Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin merupakan salah satu alat produksi yang mempunyai peranan


yang sangat penting dalam produktivitas di dalam suatu organisasi atau
perusahaan, dimana produktivitas yang ada sangat bergantung pada mesin.
Mesin gas merupakan salah satu dari alat-alat pembangkit listrik yang di
gunakan oleh PT. PLN (Persero). PT. PLN berusaha agar mesin-mesin
pembangkit listrik tetap beroperasi normal, meminimalkan jumlah gangguan
listrik yang dapat mengurangi pendapatan dari gangguan listrik yang di
akibatkan padamnya arus listrik serta berusaha menghindari kerusakan
mesin yang parah. Adapun kegiatan yang dilakukan atau yang dilaksanakan
oleh pihak perusahaan PT PLN adalah preventive maintanance, dimana
pemeliharaan dilakukan sebelum terjadi kerusakan. Pelaksanaan dan
tanggung jawab atas kerusakan peralatan tesebut ditangani oleh departemen
pemeliharaan yang ada diperusahaan tersebut. Namun demikian dalam
operasionalnya bagian pemeliharaan harus memperhatikan dan
melaksanakan syarat-syarat tertentu agar pekerjaan pemeliharaandapat
diselesaikan dengan efisien.
Pemeliharaan adalah semua kegiatan untuk menjaga atau
memelihara mesin, fasilitas peralatan perusahaan dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian juga penggantian yang diperlukan agar kegiatan
produksi dapat berlangsung dengan memuaskan sesuai dengan apa yang di
rencanakan. Pemeliharaan dan perawatan mesin yang dilakukan sangat
diperlukan sekali dalam melaksanakan aktivitas produksi, agar dapat
berjalan dengan lancar.
Adapun tujuan untuk melakukan pemeliharaan adalah agar
kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, menjaga
kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
produksi itu sendiri. Pemeliharaan juga bertujuan untuk membantu

1
mengurangi pemakaian atau penyimpangan diluar batas serta menjaga
modal yang telah di investasikan selama waktu yang ditentukan sesuai
dengan kebijaksanaan perusahaan atau organisasi. Pemeliharaan mempunyai
tujuan supaya mencapai tingkat biaya yang serendah mungkin serta
menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
tenaga kerja atau karyawan. Dalam melaksanakan pemeliharaan tergantung
dari kebijakan pimpinan perusahaan. Namun dalam operasinya kegiatan
pemeliharan dilakukan oleh bagian service yang berada dalam perusahaan
tersebut yang dilakukan seefisien mungkin. Hal ini dilakukan agar menjaga
kondisi mesin dan peralatan dalam keadaan yang baik, karena pemeliharaan
yang baik tentu akan menghasilkan kerja mesin yang baik pula, kegiatan
pemeliharan yang kurang baik akan menghasilkan kerja mesin yang tidak
baik pula tentunya. Dengan melakukan kegiatan pemeliharaan yang baik
akan menghasilkan mesin-mesin yang akan dapat dipakai dalam jangka
waktu yang relatif lama, dan kegiatan atau proses produksi berjalan tanpa
hambatan karena mesin jarang terjadi kerusakan. Juga dengan pemeliharaan
yang baik akan memperkecil kerusakan besar serta biaya pemeliharaan yang
tinggi akan dapat ditekan sekecil mungkin disebabkan terhindarnya
kerusakan besar atau kerusakan total. Sedangkan pemeliharaan yang kurang
baik akan menghasilkan kerja mesin yang tidak baik. Seperti mesin atau
peralataan akan cepat rusak, sehingga tingkat kegunaan akan cepat pula
menurun. Dengan tidak berjalannya mesin produksi secara efektif karena
seringnya terjadi kerusakan akibat pemeliharaan mesin yang kurang baik
menyebabkan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan PLTG?
2. Apa Keuntungan dan kerugian pada system PLTG?
3. Komponen utama dan peralatan pendukung PLTG?
4. Bagaimana prinsip kerja PLTG?
5. Bagaimana Pemeliharaan PLTG?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTG

Energi listrik merupakan salah satu energi yang memiliki peranan


penting bagi kehidupan manusia. Untuk menghasilkan energi listrik,
dibutuhkan unit pembangkit energi listrik. Salah satu unit pembangkit listrik
yang banyak ditemukan saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG).
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam
untuk menggerakkan turbin gas yang dikopel langsung dengan generator,
sehingga generator tersebut dapat menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja
ini sama dengan prinsip kerja PLTU. Yang membedakan adalah pada
PLTU, untuk memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh dengan
mendidihkan air. Sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air
tersebut. Sedangkan pada PLTG tidak diketemukan adanya boiler.
Dengan alasan peningkatan efisiensi, biasanya suatu PLTG
dikombinasikan dengan PLTU. Sehingga saat ini dikenal Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

2.2 Penggunaan PLTG

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam


untuk menggerakan turbin gas yang di kopel langsung dengan generator,
sehingga generator tersebut dapat menghasilkan energy listri. Prinsip kerja
ini sama dengan prinsip kerja PLTU. Yang membedakan adalah pada
PLTU, untuk memutar turbin menggunakan uap air yang diperoleh dengan
mendidihkan air, sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air
tersebut sehingga pada PLTG tidak diketemukan adanya boiler.

3
Dengan alasan peningkatan efisiensi, biaya suatu PLTG
dikombinasikan dengan PLTU sehingga saat ini dikenal Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

2.3 Keuntungan dan kerugian pada sistem PLTG

Selain ada keuntungan, didalam pemakaian Turbine Gas ada pula


kerugiannya. Pemilihan / pertimbangan penggunaan Turbine Gas
disesuaikan dengan kondisi atau fungsi Turbine Gas itu sendiri.

Keuntungannya :
1. Waktu pemasangan relative singkat karena PLTG dibuat berupa
package sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan.
2. Waktu start dan pembebanan lebih cepat dibanding mesin pembangkit
lain.
3. Tidak memerlukan air pendingin yang banyak seperti PLTU/ PLTD.
4. Dapat beroperasi sendiri tanpa bantuan listrik dari luar (Black Start).

Kerugiannya :
1. Efesiensinya rendah.
2. Spare part mahal.
3. Umur (lifer time)nya pendek.
4. Biaya operasi Rp/ kWH nya relative lebih tinggi dibanding pembangkit
lain.

2.4 Komponen utama PLTG

Pada prinsipnya suatu instalasi PLTG terdiri dari beberapa bagian


utama yang di rakit sedemikian sehingga menjadi satu unit yang bersinergi
yang dapat menghasilkan energi listrik sebagai outputnya. Komponen
tersebut adalah sbb ;

4
 Kompressor.
Kompressor ini digunakan untuk memasukkan udara bertekanan ke
ruang bakar dari udara luar. Energi yang diperolehnya ialah sebagian
dari daya output turbin melalui sebuah poros yang menghubungkan
kedua unit mesin tersebut.

 Ruang Bakar.
Ruang bakar ini adalah tempat berlangsungnya konversi energi
kimia menjadi energi panas sebagai akibat pembakaran bahan bakar.
Tekanan pada ruang bakar dibuat sama dengan tekanan udara masuk
yang keluar dari kompressor. Demikian halnya setelah pembakaran
bahan bakarpun, tekanan di dalam ruang bakar tetap sama. Ruang
bakar dilengkapi dengan alat penyemprot bahan bakar dan alat
penyala.

 Turbin.
Turbin ini disebut turbin gas karena fluida kerjanya adalah gas
hasil pembakaran bahan bakar dari ruang pembakaran. Tekanan masuk
ke turbin sama dengan tekanan gas keluar dari ruang bakar. Disini

5
terjadi proses konversi energi dari energi kinetik dan energi potensial
tekanan menjadi energi mekanis rotasi yang keluar lewat poros turbin.

 Generator.
Generator adalah mesin yang mengubah energi mekanis menjadi
energi listrik. Energi mekanis didapat dari poros turbin yang di
koppelkan dengan poros generator secara langsung maupun melalui
mekanisme roda gigi atau koppeling. Mekanisme roda gigi yang
dimaksud ialah sambungan antara yang menghubungkan poros turbin
dan generator yang dapat memperkecil jumlah putaran poros turbin
sesuai kebutuhan generator.

 Starter Motor.
Untuk menjalankan unit PLTG diperlukan suatu mekanisme
penggerak mula yang memutar unit sampai putaran tertentu lalu
menyalakan ruang bakar sehingga turbin akan mendapat pasokan
energi panas dan dapat beroperasi sendiri. Alat ini disebut Starter
Motor.

6
Berikut adalah gambar komponen dan instalasi PLTG:

Gambar 1. Komponen & Instalasi PLTG.

2.5 Peralatan pendukung PLTG

Berikut adalah peralatan pendukung yang digunakan dalam kinerja


pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) :

 Air Intake
Berfungsi untuk mensuplai udara bersih ke dalam kompresor

 Blow Off Valve


Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam
kompressor utama atau membuangsebagian udara dari tingkat tertentu
untuk menghindari terjadinya stall ( tekanan udara yang besar dan tiba

7
tiba terhadap sudu compressor yang menyebabkan patahnya sudu
compressor.
 VIGV ( Variable Inlet Guide Fan )
Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di
kompresikan sesuai kebutuhan.

 Ignitor
Berfungsi penyalaan awal atau start up campuran bahan bakar dengan
udara dapat menyala oleh percikan bunga api dan ignitor yang
terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan bakar
menggunakan bahan bakar propane atau LPG.

 Lube oil system


Berfungsi memberikan pelumas dan juga sebagai pendingin bearing-
bearing seperti beraring turbin, kompresor, generator. Memberikan
minyak pelumas ke jacking oil system, memberikan suplai minyak
pelumas ke power oil system.
 Hydraulic Rotor Barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant
pressure valve, pilot valve, hydraulic piston rotor barring. Rotor
barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown (selesai
operasi). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor
barring bermasalah ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul
vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabkan gas turbin trip.
 Exhaust Fan Oil Vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa
oleh minyak pelumas setelah melumasi bearing-bearing turbin,
compressor dan generator.
Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang tujuannya
agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan
minyak pelumas di bearing-bearing (seal oil) sehingga tidak terjadi
kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.

8
 Power Oil System
Berfungsi mensuplai minyak pelumas ke :
- Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
- Control-control valve (CV untuk bahan bakar dan CV untuk air)
- Protection dan safety system (trip valve staging valve)
Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
 Jacking Oil System
Berfungsi mensuplai minyak ke journal bearing saat unit shut down
atau stand by dengan tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film
di bearing. Terdiri dari 6 cylinder piston-piston yang mensuplai ke line-
line :

Dua line mensuplai minyak pelumas ke journal bearing.

Dua line mensuplai minyak pelumas ke compressor journal bearing.

Satu line mensuplai minyak pelumas ke drive end generator journal


bearing.

Satu line mensuplai minyak pelumas ke non drive end generator


journal bearing

2.6 Proses Konversi Energi.


Pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, energi primer yang
dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan bakar cair dan gas atau
kombinasi keduanya.Tingkat pertama konversi energi berlangsung di ruang
bakar (combustion chamber) yaitu energi kimia menjadi energi panas yaitu
dengan cara membakar bahan bakar pada tekaan konstan. Pembakaran
bahanbakar tersebut menghasilkan gas bersuhu tinggi (± 1300 0C) dengan
tekanan diatas 12 bar. Gas ini dialirkan ke turbin gas melalui nosel sehingga
selama dalam saluran sampai keluar dari nosel terjadilah konversi energi
yang kedua yaitu dari energi panas menjadi energi kinetik dan energi

9
potensial tekanan. Pada saat gas menyentuh sudu jalan pada roda turbin
maka terjadilah konversi energi yang ketiga dari energi kinetik dan energi
potensial tekanan menjadi energi mekanik dalam bentuk rotasi yang keluar
melalui poros turbin. Selanjutnya poros turbin di hubungkan dengan
generator sehingga konversi energi yang terakhir ialah dari energi mekanik
rotasi menjadi energi listrik. Gas bekas yang keluar dari turbin dilepaskan
ke udara pada tekanan udara sekitarnya tetapi masih bersuhu tinggi sekitar
500oC. Proses pemasukan panas atau pembakaran bahan bakar pada system
ini terjadi pada tekanan konstan.
Berikut adalah gambar proses konfersi energi :

Gambar 2. Proses konfersi energi

2.7 Prinsip Kerja PLTG


Pada awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan
hingga temperatur dan tekanannya naik. Proses ini disebut dengan proses
kompresi. Udara yang dihasilkan dari kompresor akan digunakan sebagai
udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan bagian-bagian turbin gas.
Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam
ruang bakar, udara bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar
dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat
langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan

10
bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih
dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik
mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat
mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas
bersuhu tinggi sampai kira-kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas
hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan
kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan
menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor
udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
Perhitungan energi yang terjadi dalam instalasi turbin gas didasarkan
pada kaidah yang berlaku dalam termodinamika.

Besarnya panas masuk ke dalam ruang bakar dihitung sbb ;


𝑞 = 𝐶𝑝𝑔 ( 𝑇3 − 𝑇2 ) kJ/kg
Dimana : 𝑪𝒑𝒈 = panas jenis gas pembakaran ( 1,112 kJ/kg.K)
𝑇3 = Temperatur gas pembakaran ( K )
𝑇2 = Temperatur udara masuk ( K )

Sedangkan kerja turbin kita dapat dengan menggunakan rumus ;


𝑊𝑡 = 𝐶𝑝𝑔 (𝑇3 − 𝑇4 )𝜂𝑡 kJ/kg
Disini : 𝜂𝑡 =Efisiensi isentropik turbin
𝑇4 =Temperatur gas keluar turbin ( K ).
Energi yang diperlukan kompressor ;
𝑊𝑘 = 𝐶𝑝𝑢 (𝑇2 − 𝑇1 )𝜂𝑘 kW
Dimana : 𝜂𝑘 = efisiensi isentropik kompressor
𝐶𝑝𝑢 = panas jenis udara ( 1,005 kJ/kg.K)
𝑇1 = temperatur udara masuk ( K )
Kerja keluaran netto Turbin ialah ;
𝑊𝑜 = 𝑊𝑡 − 𝑊𝑘 kJ/kg
Efisiensi thermal Unit PLTG ialah :

11
𝑊𝑡 − 𝑊𝑘 𝑊𝑜
𝜂𝑡ℎ = =
𝑞 𝑞

Jika laju aliran massa udara (𝑚𝑢 ) kg/s masuk kompressor diketahui maka
daya yang dibutuhkan oleh kompressor dapat dihitung :
𝑃𝑘 = 𝑚𝑢 . 𝑊𝑘 (kW)
Demikian juga daya keluaran turbin dapat dihitung jika laju aliran gas
masuk ke dalam turbin (𝑚𝑔 )menurut rumus ;
𝑃𝑡 = 𝑚𝑔 . 𝑊𝑡 (kW)
Sehingga daya netto :
𝑃𝑛𝑒𝑡𝑡 = 𝑃𝑡 − 𝑃𝑘 kW.
Daya netto tersebut adalah daya yang keluar ke generator sehingga daya out
put generator menjadi :
𝑃𝑔𝑒𝑛 = 𝑃𝑛𝑒𝑡𝑡 𝑥 𝜂𝑔 kW.

2.8 Langkah – langkah Operasi Perencanaan dan Pemeliharaan


1. Operasi

Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa startingnya
pendek, yaitu antara 15 – 30 menit dan kebanyakan dapat distart tanpa
pasokan daya dari luar (Black start) tetapi dapat distart dengan
menggunakan mesin diesel atau motor listrik sebagai starter.
Makin sering suatu unit PLTG mengalami start stop makin pendek
waktu pemeliharaannya. Jika jumlah startnya sudah mencapai 300 kali,
maka unit PLTG tersebut harus mengalami pemeriksaan dan
pemeliharaan. Saat dilakukan pemeliharaan, hal-hal yang perlu
mendapat perhatian khusus adalah bagian-bagian yang dilalui atau
terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai 1300 0C,
seperti ruang bakar, saluran gas panas dan sudu-sudu turbin. Semua
bagian ini pada umumnya mengalami kerusakan sehingga perlu diganti
atau diperbaiki. Proses start stop akan mempercepat proses kerusakan,
karena proses ini menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang

12
cukup besar. Hal ini disebabkan perubahan suhu bagian-bagian
mesin/turbin yang mencolok dari suhu ruangan hingga suhu pembakaran
pada saat starting.
Dengan memperhatikan buku petunjuk pabrik pembuat turbin ada juga
unit PLTG yang boleh dibebani hingga 10 % lebih tinggi dari nilai
nominalnya selama 2 jam (peak operation). Jika peak operation
dilakukan maka harus diperhitungkan terhadap selang waktu antara
inspeksi karena peak operation pasti menambah tingkat keausan yang
terjadi pada turbin sebagai akibat kenaikan suhu operasi.
Dari segi masalah lingkungan yang perlu diperhatikan ialah masalah
kebisingan, jangan sampai melampaui ketentuan yang diijinkan. Sama
halnya dengan instalasi PLTU, masalah instalasi bahan bakar
(BBM&BBG) perlu mendapat perhatian khusus dari segi pengamanan
terhadap bahaya kebakaran. Dari segi efisiensi penggunaan bahan bakar,
unit PLTG tergolong unit thermal yang efisiensinya paling rendah antara
15 – 25 %.
Akhir-akhir ini dalam perkembangan PLTG ada unit turbin gas aero
derivative yaitu modifikasi turbin gas pesawat terbang menjadi
penggerak generator. Keuntungannya ialah bahwa untuk daya yang
sama unit aero derivative lebih kecil dibandingkan dengan unit stationer
akan tetapi sampai kini kinerja mesin tersebut masih dalam pengamatan.
2. Perencanaan

Sebelum pemeliharaan dilaksanakan,perlu dibuat jadwal pelaksanaan


pemeliharaan yang memberikan panduan tentang jenis kegiatan, alokasi
waktu, tenaga yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Jadwal dibuat
dengan urutan dimulai dari rencana pemeliharaan dan referensi yang
terjadi. Melakukan pendataan tempat dimana akan dilakukan aktifitas
yang dapat memberikan kemudahan, keselamatan dan keamanan bagi

13
manusia maupun materialnya. Dalam menyiapkan lokasi kerja ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain :
a. Memenuhi kebijakan dan prosedur K3
b. Mendapatkan izin kerja dari petugas K3 bahwa pekerjaan
pemeliharaan aman untuk dilakukan
c. Berkoordinasi dengan bagian lain untuk keamanan dan kelancaran
pekerjaan pemeliharaan
d. Persiapan material dan alat kerja.
e. Mempersiapkan saluran pembuangan limbah cair
f. Mudah lalu lalang pelaksana dan pengawas pekerjaan
g. Mempunyai sarana air bersih yang memadai

3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan


a. Pembongkaran
Pembongkaran adalah dengan memperhatikan prosedur dan urutan
pembongkaran, penempatan, pembersihan, pemeriksaan dan
pemasangan untuk memperkecil kesalahan pada waktu pemasangan.
b. Inspeksi
Kegiatan inspeksi meliputi pembersihan, pengukuran sebelum dan
setelah penggantian part/perbaikan.
c. Pemasangan Kembali dan Penyetelan
Kegiatan pemasangan kembali dan penyetelan diharapkan sesuai
menurut buku manual mesin.
d. Tes Jalan
Menghidupkan dan membebani mesin untuk dilakukan pemeriksaan
kondisi mesin yang dilakukan sebelum dan setelah dilakukan
pemeliharaan untuk diambil data pembanding.
Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start-nya
pendek, yaitu antara 15-30 menit, dan kebanyakan dapat di-start

14
tanpa pasokan daya dari luar (black start), yaitu menggunakan mesin
diesel sebagai motor start.
Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu
pemeliharaan (time between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar
4.000- 5.000 jam operasi. Makin sering unit mengalami start-stop,
makin pendek selang waktu pemeliharaannya.
Walaupun jam operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika
jumlah startnya telah mencapai 300 kali, maka unit PLTG tersebut
harus mengalami pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan.

4. Pemeliharaan.
Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu
pemeliharaan yang pendek yaitu sekitar 4000 – 5000 jam operasi.
Secara umum pemeliharaan terhadap suatu instalasi turbin gas
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
selama operasi berlangsung seperti kerusakan yang terjadi sebelum
mencapai umur kerja alat tersebut dan mempertinggi efisiensi serta
umur ekonomisnya yang dilaksanakan sesuai petunjuk produsennya.

5. Pendinginan.
Bagian utama yang perlu mendapatkan pendinginan ialah sudu-sudu
turbin, poros dan minyak pelumas. Sudu-sudu turbin didinginkan oleh
udara dari kompressor melalui lubang pendingin dalam sudu-sudu dan
poros itu sendiri. Sedangkan minyak pelumas didinginkan dengan cara
yang konvensional yaitu dengan menggunakan heat exchanger
sedangkan lubang laluan udara pendingin sudu dan poros dibuat dengan
teknologi canggih. Selain itu generator juga perlu mendapatkan
pendinginan pada bagian statornya.

15
6. Pelumasan.
Pelumasan berfungsi untuk mencegah keausan pada bagian-bagian
mesin yang bergesekan terutama jurnal bearing, trust bearing dan gear
box yang menggerakkan accessories termasuk jurnal bearing pada
poros generator. Lube oil disirkulasikan oleh tiga buah pompa yaitu ;
A. Main Lube Oil Pump, yaitu pompa lube oil yang digerakkan oleh
poros turbin lewat sistem roda gigi.
B. Auxiliary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang
digerakkan oleh energi listrik yang beroperasi apabila tekanan lube
oil dari main pump mengalami penurunan.
C. Emergency Lube Oil Pump, berfungsi apabila kedua pompa diatas
tidak mampu mensuplai lube oil.

7. Pengamanan Bahan Bakar.


Kebutuhan PLTG akan bahan bakar harus sedemikian sehingga
kelangsungan pengoperasiannya terjamin (operasinya tidak akan
terputus) sepanjang masa operasi yang ditentukan. Karena banyaknya
bahan bakar yang harus di timbun maka harus diikuti pula dengan
perhatian khusus mengenai pengelolaan penimbunan bahan bakar agar
tidak terjadi kebakaran. Jika PLTG menggunakan BBM harus dicegah
adanya kebocoran yang dapat mengalirkan BBM ke bagian instalasi
yang bersuhu tinggi sehingga mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Pada penggunaan BBG sebagai bahan bakar, pendeteksian kebocoran
BBG harus menggunakan alat yang handal karena kebocoran tersebut
tidak terlihat oleh mata. Kemudian pengawasan gas Hydrogen yang
digunakan sebagai pendingin pada generator juga harus menggunakan
alat yang benar-benar handal untuk mencegah kebakaran. Karena risiko

16
kebakaran pada PLTG sangat besar maka harus ada instalasi kebakaran
yang memadai dan personil yang mendapat pelatihan yang baik
sehingga mampu menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun Kelebihan dan kekurangan dari PLTD adalah sebagai berikut
:
1. Kelebihan PLTG :
 Siklus kerja pembangkit lebih sederhana
 Pembangunan pembangkit lebih cepat
 Biaya pembangunan lebih murah
 Area pembangkitan relatif tidak terlalu luas. Sehingga PLTG
dapat dipasang di pusat kota / industri
 Waktu pemanasan dari kondisi dingin sampai beban penuh
sangat singkat (start up cepat)
 Tidak seperti PLTU, PLTG mampu start up tanpa
menggunakan motor start
 Peralatan kontrol dan alat bantu sangat minim dan sederhana
 Waktu pemeliharaan singkat

2. Kekurangan PLTG :
 Biaya pemeliharaan PLTG sangat besar. Hal ini dikarenakan
pembangkit bekerja pada suhu dan tekanan tinggi, komponen-
komponen dari PLTG yang disebut hot parts menjadi cepat
rusak sehingga memerlukan perhatian yang serius. Karena
mahalnya komponen-komponen PLTG, maka hal tersebut
dapat dikurangi dengan memberikan pendingin udara pada
sudu-sudu turbin maupun porosnya.
 Operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran
dengan suhu sekitar 1.300 oC memberi risiko korosi suhu
tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium, vanadium, dan natrium

18
yang terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-bagian
turbin seperti sudu dan saluran gas panas (hot gas path).

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Djiteng Marsudi, Pembangkitan Energi Listrik, PT Jalamas Berkatama,


Jakarta, 2003.

2. M J Djokosetyardjo, Pembahasan Lanjut Ketel Uap, Pradnya Paramitha,


Jakarta, 1990

3. M M EL Wakil, Instalasi Pembangkit Daya Jilid-1, Penerbit Erlangga,


Jakarta, 1992.

4. TD Eastop, Applied Thermodynamics For Engineering Technologists,


Longman, London, 1980

20

Anda mungkin juga menyukai