Ref Reaktor Rarz
Ref Reaktor Rarz
Ada dua tipe dasar dari reaktor dikemas Packed Bed: fasa padat yang
dijadikan reaktan, dan adapula fasa padat yang dijadikan katalis. Banyak contoh
dari jenis pertama dapat ditemukan salah satunya dalam industri ekstraktif
metalurgi. Industri proses kimia biasanya didesain berkaitan dengan reaktor tipe
kedua: reaktor katalitik. Industri reaktor packed bed katalitik dengan berbagai
ukuran daritabung kecil, diameter beberapa sentimeter, untuk diameter besar
untuk packed bed. Reaktor packed beddigunakan untuk reaksi fasa gas dan gas-
cair. Tingkat perpindahan panas rendah dengan diameter besar pada reaktor
packed bed dan untuk tingkat perpindahan panas tinggi reaktor packed bed
fluidised harusdipertimbangkan (Sinnott, 2005).
Dimana:
FAo = FA (W)
FAo = FA(W+∆W)
∆W ′
∫0 rA dW = rA′ ∆W
rA′ ………………………………...……………………………….................(1.30)
Persamaan 1.29 disusun ulang sehingga menjadi:
dW =
FA0 dX
−r′A
……………………………………..…………………….…………….(1.31)
Keterangan:
FA0 = Laju alir masuk (kg/s) , V = Volume (dm3)
FA = Laju alir keluar (kg/s) W = Massa (kg)
rA = Laju alir reaksi (kg/s) XA = Fraksi mol
NA = Laju alir akumulasi (kg/s)
CA = Konsentrasi zat masuk
(mol/dm3)
CA0 =Konsentrasi zat keluar
(mol/dm3)
t = Waktu (s)
BAB II
DASAR PERANCANGAN
Di mana :
Kr, KL = Difusi efektif termal, J/s m K
g = Densitas fluida, Kg/m3
Cp = Kapasitas panas, J/kg K
a. Proses simulasi SPM-2300 Fixed Bed Reactor dapat digunakan untuk mereaksikan 2
macam gas serta dapat berlangsung secara eksotermik ataupun endotermik.
b. Reaktan A dan B diumpankan kepada masing-masing dari keempat inlet fixed bed
melalui suatu heater dimana suhu mereka dinaikkan hingga mencapai suhu optimum
reaksi. Suhu reaktan A dipertahankan agar lebih rendah dari suhu reaktan B, sehingga
memungkinkan untuk inter-bed quenching, suatu teknik yang digunakan untuk
mengontrol temperatur dalam reaktor.
c. Bed reactor dirancang untuk mengubah (mengkonversi) seluruh reaktan A menjadi
produk. Rasio molar inlet dari reaktan B terhadap reaktan A dipertahankan pada 10
banding 1, sejumlah besar reaktan B harus diumpankan ke bed pertama dengan hanya
sedikit reaktan B yang diumpankan ke bed-bed berikutnya.
Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator lebih
dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatik. Jika reaksi yang terjadi sangat
ekonomis pada konverrsi yang masih kecil, suhu gas sudah naik sampai lebih dari suhu
maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus didinginkan terlebih dahulu
ke dalam alat penukar panas di luar reaktor melalui tumpukan katalisator kedua. Jika konversi
gas yang keluar dari tumpukan kedua belum mencapai dari yang direncanakan, tetapi suhu
gas sudah lebih tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan
mengalirkan gas ke alat penukar panas kedua diduga kemungkinan dikembalikan ke reaktor
yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai diperoleh konversi
yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis, maka penukar panas di luar reaktor dapat
digunakan untuk pemanas gas reaksi (Faith, 1975).
Keterangan:
Diameter dalam tube, IDt
Diameter luar tube, ODt
Diameter dalam shell, IDs
Diameter luar, OD
Tebal plate, ts
Tebal head, th
Panjang tube, Z
Panjang head, L
Jarak baffle, B
Dalam menghitung volume reaktor, terlebih dahulu dihitung komponen waktu tinggal
dengan menggunakan persamaan (Fogler 3rd hal 58, 1999) :
1
Waktu Tinggal (τ) = 𝑆𝑝𝑎𝑐𝑒 𝑉𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 .............................. (2.6)
V = 𝑣 x τ ..........................................................(2.7)
Faktor Keamanan / Safety (kelonggaran) yang digunakan untuk reaktor adalah sebesar
15% (Peter hal 38, 1991). Setelah ditetapkan volume reaktor, tahap selanjutnya yang
dilakukan adalah menghitung jumlah tube.
Jika massa katalis sudah diketahui maka dilanjutkan dengan perhitungan volume total
tumpukan katalis dengan rumus:
𝑊
V katalis = ..............................................(2.11)
ρ katalis
4× 𝑉 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠
Z= ........................................................(2.12)
π×ID2
Dengan mensubstitusikan pers. 2.11 ke pers. 2.12 maka diperoleh rumus menghitung
tinggi tumpukan katalis keseluruhan ialah:
4×𝑊
Z= ......................................................... (2.13)
π×ID2 ×ρ katalis
Jumlah tumpukan katalis keselurahan yang telah diperoleh digunakan untuk mencari
tumpukan katalis per tube, dengan rumus:
Setelah itu dihitung jumlah tube yang dibutuhkan dengan menggunakan data tinggi
tumpukan katalis keseluruhan dan per tube sehingga:
2.2.4 Shell
Dalam merancang shell dibutuhkan data perhitungan berupa tinggi, diameter, dan
tebal shell. Dilakukan perhitungan diameter shell dengan menggunakan rumus (Brownell &
Young, 1959):
4 ×0.866 ×Nt×Pt2
(IDs) = ................................ (2.18)
π
Untuk menentukan tekanan desain pada reaktor, diambil faktor keamanan / kelonggaran
20% dari tekanan operasi (Peter hal 37, 1991).
OD
OA
icr A
B sf
ID th
r
2.2.7 Nozzle
Nozzle ini berfungsi sebagai lubang pemasukan dan pengeluaran bahan baku serta
lubang pemasukan dan pengeluaran dari steam ataupun cooling water yang digunakan.
Dalam perhitungan untuk mendesain nozzle dibutuhkan terlebih dahulu nilai densitas dan
viskositas dari bahan. Setelah itu, menghitung diameter optimum tube dengan menggunakan
persamaan (Sinnott hal 221, 2005):
W
L
12
12
DR
1/2 DR
L
Dp
Gambar
2.4. Nozzle (Brownell and Young, 1959)
0,53 -0,37
diopt = 366 G .µ0.03 ρ ......................... (2.28)
OD J
Weld, B n
t
h
Gasket
W
hG
C
hT R hD
go
HG
g1
HT
G
g1/2
𝑦−𝑃 𝑚
do/di = √𝑦−[ 𝑃 (𝑚+1)] ..................................................(2.30)
c. Perhitungan beban
𝑁
bo = ................................................................ (2.32)
2
Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam dihitung dengan menggunakan
rumus (Brownell & Young hal 229, 1959):
Wm2 = Hy
= 𝜋 x b x G x y .................................................................................... (2.33)
Ket : Hy = Berat beban bolt maksimum (lb)
Wm2 = Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
b = Efektif gasket (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)
Kemudian dihitung berat untuk menjaga join tight saat operasi digunakan digunakan
rumus (Brownell & Young hal 240, 1959):
Hp = 2 x b x µ x G x m x p................................(2.34)
Beban dari tekanan internal dihitung dengan rumus (Brownell & Young hal 240,
1959):
𝜋𝐺 2
H= 𝑃 ..........................................................(2.35)
4
Kemudian ditentukan ukuran baut yang akan digunakan dan diambil data pada tabel
10.4 (Brownell & Young hal 188, 1959). Jumlah baut minimum dihitung dengan rumus:
Am1
Jumlah baut minimum, Nbolt = 𝑟𝑜𝑜𝑡 𝑎𝑟𝑒𝑎 .........(2.38)
e. Perhitungan moment
1. Untuk boilting up condition
Beban desain diberikan dengan persamaan (Brownell & Young hal 242, 1959) :
Hubungan lever arm diberikan dengan persamaan (Brownell & Young hal 242, 1959):
hG = ½ (BC – G) ............................................... (2.42)
Ket : hG = Tahanan radial circle bolt (in)
BC = Bolt circle diameter (in)
G = Diameter gasket rata – rata (in)
The level arm, Hd dihitung dengan menggunakan rumus (Brownell & Young hal. 242,
1959):
The Moment, Md dihitung dengan menggunakan rumus (Brownell & Young hal. 242,
1959):
Md = Hd x hD ......................................................(2.46)
Momen komponen dihitung dengan persamaan (Brownell & Young hal. 242, 1959):
Mg = HG . hg ........................................................(2.47)
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force end pada luas
area dalam flange, HT (Brownell & Young hal. 242, 1959):
HT = H - HD ....................................................... (2.48)
MT = HT X hT ....................................................(2.50)
Jumlah moment untuk kondisi saat beroperasi, Mo (Brownell & Young hal. 242, 1959):
Mo = MD + MG + MT ........................................(2.51)
Berat tube dihitung dengan menggunakan persamaan 2.53. Berat material dalam
reaktor dihitung dengan menggunakan persamaan:
2.2.11 Support
Reaktor disangga dengan 4 kaki. Penyangga dilas di tengah-tengah ketinggian
keseluruhan reaktor (50% dari tinggi total reaktor). Dengan jarak antara bottom reaktor ke
pondasi sebesar 5 ft. Maka, tinggi lug :
Penyangga 4 kaki
Perforate plate 0.85476043 m2
C 0.75 in
d 228 in
Tebal minimum plate 47.1105523 in
Luas total pipa 2650.41994 m2
Tekanan total 720.1105523 psi
Spesifikasi Head
OD
OA
icr A
B sf
ID th
r