Anda di halaman 1dari 2

Lembaga Arbitrase yang Berwenang dalam Menyelesaikan Sengketa

14 Agustus 2017 11:13 Diperbarui: 14 Agustus 2017 11:28 8202 0 0

Disebut-sebut sebagai alternatif penyelesaian sengketa komersial, arbitrase juga sering dipilih oleh
banyak perusahaan di Indonesia. Tak jarang, klausul arbitrase telah dibuat jauh-jauh hari, yaitu
ketika dua perusahaan atau lebih melakukan perjanjian bisnis. Penyelesaian sengketa komersial
melalui arbitrase tidak dilakukan di pengadilan umum, melainkan melalui lembaga arbitrase atau
tim ad-hoc. Berikut ini adalah lembaga arbitrase yang berwenang melakukannya di Indonesia.

Arbitrase Institusional

Ketika menyebut lembaga arbitrase, yang dimaksud biasanya adalah lembaga atau institusi resmi
yang kewenangannya melakukan arbitrase. Institusi ini berdiri secara permanen dan biasanya
memiliki panduan pelaksanaan arbitrase dengan jelas, mulai dari syarat permohonan arbitrase yang
dipenuhi dan pemilihan arbiter sampai pada pembuatan putusan. Karena dilakukan oleh institusi,
arbitrase yang dilakukan disebut arbitrase institusional.

Untuk sengketa komersial yang melibatkan perusahaan di Indonesia, berikut adalah lembaga
arbitrase yang berwenang.

 Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Dibentuk oleh pemerintah, BANI merupakan badan otonom yang berwenang melakukan arbitrase
untuk berbagai sengketa perniagaan, industri, dan keuangan. Lembaga yang didirikan pada tahun
1977 ini memiliki kantor utama di Jakarta dan perwakilan di beberapa kota di Indonesia.

Ada lebih dari seratus arbiter yang bekerja di BANI dan hampir sepertiganya merupakan arbiter
asing. Mereka memiliki berbagai latar belakang keahlian sehingga BANI bisa menangani berbagai
kasus, baik yang melibatkan perusahan Indonesia maupun asing.

 Badan Arbitrase Syariah Nasional Indonesia (BASYARNAS)

BASYARNAS merupakan lembaga arbitrase yang menangani kasus ekonomi syariah, misalnya
perbankan. Institusi ini tadinya bernama Badan Arbitrase Muamallah Indonesia (BAMUI) yang
berdiri pada tahun 1993, tetapi kemudian mengalami perubahan nama menjadi BASYARNAS
pada tahun 2003.

 Lembaga Arbitrase Internasional

Apabila sengketa terjadi melibatkan perusahaan asing atau Pemerintah Indonesia, penyelesaiannya
juga dapat dilakukan melalui lembaga arbitrase internasional, di antaranya adalah International
Chamber of Commerce (ICC) dan International Center for Settlement of Invesment
Disputes(ICSID).

ICC yang berada di Paris telah berdiri sejak tahun 1923 dan menangani sengketa komersial
berskala internasional, sedangkan ICSID lebih berfokus pada sengketa di bidang investasi dan
berkantor di Washington. Sengketa yang diselesaikan di lembaga arbitrase internasional ini
termasuk antara perusahaan atau investor dengan negara.

Arbitrase Ad-hoc

Selain arbitrasi institusional, ada juga arbitrase ad-hoc,yaitu yang dilakukan oleh tim buatan yang
ditunjuk oleh pihak yang bersengketa. Proses arbitrase jenis ini biasanya dipilih setelah ada
sengketa yang muncul. Begitu masalah selesai diproses dan putusan arbitrase telah dihasilkan, tim
ad-hocpun dibubarkan.

Selain soal status permanen atau insidental, arbitrase institusional dengan ad-hocberbeda dalam hal
prosedur. Ketika arbitrase dilakukan oleh lembaga seperti BANI, biasanya telah ada prosedur
standar yang harus dilakukan. Namun, dalam arbitrase ad-hoc, tidak ada prosedur baku karena
pihak yang terlibat memang tidak terikat pada organisasi yang memiliki standar operasional
tertentu. Hal ini memungkinkan penyelesaian sengketa diselesaikan dengan cara yang paling
diinginkan oleh pihak-pihak yang terlibat.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana cara menentukan apakah arbitrase yang akan Anda lakukan
adalah institusional atau ad-hoc?

Jawabannya sederhana, yaitu tergantung pada kesepakatan antara Anda dengan pihak lain. Kalau
sudah ada kesepakatan, hasilnya bisa ditulis secara jelas dalam klausul pactum de
compromittendo. Namun, kalau belum ada klausul arbitrase yang ditulis sebelumnya, begitu
sengketa muncul Anda dapat mengajukan permohonan kepada lembaga arbitrase saja---cara ini
lebih sering dipilih. Alasannya, lembaga tersebut memang 'ahlinya' dalam menyelesaikan sengketa
komersial.

Untuk mengikuti proses arbitrase, perlu juga menunjuk pengacara arbitrase agar proses arbitrase
dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai