Reaktor RARZ Ok
Reaktor RARZ Ok
DASAR PERANCANGAN
Jika reaksi yang bersuhu tinggi, tabung dapat diatur dalam tungku.
Pressure-drop dan koefisien transfer panas dalam reaktor tabung kosong dapat
dihitung menggunakan metode untuk aliran dalam pipa. TFR (Tubular Flow
Reactor) biasanya berbentuk pipa yang memiliki range diameter dari 1-15 cm atau
lebih, dan tidak menutup kemungkinan diameter vessel dalam satuan meter.
Ketika beberapa tube yang disusun paralel dibutuhkan, maka metode shell and
tube seperti heat exchanger dapat digunakan (Sinnott, 2005).
2.2.4. Shell
Dalam merancang shell dibutuhkan data perhitungan berupa tinggi,
diameter, dan tebal shell. Dilakukan perhitungan diameter shell dengan
menggunakan rumus (Brownell & Young, 1959):
4 ×0.866 ×Nt×Pt2
(IDs) = (2.18)
π
Ket : Nt = Jumlah tube
Pt = Jarak antar pusat tube
Tebal shell dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Brownell &
Young hal 154, 1959):
PR
t s = fE−0,6, P + CA ....................................................................................... (2.19)
Ket : ts = Tebal shell (in)
P = Tekanan desain (psi)
R = Jari-jari shell (in)
f = Tekanan yang diizinkan (psi)
E = Efisiensi sambungan
CA = Korosi yang diizinkan (in)
Untuk menentukan tekanan desain pada reaktor, diambil faktor keamanan /
kelonggaran 20% dari tekanan operasi (Peter hal 37, 1991).
OD
OA
icr A
B sf
ID th
r
2.2.7. Nozzle
Nozzle ini berfungsi sebagai lubang pemasukan dan pengeluaran bahan
baku serta lubang pemasukan dan pengeluaran dari steam ataupun cooling water
yang digunakan. Dalam perhitungan untuk mendesain nozzle dibutuhkan terlebih
dahulu nilai densitas dan viskositas dari bahan. Setelah itu, menghitung diameter
optimum tube dengan menggunakan persamaan (Sinnott hal 221, 2005):
W
L
12
12
DR
1/2 DR
L
Dp
OD J
Weld, B n
t
h
Gasket
W
hG
C
hT R hD
go
HG
g1
HT
G
g1/2
c. Perhitungan beban
𝑁
bo = 2 ......................................................................................................... (2.32)
Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam dihitung dengan
menggunakan rumus (Brownell & Young hal 229, 1959):
Wm2 = Hy
= 𝜋 x b x G x y ................................................................................... (2.33)
Ket : Hy = Berat beban bolt maksimum (lb)
Wm2 = Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
b = Efektif gasket (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)
Kemudian dihitung berat untuk menjaga join tight saat operasi digunakan
digunakan rumus (Brownell & Young hal 240, 1959):
Hp = 2 x b x µ x G x m x p ......................................................................... (2.34)
Ket : Hp = Beban joint tight (lb)
m = Faktor gasket (Fig.12.11)
b = Effective Gasket (in)
G = Diameter gasket rata – rata (in)
P = Tekanan operasi (psi)
Beban dari tekanan internal dihitung dengan rumus (Brownell & Young
hal 240, 1959):
𝜋𝐺 2
H = 4 𝑃 .................................................................................................... (2.35)
Kemudian beban operasi total dihitung dengan:
Wm1 = H + Hp (2.36)
Ket : Wm1 = Beban berat bolt pada kondisi operasi (lb)
Wm2 = Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
H = Total joint contact surface (lb)
Kemudian ditentukan ukuran baut yang akan digunakan dan diambil data
pada tabel 10.4 (Brownell & Young hal 188, 1959). Jumlah baut minimum
dihitung dengan rumus:
Am1
Jumlah baut minimum, Nbolt = 𝑟𝑜𝑜𝑡 𝑎𝑟𝑒𝑎 (2.38)
Kemudian dilakukan pengecekan baut yang dipilih dengan cara:
Ab actual = Nbolt x Root area .................................................................... (2.39)
Ab 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 F 𝑎𝑙𝑙𝑎𝑤
Lebar gasket minimum, Nmin = ....................................... (2.40)
2 𝑦 𝜋𝐺
Apabila nilai Nmin<0.5 in maka pemilihan baut tepat.
e. Perhitungan moment
1. Untuk boilting up condition
Beban desain diberikan dengan persamaan (Brownell & Young hal 242,
1959) :
W = ½ (Ab + Am1) fa ................................................................................ (2.41)
Ket : W = Berat Beban (lb)
Am1 = Luas baut minimum (in2)
Ab actual = Luas aktual baut (in2)
Fa = Allowable stress (psi)
Hubungan lever arm diberikan dengan persamaan (Brownell & Young hal
242, 1959):
hG = ½ (BC – G) (2.42)
Ket : hG = Tahanan radial circle bolt (in)
BC = Bolt circle diameter (in)
G = Diameter gasket rata – rata (in)
2.2.11. Support
Reaktor disangga dengan 4 kaki. Penyangga dilas di tengah-tengah
ketinggian keseluruhan reaktor (50% dari tinggi total reaktor). Dengan jarak
antara bottom reaktor ke pondasi sebesar 5 ft. Maka, tinggi lug :
Hlug = ½ H + L .............................................................................................. (2.56)