Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
2
Istimewa Yogyakarta berkisar antara 718 mm/th sampai 2992.3 mm/th, curah hujan
yang rendah umumnya dijumpai di wilayah Gunungkidul dan Bantul, sedangkan
curah hujan yang relatif tinggi dijumpai di wilayah Sleman.
Secara umum curah hujan di daerah sekitar pos-pos hujan tidak bisa diketahui
secara pasti karena pengukuran tidak dilakukan di semua lokasi. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode interpolasi yang dapat menghimpun nilai dari pos-pos hujan
yang diketahui untuk mengestimasi perkiraan curah hujan daerah sekitarnya yang
tidak memiliki pos hujan. Interpolasi adalah suatu metode matematis untuk menduga
nilai pada lokasi-lokasi yang datanya tidak tersedia. Secara khusus, terdapat suatu
metode statistika yang digunakan untuk menganalisis data geologi dan terdapat
informasi spasial yang disebut dengan Geostatistika. Tujuan dari analisis ini adalah
mengestimasi suatu bagian dalam sebuah himpunan yang tersebar secara spasial dari
hasil pengukuran sehingga dapat dilakukan suatu interpolasi pada data. Secara teori,
ada beberapa jenis metode interpolasi yang digunakan dalam analisis spasial, seperti
metode Invers Distance Weighted (IDW), Spline, Kriging, Thiessden Polygon, Least
Square Polynomial, dan lain sebagainya. Penelitian ini memfokuskan pada
penggunaan metode IDW dan Kriging.
Interpolasi adalah metode untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa
data yang telah diketahui. Dalam penelitian, interpolasi adalah proses estimasi nilai
pada wilayah yang tidak disampel atau diukur, sehingga terbuatlah peta atau sebaran
nilai pada seluruh wilayah (Gamma, Design Software, 2005). Pada penelitian ini
akan diijelaskan penggunaan metode IDW dan Kriging untuk interpolasi. Metode
IDW dapat dikelompokkan dalam estimasi deterministic dimana interpolasi
dilakukan berdasarkan perhitungan matematik. Sedangkan metode Kriging dapat
digolongkan ke dalam estimasi stochastic dimana perhitungan secara statistik
dilakukan untuk menghasilkan interpolasi.
Metode Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan metode deterministik
yang sederhana dengan mempertimbangkan titik disekitarnya (NCGIA, 1997).
Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip pada data sampel
yang dekat daripada yang lebih jauh. Bobot akan berubah secara linear sesuai dengan
jaraknya dengan data sampel. Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data
sampel. Metode ini biasanya digunakan dalam industri pertambangan karena mudah
untuk digunakan. Pemilihan nilai pada power sangat mempengaruhi hasil interpolasi,
3
Nilai power yang tinggi akan memberikan hasil seperti menggunakan interpolasi
near-est neighbor dimana nilai yang didapatkan merupakan nilai dari data point
terdekat (Pramono, 2008).
Sementara itu, metode Kriging adalah suatu metode geostatistika yang
digunakan untuk menaksir besarnya nilai karakteristik pada titik lokasi yang tidak
tersampel berdasarkan data titik yang tersampel disekitarnya, dengan
mempertimbangkan korelasi spasial yang ada dalam data tersebut. Penggunakan
metode kriging dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama menghitung nilai
variogram atau semivariogram dan fungsi covarian. Tahap kedua melakukan
penaksiran lokasi yang tidak tersampel. Metode Kriging adalah estimasi stochatic
yang mirip dengan Inverse Distance Weighted (IDW) dimana menggunakan
kombinasi linear dari weight untuk memperkirakan nilai diantara sampel data
(Corporation, 2004). Asumsi dari metode ini adalah jarak dan orientasi antara sampel
dan data menunjukkan korelasi spasial yang penting dalam hasil interpolasi (ESRI,
1996). Metode Kriging sangat banyak menggunakan sistem komputer dalam
perhitungan. Kecepatan perhitungan tergantung daro banyaknya sampel data yang
digunakan dan cakupan wilayah yang diperhitungkan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian
tentang estimasi curah hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan titik-titik
lokasi yang dikehendaki. Metode yang digunakan adalah metode Ordinary Kriging
dan Inverse Distance Weighted (IDW) dan. Dalam penyusunan laporan ini
mengambil judul “Interpolasi Spasial Ordinary Kriging dan Inverse Distance
Weighted (IDW) dalam Estimasi Curah Hujan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta”.