Anda di halaman 1dari 12

Imunisasi mempunyai dimensi tanggung jawab ganda, yakni selain dapat memberikan

perlindungan pada anak agar tidak dapat terkena penyakit menular, juga seorang ibu sudah
memberikan kontribusi sosial yang tinggi, yakni anak yang sudah mendapat kekebalan
setelah imunisasi dapat menghambat perkembangan penyakit. Dengan demikian imunisasi
mempunyai tanggung jawab sosial yang tinggi. Imunisasi merupakan alat untuk mencegah
penyakit menular. Di Indonesia, imunisasi adalah salah satu andalan program kesehatan
untuk mencegah suatu penyakit.Berikut Program imunisasi di Indonesia, diantaranya :
1. Imunisasi Rutin
Imunisasi ini diberikan kepada bayi di bawah umur satu tahun, pada wanita usia subur, yakni
wanita berusia 15 sampai 39 tahun termasuk pada ibu hamil dan juga calon
pengantin.2. Imunisasi Tambahan
Vaksin ini akan diberikan jika diperlukan. Imunisasi ini dapat diberikan pada bayi serta anak
usia sekolah dasar. Imunisasi tambahan akan sering dilakukan seperti pada saat terjadi suatu
wabah penyakit tertentu di wilayah dan waktu tertentu.

Berikut merupakan jenis vaksin yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah penularan
penyakit, sebagai berikut:

1. Vaksin BCG
Vaksin BCG merupakan vaksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis.
Penyakit TBC adalah penyakit infeksi yang diakibatkan olek sejenis bakteri yang berbentuk
batang yang disebut dengan Mycobacterium tubercolosis. Penyakit TBC akan menyerang
tulang, selaput otak, usus, kelenjar getah bening, dan lainnya. Kuman TBC akan masuk ke
dalam tubuh manusia, khususnya melalui paru-paru dengan cara menghirup udara yang sudah
terkontaminasi dengan kuman TBC. Ketika kondisi pertahanan tubuh melemah, seperti
karena stres, kurang gizi, dan lain sebagainya, dengan demikian kuman TBC ini akan
berkembang.

2. Toksoid Diphteri
Diphteria merupakan penyakit akut pada saluran napas bagian atas yang sangat mudah
mengalami penularan. Dimana penularannya melalui droplet atau percikan ludah atau cairan
dari wilayah mulut serta hidung yang melayang di udara dalam sebuah ruangan dengan
penderita ataupun melalui kontak dengan memegang benda yang sudah terkontaminasi oleh
kuman diphteria.

3. Vaksin Pertussis
Dalam satu keluarga penyakit ini bisa menular secara cepat dari satu anak ke anak lainnya.
Cara penularannya dikenal melalui jalan udara ataupun airborne. Penyakit ini bisa menyerang
semua umur. Penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit batuk rejan ini akan menyerang
bronkhus yakni saluran nafas bagian atas. Gejala awal biasanya mengalami batuk-batuk
ringan pada siang hari.

4. Tosoid Tetanus
Penyakit tetanus merupakan penyakit menular akan tetapi tidak menular dari manusia
kemanusia secara langsung. Penyakit tetanus bisa berkembang tanpa riwayat luka di tempat
lain atau riwayat kecelakan, juga bisa di temukan pada anak yang sudah di sunat dengan
perawatan luka yang kurang baik.

5. Vaksin Polio
Polio atau panyakit infeksi yang mengakibatkan kelumpuhan kaki. Sebenarnya kelumpuhan
yang diakibatkan oleh virus polio ini, bisa menyebabkan kelumpuhan otot-otot badan dan
anggota tubuh lainya. Yang paling sering terjadi, virus ini akan menyebabkan kelumpuh kaki
sebelah.

6. Vaksin Campak
Penyebab penyakit campak yaitu virus yang masuk ke dalam genus Morbilivirus serta
keluarga Paramyxoviridea. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang bersifat
akut serta menular di udara dengan melalui sistem pernafasan, terutama dari percikan ludah
(atau cairan yang keluar pada saat seseorang bersin, batuk, maupun berbicara) seorang
penderita. Masa inkubasi dari penyakit ini yaitu berkisar sekitar 10 sampai 12 hari, kadang-
kadang sampai 2-4 hari. Gejala awal penyakit campak dapat berupa demam, malaise ataupun
lemah, mengalami gejala conjunctivitis serta coryza ataupun kemerahan pada mata seperti
halnya saat mengalami sakit mata, dan juga gejala radang trakheobronk.

15 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan


Imunisasi
1. TBC (TUBERCULOSIS). Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi
karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman inii dapat
menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah
bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian imunisasi
BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi
ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu
kali saja. Bila pemberian imunisasi ini “berhasil,” maka setelah beberapa minggu di tempat
suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada
bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah suntikan
BCG diberikan, bayi tidak menderita demam.

2. DIFTERI. Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium Diphteriae. Mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian
atas dengan gejala Demam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil ) dan terlihat selaput
puith kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri
dapat merusak otot jantung yang dapat berakibat gagal jantung. Penularan umumnya melalui
udara (betuk/bersin) selain itu dapat melalui benda atau makanan yang
terkontamiasi.Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus
dan pertusis sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan
satu–dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin akan
timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara mengatasinya cukup
diberikan obat penurun panas

3. PERTUSIS. Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan “ Batuk Seratus Hari “
adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejalanya
khas yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan
muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan napas panjang dan
dalam berbunyi melengking.Penularan umumnya terjadi melalui udara (batuk/bersin).
Pencegahan paling efektif adalah dengan melakukan imunisasi bersamaan dengan Tetanus
dan Difteri sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang pentuntikan.
4. TETANUS. Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yan berbahaya karena
mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot. Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang
otot rahang (dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan timbulnya
pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara
cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Neonatal tetanus umumnya terjadi pada
bayi yang baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di
tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus dapat
menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Sedangkan di
negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju tingkat
kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu antibodi dari ibu kepada jabang
bayinya yang berada di dalam kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut. Infeksi
tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium tetani yang memproduksi
toksin yang disebut dengan tetanospasmin. Tetanospasmin menempel pada urat syaraf di
sekitar area luka dan dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga
terjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf. Terutama pada syaraf yang mengirim
pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena luka. Baik karena terpotong, terbakar, aborsi ,
narkoba (misalnya memakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupun frosbite.
Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang
lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteria
tetanus. Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala yang mulai
timbul di hari ketujuh. Dalam neonatal tetanus gejala mulai pada dua minggu pertama
kehidupan seorang bayi. Walaupun tetanus merupakan penyakit berbahaya, jika cepat
didiagnosa dan mendapat perawatan yang benar maka penderita dapat disembuhkan.
Penyembuhan umumnya terjadi selama 4-6 minggu. Tetanus dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak
imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah dewasa. Dianjurkan setiap interval 5 tahun :
25, 30, 35 dst. Untuk wanita hamil sebaiknya diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yang
terjaga kebersihannya

5. POLIO. Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak
lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis
vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman
yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Di beberapa negara dikenal pula
Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir
atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin
polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi
ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT Pemberian imunisasi polio akan
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Poliomielitis. Imunisasi polio diberikan
sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari satu bulan
imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5 – 6 tahun) dan saat
meninggalkan sekolah dasar (12 tahun).Cara memberikan imunisasi polio adalah dengan
meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan
menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi ini jangan diberikan pada
anak yang lagi diare berat. Efek samping yang mungkin terjadi sangat minimal dapat berupa
kejang-kejang
6. CAMPAK. Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat disebabkan oleh
sebuah virus yang bernama Virus Campak. Penularan melalui udara ataupun kontak langsung
dengan penderita.Gejala-gejalanya adalah : Demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah
pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul
dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya.
Komplikasi dari penyakit Campak ini adalah radang Paru-paru, infeksi pada telinga, radang
pada saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak
yang permanen ( menetap ). Pencegahan adalah dengan cara menjaga kesehatan kita dengan
makanan yang sehat, berolah raga yang teratur dan istirahat yang cukup, dan paling efektif
cara pencegahannya adalah dengan melakukan imunisasi. Pemberian Imunisasi akan
menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak
hanya dengan sekali suntikan, dan diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih

7. INFLUENZA. Influenza adalah penyakit infeksi yang mudah menular dan disebabkan oleh
virus influenza, yang menyerang saluran pernapasan. Penularan virus terjadi melalui udara
pada saat berbicara, batuk dan bersin, Influenza sangat menular selama 1 – 2 hari sebelum
gejalanya muncul, itulah sebabnya penyebaran virus ini sulit dihentikan.Berlawanan dengan
pendapat umum, influenza bukan batuk – pilek biasa yang tidak berbahaya. Gejala Utama
infleunza adalah: Demam, sakit kepala, sakit otot diseluruh badan, pilek, sakit tenggorok,
batuk dan badan lemah. Pada Umumnya penderita infleunza tidak dapat bekerja/bersekolah
selama beberapa hari.Dinegara-negara tropis seperti Indonesia, influenza terjadi sepanjang
tahun. Setiap tahun influenza menyebabkan ribuan orang meninggal diseluruh dunia. Biaya
pengobatan, biaya penanganan komplikasi, dan kerugian akibat hilangnya hari kerja (absen
dari sekolah dan tempat kerja) sangat tinggi.Berbeda dengan batuk pilek biasa influenza
dapat mengakibatkan komplikasi yang berat. Virus influenza menyebabkan kerusakan sel-sel
selaput lendir saluran pernapasan sehingga penderita sangat mudah terserang kuman lain,
seperti pneumokokus, yang menyebabkan radang paru (Pneumonia) yang berbahaya. Selain
itu, apabila penderita sudah mempunyai penyakit kronis lain sebelumnya (Penyakit Jantung,
Paru-paru, ginjal, diabetes dll), penyakit-penyakit itu dapat menjadi lebih berat akibat
influenza.
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35 bulan cukup
0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak berusia 8 tahun, maka dosis
pertama cukup 1 dosisi saja.

8. DEMAM TIFOID. Penyakit Demam Tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
Salmonella Typhi yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar keseluruh tubuh
(sistemik), Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian
masuk kedalam darah sehingga meyebabkan penyebaran kuman dalam darah dan selanjutnya
terjadilah peyebaran kuman kedalam limpa, kantung empedu, hati, paru-paru, selaput otak
dan sebagainya. Gejala-gejalanya adalah: Demam, dapat berlangsung terus menerus. Minggu
Pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat pada sore/malam hari. Minggu Kedua, Penderita terus dalam keadaan demam.
Minggu ketiga, suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali diakhir minggu.
gangguan pada saluran pencernaan, nafas tak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah
ditutupi selaput lendir kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Bisa juga perut kembung, hati
dan limpa membesar serta timbul rasa nyeri bila diraba. Biasanya sulit buang air besar, tetapi
mungkin pula normal dan bahkan dapat terjadi diare. gangguan kesadaran, Umumnya
kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu menjadi apatis sampai
somnolen. Bakteri ini disebarkan melalui tinja. Muntahan, dan urin orang yang terinfeksi
demam tofoid, yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat melalui perantara kaki-kakinya
dari kakus kedapur, dan mengkontaminasi makanan dan minuman, sayuran ataupun buah-
buahan segar. Mengkonsumsi makanan / minuman yang tercemar demikian dapat
menyebabkan manusia terkena infeksi demam tifoid. Salah satu cara pencegahannya adalah
dengan memberikan vaksinasi yang dapat melindungi seseorang selama 3 tahun dari penyakit
Demam Tifoid yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Pemberian vaksinasi ini hampir tidak
menimbulkan efek samping dan kadang-kadang mengakibatkan sedikit rasa sakit pada bekas
suntikan yang akan segera hilang kemudian

9. HEPATITIS. Penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis tipe B yang menyerang
kelompok resiko secara vertikal yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara horizontal
tenaga medis dan para medis, pecandu narkoba, pasien yang menjalani hemodialisa, petugas
laboratorium, pemakai jasa atau petugas akupunktur.

10. MENINGITIS. Penyakit radang selaput otak (meningitis) yang disebabkan bakteri
Haemophyllus influenzae tipe B atau yang disebut bakteri Hib B merupakan penyebab
tersering menimbulkan meningitis pada anak berusia kurang dari lima tahun. Penyakit ini
berisiko tinggi, menimbulkan kematian pada bayi. Bila sembuh pun, tidak sedikit yang
menyebabkan cacat pada anak. Meningitis bukanlah jenis penyakit baru di dunia kesehatan.
Meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan urat saraf tulang belakang. Penyebab
meningitis sendiri bermacam-macam, sebut saja virus dan bakteri. Meningitis terjadi apabila
bakteri yang menyerang menjadi ganas ditambah pula dengan kondisi daya tahan tubuh anak
yang tidak baik, kemudian ia masuk ke aliran darah, berlanjut ke selaput otak. Nila sudah
menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi infeksi maka disebutlah sebagai meningitis.
IMUNISASI HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2, 4, dan 6
bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin
kombinasi. Apabila anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya diberikan 1 kali . Anak di
atas usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak dibawah
usia 5 tahun. Saat ini, imunisasi HiB telah telah masuk program pemerintah, yaitu vaksin
Pentabio produksi Bio Farma, vaksin HiB diberikan bersama DPT, Hepatitis B.

11. Pneumokokus. Imunisasi yang penting lainnya yaitu imunisasi Pneumokokus untuk
mencegah infeksi kuman pneumokokus salah satu penyebab penting dari radang telinga,
pneumonia, meningitis dan beredarnya bakteri dalam darah. Sayangnya, imunisasi ini belum
masuk program pemerintah.

12. MMR Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan
antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau
sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR
pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen)
tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi ulangan (booster)
belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan saja saat
bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2 kali atau MMR 2 kali.

13. Rotavirus. Infeksi diare pada anak paling sering disebabkan karena infeksi rotavirus.
Infeksi diare karena rotavirus ini sering diistilahkan muntaber atau muntah berak. Gejala
infeksi rotavirus berupa demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri
perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung
selama 3 – 7 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu
makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan
berat, bahkan kematian. Infeksi ini seringkali tidak berhubungan dengan makanan kotor atau
makanan basi atau air kotor. Tetapi penularannya lebih sering lewat fecal oral atau kotoran
masuk melalui mulut. Biasanya virus yang tersebar lewat muntahan tersebar di sekitar
mainan, pintu, lantai atau di sekitar anak-anak. Saat tangan anak tersentuh virus melalui
muntahan atau bekas feses yang tidak dicuci bersih dapat masuk ke tubuh saat anak makan
atau tangan masuk ke mulut. Rotavirus adalah virus dengan ukuran 100 nanometer yang
berbentuk roda yang termasuk dalam family Reoviridae. Virus ini terdiri dari grup A, B, C,
D, E dan F. grup A sering menyerang bayi dan grup B jarang menyerang bayi. Terdapat
empat serotipe major dan paling sedikit 10 serotipe minor dari rotavirus grup A pada
manusia. Pembagian serotipe ini didasarkan pada perbedaan antigen pada protein virus 7
(VP7). Virus ini terdiri dari tiga lapisan yaitu kapsid luar, kapsid dalam dan inti. Rota virus
terdiri dari 11 segmen, setiap segmen mengandung RNA rantai ganda, yang mana setiap kode
untuk enam protein struktur ( VP1, VP2, VP3, VP4, VP6, VP7 ) dan lima protein nonstruktur
(NSP1, NSP2, NSP3, NSP4, NSP 5). Dua struktur protein yaitu VP7 yang terdiri dari protein
G dan glikoprotein dan VP4 yang terdiri dari protein P dan protease pembelahan protein,
merupakan protein yang melapisi bagian luar dari virus dan merupakan pertimbangan yang
penting untuk membuat vaksin dari rotavirus. Protein pembuat kapsid bagian dalam paling
banyak adalah VP6, dan sangat mudah ditemukan dalam pemeriksaan antigen, sedangkan
protein nonstruktur kapsid bagian dalam adalah NSP4 yang merupakan sebagai faktor
virulensi dari rotavirus, meskipun protein lain juga terlibat dalam mempengaruhi virulensi
dari rotavirus. Angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia dan untuk mencegah
di are karena rotavirus, digunakan vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus yang beredar di
Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian
pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi
ke-3 maksimal pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan
pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan).
Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan
karena belum ada studi keamanannya

14. Varisela Vaksin varisela (cacar air) diberikan pada usia >1 tahun, sebanyak 1 kali. Untuk
anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan interval 4-8 minggu.
Apabila terlambat, berikan kapan pun saat pasien datang, karena imunisasi ini bisa diberikan
sampai dewasa.

15. Hepatitis A Imunisasi hepatitis A diberikan pada usia lebih dari 2 dan diberikan sebanyak
2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun,
dengan ulangan setiap 3 tahun. Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida sehingga di atas
usia 2 tahun.

IMUNISASI (VAKSINASI) MENCEGAH PENYAKIT MENULAR

Imunisasi Anak Sekolah Dasar

Apakah imunisasi itu?


Imunisasi adalah pemberian vaksin atau pemasukan vaksin ke dalam tubuh manusia
sehingga dihasilkan antibodi yang akan memberi kita kekebalan terhadap penyakit. Vaksin
dapat diberikan melalui mulut atau melalui injeksi. Imunisasi sering disebut juga dengan
istilah vaksinasi.

Mengapa anak-anak memerlukan imunisasi?

Alasan untuk imunisasi adalah guna mengurangi risiko anak terserang penyakit menular.
Selanjutnya, jika mayoritas orang diimunisasi, dan memperoleh kekebalan, penyakit
menular tidak akan tersebar dengan mudah di masyarakat.

Kapan anak harus divaksinasi?


Imunisasi harus dimulai sejak lahir karena daya tahan bayi yang baru lahir rendah dan
rentan terhadap penyakit menular. Vaksin ulang untuk beberapa vaksin harus diberikan
kepada anak saat mereka tumbuh untuk menjaga kekebalan.

Mengapa anak-anak memerlukan vaksin ulang (booster)?


Kekebalan yang dihasilkan oleh beberapa vaksin berkurang dari waktu ke waktu. Oleh
karena itu, vaksin ulang diberikan secara berkala guna menjaga kekebalan.

Vaksin apa yang harus diterima anak-anak dan kapan mereka dapat diimunisasi?
Anak-anak sejak lahir sampai kelas enam sekolah dasar harus menerima enam vaksin dan
vaksin ulang yang berbeda guna melindungi mereka dari sepuluh penyakit menular, yaitu
tuberkulosis, poliomielitis, hepatitis B, difteri, batuk rejan (pertusis), tetanus, infeksi
pneumokokus, campak, gondok dan rubella (campak Jerman).

Petugas imunisasi departemen kesehatan akan mengunjungi sekolah dasar untuk memberi
layanan imunisasi kepada anak-anak sekolah. Bisa juga orang tua juga dapat membawa
anaknya ke puskesmas/rumah sakit dan dokter keluarga untuk diimunisasi.

Cara Mencegah Penyakit Menular


Cara Penularan Penyakit menular bisa saja menyebar dan berpindah melalui udara, melalui kotoran
dan urin, atau melalui darah, melalui perantara seperti nyamuk, melalui keringat, air liur dan cairan
tubuh lainnya. contohnya, flu atau pilek yang paling sering menyebar melalui bersin ataupun melalui
batuk.

Sedangkan Penyakit Hepatitis atau penyakit Hiv aids ditularkan melalui darah atau cairan tubuh. info
lebih lanjut silahkan baca artikel Buku kesehatan tentang cara penularan penyakit akibat virus,
bakteri maupun parasit.

Cara Mencegah Berbagai Jenis Penyakit Menular


Agar anda dan keluarga selalu dalam kondisi sehat maka penting sekali untuk memahami cara
mencegah penyakit menular, sehingga bisa menanamkan prinsip hidup sehat dan sejahtera.
pembahasan selengkapnya ada dibawah ini.

Mencegah Penyakit Menular Dengan Berbagai Jenis Imunisasi


Imunisasi Sangat penting sekali untuk meningkatkan kekebalan tubuh, ada berbagai jenis imunisasi
yang harus diberikan baik untuk anak-anak, dewasa dan lansia. imunisasi mempunyai peranan
penting dalam pencegahan sesuatu penyakit.

Vaksin imunisasi pada anak terbukti bisa mencegah berbagai penyakit menular dan penyakit
berbahaya seperti polio campak dan lain sebagai nya. segera Konsultasikan dengan dokter atau
petugas kesehatan setempat untuk mendapatkan berbagai jenis imunisasi yang berguna dalam
proses pencegahan penyakit untuk kedepannya.

untuk anda yang memiliki bayi dan balita silahkan lihat disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang
imunisasi dasar pada bayi beserta jadwal imunisasi yang wajib untuk diberikan. Selain itu ada juga
vaksin yang penting khususnya untuk wanita contohnya Vaksin Hpv untuk mencegah penyakit
kanker serviks.

Mencegah penyakit menular dengan Mencuci Tangan Yang bersih


Mencuci tangan, walaupun mungkin terlihat sepele namun ini sangat penting terutama sebelum
makan, apalagi jika sebelum itu anda memegang berbagai jenis benda yang kotor dan
terkontaminasi dengan berbagai bakteri maupun parasit. ingat salah satu jalan masuk kuman dan
patogen berbahaya lainnya bisa saja melalui pencernaan akibat tangan kita tidak bersih

Selain sebelum dan sesudah makan, sebaiknya cuci tangan Anda sesering mungkin, termasuk setelah
menggunakan kamar mandi, wc umum atau setelah mengganti popok, ataupun setelah bermain /
memegang hewan peliharaan. Sebaiknya gunakan sabun antibakteri dan dengan menggunakan air
yang mengalir.

IMUNISASI

A. Pengertian
Imunisasi ialah mencegah timbulnya penyakit-penyakit seperti: TBC, Pertusis,
Tetanus, polio, Campak, dan Hepatitis B setelah diberi vaksinasi.

B. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


1. TBC
2. Dipteri
3. Pertusis
4. Tetanus
5. Campak
6. Polio
7. Hepatitis B

C. Manfaat imunisasi dan bahaya bila tidak imunisasi


Manfaat imunisasi adalah:
- Akan menjadi tahan/kebal terhadap penyakit TBC, Pertusis, Tetanus, polio, Campak, dan
Hepatitis B sehingga bayi/anak sehat, biaya pengobatan tidak diperlukan.
- Anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia sehat.
Bahaya bila tidak diimunisasi:
- Anak akan mudah erserang penyakit, dengan akibat yang lebih berat, dapat menimbulkan
kematian. Untuk polio akan menimbulkan cacat seumur hidup/kematian.

D. Tempat imunisasi
1. Puskesmas
a. KIA
b. Sekolah
c. Posyandu
d. Calon penganten
e. Balai pengobatan
2. Non Puskesmas
a. Rumah sakit
b. Rumah sakit bersalin
c. Rumah bersalin
d. Dokter praktek anak
e. Dokter umum praktek
f. Dokter spesialis kebidanan
g. Bidan praktek
h. Klinik
i. Balkesmas ( Balai Kesehatan Anak)
E. Siapa yang harus di imunisasi
1. Bayi (0-11 bi) : BCG, DPT, Polio, Campak, dan hepatitis B
2. Anak SD kelas 1 : DT, CAMPAK
3. Anak SD kelas 2 : Td
4. Calon Penganten (Wanita) : Td
5. Ibu Hamil : Td
6. Siapa saja, khususnya yang beresiko tinggi dan belum mendapatkan pada waktu bayi :
Hepatitis B

Anda mungkin juga menyukai