Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah

tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh

dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara.

Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Termasuk

dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17 (WHO,

2009).

Menurut Kumar dkk (2007), kurva insidens usia bpada kanker

payudara bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali

ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45

66 tahun. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan 28% kanker

pada wanita kulit putih dan 25% pada kulit hitam. Sedangkan presentase

ketahanan hidup adalah 5 tahun 16-22%, sedangkan ketahanan hidup sepuluh

tahun adalah 1-5% apabila tidak diobati.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar

kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar

dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan

patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah


kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker

nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak diderita wanita.

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker

payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita

yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat

kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi (WHO,

2009).

Menurut Endang (2009), negara berkembang setiap tahunnya lebih dari

580.000 kasus kanker payudara ditemukan. Kurang dari 372.000 pasien

meninggal karena penyakit ini. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker

payudara terjadi pada wanitausia 50 tahun ke atas, sedangkan 6%nya pada

usia kurang dari 40 tahun.

Kanker payudara merupakan ancaman bagi kaum wanita.Walaupun

Kini sudah ada pengobatan yang terbaik, tetapi perjuangan melawan kanker

payudara tidak selalu berhasil. Menurut Setiati (2009), kanker payudara

merupakan kanker peringkat kedua yang paling banyak diderita dan ditakuti

wanita.berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, 70% wanita

yang datang sudah dengan kekambuhan dan pada stadium lanjut, sisa 30%

terdiagnosis pada stadium 1 atau II pasien dalam usia 25-80 tahun.

Menurur Reksoprodjo dkk (2010), berdasarkan


A. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi konsep dasar dari penyakit Cca mamae?

2. Apa saja yang perlu diidentifikasi dalam konsep keperawatan pada pasien dengan ca

mamae?

B. Tujuan

C. Mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi konsep dasar dari penyakit kanker

payudara Mengidentifikasi hal-hal yang terdapat pada konsep keperawatan pada pasien

dengan kanker payudara

D. Manfaat

1. Untuk Mahasiswa

Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam hal pemahaman

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Stroke

2. Untuk Institusi

Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk dapat menambahwawasan

tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Stroke

3. Untuk Pembaca

Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan bagi para

pembaca
BAB 2

TINJAUAN TEORI

1. ANATOMI FISIOLOGI

A. Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus

laktiferus, ampula, pori pailla, dan tepi alveolan, pengaliran limfa dari payudara

kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi kelenjar parasternal terutama dari bagian

yang sentral dan medial dan adapula pengaliran ke kelenjar interpektoralis. (WHO.,

2012)

B. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengauhi hormone. Perubahan pertama

ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas. Masa ferilitas sampai ke

kimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone

yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus

berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi sekitar hari

kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum

menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul bejolan

nyeri dan tidak rata.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara

menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berpoliferasi dan tumbuh

duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dan hipofisis anterior memicu laktasi. Air
susu diproduksi oleh sel-sel alveolus. Mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui

duktus ke putting susu.

2. DEFINISI

ُ‫َّللاِ ت َْط َمئِ ُّن ْالقُلُوب‬ َّ ‫الَّذِينَ آ َمنُوا َوت َْط َمئِ ُّن قُلُوبُ ُه ْم ِب ِذ ْك ِر‬
َّ ‫َّللاِ ۗ أ َ ََل ِب ِذ ْك ِر‬

Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi

taṭma`innul-qulụb Terjemah Arti: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah

hati menjadi tenteram.

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh

berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan dipayudara. Jika

benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bias menyebar (metatase)

pada bagian-bagian tubuh yang lain. Metatase bisa terjadi pada kelenjar getah bening

(limfe) ketiak maupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang

ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan dibawah kulit. (Erik T, hal : 39-40)

Suatu keadaan dimana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan

pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel

yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi / keganasan atau bersifat

kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan,

sehingga membentuk tumor / berkembang ”tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh

baru itu bersifat karsinogen. (Daniele 2009).


3. ETIOLOGI

Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah

mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko

akan membantu dalam mengembangkan strategi yang afektif untuk mencegah kanker

payudara. Faktor-faktor resiko mencakup :

a. Ca payudara terdahulu

b. Tinggi melebihi 170cm

Wanita yang tingginya 170cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena

pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan

struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah kearah sel ganas.

c. Riwayat penyakit payudara jinak

d. Kontrasepsi oral

e. Masukan alkohol setiap hari

f. Hormon berlebihan

g. Obesitas pasca menopouse

h. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium


4. PATOFISIOLOGI / PATHWAY
5. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala umum ca mamae adalah :

a. Teraba adanya massa atau benolan pada payudara

b. Payudara tak simetris / mengalami perubahan wujud dan ukuran karena semenjak

muncul pembengkakan

c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar putting susu,

mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

d. Adanya rasa nyeri / sakit pada payudara

e. Adanya cairan yang keluar dari putting susu

f. Penyebaran ketulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah berubah

naik

g. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lainnya

6. KLASIFIKASI

Stadium kanker payudara dibagi menjadi 4, yaitu :

a. Stadium I : terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe dan

tidak terdeteksi adanya metastasis.

b. Stadium II : terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dan

tidak terdeteksi adanya metastasis.

c. Stadium III : terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan

sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan nodus limfe terfiksasi

positif dalam area klavikula.

d. Stadium IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe normal

atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.


7. PENATALAKSANAAN

a. Medis

1. Pembedahan

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Mastektomi segmental

(lumpektomi) melakukan pengangkatan benjolan dan sejumlah kecil jaringan

payudara disekitarnya. Masektomi sederhana (di modifikasi) mengangkat seluruh

payudara bersama dengan otot yang menjalari dan kelenjar getah bening ketiak.

b. Keperawatan

1. Radiotherapy merupakan kombinasi dari terapi lainnya tidak jarang pula

merupakan terapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit disekitarnya,

kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nerveous atau otot.

2. Khemotherapy, pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam

aliran darah. Efek samping : mual, muntah, lelah, hilang nafsu makan, kerontokan

membuat mudah terserang penyakit.

3. Manipulasi hormonal, biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker

yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral ophorectomy dan

dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

8. ASUHAN KEPERAWATAN

A. FOKUS PENGKAJIAN

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan / pengulangan

pola tidur (contoh : tidur tengkurap)


2. Sirkulasi

Tanda : kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)

3. Makanan / cairan

Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan

4. Integritas ego

Gejala : stresor kontan dalam pekerjaan / pola dirumah. Stres / takut tentang

diagnosa prognosis, harapan yang akan datang

5. Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri pada penyakit yang luas / metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada

keganasan dini)

6. Keamanan

Tanda : masa nodul aksila, edema, eritrema pada kulit sekitar

7. Seksualitas

Gejala : adanya benjolan payudara, peubahan pada ukuran dan kesimetrisan

payudara

8. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara kandung).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya penekanan masa tumor

2. Gangguan mobilitas fisik b.d imobilitas lengan / bahu

3. Kecemasan b.d perubahan gambaran tubuh


C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya penekanan masa tumor ditandai dengan :

DS :

klien mengatakan mengeluh pada dada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke

kanan

DO :

a. Klien tampak meringis

b. Klien nampak sesak

c. Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : nyeri teratasi

Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

b. Nyeri tekan tidak ada

c. Ekspresi wajah tenang

d. Luka sembuh dengan baik

Intervensi :

a. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran

Rasional : untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rasa nyeri yang

dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi

selanjutnya.

b. Beri posisi nyaman

Rasional : dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks / istirahat

secara efektif dan dapat mengurangi nyeri


c. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan

memperlancar sirkulasi O2 keseluruh jaringan

d. Ukur tanda-tanda vital

Rasional : peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi awal adanya

peningkatan nyeri

e. Penatalaksanaan pemberian analgetik

Rasional : analgetik dapat memblock rangsangan nyeri sehingga nyeri tidak

dapat dipersepsikan

2. Gangguan mobilitas fisik b.d imobilitas lengan / bahu ditandai dengan :

DS :

a. Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan

b. Klien mengeluh tangan merasa lemah

c. Klien tidak mau banyak bergerak

DO :

a. klien tampak takut bergerak

tujuan : klien dapat beraktivitas

kriteria hasil :

a. klien dapat beraktivitas sehari-hari

b. peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit

intervensi :

a. latihan rentang gerak sesegera mungkin


rasional : untuk mencegah kekuatan sendi yang dapat berlanjut pada

keterbatasan gerak

b. bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

rasional : menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan

c. bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur

rasional : untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam

gerakan

3. kecemasan b.d perubahan gambaran tubuh ditandai dengan :

DS :

a. klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain

b. ekspresi wajah tampak murung

c. tidak mau melihat tubuhnya

DO :

a. klien tampak takut melihat anggota tubuhnya

tujuan : kecemasan dapat berkurang

Kriteria hasil :

a. klien tampak tenang

b. mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

a. dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya

Rasional : proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan sehingga

pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya


b. diskusikan tanda dan gejala depresi

Rasional : reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali

dengan diukur

c. diskusikan kemungkinan untuk bedah rekontruksi atau pemakaian prostetik

Rasional : rekontruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap,

mendekati normal.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY W DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA MAMMAE


DI RUANG MAWAR RSUD Dr. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 20020

No Medical Record : 00.55.01.55

Tanggal Pengkajian : 08 januari 2020

Pukul : 20.30 wib

A. DATA DASAR
1. Data Demografi
a. Nama Pasien : Ny. W
b. Usia : 51 tahun
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Status perkawinan : menikah
e. Pekerjaan : ibu rumah tangga
f. Agama : islam
g. Pendidikan : SMP
h. Suku : lampung
i. Bahasa yang digunakan : Indonesia
j. Alamat : haduyang ratu kec. Padang ratu
k. Sumber biaya : BPJS
l. Tanggalmasuk rs : 6 januari 2020
m. Diagnose medis : CA MAMAMME
2. Sumber informasi
a. Nama : Tn. B
b. Usia : 25 tahun
c. Jenis kelamin : laki laki
d. Alamat : haduyang ratu
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : wiraswsta
g. Hubungan dengan pasien : anak

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Masuk RS (UGD / Poli Klinik )
Pasien mengatakan datang ke rumah sakit abdul moeloek melalui rujukan dari
rumah sakit umum Demang Sepulang Raya, Lampung Tengah dnb masuk ke IGD
RSUDAM pada tanggal 06 Januari 2020 Pukul 09.46. pasien diantar keluarganya
dengan keluhan nyeri pada bagian payudara sampai ketiak

2. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian / Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan


Utama (PQRST) Nyeri
Pasien mengatakan pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 08 Januari
2020 Pukul 20.30 wib. pasien mengatakan nyeri pada bagian payudara sampai
ketiak setelah dilakukan postop. Nyeri terasa hilang timbul nyeri dirasakan ± 15
menit nyeri akan berkurang jika pasien beristirahat dan diberi obat nyeri dan
akan bertambah jika pasien banyak beraktivitas seperti saat ingin ke kamar
mandi atau saat berjalan nyeri meyebar sampai ke bagian perut Skala Nyeri 6

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Demang
Lampung Tengah. Pasien mengatakan pernah melakukan operasi pada payudara
sebelah kanan dan pasien mengatakan memiliki riwayat Cancer Payudara selama
5 Tahun.
4. Genogram

X
x
X
X

: MENINGGAL
X
x : LAKI-LAKI / PEREMPUAN
X
X : GARIS PERNIKAHAN

: GARIS KETURUNAN
x
: TINGGAL SERUMAH
5. Riwayat Psikologis Spiritual
a. Gambaran Diri
Pasien mengatakan merasa tidak percaya diri dan malu setelah kehilangan
salah satu organ tubuhnya,pasien khawatir akan kondisinya ssat ini karena
takut jika dia tidak cantik
b. Identitas Diri
Pasien mengatakan anak pertama dari enam bersaudara, pasien mengatakan
masih menikah dan memiliki 5 orang anak.
c. Peran Diri
Pasien sebagai ibu bertanggung jawab mengurus anak dan keluarga dengan
hanya menjadi ibu rumah tangga dan sekarang perannya berkurang karena
pasien hanya terbaring lemah dirumah sakit
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan perannya dalam keluarga sebagai seorang ibu yang harus
memenuhi kebutuhan keluarganya.
e. Harga Diri
Pasien mengatakan kurang percaya diri dengan kondisinya dan merasa malu
karena kehilangan salah satu organ tubuhnya saat ini pasien mengatakan
harus mendapatkan dukungan dari keluarga.

6. Pengetahuan Pasien dan Keluarga


Pasien dan keluarganya mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit yang
diderita pasien.

7. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal


Keadaan lingkungan rumah pasien bersih tetapi berpolusi lingkungan rumah
pasien banyak asap kendaraan.
8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum dan Saat Sakit
a. Pola Nutrisi dan Cairan
1) Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien biasanya makan 3x sehari dengan sayur dan lauk
pauk berat badan pasien
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien hanya makan ± 6 sendok
dan tidak ada makan yang lainnya

b. Pola Eliminasi BAB dan BAK


1) Sebelum Sakit
BAK : Pasien biasanya BAK teratur 4-5 x perhari berwarna
kuning jernih dan berbau khas
BAB : BAB pasien lancar 1-2 x 1 hari tanpa adanya keluhan
konspasi BAB Lunak berwarna kuning.

2) Saat Sakit
BAK : Pasien BAK menggunakan kateter dengan banyak urine
1000 cc
BAB : Pasien mengatakan belum BAB setelah operasi.

c. Pola Personal Hygien


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan biasa mandi 2x1 hari pagi dan sore menggunakan
sampo dan sabun serta menggosok gigi dengan pasta gigi. Pasien mandi
tanpa bantuan orang lain.
2) Saat Sakit
Pasien hanya di lap menggunakan handuk dan di bantu oleh keluarganya.
Pasien membersihkan mulut nya dengan berkumur dan hanya
menggosok gigi di tempat tidur.

d. Pola Istirahat dan Tidur


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan biasa tidur 6-8 jam 1 hari pasien tidur nyenyak tanpa
ada keluhan.
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan gelisah karena tidak bisa tidur dan hanya tidur 4 jam
dalam sehari pasien merasa gelisah karena memikirkan tentang
penyakitnya dan juga nyeri pada luka post op nya. Dan pasien hanya
tidur siang kurang lebih 2 jam

e. Pola Aktifitas dan Latihan


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan aktivitas dan kegiatan pasien bekerja sebagai ibu
rumah tangga tanpa ada keluhan dan bantuan orang lain.
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur, pasien sulit
beraktivitas seperti biasanya karena luka post op.

f. Pola Rasa Aman dan Nyaman


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelumnya tidak mengeluh nyeri
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan merasa nyeri seperti tertusuk tusuk dan sakala nyeri
6, akibat luka post op nya pasien merasa tidak nyaman dan hanya
berbaring .

g. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


1) Sebelum Sakit
Psien mengatakan sebelum sakit tidak merokok minuman keras dan
ketergantungan obat karena ia tau kalau itu tidak baik untuk dirinya dan
kesehatan nya
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak merokok dan minuman keras serta
ketergantungan obat.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmetris GCS : 15
b. TD : 120/80 mmhg Nadi : 90x/ menit
c. Suhu : 36,10 RR : 18x/menit
d. TB : 153 cm BB : 52 Kg

2. Pemeriksaan Persystem
a. Sistem Penglihatan
Posisi matasimetris antara kanan dan kiri fungsi penglihatan normal
b. Sistem Pendengaran
Tidak ada nyeri pada telinga, tidak terdapat peradangan fungsi. Pendengaran
baik, tidak menggunakan alat bantu pendengaran bentuk telinga simetris.
c. Sistem Wicara
Pasien normal dalam berbicara tidak ada peradangan pada mulut dan
tenggorokan dan bentuk mulut simetris.
d. Sistem Pernafasan
I : Tidak ada benjolan, bentuk dada simetris dan tidak ada luka
A : Suara / bunyi nafas vesikuler, bersifat halus dan rendah
P : Paru normal : Sonor / resenan
P : Kesimetrisan Ekspansi dada
e. Sistem Kardiovaskuler
Irama jantung teratur, Kekuatan Jantung normal
Temperatur kulit Hangat, Warna kulit putih sedikit pucat
Edema Tidak ada edema/pembengkakan, CRT < 3 detik akral dingin
f. Sistem Neurologi
Kesadaran pasien composroetris 6CS : 15 (E : 4 V : 5 M : 6) tidak terdapat
kaku kuduk.
g. Sistem Pencernaan
Bising usus 18 x / menit terdapat nyeri tekan pada perut karena pengaruh
luka post op.

h. Sistem Imunologi
Tidak terdapat pembesaran getah bening
i. Sistem Endokrin
Tidak terdapat luka tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
j. Sistem Urogenital
Tidak terdapat distensi, kandung kemih normal pasien tidak mengalami nyeri
pada abdomen.
k. Sistem Integumen
Pasien terlihat lemas, terdapat luka post op pada daerah ketiak sampai
mamae, panjang luka 20 cm lebar 2cm terpasanng elastis perban dan da
kondisi verban kotor dan luka merembes warna jahitan merah kecoklatan
dan terasa nyeri
l. Sistem Muskuluskeletal
Pasien mengalami sedikit kesulitan dalam bergerak karena lemas tetapi tidak
ada tanda-tanda peradangan pada fraktur tidak ada kelainan bentuk tulang
dan otot pergerakan masih di bantu keluarga.
Kekuatan otot :
Keterangan : O : Tidak melakukan kontrol
1 : Tidak ada gerakan

5555 5555 2 : Tidak dapat melawan


3 : gravitasi
5555 4444
Menggerakan otot secara
4 : penuh melawan gravitasi
5 : Mampu melawan
dorongan
normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Diagnostik

Thorax

Uraian hasil dan kesan pemeriksaan

Kepada yth .is

Klinis : ca mamame dextra

Foto: thorax

Bayangan opak yang terproyeksi di bawah lapang kanan sampai hemithorak


bawah kanan ec proyeksi massa mammae.

2. Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 10,9 11,7 – 15,5 9idi
Leoukosit 5000 3.600 – 11.00 /ul
Trombosit 187.000 150.000
440.000 4/l
SGOR 24 0-35 u/l
SGPR 14 0-35 u/l
Gula Darah Sewakto 138 < 140 Mg/dl
Ureum 24 21-43 Mg/dl
Creatimine 0,89 < 0,90 Mg/dl
E. PENATALAKSANAAN
1. Medis
- IUFD RL 20 Tetes x/menit
- Inj ranitidine 1 amp 2 gr/hr IV
- Inj ceftriaxone 2 gr/hr IV
- Pct tablet 3x1 500mg /oral
- Katerolac k/p drip
- Kalnex 50mg / 8j

2. Keperawatan
- Kaji keadaan nyeri
- Monibor TTV
- Memberikan posisi nyaman
- Melakukan perawatan luka (ganti balutan)
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

F. RESUME KONDISI PASIEN


Pasien datang ke RSUD Dr.H.Abdul Moeloek pada tanggal 06 Januari 2020 Pukul
09.46 WIB dengan keluhan nyeri pada bagian payudara sebelah kanan karena
terdapat benjolan TD : 100/80 mmhg N : 70x1 mat suhu : 36,10C RR : 18 x 1 menit.
Pada soal di lakukan pengkajian pada tanggal 09 Januari 2020 pukul 20.30 WIB.
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op nya, nyeri terasa hilang timbul nyeri
akan berkurang saat pasien berbaring dan beristirahat dan akan bertambah jika
pasien banyak beraktivitas pasien mengatakan cemas dengan penyakit yang
dideritanya.

G. DATA FOKUS
1. Data Subyek
- Pasien mengatakan nyeri pada luka post op nya
- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri bertambah bila pasien banyak beraktivitas dan
berkurang bila pasien beristirahat.
- Pasien mengatakan sakit pada luka post op nya
- Pasien mengatakan tidak nyaman karena lukanya
- Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
- Pasien mengatakan merasa malu karena kehilangan salah satu organ
tubuhnya
- Pasien mengatakan khawatir akan kondisinya
- Pasien mengatakan gelisah karena memikirkan penyakitnya
2. Data Objek
- Pasien terlihat menahan nyeri
- Pasien terlihat kesakitan
- Pasien terlihat sering memegang bagian payudaranya
- Terdapat luka post op pada payudara sebelah kanan sampai ketiak
- Keadaan jahitan rapih
- Panjang jahitan 20 cm
- Lebar jahitan 2 cm
- Terpasang elastis perban
- Warna jahitan merah kecoklatan
- Pasien tampak gelisah karena tidak bisa tidur
- Pasien tampak khawatir dengan kondisi yang dihadapi takut dirinya tidak
cantik lagi
- Td : 120/80
- akral dingin

H. ANALISA DATA
No Data Senjang Problem Etiologi
1 Ds : Nyeri Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri pada luka post Akut fisik
op nya
- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri bertambah
bila pasien banyak beraktivitas dan
berkurang bila pasien beristirahat.
Do :
- Pasien terlihat menahan nyeri
- Pasien terlihat kesakitan
- Pasien terlihat sering memegang bagian
payudara
- Kala nyeri
- TTV : -120/80
- S : 3,610C
- N : 90 x 1 menit
- Er : 18 x 1 menit
2 DS : Kerusakan Kurang terpapar
- Pasien mengatakan sakit pada luka post integritas informasi tentang
op kulit upaya
- Pasien mengatakan kurang mengetahui mempertahankan
tentang penyakitnya atau melindungi
- Pasien mengatakan tidak nyaman intergritasjaringan
dengan penyakitnya.
DO :
- Terdapat luka jahitan dibagian mamae
sebelah kanan
- Keadaan jahitan rapih
- Panjang jahitan 20 cm
- Lebar 2cm
- Warna jahitan merah kecoklatan
- Terpasang elastis perban
3 DS : Kecemasan Perubahan
- Pasien mengatakan kurang percaya diri gambaran tubuh
- Pasien mengatakan merasa malu karena
kehilangan salah satu organ tubuhnya
- Pasien mengatakan khawatir akan
kondisinya.
- Pasien mengatak gelisah karena
memikirkan tentang penyakitnya
DO :
- Pasien tampak gelisah karena tidak bisa
tidur memikirkan tentang penyakitnya
- Pasien tampak khawatir dengan kondisi
yang dihadapi karena takut dirinya tidak
cantik lagi
- Td : 120/80
- Akral dingin

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang upaya mempertahankan atau melindungi integritas jaringan
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
J. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny, W
DX Medis : Ca Mammae
No. MR : 00. 55 – 01.05
Ruang/RS : Mawar
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat nyeri 1. Mengetahui
b.d askep 2x24 jam pasien keadaan nyeri
Luka Post op dapat heratasi 2. Monitor TTV 2. Mengetahui
dengan kriteria 3. Pantau keadaan keadaan umum
hasil : nyeri 3. Memantau keadaan
- Skala nyeri 4. Beri posisi yang nyeri
berkurang nyaman 4. Untuk mengurangi
5. Beri edukasi rasa nyeri
penyuluhan tentang 5. Agar pasien tau
mengontrol nyeri cara mengatasi
6. Kolaborasi dengan nyeri
dokter dalam 6. Agar mendapat
pemberian analgetik obat analgetik

2 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan luka 1. Mengetahui


integritas kulit askep 2x24 jam jahit keadaan luka
b.d luka yang integritas kulit 2. ukur panjang jahitan jahitan
masektomi dapat teratasi 3. Pantau warna luka 2. Mengetahui jahitan
dengan kriteria jahitan 3. Mengetahui warna
hasil : 4. Kondisikan luka jahitan
- Keadaan kulit lingkungan 4. Menjaga keadaan
sedikit senyaman mungkin lingkungan pasien
membaik 5. Beri edukasi tentang 5. Berikan edukasi
- Perkusi jaringan resiko infeksi penyuluhan
membaik 6. Lakukan perawatan 6. Untuk mengurangi
luka infeksi pada luka
7. Kolaborasi dengan 7. Agar mendapatkan
dokter dalam obat analgetik
pemberian analgetik
3 Kecemasan b.d Setelah dilakukan 1. Dorong pasien 1. Proses kehilangan
perubahan askep 2x24 jam untuk bagian tubuh
gambaran tubuh kecemasan dapat mengekspresikan membutuhkan
teratasi dengan : perasaannya penerimaan
- Pasien tampak 2. Diskusikan tanda sehingga pasien
tenang dan gejala depresi dapat membuat
- Pasien mau 3. Ajarkan tehnik rencana untuk
berpartisipasi relaksasi nafas masa depannya
dalam program dalam 2. Reaksi umum
terapi 4. Yakinkan pada terhadap tipe
pasien untuk prosedur dan
bersabar dan berdoa kebutuhan dapat
sesuai dengan dikenali dan
keyakinan pasien diukur.
5. Kolaborasi dengan 3. Agar pasien bisa
dokter untuk lebih merasa
therapy tenang
4. Menyakinkan
pasien bahwa
penyakitnya pasti
sembuh
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny, W
DX Medis : Ca Mammae
No. MR : 00. 55 – 01.05
Ruang/RS : Mawar
No Waktu Implementasi Paraf Evaluasi
1 08 – 01 – 2020 1. Mengkaji derajat nyeri S : 1. Pasien mengatakan
17.30 R.pasien mengatakan nyeri nyeri pada luka post
pada luka post op nya op nya
H. pasien menahan nyeri 2.Pasien mengatakan
18.00 2. Memonitor TTV nyeri hilang timbul
H : TD : 120/80 mmhg O : 1. Pasien menahan nyeri
RR:18x1menit S : 36,10C M : 2.Pasien kesakitan
80x1 menit A : Nyeri akut b.d agen
18.18 3. Pantau keadaan nyeri pencedera fisik belum
R : Pasien mengatakan nyeri teratasi
hilang timbul P : lanjutkan intervensi :
H : Skala nyeri 6 1. Kaji skala nyeri
4. berikan posisi yang nyaman 2. Monitor TTV
18.30 R : Pasien mengatakan nyeri 3. Beri posisi yang
bertambah bila pasien nyaman
banyak beraktivitas dan 4. Beri Penkes
berkurang bilang pasien 5. Kolaborasi dengan
istirahat dokter
H . Pasien terlihat kesakitan
18.55 5. memberi penkes tentang
nyeri
H. pasien belum paham
tentang nyeri
19.00 6. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik

19.10 1. Mmengkaji keadaan luka


jahitan
R. Pasien mengatakan sakit
pada luka post op nya
H. terdapat luka jahitan di
bagian mamae sebelah kanan
2 19.55 2. mengkaji panjang dan lebar S : 1. Pasien mengatakan
jahitan sakit pada luka post op nya
H. Panjang jahitan 20 cm lebar 2. Pasien mengatakan
2cm belum mengerti
20.00 3. Memantau warna dan kondisi 3. Pasien mengatakan
luka jahitan lingkungannya
H. Keadaan jahitan rapih warna kurang bersih
merah kecoklatan dan merembes O : 1. Keadaan jahitan rapih
20. 15 4. beri edukasi tentang resiko 3. Panjang jahitan 20
infeksi cm
H. pasien mengatakan belum 4. Lebar 2cm
mengerti 5. Luka merembes
20.45 5. kondisikan lingkungan
senyaman mungkin 6. Melakukaan
H. lingkungan pasien kurang perawatan luka 1 x
bersih dalam sehari
20.55 6. lakukan perawatan luka
A: Kerusakan intergritas
H. perawatan luka dilakukan satu
kulit b.d kurang terpapar
kali sehari
infformasi tentang upaya
20.55 7. berkolaborasi dengan dokter
mempertahankan atau
dalam pemberian obat
melindungi integritas
jaringan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

S: 1.Pasien mengatakan
3 20.52 1. Membantu pasien
kurang percaya diri
mengekspresikan
2. Pasien mengatakan
perasaanya
R. pasien mengatakan malu karena
kurang percaya diri kehilangan salah
H. pasien tampak gelisah satu organ
2. mendiskusikan tanda tubuhnya
dan gejala depresi 3. Pasien khawatir
R. Pasien mengatakan dengan kondisi
malu karena kehilangan yang dihadapi
20.56 salah satu organ karena takut
tubuhnya dirinya tidak cantik
H. pasien khawatir lagi
dengan kondisi yang 4. Pasien gelisah
21.00 dihadapi karena takut karena tidak bisa
dirinya tidak cantik lagi tiidur
3. mengajarkan tejnik O: 1. Pasien gelisah
relaksasi nafas dalam 2.pasien khwatir dengan
H. Pasien gelisah karena kondisinya
tidak bisa tidur A:kecemasan berhubungan
4. meyakinkan kepda dengan perubahan
pasien untuk selalu gambaran diri belum
bersabar dan berdoa terarasi
sesuai dengan keyakinan P: Lanjutkan intervensi
1 09-01-2020 1. Mengkaji derajat nyeri S: 1. Pasien mengatakan
14.00 R. Pasien mengatakan nyeri pada luka post op nya
sudah tidak nyeri lagi sudah berkurang
pada luka post op nya O: 1. pasien sudah tidak
H. Pasien sudah tidak menahan nyeri
menahan nyeri 2. Pasien sudah tidak
2. memonitor ttv kesakitan
15.00 H. TD 120/100 RR: A: nyeri akut b.d pencedera
18X/mnt S: 36,1 N: 80x/ fisik mulai teratasi
mnt P: Hentikan intervensi
3. berikan posisi yang
15.15 nyaman
H. nyeri berkurang
4, memberi penkes
15.30 tentang cra mengontrol
nyeri
H. pasien mulai paham
5. berkolaborasi dengan
15.45 dokter dalam pemberian
analgetik

1. Mengkaji keadaan S: 1. Pasien mengatakan


2 16.00 luka jahitan luka post op nya sudah
R. Pasien mengatakan tidak sakit lagi
tidak sakit lagi pada 2.pasien mengatakan
luka post op nya lingkungan nya sudah
2. mengkaji panjang mulai bersih
16.15 dan lebar jahitan O: 1.Terdapat jaitan di
H. Panjang jahitan 20 daerah mamae sebelah
cm dan lebar 2 cm kanan
3. memantau warna 3. Keadaan jahitan
16.20 luka jahitan rapih
H. warna jahitan 4. Panjang jahitan 20
coklat dan mulai cm
kering 5. Lebar 20 cm
4. beri edukasi A: kerusakan
16.30 tentang resiko infeksi intergritas kulit b.d
H. Pasien mengatkan kurang terpapar
sudah mengerti informasi ttg upaya
5. pantau keadaan mempertahankan
16.45 lingkungan atau melindungi
R. pasien mengatakan intefritas jaringan
lingkungan nya sudah mulai teratasi
mulai bersih
6. melakukan P: hentikan informasi
16.55 perawaatan luka
H. pasien melakukan
perwatan luka 1x
sehari
7. kolaborasi dengan
17.00 dokter dalam
pemberian obat

3 17.25 1. Membantu pasien untuk S: 1. Pasien mulai percaya


mengekspresikan diri
perasannya 2. Pasien mengatakan
R. Pasien mulai percaya sudah mulai
diri menerima
H.pasien tampak tenang keadaannya
17.30 2. mendiskusikan tanda 3. Pasien mengatakan
dan gejala depresi hati nya lebih
R. pasien mengatakan tenang dengan
sudah mulai menerima hanya mengingat
keaadannya allah
H. pasien sudah tidak O: 1. Pasien mulai tenang
khawatir dengan 2. Pasien tidak
kondisinya khawatir lagi
3. mengajarkan teknik 3. Pasien muli
17.45 relaksasi nafas dalam rileks
H. pasien sudah mulai A: Kecemasan
rileks dan tidur dengan berhubungan dengan
tenang perubahan gambaran diri
4. meyakinkan pada mulai teratasi
18.00 pasien untk bersabar dan P: hentikan intervensi
berdoa kepada allah
R. pasien mengatkan hati
nya lebih tenang dengan
hanya mengingat allah
BAB 4
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah

tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh

dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara.

Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Termasuk

dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17 (WHO,

2009).

Menurut Kumar dkk (2007), kurva insidens usia bpada kanker

payudara bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali

ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45

66 tahun. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan 28% kanker

pada wanita kulit putih dan 25% pada kulit hitam. Sedangkan presentase

ketahanan hidup adalah 5 tahun 16-22%, sedangkan ketahanan hidup sepuluh

tahun adalah 1-5% apabila tidak diobati.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar

kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar

dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan

patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah


kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker

A. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai tambahan pengetahuan untuk dunia keperawatan, agar perawat mengetahui

faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke.

2. Bagi Pasien

Diharapkan menjadi sumber pengetahuan bagi pasien untuk mengetahui faktor risiko

yang dapat dicegah untuk mengurangi risiko terkenanya stroke.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan studi kasus ini menjadi bahan literatur dalam konsep pencegahan dan

tatalaksana pada pasien stroke.

4. Bagi Mahasiswa

Selanjutnya study kasus ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk penyusunan

study kasus selanjutnya pada pencegahan risiko stroke dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai