Anda di halaman 1dari 9

AKUMULASI HARA MINERAL DALAM SEL TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang
diampu oleh Dr. H Taufik Rahman M.Pd

oleh :
Kelompok 7
Pendidikan Biologi A 2013
Agi Azkya 1300416
Nissa Rachmawati 1303666
Syifana Ayu Maulida 1301071
Wiwit Astuti 1300237
Zharfa Dhini Setiawan 1300982

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
A. Judul
Laporan Praktikum Akumulasi Hara Mineral dalam Sel Tumbuhan
B. Tujuan
Menenukan ratio akumulasi ion Cl− dalam sel dengan Cl− dalam air kolam
tempat Hydrilla sp. hidup
C. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin, 19 September 2016
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi
D. Dasar Teori
Setiap organisme, baik hewan maupun tumbuhan akan selalu mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pada tumbuhan, agar dapat tumbuh dan
berkembang, diperlukan beberapa factor penunjang diantaranya yaitu media
tumbuh, air, cahaya matahari, unsur hara dan lain sebagaianya. Diantara factor-
faktor tersebut, tidak secara keseluruhan terpenuhi kebutuhannya sehingga proses
pertumbuhan dan perkembangan dapat terganggu bahkan terhenti.

Tumbuhan sangat bergantung kepada factor-faktor penunjang seperti


unsur hara dan mineral. Melalui penyerapan unsur hara dan mineral dari dalam
tanah maupun media tumbuh lainnya, tumbuhan dapat memperoleh zat-zat yang
diperlukan yang kemudian diolah menjadi bahan-bahan yang berguna bagi
kelangsungan proses menjadi tumbuhan baru (AAK, 1992).

Pada umumnya status nutrisi tanaman yang paling baik apabila


kandungan unsur hara terbanyak dimiliki oleh daun dibandingkan dengan organ
lain. Oleh karena itu, daun biasanya paling sering digunakan sebagai sampel
dalam analisis tanaman. Namun bukan berarti organ lain tidak mengandung
unsur hara. Untuk beberapa tanaman buah buahan, seringkali merupakan
indikator paling baik untuk kalsium dan boron.

Untuk tanaman tingkat tinggi, terdapat 13 jenis hara esensial yang terdiri
atas unsur hara makro yaitu N, P, K, S, Mg, Ca dan untuk unsur hara mikro yaitu
Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl. Brown (dalam Salisbury & Ross, 1992)
menyajikan daftar nsur hara essensial beserta konsentrasinya dimana konsentrasi
tersebut dijadikan pedoman agar menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih
baik. Selain itu, konsentrasi unsur-unsur dalam jaringan lebih diyakini daripada
menganalisis tanah untuk menunjukkan apakah tanaman akan tumbuh lebih baik
jika diberikan lebih banyak unsur tertentu.

Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang esensial bagi
tanaman dan berapa banyaknya adalah dengan menganalisis secara kimia semua
unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur
tersebut. Menurut Agung (2009), penentuan kadar klorida dengan cara titrasi
menggunakan AgNO3 dan indicator K2CRO4 5% . Penggunaan metode ini
memiliki keakuratan dan ketelitian cukup tinggi srta pelaksanaannya mudah dan
cepat.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
 Gelas Erlenmeyer 250 ml
 Buret
 Mortar dan pestel
 Kain kassa
 Pipet dan corong
2. Bahan
 Hydrilla sp.
 Air kolam tempat Hydrilla sp. Hidup
 Natrium Klorida 0,05 N
 Indikator Kalium Kromat (K2CrO4)
 Larutan AgNO3
 Aquades
F. Cara Kerja
Menghitung kadar Cl- pada sel Hydrilla

0,5 ml cairan yang berasal dari Hydrilla sp. diencerkan menjadi 25 ml


dengan akuades

0,5 ml Kalium Kromat 5% ditambahkan ke larutan pengenceran


Hydrilla

Larutan dititrasi dengan AgNO3 hingga berwarna coklat kemerahan

Volume AgNO3 yang digunakan dicatat untuk dihitung rasio selnya


G. Hasil Pengamatan
Tabel. 1.1 Hasil Pengamatan Kelompok 7 Unsur hara dalam Tumbuhan dan Air
Ekstrak Hydrila sp (Bareti) Air tempat hidup Hydrilla sp (Bareti)

Ekstrak 2 sebelum ditetesi AgNO3 Air 1 sebelum ditetesi AgNO3


(Dokumentasi Kelompok 7, 2016) (Dokumentasi Kelompok 7, 2016)

Ekstrak 2 Air 1
(Dokumentasi Kelompok 7, 2016) (Dokumentasi Kelompok 7, 2016)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kelas Akumulasi Hara dalam Sel Tumbuhan

Tumbuhan Tempat Rerata Cl-


Kelompok Rerata Cl- dalam sel Rasio
air hidup dalam air

Hydrilla sp. Botani 0,00104 N 0,0004 N 3:1


1
kolam 1

Hydrilla sp. Botani 0,0052 N 0,00084 N 6:1


2
kolam 2

Hydrilla sp. Botani 0,0002 N 0,00044 N 1:2


3
Kolam 3

Ipomea Ciwastra 0,0016 N 0,00032 N 5:1


4
aquatika

Hydrilla sp. Botani 0,00056 N 0,00028 N 2:1


5
Kolam 4

Hydrilla sp. Botani 0,00072 N 0,0004 N 2:1


6
Kolam 5

7 Hydrilla sp. Bareti 0,0004 N 0,00032 N 1:8


H. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum, kelompok kami menggunakan tumbuhan air
Hydrilla sp. Tumbuhan air ini hidup didalam air kolam. Unsur Cl- merupakan
salah satu unsur hara esensial bagi tumbuhan. Kandungan klorida (Cl-) pada
Hydrilla sp. baik dalam sel maupun dalam air kolam ditetapkan dengan cara
titrasi menggunakan perak nitrat (AgNO3). Selain itu, perak nitrat juga bereaksi
dengan kalium kromat yang menyebabkan titrasi pada jaringan maupun air
kolam berwarna coklat kemerahan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, menunjukkan
bahwa masing-masing tumbuhan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
dalam mengakumulasi ion Cl- yang bersal dari lingkungan tempat asalnya. Hasil
yang diperoleh kelompok 1, Hydrilla sp. Memiliki ratio akumulasi ion Cl- yang
lebih tinggi didalam sel dengan ratio 3:1. Begitu pula dengan kelompok 2,
Hydrilla sp. memiliki ratio akumulasi ion Cl- yang lebih tinggi didalam sel
dengan ratio 6:1. Kelompok 5 dan 6, Hydrilla sp. memiliki ratio akumulasi ion
Cl- yang lebih tinggi didalam sel dengan ratio 2:1. Kelompok 7, Hydrilla sp.
memiliki ratio akumulasi ion Cl- yang lebih tinggi didalam sel dengan ratio 5:4.
Namun kelompok 3, Hydrilla sp. emiliki ratio akumulasi ion Cl- yang lebih
tinggi dalam air lingkungan hidupnya dengan ratio 1:2. Hal ini dipengaruhi oleh
tempat tumbuh yang berbeda, kebutuhan masing-masing tanaman terhadap ion
Cl-.
Habitat mempengaruhi akumulasi ion Cl- pada suatu tumbuhan karena
pada masing-masing habitat memiliki kandungan ion Cl- yang berbeda pula. Jika
suatu habitat memiliki kandungan ion Cl- yang tinggi maka akumulasi ion Cl-
pada tanaman yang hidup pada daerah lingkungannya tersebut juga tinggi.
Namun habitat bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi akumulasi ion Cl-
pada tanaman.
I. Kesimpulan
 Tumbuhan sangat bergantung kepada factor-faktor penunjang seperti unsur
hara dan mineral untuk dapat mengolah bahan-bahan yang berguna bagi
kelangsungan proses menjadi tumbuhan baru.
 Nutrisi tanaman yang paling baik apabila kandungan unsur hara terbanyak
dimiliki oleh daun dibandingkan dengan organ lain, maka daun biasanya
paling sering digunakan sebagai sampel dalam analisis tanaman.
 Unsur Cl- merupakan salah satu unsur hara esensial bagi tumbuhan.
 Kandungan klorida (Cl-) pada Hydrilla sp. pada sel dan air kolam memiliki
konsentrasi yang berbeda, dapat ditetapkan dengan cara titrasi menggunakan
perak nitrat (AgNO3).
 Titrasi pada jaringan maupun air kolam dengan menggunakan perak nitrat
memiliki indikator berupa perubahan warna dari bening (air) dan hijau
(ekstrak tanaman) menjadi berwarna coklat kemerahan.
 Masing-masing Hydrilla sp. mempunyai kemampuan mengakumulasi ion Cl-
yang bersal dari lingkungan tempat asalnya.
 Ion Cl- yang terdapat didalam suatu habitat Hydrilla sp. berbanding lurus
dengan kandungan Cl- dalam jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius. (1992). Petunjuk Praktis Bertanam Sayur. Yogyakarta:


Kanisius.

Agung, T. U. (2009). Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah Dengan
Metode Argentometri. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara.

Salisbury, F & Ross, C. W. (1995). Plant Physiology 2nd Edition. Mc. Graw Hill
Company: New York.

Tim Fisiologi Tumbuhan. (2009). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.


Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Anda mungkin juga menyukai