian berdasarkan
hukum ohm
3.1.1.6 Menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian berdasarkan
hukum kirchoff

3.1.4.1 Menjelaskan rangkaian listrik berdasarkan hukum ohm

3.1.4.2 Menjelaskan rangkaian listrik berdasarkan hukum kirchoff

3.1.5.1 Menganalisis cara arus listrik mengalir pada sebuah rangkaian seri.

3.1.5.2 Menganalisis cara arus listrik mengalir pada sebuah rangkaian paralel.

3
1. Tujuan pembelajaran pada KD 4 :
Setelah diperlihatkan contoh percobaan rangkaian arus listrik searah (DC),
siswa kelas XII diharapkan mampu :

4.1.1 Melakukan percobaan dari rangkaian listrik pada peralatan listrik searah (DC)
dalam kehidupan sehari-hari minimal hampir sama dengan yang dicontohkan.

4.1.2 Mempresentasikan hasil percobaan dari rangkaian listrik pada peralatan listrik
searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar
digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat menarik benda-benda ringan
seperti sobekan kertas. Dari hal tersebut maka dikatakan batu ambar tersebut
bermuatan listrik.

Muatan merupakan ciri dasar dari semua penyusun zat. Zat tersusun dari proton,
netron dan elektron. Elektron memiliki muatan negatif dan proton memiliki muatan
positif. Besarnya muatan listrik (dilambangkan dengan Q) yang dimiliki sebuah

4
benda, secara sederhana menunjukkan berapa kurang atau lebihnya jumlah muatan
negatif dibanding dengan jumlah muatan positifnya.

A. ARUS LISTRIK

Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian


listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah
suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan
rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan
sumber tegangan.

(a) Rangkaian Terbuka (b) Rangkaian Tertutup


Gambar 1. Rangkaian Listrik

5
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran
muatan listrik positif identik dengan aliran air. Perhatikan Gambar 2!

(a) Aliran Listrik (b) Aliran Air

Gambar 2. Aliran muatan listrik positif dari A ke B

Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air dalam
bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A menuju bejana B atau dikatakan
bahwa potensial di A lebih tinggi daripada potensial di B sehingga terjadi aliran
muatan listrik dari A ke B. Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan listrik positif
mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Selanjutnya, aliran
muatan listrik positif tersebut dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik dapat
didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial. Bagaimana bila dua titik yang
dihubungkan mempunyai potensial yang sama? Tentu saja tidak ada aliran muatan
listrik positif atau tidak terjadi arus listrik.

Anda pasti berpikir bagaimana halnya dengan muatan listrik negatif?


Apakah muatan listrik negatif tidak dapat mengalir? Pada perkembangan
selanjutnya, setelah elektron ditemukan oleh ilmuwan fisika J.J. Thompson

6
(1856–1940), ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah
muatan listrik positif, melainkan muatan listrik negatif yang disebut elektron.

Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi (berlawanan


dengan arah aliran muatan positif). Namun hal ini tidak menjadikan masalah,
karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama dengan
banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan.
Jadi, arus listrik tetap didefinisikan ber-dasarkan aliran muatan positif yang
disebut arus konvensional.

Anda telah mengetahui tentang pengertian arus listrik, yaitu aliran muatan
listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Agar lebih memahami tentang arus listrik.

Gambar 3. Aliran Muatan Listrik

Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua
kutub tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi
perpindahan elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik
dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.

7
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan
menyala lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu
menyala makin terang. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial
kutub positif dan kutub negatifnya makin besar sehingga muatan-muatan listrik
yang mengalir pada penghantar makin banyak atau arus listriknya makin besar.
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik)sebanding dengan banyaknya
muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran
muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik adalah
jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan
waktu. Bila jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t,
maka kuat arus Isecara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

q
I atau q  It
t

Keterangan:

I : kuat arus listrik (A)

q : muatan listrik yang mengalir (C)

t : waktu yang diperlukan (s)

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb


adalah muatan listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan
arus listrik tetap satu ampere dan mengalir selama satu sekon.

Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 × 10-19 C, (tanda negatif (-)


menunjukkan jenis muatan negatif), maka banyaknya elektron (n) yang
menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai berikut.

8
1 C = n × besar muatan elektron

1 C = n × 1,6 × 10-19C

1
n
1,6  10 19

n = 6,25 × 1018

Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 × 1018elektron.

1. Mengukur Kuat Arus Listrik


Bagaimana cara mengetahui besarnya arus listrik? Alat yang dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus listrik adalah amperemeter. Pada
pengukuran kuat arus listrik, amperemeter disusun seri pada rangkaian listrik
sehingga kuat arus yang mengalir melalui amperemeter sama dengan kuat arus
yang mengalir pada penghantar. Perhatikan Gambar 4!

Gambar 4. Amperemeter Dipasang Seri

Cara memasang amperemeter pada rangkaian listrik adalah sebagai berikut.

9
a. Terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber
tegangan (baterai).
b. Terminal negatif amperemeter dihubungkan dengan kutub negatif sumber
tegangan (baterai).
Jika sakelar pada rangkaian dihubungkan, maka lampu pijar menyala dan
jarum pada amperemeter menyimpang dari angka nol. Besar simpangan jarum
penunjuk pada amperemeter tersebut menunjukkan besar kuat arus yang
mengalir.

Jika sakelar dibuka, maka lampu pijar padam dan jarum penunjuk pada
amperemeter kembali menunjuk angka nol. Artinya tidak ada aliran listrik pada
rangkaian tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arus listrik
hanya mengalir pada rangkaian tertutup.

2. Sakelar dan Sekering


Sakelar adalah alat yang berfungsi menghubungkan dan memutuskan arus
listrik dalam waktu sementara. Dalam rangkaian listrik, sakelar dipasang secara
seri. Ketika sakelar bekerja, rangkaian listrik tertutup dan arus listrik mengalir.
Ketika sakelar tidak bekerja, maka rangkaian listrik menjadi terbuka, sehingga
arus listrik tidak mengalir.

Sakelar dalam rangkaian listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu


sakelar satu kutub dan sakelar tukar. Sakelar satu kutub digunakan untuk
menyambung atau memutus arus pada satu cabang rangkaian, sedangkan sakelar
tukar digunakan untuk menyambung dan memutus arus pada dua cabang
rangkaian secara bergantian.

(a) Simbol Sakelar Satu Kutub (b) Simbol Sakelar Tukar

Gambar 5. Jenis Sakelar

10
Sekering mempunyai fungsi sebagai pemutus arus listrik secara otomatis.
Sekering terbuat dari logam bertitik lebur rendah yang berupa kawat halus. Jika
arus listrik yang lewat terlalu besar atau melebihi kapasitas, maka kawat ini akan
meleleh dan putus sehingga aliran arus listrik akan berhenti. Misalnya, jika
terjadi korsleting (hubungan pendek), maka kuat arus akan membesar. Arus yang
besar ini dapat memanaskan kawat sekering sampai meleleh dan akhirnya putus.

(a) Skema Sekering (b) Macam-macam Bentuk Sekering


Gambar 6. Sekering

Sekering tidak hanya dipasang pada instalasi listrik rumah tangga saja,
tetapi juga dipasang pada alat-alat listrik yang lain, seperti televisi, komputer,
dan radio.

B. BEDA POTENSIAL

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu


benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada
benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada
muatan positif benda lain.

Gambar 7. Muatan listrik pada beberapa benda

11
Pada Gambar 7, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling
banyak sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul
benda B, C, baru kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial?

Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki
potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini
berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik lainnya. Satuan beda
potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik disebutvoltmeter. Secara matematis beda potensial dapat dituliskan sebagai
berikut.

W
V
q

Keterangan:

V : beda potensial (V)

W: usaha/energi (J)

q : muatan listrik (C)

Saat mengukur beda potensial listrik, voltmeter harus dipasang secara


paralel dengan benda yang diukur beda potensialnya. Untuk memasang
voltmeter, Anda tidak perlu memotong rangkaian, namun cukup menghubungkan
ujung yang potensialnya lebih tinggi ke kutub positif dan ujung yang memiliki
potensial lebih rendah ke kutub negatif.

12
C. HUKUM OHM

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar,
seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala
(berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan
dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.

Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan
beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari
Jerman.Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus
listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm. Untuk
mengetahui hubungan tersebut.

Anda ketahui bahwa makin besar beda potensial yang ditimbulkan, maka
kuat arus yang mengalir makin besar pula. Besarnya perbandingan antara beda
potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial
sebanding dengan kuat arus (V~I). Secara matematis dapat Anda tuliskan V=
m×I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar grafik berikut!

V = mI

Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kuat Arus Dengan Beda potensial

13
Berdasarkan grafik di atas, nilai m dapat Anda peroleh dengan persamaan
V
m . Nilai m yang tetap ini kemudian didefinisikan sebagai besaran
I
hambatan listrik yang dilambangkan R dan diberi satuan ohm (  ), untuk
menghargai George Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut.

V
R atau V  IR
I

Keterangan:

V : beda potensial atau tegangan (V)

I : kuat arus (A)

R : hambatan listrik (  )

Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat arus
yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara
ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.”

Pada kehidupan sehari-hari, kadang kita menemukan sebuah alat listrik


yang bertuliskan 220V/2A. Tulisan tersebut dibuat bukan tanpa tujuan. Tulisan
tersebut menginformasikan bahwa alat tersebut akan bekerja optimal dan tahan
lama (awet) ketika dipasang pada tegangan 220V dan kuat arus 2A. Bagaimana
kalau dipasang pada tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah? Misalnya, ada
2 lampu yang bertuliskan 220V/2A, masing-masing dipasang pada tegangan
440V dan 55V. Apa yang terjadi?

14
Gambar 9. Bola lampu yang bertuliskan 220V/2A

Tulisan 220V/2A menunjukkan bahwa lampu tersebut mempunyai hambatan


220V
sebesar R  110 . Jadi, arus listrik yang diperbolehkan mengalir
2A
sebesar 2A dan tegangannya sebesar 220V. Jika dipasang pada tegangan 440V,
V 440V
maka akan mengakibatkan kenaikan arus menjadi I    4 A . Arus
R 110
sebesar ini mengakibatkan lampu tersebut bersinar sangat terang tetapi tidak
lama kemudian menjadi putus/rusak. Begitu juga apabila lampu tersebut
dipasang pada tegangan 55V, maka arus akan mengalami penurunan menjadi
V 55V
I   0,5 A . Arus yang kecil ini mengakibatkan lampu menjadi redup
R 110
(tidak terang). Oleh karena itu, perhatikan selalu petunjuk penggunaan apabila
menggunakan alat-alat listrik.

Contoh Soal:

Amati grafik data hasil percobaan di bawahini!

15
I (A)

1,5
1,0
0,5

1 2 3 V(volt)

Berapakah nilai hambatan yang digunakan pada percobaan tersebut?

Diketahui: 𝑉1 = 1,0 volt ,𝑉2 = 2,0 volt ,𝑉3 = 3,0 volt, 𝐼1 = 0,5 A, 𝐼2 = 1,0 A, 𝐼3 =
1,5 A

Ditanya: 𝑅 = ⋯ ?
1
Jawab: berdasarkangrafikdisampingmakanilaigradiengrafik =𝑅 , dangradien= tan 𝜃

1
= tan 𝜃
𝑅
1 𝑖3
=
𝑅 𝑉3

3,0
𝑅=
1,5

𝑅 = 2Ω

D. HAMBATAN LISTRIK

Hambatan listrik adalah sesuatu yang menahan aliran listrik. Hambatan


listrik sering disebut juga dengan resistansi, mengacu pada istilah bahasa
inggris Resistance yang berarti hambatan. Pada dasarnya setiap material
memiliki hambatan listrik. Sebuah konduktor yang cenderung menghantarkan

16
listrik memiliki hambatan yang kecil dan sebuah isolator yang tidak bisa dialiri
listrik memiliki hambatan yang besar.

Analogi hambatan listrik dapat diibaratkan aliran air didalam sebuah pipa,
dimana aliran air kita analogikan sebagai aliran listrik. Sebuah pipa yang besar
memungkinkan untuk dialiri air dengan debit yang lebih besar dibandingkan pipa
yang kecil dalam waktu yang sama. Ini berarti pipa kecil lebih menghambat
dibanding pipa besar.

Berdasarkan persamaan hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefienisikan


sebagai hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus
yang mengalir pada penghantar tersebut. Untuk mengenang jasa George Simon
Ohm, namanya dipakai sebagai satuan hambatan listrik, yaitu ohm (Ω). Suatu
penghantar dikatakan mempunyai hambatan satu ohm apabila dalam penghantar
tersebut mengalir arus listrik sebesar satu ampere yang disebabkan adanya beda
potensial di antara ujung-ujung penghantar sebesar satu volt.

Fungsi hambatan listrik adalah sebagai berikut :

a. Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan rangkaian


elektronika.
b. Menurunkan tegangan agar sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika.
c. Membagi tegangan.
d. Membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan
transistor dan kapasitor.
1. Jenis-Jenis Hambatan
Pada kehidupan sehari-hari dikenal beberapa jenis hambatan (resistor) yang
sering digunakan sesuai kebutuhannya. Jenis-jenis hambatan (resistor) tersebut,
antara lain, resistor tetap dan resistor variabel.

a. Resistor Tetap

17
Pada resistor tetap yang biasanya dibuat dari karbon atau kawat nikrom tipis,
nilai hambatannya disimbolkan dengan warna-warna yang melingkar pada
kulit luarnya. Simbol warna-warna tersebut mempunyai arti sesuai dengan
letaknya. Perhatikan Tabel 1!

Gambar 10. Resistor Tetap

Tabel 1 Kode Warna Resistor

Pita ke-1 Pita ke-2 Pita ke-3 Pita ke-4


Warna
Angka ke-1 Angka ke-2 Angka nol Akurasi

Hitam 0 0 - -

Coklat 1 1 0 ± 1%

Merah 2 2 00 ± 2%

Oranye 3 3 000 -

Kuning 4 4 0 000 -

Hijau 5 5 00 000 -

Biru 6 6 000 000 -

Ungu 7 7 - -

18
Abu-abu 8 8 - -

Putih 9 9 - -

Emas - - × 0,1 ± 5%

Perak - - × 0,01 ± 10%

Tanpa pita - - - ± 20%

Warna pada pita ke-1 menunjukkan angka pertama, pita ke-2 menunjukkan
angka ke-2, pita ke-3 menunjukkan banyaknya angka nol, dan pita ke-4
menunjukkan tingkat akurasi. Resistor tetap yang dipasang pada rangkaian
listrik seperti radio, televisi, dan komputer berfungsi untuk mengatur kuat arus
listrik dan beda potensial pada nilai-nilai tertentu sehingga komponen-
komponen listrik pada rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Contoh Soal

Suatu resistor tetap memiliki susunan warna merah, hijau, kuning dan emas.
Berapakah nilai hambatan resistor tersebut ?

Diketahui : susunan warna merah, hijau, kuning, emas

Ditanya :R?

Jawab :

Merah = 2 Hijau = 5 Kuning = 10000 Emas = 5%

R = 25 x 10000 = 250000 ± 5% Ω

b. Resistor Variabel

19
Gambar 11. Macam-macam Resistor Variabel

Di pasaran, resistor variabel yang kita kenal ada dua, yaitu resistor variabel
tipe berputar (potensiometer), tripot dan bergeser (rheostat). Potensiometer
merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah
dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan
Potensiometer dalam bentuk kode angka. Trimpot (Trimmer Potensiometer)
adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi
memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai
resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya. Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi
pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif
dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas Toroid.

20
2. Mengukur Hambatan
Anda telah dapat mengukur besar kuat arus maupun beda potensial pada suatu
penghantar. Sekarang, bagaimana caranya mengukur besar hambatan listrik?
Untuk mengukur hambatan listrik ada dua cara, yaitu secara langsung dan tidak
langsung.

a. Mengukur Hambatan Secara Langsung


Anda tentu telah mengenal multimeter, yaitu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan. Untuk mengukur
hambatan dengan mengguna-kan multimeter, terlebih dahulu kita putar
sakelar pilih pada multimeter ke arah yang bertanda R. Dengan demikian,
multimeter telah berfungsi sebagai ohmmeter (pengukur hambatan).
Hubungkan ujung-ujung terminal multimeter dengan ujung-ujung benda yang
akan diukur hambatannya, kemudian perhatikan skala yang ditunjukkan pada
multimeter!

Gambar 12. Mengukur Hambatan Secara Langsung

b. Mengukur Hambatan Secara Tidak Langsung


Selain menggunakan multimeter, Anda juga dapat menggabungkan voltmeter
dan amperemeter secara bersama-sama pada rangkaian listrik yang diukur
hambatannya. Voltmeter dipasang secara paralel, sedangkan amperemeter
dipasang seri dengan benda yang akan diukur hambatannya.

21
Gambar 13. Pemasangan Amperemeter dan Voltmeter Pada Rangkaian

Setelah rangkaian terpasang seperti terlihat pada Gambar 12, bacalah skala
yang ditunjukkan voltmeter maupun amperemeter, kemudian hitunglah nilai
hambatan R dengan persamaan hukum Ohm!

3. Hambatan pada Kawat Penghantar


Kawat penghantar yang dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan,
meskipun nilainya kecil. Untuk menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi
besarnya hambatan suatu penghantar, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
hambatan listrik suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh panjang kawat (l),
hambatan jenis kawat (  ), dan luas penampang kawat (A). Secara matematis,
hubungan ketiga faktor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

l
R
A

Keterangan:

R : hambatan kawat penghantar (  )

22
l : panjang kawat penghantar (m)

A : luas penampang kawat penghantar (m2)

 : hambatan jenis kawat penghantar (  m2)

Terlihat bahwa apabila kawat penghantar makin panjang dan hambatan


jenisnya makin besar, maka nilai hambatannya bertambah besar. Tetapi apabila
luas penampang kawat penghantar makin besar, ternyata nilai hambatannya
makin kecil. Untuk nilai hambatan jenis suatu penghantar besar kecilnya sudah
ditentukan para ilmuwan. Perhatikan Tabel 2 berikut!

Tabel 2 Nilai Hambatan Jenis Berbagai Bahan

Hambatan Hambatan
No. Nama Zat No. Nama Zat
Jenis (ohm.m) Jenis (ohm.m)

1 Air 102 13 Karet 108 – 1013

2 Air suling 103 – 105 14 Mangan 4,3 × 10-7

3 Alkohol 5 × 104 15 Mika 1013

4 Aluminium 2,9 × 108 16 Minyak 1014


tanah
5 Asam sulfat 2,5 × 102 17 1014
Parafin
6 Bakelit 105 – 1010 18 1,6 ×10-8
Perak
7 Besi 8,6 × 10-8 19 1012 – 1014
Porselin
8 Ebonit 1013 – 1016 20 1,7 × 10-14
Tembaga
9 Emas 2,3 × 10-8 21 2,1 × 10-7
Timbal
10 Kaca 1011 – 1014 22 5,6 × 10-8
Wolfram
11 Karbon 6 × 105 23 5 × 10-7
Konstanta
12 Raksa 9,58 – 10-7

23
Sumber: Fisika, Kane & Sternheim, 1991.

Tegangan listrik di rumah Anda, mungkin pernah mengalami penurunan.


Kejadian tersebut biasanya terlihat pada malam hari ketika semua alat listrik
dan lampu dinyalakan, ternyata nyala lampu sedikit redup. Hal ini disebabkan
tegangan harus melewati kawat yang sangat panjang untuk sampai ke rumah
Anda dari gardu induk PLN. Padahal makin panjang kawat yang digunakan,
makin besar hambatannya. Menurut hukum Ohm, V= IR, makin besar harga
hambatan (R), makin besar pula beda potensial/tegangan (V). Beda potensial
yang dimaksud adalah beda potensial yang hilang pada kawat penghantar. Oleh
karena itu, bila tegangan listrik di rumah Anda ukur, ternyata besarnya kurang
dari 220 volt, seperti yang tertulis pada PLN.

Contoh Soal :

Berapakah hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 × 10-8Ω


.m) yang mempunyai panjang 40 m dan diameter 1,4 mm?

Diketahui : ρ = 2,65 . 10-8 Ω l = 40 m d = 1,4 . 10-3 m r =


0,7 . 10-3 m

Ditanya :R?

Jawab :

𝐴 = 𝜋𝑟 2

22
𝐴= (0,7. 10−3 )2 = 1,54. 10−6
7

𝑙
𝑅=𝜌
𝐴

24
2,65. 10−8 . 40
𝑅= = 66,5. 10−5 Ω
1,54. 10−6

4. Rangkaian Hambatan Listrik


a. Rangkaian Seri

Gambar 14. Gambar Rangkaian Seri


Pada hubungan seri, komponen-komponen listrik dialiri oleh arus listrik yang
sama besar. Hambatan gabungan (Rgab) beberapa hambatan yang terhubung secara
seri dapat dituliskan sebagai berikut:

Rgab = R1 + R2 + R3+………+Rn

Bila diterapkan hukum Ohm pada rangkaian akan di dapat:

V1 = I R1 dan V = I(R1+R2+R3)

𝑉1 𝑅1 𝑅1
Sehingga =𝑅 atau 𝑉1 = 𝑅 𝑥𝑉
𝑉 1 +𝑅2 +𝑅3 1 +𝑅2 +𝑅3

Empat Prinsip susunan seri

1. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian

2. Kuat arus melalui tiap-tiap komponen sama, yaitu sama dengan kuat arus yang
melalui hambatan pengganti serinya.

I1 = I2 = I3 = …….=In

3. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan
pada ujung-ujung tiap komponen

Vseri = V1 + V2 + V3 +…
25
4. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan dimana tegangan pada ujung-
ujung tiap komponen sebanding dengan hambatannya.
Contoh Soal
Perhatikan gambar rangkaian berikut !

Berapakah arus dan tegangan listrik yang mengalir pada hambatan R1 ?


Pembahasan:
Hambatan pengganti :
𝑅𝑇 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑇 = 2 + 3 + 4 = 9 Ω
Arus listrik pada rangkaian :
𝑉 9𝑉
𝐼= = =1𝐴
𝑅𝑇 9 Ω
Arus pada R1 :
𝐼𝑅1 = 𝐼 = 1 𝐴
Tegangan pada R1 :
𝑉𝑅1 = 𝐼𝑅1 . 𝑅1 = 1 𝐴. 2Ω = 2 𝑉
b. Rangkaian Paralel

26
Gambar 15. Gambar Rangkaian Paralel

Gambar 2.2 dapat digantikan oleh sebuah hambatan pengganti paralel Rp bernilai
1 1 1 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑅1 𝑥 𝑅2
= 𝑅 + 𝑅 atau 𝑅𝑝 = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = Pada hubungan paralel, komponen-
𝑅𝑝 1 2 𝑅1 +𝑅2

komponen listrik mendapatkan beda potensial yang sama besar.dengan menggunakan


Hukum Kirchhoff diperoleh

𝑉 𝑉 𝑉 1 1 𝑉
I = I1 + I2 atau 𝑉1 = + 𝑅 + 𝑅 = 𝑉 (𝑅 + 𝑅 ) = 𝑅 Hambatan gabungan
𝑅1 2 3 1 2 𝑔𝑎𝑏

beberapa hambatan yang terhubung secara paralel dapat dituliskan sebagai berikut:

Empat Prinsip susunan Paralel

1. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian


2. Tegangan tiap-tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung
hambatan penggantinya.

V1 = V2 = V3 = …….=Vn

3. Kuat arus yang melalui hambatan penggati paralel sama dengan jumlah kuat arus tiap-
tiap komponen

Iparalel = I1 + I2 + I3 +…

4. Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dimana kuat arus pada ujung-ujung
Contoh Soal
tiap komponen sebanding dengan hambatannya.

Perhatikan gambar rangkaian berikut !

27
Berapakah kuat arus dan tegangan listrik di hambatan R1 ?

Pembahasan :

Hambatan pengganti :

1 1 1 1
= + +
𝑅𝑇 𝑅1 𝑅2 𝑅3

1 1 1 1
= + +
𝑅𝑇 2 3 6

1 3+2+1 6
= =
𝑅𝑇 6 6

𝑅𝑇 = 1 Ω

Tegangan pada R1 :
𝑉𝑅1 = 𝑉 = 3 𝑉
Arus pada R1 :
𝑉𝑅1 3 𝑉
𝐼𝑅1 = = = 1,5 𝐴
𝑅1 2Ω

28
E. HUKUM KIRCCHOFF

1. HUKUM KIRCHOFF I
Hukum kirchoff I menyatakan bahwa “Jumlah arus masuk ke suatu titik
cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik cabang itu”. secara
matematis dapat ditulis:

I masuk  I keluar

Gambar 16. Arus masuk dan keluar dari titik cabang

Hukum Kirchoff I merupakan Hukum Kekekalan Muatan. Menurut Hukum


Kekekalan Muatan, jumlah muatan yang mengalir tidak berubah, artinya laju muatan
(arus) yang menuju titik cabang sama besarnya dengan laju muatan (arus) yang
meninggalkan titik tersebut.

Contoh soal:
Pada gambar dibawah ini hitung besarnya arus I5, jika besar arus I1, I2, I3, dan I4
berturut-turut adalah 2A, 1A, 0.5A, dan 1.5A!

Penyelesaian: Arus yang masuk adalah I1 dan I2 sedangkan arus yang keluar I3, I4,
dan I5. Menurut Hukum Kirchoff I, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah
arus yang keluar.
Diketahui : I1 = 2A I3 = 0.5A
I2 = 1A I4 = 1.5A
Ditanya : I5?

29
Jawab :

I1  I 2  I 3  I 4  I 5

I 5  I1  I 2  I 3  I 4
I 5  2 A  1A  0.5 A  1.5 A
I 5  1A

Jadi arus I5 yang mengalir sebesar 1 Ampere.

GAYA GERAK LISTRIK (GGL) DAN TEGANGAN JEPIT

Gambar 17. Rangkaian listrik


Ket:

r = hambatan dalam sumber

S = sakelar

R = hambatan luar

Pada gambar di atas sakelar (s) terbuka atau rangkaian terbuka sehingga tidak
ada arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan (I = 0). Tegangan antara titik A
dan B (Vab) pada saat I = 0 disebut dengan Gaya Gerak Listrik (GGL).

Vab  

Jadi, GGL adalah tegangan dari suatu sumber tegangan sebelum mengalirkan arus.

Pada rangkaian tertutup seperti tampak pada gambar, arus listrik akan
mengalir dari sumber tegangan ( I  0 ). Tegangan antara titik A dan B ( Vab ) pada
saat I  0 disebut dengan tegangan iepit ( V j ). Jadi, tegangan jepit adalah tegangan

30
dari suatu sumber tegangan setelah mengalirkan arus. Besar tegangan jepit antara titik
A dan B adalah:

V j    I r atau V j  IR

Suatu sumber tegangan, misalnya baterai atau dinamo, mempunyai hambatan


dalam (r) sehingga ketika sumber tegangan mengeluarkan arus, tegangannya akan
menurun. Besar penurunan tegangannya ( V ) adalah:

V    V j
V    (  I r )
V  I r

Sumber tegangan dengan Gaya Gerak Listrik (GGL)=  , dan hambatan


dalam = r dapat dirangkai secara seri, paralel, maupun gabungan antara keduanya.

Susunan seri

Gambar 18. Rangkaian Hambatan Seri


Arus yang mengalir pada rangkaian sebesar:
s
I
rs  R

jika terdapan n buah GGL yang masing-masing besarnya =  dan hambatan


dalamnya r yang disusun seri, maka:

 s  n.
rs  n.r

n.
Jadi: I
n.r  R

31
Susunan paralel

Gambar 19. Rangkaian Hambatan Paralel

Jika terdapan n buah GGL yang masing-masing besarnya =  dan hambatan


dalamnya r yang disusun paralel, maka:


I
R r
n

Contoh soal:

Tiga buah baterai disusun seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu prjar
yang hambatannya I Q . Jika masing-masing baterai memiliki GGL 1,5 V dan
hambatan dalam 0,5 Q , kuat arus yang mengalir melalui lampu adalah .…

A. 1 A
B. 1,2 A
C. 1,4 A
D. 1,6 A
E. 1,8 A
Pembahasan:

Banyak baterai n=3

GGL,   1,5V

32
Hambatan dalam r  0,5

Hambatan lampu R  1

GGL dan hambatan dalam pengganti:

 s  n.  3.1,5  4,5V


rs  n.r  3.0,5  1,5

Kuat arus I yang melalui lampu adalah:

s 4,5V 4,5V
I    1,8 A
rs  R 1,5  1 2,5

HUKUM KIRCHOFF II
Hukum Kirchoff II didasarkan pada penjabaran daya (P) pada sebuah rangkaian yang
memiliki beberapa sumber tegangan (beberapa ggl).

Gambar 20. Rangakain dengan beberapa sumber tegangan

P  V .I  I 2 R

Dari gambar dapat kita jabarkan:

I .Va  I . 2  I 2 r2  I 2 R  I 2 r1  I .1  I .Vd

I .Vad   .I  I 2 R

Vad    I .R dimana Vad  0 (loop) maka,

0    I.R
  I.R

Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa “Dalam suatu rangkaian tertutup, jumlah

33
aljabar gaya gerak listrik (  ) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.
Secara metematis dinyatakan dengan :
  I .R  0

Dengan perjanjian tanda untuk GGL dan kuat arus sebagai berikut.

a) GGL bertanda positif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya
ggl negatif jika kutub positif lebih dulu dijumpai loop.

 = positif

 = negatif

b) Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika
berlawanan dengan arah loop.

Contoh soal:
Sebuah rangkaian tersusun seperti gambar berikut.

Tentukan besar arus yang mengalir pada R2 !


Penyelesaian: rangkaian di atas merupakan rangkaian 2 loop. Gunakan persamaan
Hukum II Kirchoff untuk menyelesaikannya. Buat arah arus pada masing-masing
loop (misal: arah loop searah dengan jarum jam)
Diketahui : R1 = 1 Ώ R2 = 2,5 Ώ R3 = 6 Ώ R4 = 0,5 Ώ

34
r1 = 0,5 Ώ r2 = 0,5 Ώ
Ɛ1 = 4 V Ɛ2 = - 2 V
Ditanya : IR2 = … ?
Jawab :

Loop 1   I.R

1  I1 (r1  R1  R3  R4 )  I 2 .R3

4V  8I1  6I 2 (pers.1)

Loop 2   I.R

 2   I1.R3  I 2 (r2  R2 )

 2V  6I1  3I 2 (pers.2)

Eliminasi dan substitusi (pers.1) dan (pers.2)

4V  8I1  6I 2 (x6)

 2V  6I1  3I 2 (x8)

Sehingga persamaan menjadi:

24V  48I1  36I 2

16V  48I1  24I 2

________________+

8V  12 I 2
2 (tanda - berarti arah arus pada loop 2 terbalik)
I 2   Ampere
3

35
F. ENERGI DAN DAYA LITRIK

1. Pengertian Energi listrik


Tentunya kalian pernah menggunakan handphone bukan?.Handphone yang
kita gunakan dapat untuk mendengarkan musik. Music yang dihasilkan dari
handphone tersebut berasal dari energi kimia, sedangkan apabila baterai
handphone telah habis, maka kita perlu melakukan charge pada hp kita. Ketika
kita menyalakan senter, maka terjadi perubahan enegi kimia menjadi energi listrik
dan cahaya. Untuk mengetahui seberapa besar energi yang dibutuhkan oleh suatu
alat listrik, maka dapat dipahami konsep berikut;

Gambar 21. Rangkaian tertutup

Pada rangkaian tertutup seperti gambar di samping, arus listrik I mengalir


melalui hambatan R. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang
lebih rendah. Arus listrik tersebut tidak lain adalah gerakn muatan listrik yang
melalui rangkaian tersebut. Besarnya muatan listrik yang mengalir pada
rangkaian adalah Q = It.

2. Persamaan Energi Listrik

Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan


listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Energi listrik yang diberikan oleh
suatu sumber dc bertegangan V (Volt) yang mencatu arus I (ampere) selama
selang waktu t (sekon) dinyatakan oleh,

W=Vlt

36
Karena V = I Ratau I = V/R

maka energi listrik W dapat juga dinyatakan oleh :

𝑉2
W = I2 R t Atau 𝑊 = 𝑡
𝑅

Keterangan : W = energi listrik (J)

I = arus listrik (A)

R = hambatan listrik (Ohm)

t = waktu (s)

3. Daya Listrik
Daya listrik. Daya listrik baterai V yang mencatu arus I melalui resistor
(hambatan) R dinyatakan oleh :P = W/t Atau P = V l

Arus listrik I yang mengalir melalui resistor R akan menyebabkan daya


yang dikirim baterai hilang dalam bentuk panas ini disebut daya disipasi, dan
dirumuskan oleh

P = I2 RatauP = V2/R . Jika elemen listrik dengan V1 volt, P1 diberi tegangan V2


volt, maka karena hambatan listrik elemen tetap diperoleh besar daya disipasinya
adalah:

𝑉22 𝑉12
𝑅2 = 𝑅1 ↔ =
𝑃2 𝑃1

𝑉2 2
𝑃2 = ( ) 𝑃1
𝑉1

Untuk mengukur energi listrik yang digunakan dalam pemakaian sehari-


hari oleh pelanggan listrik, PLN mengukurnya dengan satuan kWh (kilowatt-
hour). 1 kWh = (1 kW) x (1 jam)= (1000 W) x (3600 s) atau 1 kWh = 3,6 x 106
J.

37
Jika pada alat listrik (lampu) tertera data (label) yang tertulis pada lampu
adalah 60W/220V. Ini berarti daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut tepat
100 watt jika tegangan yang diberikan pada alat itu tepat 220 volt. Daya listrik
didefinisikan sebagai energi per satuan waktu, yaitu dalam hal ini adalah sebesar
60 Joule per satu detik.

38
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan pada bab sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan sumber listrik arus searah (DC) adalah alat/benda yang
menjadi sumber listrik arus searah (DC) dan menghasilkan arus DC secara
permanent.
2. Sumber arus searah yang dikenal secara luas menjadi 4 kategori yaitu Elemen
Elektrokimia, Generator atus searan, termoelemen dan sel surya.

B Saran

39
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kusnandar dkk (2001), Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika

SMK Tingkat I, Armico, Bandung.

Tim. (1987),Teori Listrik 1, Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) PLN, Jakarta.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai