Anda di halaman 1dari 26

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu cara ilmiah untuk membantu

pengumpulan data, sehingga pernyataan dari sebuah masalah dapat terpecahkan.

Asep Saepul (2014:3) mendefinisikan metode penelitian yaitu membicarakan

bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan

prosedur bagimana suatu penelitian dilakukan.

Sujarweni (2015:71) mengemukakan desain penelitian adalah pedoman atau

prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan

untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode

verifikatif.

Metode deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk


mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,
2017:29).

Metode ini digunakan untuk menjawab pernyataan pada rumusan masalah

bagaimana tanggapan karyawan terhadap penempatan kerja dan pelatihan

terhadap produktivitasi kerja karyawan pada Perusahaan serta dapat menjelaskan

34
35

keadaan dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis

kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini dugunakan untuk menguji

teori dan penelitian untuk menghasilkan informasi ilmiah baru yakni status

hipotesis yang berupa kesimpulan apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak

(Sugiyono, 2016:21). Dalam penelitian verifikatif ini akan di uji apakah terdapat

pengaruh penempatan kerja dan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan

pada Perusahaan.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat

saling mempengaruhi. Sugiyono (2017:3) menjelaskan variabel pebelitian

merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Berikut

penjelasan mengenai dua variabel tersebut :

1) Variabel Bebas (independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)


36

(Sugiyono,2017:4). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini

adalah penempatan kerja (X1) dan pelatihan (X2).

2) Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2017:4). Yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja (Y).

Operasionalisasi variable dalam penelitian ini dapat dilihat dengan jelas

pada tabel berikut:


37

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variable

Variable Sub Variable Konsep Indikator Ukuran Skala Nomor


Kuesioner
Penempatan Kerja Proses penempatan
(X1) merupakan suatu
proses yang sangat
menentukan dalam
mendapatkan
karyawan yang
kompeten yang
dibutuhkan
perusahaan, karena
penempatan yang
tepat dalam posisi
jabatan yang tepat
akan dapat
membantu
perusahaan dalam
mencapai tujuan
yang diharapkan
(Farida, 2018:53)
1) Pendidikan Jenjang pendidikan 1) Pendidikan 1) Tingkat kesesuaian Ordinal 1
yang di jadikan sebelumnya pendidikan
syarat oleh sebelumnya
perusahaan
2) Tingkst kesesuaian
Pendidikan 2)Pendidikan Alternative bidang pekerjaan
Alternative Ordinal 2
2) Pengetahuan Pengetahuan yang 1) Memiliki wawasan dan 1) Tingkat menguasai Ordinal 3
Kerja dimiliki oleh pengetahuan yang luas wawasan dan
karyawan sebelum untuk memperbaiki pengetahuan untuk
38

ditempatkan dan kinerja memperbaiki kinerja


yang baru
diperoleh pada saat 2) Menambah
karyawan baru pengetahuan yang luas 2) Tingkat
bekerja untuk mendapat proomosi pengetahuan tentang
melalui pelatihan penempatan kerja
karyawan
Ordinal 4
3) Keterampilan Tindakan yang 1) Keterampilan mental 1)Tingkat menghadapi Ordinal 5
Kerja dapat dipelajari tekanan dari
dan didapat perusahaan
mencakup suatu 2) Keterampilan fisik
manipulasi tangan, 2) Tingkat
lisan atau mental kemampuan dalam
dari pada data memperbaiki fasilitas Ordinal 6
orang atau benda- 3) Keterampilan sosial kerja
benda.
3) Tingkat
bersosialisasi dengan
sesame karyawan
Ordinal 7
4) Pengalaman Pengalaman 1) Pekerjaan yang harus 1) Kesesuaian Ordinal 8
kerja seorang karyawan ditempatkan penempatan karyawan
untuk melakukan dengan
suatu pekerjaan pengalamannya
tertentu
2) Lamanya melakukan 2) Ketepatan waktu
pekerjaan dalam melakukan
pekerjaan Ordinal 9
5) Kesehatan Pekerjaan berat 1) Pekerjaan berat 1) Kesesuaian Ordinal 10
jasmani dan rohani dan berbahaya dikerjakan oleh orang pekerjaan yang berat
dikerjakan oleh yang mempunyai fisik dilakukan oleh
orang kuat sehat dan kuat karyawan yang
mempunyai fisik yang
39

sehat dan kuat


Pelatihan (X2) Pelatihan
merupakan proses
mengajarkan
pegawai baru atau
yang ada sekarang,
keterampilan dasar
yang mereka
butuhkan untuk
menjalankan
pekerjaan mereka.
(Dessler ,
2015:284)
a) Pelaksanaan Pelatih yang dipilih 1) Kualifikasi/kompetensi 1) Tingkat kesesuaian Ordinal 11
Pelatihan : untuk memberikan yang memadai kualifikasi/kompet
1) Instruktur materi pelatihan ensi yang dimiliki
harus benar-benar instruktur
memiliki 2) Memotivasi peserta 2) Tingkat
kualifikasi yang memotivasi peserta Ordinal 12
memadai 3) Kejelasan pelatihan
penyampaian materi 3) Tingkat kejelasan
penyampaian
materi kepada
peserta pelatihan
Ordinal 13
2) Peserta Peserta pelatihan 1) Semangat mengikuti 1) Tingkat semangat Ordinal 14
Pelatihan tentunya harus pelatihan peserta dalam
diseleksi mengikuti
berdasarkan kegiatan pelatihan
persyaratan 2) Keinginan untuk 2) Tingkat adanya
tertentu dan memperhatikan keinginan untuk
kualifikasi yang memperhatikan
sesuai penyampaian
materi Ordinal 15
40

3) Metode Menjamin 1) Metode dan jenis 1) Tingkat Ordinal 16


Pelatihan berlangsungnya pelatihan kesesuaian metode
kegiatan pelatihan dengan jenis
sumber daya 2) Metode dengan materi pelatihan
manusia yang pelatihan 2) Tingkat
efektif kesesuaian materi
dengan tujuan
pelatihan Ordinal 17
4) Materi Kurikulum yang 1) Menambah 1) Tingkat Ordinal 18
Pelatihan sesuai dengan Kemampuan menambahnya
tujuan pelatihan kemampuan
yang hendak 2) Kesesuaian materi peserta
dicapai oleh dengan tujuan 2) Tingkat
perusahaan pelatihan kesesuaian materi
dengan tujuan
pelatihan Ordinal 19
5) Tujuan Penyusunan 1) Keterampilan peserta 1) Tingkat Ordinal 20
Pelatihan rencana aksi dan pelatihan menambahnya
penetapan sasaran, keterampilan
serta hasil yang 2) Pemahaman etika peserta
diharapkan dari kerja peserta pelatihan 2) Tingkat
pelatihan menambahnya
pemahaman etika
kerja bagi
karyawan Ordinal 21
b) Evaluasi kerja : Hasil pelatihan 1) adanya pengembangan 1) Tingkat Ordinal 22
1) Hasil merupakan output keterampilan perkembangan
mengikuti setelah adanya karyawan keterampilan yang
pelatihan kegiatan pelatihan di dapat setelah
mengikuti
2) Adanya perbaikan pelatihan
perilaku setelah 2) Tingkat perbaikan
mengikuti pelatihan perilaku setelah
mengikuti Ordinal 23
41

pelatihan secara
aktif
2) Proses belajar Proses belajar 1) Bertambahnya 1) Tingkat Ordinal 24
merupakan proses wawasan baru pada bertambahnya
saat pelatihan saat diberikan wawasan baru
berlangsung pelatihan sesuai pada saat
pekerjaannya diberikan
pelatihan sesuai
2) Bertambahnya pekerjaannya
keterampilan yang 2) Tingkat
dimiliki pada saat bertambahnya
diberikan pelatihan keterampilan yang
dimiliki pada saat
diberikan
pelatihan Ordinal 25
3) Perubahan Perilaku 1) Tercapainya 1) Tingkat Ordinal 26
perilaku/sikap merupakan hasil pengaplikasian materi pengaplikasian
akhir tingkah pada saat kembali ke materi kedalam
perilaku peserta aktivitas pekerjaan pekerjaan setelah
setelah mengikuti atas hasil penelitian mengikuti
pelatihan 2) Tercapainya pelatihan
perubahan perilaku 2) Tingkat
secara keseluruhan pencapaian
baik bagi organisasi perubahan
dan individu perilaku secara
keseluruhan bagi
organisasi dan
individu Ordinal 27
4) Dampak bagi Hasil akhir 1) Perubahan sikap 1) Tingkat Ordinal 28
organisasi pelatihan bagi peserta tidak menjadi perubahan sikap
organisasi ukuran keberhasilan peserta menjadi
pelatihan ukuran
2) Evaluasi hasil keberhasilan Ordinal 29
pelatihan harus pelatihan
42

dilaksanakan secara 2) Tingkat evaluasi


berkala dan hasil pelatihan
berkelanjutan yang harus
3) Memperbaiki dilaksanakan
kekurangan dan secara berkala dan
penyusunan berkelanjutan
perencanaan untuk 3) Tingkat perbaikan
pelatihan berikutnya dan penyusunan
perencanaan
untuk pelatihan
yang selanjutnya
akan dilaksanakan Ordinal 30
Produktivitas produktivitas
Kerja (Y) diartikan
sebagai
hubungan
antara keluaran
(barang-barang
atau jasa)
dengan
masukan
(tenaga kerja,
bahan, uang).
Edy Sutrisno
(2015:100)
1) Kemampuan Sesuatu yang dimiliki 1) Kemampuan 1) Tingkat adanya Ordinal 31
oleh individu untuk pengembangan diri pelatihan guna
melaksanakan tugas mengembangkan
atau pekerjaan yang kemampuan diri
karyawan
dibebankan kepada
karyawan 2) Kemampuan bekerja 2) Tingkat kemampuan
43

sama dengan rekan kerja memecahkan masalah


bersama rekan kerja Ordinal 32
2) Semangat Kerja Usaha untuk lebih 1) Meningkatkan jumlah 1) Tingkat Ordinal 33
baik dari hari pencapaian hasil melaksanakan tugas
kemarin karyawan dengan baik

2) Tingkat ketepatan
dan kecepatan dalam
melaksanakan
pekerjaan Ordinal 34
3) Efesiensi Tingkat penggunaan 1) Banyaknya produksi 1) Tingkat produksi Ordinal 35
sumber daya manusia yang dihasilkan yang dihasilkan
dalam suatu proses karyawan sesuai
dengan standar
perusahaan
44

3.3. Sumber dan Cara Pengumpulan Data

3.3.1. Sumber Data

Dalam mencari informasi diperlukan dua jenis data dalam penelitian ini yaitu

data yang diperoleh secara langsung (sumber primer) dan data yang diperoleh

secara tidak langsung (data sekunder). Sugiyono (2017:137) mendefinisikan

bahwa sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data penelitian. Sumber data penelitian dibagi menjadi dua yaitu sumber

data primer dan sekunder.

1) Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018:137). Pengumpulan dataprimer

dalam penelitian ini melalui cara penyebaran kuesioner dan melakukan

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

2) Sumber Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

dokumen (Sugiyono, 2018:137).

3.3.2. Cara Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono. 2018:224).
45

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik :

1) Wawancara

Menurut Sugiyono (2018:137) wawancara adalah digunakan sebagai


teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responded
yang lebih mendalam dan jumlah respondednya sedikit/kecil.

2) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responded untuk jawabannya (Sugiyono, 2018:142).

3) Studi Kepustakaan (Library Research)

Teknik pengumpulan data teoritis yang berkaitan dengan variabel-variabel

yang diteliti dalam skripsi ini melalui sumber bacaan untuk mendapatkan

data-data sekunder yang bertujuan menjadi landasan teori.

Penelitian ini menggunakan jenis angket/kuesioner, jawaban-jawaban dari

responded akan dialihkan ke dalam bentuk angka dengan menggunakan skala

likert. Sugiyono (2018:152) menjelaskan skala likert yaitu digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan.


46

Pembobotan skor skala likert dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2
Skala Likert
Skala Skor
Sanagat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2018:153)

3.4. Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan teknik penentuan data yang akan dijadikan sempel,

terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sempel.

3.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:130).

3.4.2. Sampel

Pada umumnya penelitian yang dilakukan tidak meneliti seluruh populasi, hal

tersebut dikarenakan ada beberapa faktor seperti biaya dan waktu yang tersedia.

Oleh karena itu dipergunakan sebagian dari populasi yang disebut sampel.

Sugiyono (2018:81) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan


47

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari

populasi harus benar-benar representative (mewakili).

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus

slovin, sebagai alat untuk menghitung ukuran sampel dikarenakan jumlah

populasi yang diketahui lebih dari 100 responded. Penentuan ukuran sampel

menggunakan rumus slovin (Sugiyono, 2018:143) yaitu sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + N (e)²

Keterangan :

n = Ukuran
N = Ukuran populasi
E = Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan Reliabilitas kuesioner harus diuji terlebih dahulu agar data yang

dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Pengukuran validitas dan reliabilitas

mutlak dilakukan, karena apabila instrument yang digunakan sudah tidak valid

dan reliabel maka dapat dipastikan hasil penelitian pun tidak valid dan reliabel.

Menurut Sugiyono (2018:137) penelitian yang valid artinya bila terdapat

kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada

objek yang diteliti.


48

3.5.1. Uji Validitas

Imam Ghozali dalam bukunya yang berjudul Aplikasi Analisis Multivariete

menjelaskan

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2016:134).
Rumus yang digunakan untuk menghitung ke validan dari suatu instrument

adalah rumus korelasi product moment (Sugiyono, 2018:273), yaitu sebagai

berikut :

N∑XY − (∑X)(∑Y)
rXY =
√{N∑X 2 − (∑X)2}{N∑Y 2 − (∑Y 2 )2 }

3.5.2. Reliabilitas

Selanjutnya dilakukan uji reabilitas untuk mengetahui apakah alat

pengumpulan data pada dasarnya mennjukan tingkat ketepatan, keakuratan,

kestabilan dan konsistensi alat tersebut.

Sujarweni (2015:110) menjelaskan uji reliabilitas merupakan ukuran


suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi
suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
49

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir

pernyataan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel, dengan rumus sebagai berikut

(Sujarweni, 2015:110) :

k ∑𝜎b ²
r[ ] [1 − ]
(k − 1) 𝜎t ²

Keterangan :

r : Koefisien reliability instrument (cronbachalfa)

k : Banyaknya butir pernyataan


∑σb2 : Total variabs butir
σt ² : Total Varians

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2018:147).

3.6.1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa


data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagian adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018:226).
Analisis data deskriptif bertujuan untuk mengambarkan bagaimana tanggapan

karyawan terhadap penempatan dan pelatihan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan pada Perusahaan.


50

Untuk menganalisis setiap pernyataam atau pertanyaan, hitung frekuensi

jawaban setiap kategori dan jumlahnya. Kemudian setelah setiap indikatornya

mempunyai jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum. Garis kontinum

yaitu garis yang digunakan untuk menganalisa, mengukur, dan menunjukkan

seberapa besar tingkat kekuatan variabel yang sedang diteliti sesuai instrument

yang digunakan. Model garis kontinum ini menggunakan perhitungan skor, yaitu

dengan rumus yang dijelaskan sebagai berikut :

(a) Nilai Indeks Maksimum

= Skor Maksimum x Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden

(b) Nilai Indeks Minimum

= Skor Minimum x Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden

(c) Jarak Interval

= (Nilai Maximum – Nilai Minimum) : 5

(d) Penentuan Skor

= [(Total Skor) : Nilai Maksimum] x 100

3.6.2. Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2016:21). Analisis

verifikatif ini digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan

variabel penelitian juga untuk menetapkan peringkat setiap variabel penelitian

yang dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Dimana
51

untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya

baik itu pengaruh yang sifatnya langsung atau tidak langsung. Data yang telah

dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan pendekatan verifikatif.

3.6.2.1. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval (Method Successive

Interval)

Menurut Husen (2013:268) transformasi data berskala ordinal menjadi

interval dapat menggunakan Method Success Interval (MSI) dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Pertahankan setiap pernyataan

2) Tentukan frekuensi setiap skor pernyataan. Untuk semua item pernyataan

dihitung frekuensi jawabannya, berapa responded yang menjawab untuk

mendapatkan masing-masing skor 1, 2, 3, 4, atau pun 5 untuk pernyataan

positif dan negative

3) Tentukan proporsi (P) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi

dengan jumlah responded.

4) Tentukan proporsi (P) tiap skor jawaban dari masing-masing pernyataan

secara kumulatif.

5) Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan

menggunaksn table distribution normal.


52

6) Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan

menggunakan tabel densitas atau menghitung nilai fungsi kepadatan

dengan rumus :

1 1
f (z) = exp (− z²)
√2𝜋 2𝜋

7) Menghitung SV (Scale Value) untuk setiap kategori responden, dengan

menggunakan rumus :

(𝐷𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡) − (𝑑𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)


𝑆𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =
(𝐴𝑟𝑒𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡) − (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑙𝑜𝑤 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡

Keterangan

Dencity at Lower Limit : Kepada Batas Bawah

Dencity at Upper Limit : Kepada Batas Atas

Area Bellow Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas

Area Bellow Lower Limit : Daerah di Bawah Batas Bawah

8) Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :

NT = NS + (1+|NSmin|)

Dimana |NSmin| adalah harga mutlak NS yang paling kecil dan skor yang

tersedia.

9) Menyiapkan pasangan data variabel independen dan dependen dari semua

sampel penelitian untuk semua pengujian hipotesis. Husein dalam maudi

(2018:61) menjelaskan untuk lebih mempermudah, maka pengolahan data

dilakukan dengan bantuan program computer Microsoft Excel.


53

3.6.2.2. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur menurut Sugiyono (2017:297) merupakan pengembangan dari

analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus

dari analisis jalur (regression is specal case of path analysis). Analisis jalur

digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang

berbentuk sebab akibat. Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel

tersebut, terdapat variabel independen yang dalam hal ini disebut variabel

Eksogen (Exogeneus) dan variabel dependen yang disebut variabel Endogen

(Endogeneus).

Dengan menggunakan path analysis ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (pengaruh X1 dan X2 terhadap

Y). Selanjutnya, setiap variabel bebas (X1 dan X2) diukur pengaruhnya terhadap

variabel tetap tersebut untuk mendapatkan gambaran perbandingan pengaruh yang

paling signifikan. Path analysis (analisis jalur) digambarkan sebgai berikut :

X1
pyx1

rx1x2 tY

pyx2
X2
54

Gambar 3.1
Path Analysis (Analisis Jalur)

Gambar di atas menunjukan bahwa antara X1 dan X2 terhadap Y terdapat

hubungan. Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas yaitu penempatan kerja

(X1) dan pelatihan (X2) kemudian satu variabel terikat yaitu produktivitas kerja

(Y).

Langkah untuk menguji analisis jalur yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung korelasi sederhana antar variabel bebas dengan variabel

terikat. Yaitu menggunakan rumus korelasi Pearson sebagai berikut :

∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[∑𝑋 2 − (𝑋)2 ][∑𝑌 2 − (𝑌)2 ]

2. Menghitung kriteria korelasi antar variabel, dibuat dalam sebuah matriks

korelasi sebagai berikut :

R= 𝑋₁ 𝑋₂ 𝑌 𝑌
[𝑟𝑥₁𝑥₂ 𝑟𝑥₁𝑥₂𝑟𝑦𝑥₁ 𝑋₁]
𝑟𝑦𝑥₂ 𝑋₂

3. Mengukur kriteria keeratan hubungan antar variabel secara rinci, yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.9
Klasifikasi Korelasi
Interval Koefisien Klasifikasi Tingka Hubungan
0,000-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
55

0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2018:257)

4. Menghitung matrik invers dari matrik korelasi antar variabel eksogeneus,

sebagai berikut :

𝑅 = 𝑋₁ 𝑋₁ 𝑋
[𝑋₂ 𝐶𝑅1.1 𝑋₁]
𝐶𝑅2.2 𝑋₂

5. Menghitung koefisien jalur dapat ditentukan dengan rumus sebagai

berikut:

𝑘
𝑃𝑌𝑋𝑖 = ∑ 𝐶𝑅𝑖𝑗 𝑟𝑌𝑋𝑖 𝑖 = 1,2,3,4
𝑖

Kemudian dilakukan pengembangan dari model tersebut sebagai berikut :

𝑃𝑌𝑋𝑖 = 𝐶𝑅𝑟𝑦𝑥𝑖

Dimana :

Pyxi : Koefisien jalur dari variabel X terhadap variabel Y intensitas

kuatnya pengaruh Xi terhadap Y

Ryxi : Korelasi antar variabel Y dengan X

CRij : Elemen pada baris ke-i kolom ke-j dari matriks invers korelasi

antar variabel eksogenus


56

6) Menghitung koefisien determinasi seluruh variabel X terhadap Y dengan

menggunakan rumus :

(a) Pengaruh Langsung

= (pyx1)2

(b) Pengaruh melalui Hubungan Korelasi Dengan X2

= pyx1 X rxi rx2

(c) Pengaruh X1 terhadap Y secara total

= pengaruh langsung X pengaruh langsung melalui hubungan korelasi

dengan X2

7) Menghitung pengaruh X2 terhadap Y

(a) Pengaruh Langsung

(pyx2)2

(b) Pengaruh melalui hubungan korelasi X1

= pyx1 X rx1 rx2 X pyx2

(c) Pengaruh X2 ke Y secara total

= pengaruh langsung X pengaruh melalui hubungan korelasi dengan

X1

(d) Menghitung koefisien determinasi seluruh variabel X terhadap Y

dengan menggunakan rumus :

2
R2Y (X) = ∑𝑗=𝑖 𝑃𝑥𝑦𝑖 ryxi

Dengan pengembangan rumus menjadi : R2YX12=PYxrYx12


57

(e) Menguji koefisien determinasi R2YX (pengaruh secara simultan uji f)

dengan rumus :

𝑃𝑋𝑌𝑖
F=
√(1 − 𝑅²𝑌𝑋𝑖 𝐶𝑅𝑖𝑗
𝑛−𝐾−1

3.6.3. Uji Hipotesis

Setelah koefisien masing-masing variabel diketahui selanjutnya untuk

mengetahui apakah variabel yang di hipotesiskan diterima atau ditolak, maka akan

dilakukan uji hipotesis statistik dengan langkah sebagai berikut :

3.6.3.1. Hipotesis Statistik secara Parsial (uji t)

Uji hipotesis dengan hitungan t digunakan untuk mengetahui apakah variabel

bebas memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara

individu untuk setiap variabel. Rumusan hipotesis dalam pengujian t hitung

adalah sebagai berikut :


58

𝑃𝑌𝑋
𝑡𝑖 = i = 1,2, … . . , k
2
√(1 − 𝑅𝑌𝑋𝑖….𝑋𝑘 )𝐶𝑅𝑖𝑖
𝑛−𝑘−1

1) Merumuskan hipotesis

H0 : pyX1 = 0, Tidak terdapat pengaruh penempatan kerja secara signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan

H1 : pyX1 ≠ 0, Terdapat pengaruh penempatan kerja secara signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan

H0 : pyX2 = 0, Tidak terdapat pengaruh pelatihan secara signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan

H1 : pyX2 ≠ 0, Terdapat pengaruh pelatihan secara signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan

2) Kriteria pengujian

(a) Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

(b) Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

(a) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

(b) Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

3.6.3.2. Hipotesis statistik secara simultan (uji F)

Uji hipotesis dengan F hitungan digunakan untuk menguji pengaruh variabel

bebas secara bersama-sama dengan variabel bebas lainnya yaitu X1 dan X2 berikut

rumusan hipotesis penelitian ini :


59

Statisti uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

(𝑛 − 𝑘1)𝑅²𝑦𝑥₁….𝑥𝑛
F=
𝐾(1 − 𝑅²)𝑦𝑥₂….𝑥𝑛

H0 : pyx1 = pyx2 = 0, Tidak terdapat pengaruh penempatan kerja dan pelatihan

secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan

H1 : pyx1 ≠ pyx2 = 0, Terdapat pengaruh penempatan kerja dan pelatihan secara

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan

Dasar produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut :

(a) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

(b) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dari dasar produktivitas kerja karyawan

adalah sebagai berikut :

(a) Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

(b) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

Anda mungkin juga menyukai