Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, seperti minyak bumi,

bijih besi, emas, perak, intan, nikel dan bahan galian lainnya termasuk

batubara. Banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di Kalimantan

Selatan dan bergerak khusus dibidang pertambangan, salah satu di

antaranya adalah PD. Baramarta

Batubara adalah salah satu sumber energi yang cukup besar

cadangannya di Indonesia. Selain itu, batubara juga merupakan sumber

devisa negara sebagai komoditi ekspor. Hal ini perlu dikembangkan dalam

pemanfaatannya untuk menunjang kehidupan manusia untuk memenuhi

kebutuhan akan energi. Produksi dan kebutuhan pasar batubara

Indonesia terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan

kebutuhan energi.

Secara umum, Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis

dengan curah hujan yang cukup tinggi. Pada industri pertambangan,

khususnya tambang terbuka, curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi

bahkan menghambat kegiatan operasional penambangan. Implikasinya

tidak lain adalah menurunnya produksi yang dapat membawa dampak

kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Disamping itu, material yang dibawa

1-1
oleh air limpasan tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan

berdampak terhadap kerusakan ekosistem sekitar.

Pada kondisi tersebut, sistem penirisan atau drainase tambang

sangat berperan dalam mengatasi permasalahan ini, terutama untuk

memperlancar kegiatan penambangan, memperkecil resiko kelongsoran,

memenuhi target produksi yang diinginkan perusahaan, dan menjaga

kualitas air limbah yang berasal dari tambang.

Timbulnya air asam tambang (acid mine drainage) bukan hanya

berasal dari hasil pencucian batubara tetapi, dibukanya suatu potensi

keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas

air tanah. Potensi air asam tambang harus diketahui dan dihitung agar

langkah – langkah preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan.

Pengelolaan yang benar harus dilakukan agar suatu cebakan mineral

beserta batuan–batuan penutup dan batuan–batuan sampingnya tidak

menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu tambang itu aktif

ataupun tambang tersebut tidak beroperasi lagi.

Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang

perlu dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah

kegiatan penambangan berakhir, karena air asam tambang (mine acid

drainage) dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air, air permukaan

dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap

masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai serta akan

mengganggu biota yang hidup di darat juga di perairan.

1-2
1.2. Rumusan Masalah.

1.2.1. Identifikasi Masalah.

Kegiatan penelitian ini memiliki identifikasi masalah terkait judul di

atas dan akan menjadi perhatian dalam penelitian ini yakni :

1. Potensi terbentuknya air asam tambang dilokasi peneliatian masih

sangat besar

2. Jumlah hydrate lime yang dibutuhkan dalam penetralan air asam

tambang yang tidak menentu

1.2.2. Masalah penelitian.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini antara lain :

1. Metode apa yang digunakan dalam penanganan material pembentuk

Air Asam Tambang dilokasi penelitian

2. Berapakah Jumlah hydrate lime yang dibutuhkan dalam penetralan air

asam tambang

3. Apakah Kualitas air limbah yang akan dialirkan keluar dari kolam

pengendapan sesuai dengan standar baku mutu air limbah

1.2.3. Batasan Masalah.

Dalam kegiatan Penelitian ini masalah dibatasi pada Kajian Teknis

Penanganan Air Asam Tambang Batubara West Pit PD. Baramarta.

1-3
1.3. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan yang ada

yaitu untuk mengetahui :

1. Metode yang digunakan dalam pecegahan sebelum terbentuknya Air

Asam Tambang dan setelah terbentuknya Air Asam Tambang

2. Jumlah kapur (hidrated Lime) yang digunakan dalam penanganan Air

Asam Tambang yang telah terbentuk.

3. Apakah Kualitas air yang dialirkan keluar dari kolam pengendapan

sudah sesuai dengan standar baku mutu air limbah

1.4. Metode penelitian

1.4.1. Studi Literatur.

Yaitu dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan

masalah yang akan di bahas di lapangan melalui buku-buku/literatur.

Selain itu juga mempelajari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

berupa skripsi atau laporan perusahaan.

1.4.2. Data Yang Diambil

a. Data Primer.

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pengamatan

lapangan pada objek penelitian, antara lain :

1. Luas Sediment pond dan Settling pond.

2. pH air inlet dan outlet Sediment dan Settling pond.

3. Proses penetralan Air Asam Tambang Pada Sediment dan Settling

pond.

1-4
b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang pengumpulan dan pengolahannya

dilakukan oleh orang lain dan dipakai, sumber data tambahan antara

lain :

1. Sejarah perusahaan.

2. Luas Area Penambangan.

3. Data curah hujan

4. Kondisi geologi daerah penelitian

5. Klasifikasi Sumber daya dan cadangan Batubara

6. Metode Pencegahan terbentuknya Air Asam Tambang.

7. Jumlah pemakaian kapur.

1.5. Pemecahan Masalah.

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dijelaskan di atas

maka, untuk mengatasi masalah tersebut:

1. Mengetahui metode pencegahan dan penanganan Air Asam Tambang.

2. menghitung jumlah debit air limpasan atau run off agar dapat diketahui

jumlah kebutuhan kapur atau hidrated lime

3. melakukan pengecekan laboratorium untuk mengetahui pH Air asam

tambang yang telah di endapakan.

1-5

Anda mungkin juga menyukai