Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian
ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam
urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit
rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu
berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-
kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel - sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan)
atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak
boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan
senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen
senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari
makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara
luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan.
Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan
didalamnya sangat tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi
orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika
mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat
melewati ambang batas normal. Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui
bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan
hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat
potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang
terdapatdalam perut hewan ±seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin.
Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan
1
mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang
merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate
jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa
purin maka si empunya dirimengalami sakit pada persendian.

B. Rumusan Masalah
1. apakah pengertian dari gout?
2. Bagaimana etiologi dari gout?
3. Apa saja klasifikasi dari gout?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Gout?
5. Bagaimana patofisiologi dari Gout?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari gout?
7. Bagaimana pemeriksaan fisik dari gout?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari gout?
9. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan dari gout?
10. Bagaimana komplikasi pada gout?
11. Bagimana asuhan keperawatan pada penyakit gout?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian
2. Untuk mengetahui Etiologi
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi
4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Fisik
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan keperawatan
10. Untuk mengetahui Komplikasi
11. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan

2
C. Manfaat penulisan
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan
penyakit Gout agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik. Bagi pembaca
diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gout lebih dalam sehingga dapat
mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit Gout. Bagi petugas kesehatan diharapkan
dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan Gout sehingga dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik. Bagi institusi kesehatan dapat menambah
informasi tentang Gout sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gout
1. Definisi
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal
monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah
mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat(Aru
W.Sudoyo. 2009).
Gout Artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai dengan
hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan serangan
akut (Hendarto Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan
ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap
yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar
1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria
daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal
kaki (Muttaqin, 2008).
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).Gout merupakan
penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri
pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan
defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth.
2001;1810).
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat)adalah suatu penyakit
gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

4
2. Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan


kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit
dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan
purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang
mendukung, seperti:
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat
menyebabkan hiperuricemia.
c. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan
etambutol.
d. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah
jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

3. Klasifikasi

3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:


1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena
cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi
sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam
beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin,
kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan
peningkatan asam urat.

5
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu
tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun.
Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah
menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada
hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut,
walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan
interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang
disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya
kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan
kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat
(tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam
ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati,
tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang
menyerupai kapur.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam
urat berlebihan, penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a. Obat-obatan

6
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC),
levodopa (obat parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b. Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang
lebih lazim hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat
pada umumnya tidak akan meningkat sampai kretinie clearance
kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang
berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati karena
keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat
diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.

4. Manifestasi Klinis

Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah
khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam,
disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak
enak badan dan denyut jantung yang cepat,sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat,
panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan
gout menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
klasik dan didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi
tersebut menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam.
Nyerinya, yang dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

5. Patofisiologi

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan


berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).

7
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.

2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa


purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak
melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin,
guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara
bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam
urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui
urin.

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya
pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

8
7. Pemeriksaan Fisik
a. B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat
suara ronki atau mengi.
b. B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat
dingin,dan pusing karena nyeri.
c. B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias
kepala dan wajah : ada sianosis
mata : sclera biasanya tidak ikterik
leher : biasanya JVP dalam batas normal
d. B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan
pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke
ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka
perubahan fungsi pada sistem ini
e. B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi
perlu dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji
frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya
mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang
memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
Look : keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi
sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasaya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan
tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan
gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan
temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
Feel : ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
Move : hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat.
9
8. Penatalaksanaan Medis

Fase akut
Obat yang digunakan :
a) Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat
ini jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan serangan akut biasanya
tablet 0,5mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau
kalau ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual
yang hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus
dihentikan.
b) Fenilbutazon
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis
gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c) Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
a. Golongan urikosurik
i. Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat
dalam serum.
ii. Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
iii. Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
iv. Benzbromaron.
b. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi
xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu
besar.
Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti:
1. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari
dapat menurunkan kadar asam urat serum. Pemeriksaan kadar asam urat serum
berguna untuk menentukan efektivitas suatu terapi.

10
2. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat
menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan demikian
meningkatkan ekskresi asam urat.

9. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Diet rendah purin.


Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
b. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
c. Latihan Fisik
Mengajak klien melakukan latihan ROM, gerak aktif pada ekstremitas yang tidak
sakit dan melakukan perawatan diri.

10. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan
tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-
sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya,
adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
2. Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam
subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
3. Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-
masalah yang terkait dengan psikososialnya.
4. Pemeriksaan diagnostik

a. Asam urat meningkat


b. Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
c. Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
d. Pemeriksaan urin
e. Rontgen

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang penyakit

12
C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi dan Rasioanl

1 Nyeri b.d proses Rasa nyaman 1. Berikan posisi yang


penyakit klien nyaman, sendi yang nyeri
terpenuhi (kaki) diistirahatkan dan
atau terhindar diberikan
dari nyeri bantalan. Istirahat dapat
menurunkan metabolisme
setempat dan mengurangi
pergerakan sendi yang
terjadi.

2. Berikan kompres hangat


atau dingin yang dapat
memberikan efek
vasodilatasi . keduanya
mempunyai efek
membantu pengeluaran
endorfin dan dingindapat
menghambat impuls-
impuls nyeri

3. Cegahlah agar tidak terjadi


iritasi pada tofi misal
menghindari penggunaan
sepatu yang sempit,
terantuk pada benda yang
keras. Bila terjadi iritasi
maka akan semakin nyeri,
apabila terjadi luka akibat
tofi yang pecah maka

13
rawatlah secara steril dan
juga perawatan drain yang
terpasang pada luka

4. Berikan obat-obatan sesuai


dengan resep dokter dan
amati efek samping obat-
obatan tersebut

2 Gangguan mobilitas Klien akan 1. Tingkatkan aktivitas klien


fisik b.d nyeri meningkatkan bila nyeri dan bengkak
persendian aktivitasnya telah berkurang
sesuai dengan
2. lakukan ambulasi dengan
kemampuan
bantuan misal dengan
menggunakan walker atau
tongkat.

3. lakukan latihan ROM


secara hati-hati pada sendi
yang terkena gout karena
bila dimobilisasi terus
menerus akan menurunkan
fungsi sendi.

4. usahakan untuk
meningkatkan kembali
pada aktivitas yang
normal.

3 Kurang pengaetahuan Klien dan 1. Berikan jadwal obat yang


tentang pengobatan keluarga harus digunakan meliputi
dan perawatan dapat nama obat, dosis, tujuan
dirumah memahami dan efek samping.
penggunaan Penjelasan ini dapat
obat dan meningkatkankoordinasi

14
perawatan dan kesadaran klien
dirumah terhadap pengobatan yang
teratur.

2. diskusikan tentang
pentingnya diet yang
terkontrol, misal dengan
menghindari makanan
tinggi purin seperti hati,
ginjal, sarden. Program
latihan dan istirahat yang
teratur perlu dibicarakan

D. EVALUASI

1. Tidak terjadi komplikasi


2. Nyeri terkontrol
3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan
4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah

15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah
satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
b. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena
ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya
meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah
kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin.
Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
c. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi
hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan,
panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

B. SARAN
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan
masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan
yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang
rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian
harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis
maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien
yang mengalami rheumatoid artritis.
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan
keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien
dalam proses penyembuhan.

16

Anda mungkin juga menyukai