Anda di halaman 1dari 6

1.1.

International Profesional Pratices Framework


International Profesional Pratices Framework (IPPF) adalah kerangka
konseptual yang dikeluarkan oleh institute of internal auditor (IIA) untuk
memberikan panduan bimbingan bagi auditor internal dalam melakukan
fungsi audit internal. IPPF terdiri dari mandatory guidance dan recommended
guidance.
Untuk melaksanakan pengembangan terhadap standar profesional dan
memberikan petunjuk pelaksanaan bagi para praktisi audit internal, IIA
membentuk International Internal Audit Standards Board (IIASB). Selain itu
IIA juga memiliki IPPF oversight council yang melakukan evaluasi dan
memberikan saran terkai dengan proses penyusunan standards dan guidance.
Terdapat revisi IPPF sejak tahun 2015 dan kemudian diikuti dengan
revisi standards yang berlaku efektif per Januari 2017.

Dalam IPPF versi terkini terdapat beberapa perubahan signifikan yaitu


penambahann misi dari audit internal (mission) dan core principles. Selain
itu terdapat perubahan pada definisu audit internal (definition) dan tentunya
perubahan pada standards. Sedangkan pada bagian guidance, terdapat
pengelompokan ulang menjadi 2 bagian yaitu implementation guidance dan
supplemental guidance.
Berikut ini adalah misi audit internal sesuai IPPF. Meningkatkan dan
melindungi nilai organisasi denganmemberikan asurans, advis dan wawasan
yang berbasis resiko dan objektif.
Sedang yang termasuk sebagai core principles, adalah sebagai berikut:
 Demonstrates integrity
 Demonstrates competence and due professional care
 Is objective and free from undue influence (independent)
 Aligs with the strategis, objectives, and risks of the organization
 Is appropriately positioned and adequatel resourced
 Demonstrates effectively
 Provides risk-based assurance
 Is insightful, proactive, and future-focused
 Promotes organizational improvement

1.2. Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)


Berdasarkan Peraturan bank Indonesia (PBI) No.1/6/PBI/1999 tentang
penugasan Direktur Keputusan (Compliance Director) dan Penerapan Standar
pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, Bab III Pasal 8, bank wajib
menerapakan fungsi audit intern bank sebagaimana ditetapkan dalam Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang merupakan lampiran
tidak terpisah dari peraturan Bani Indonesia tersebut. Dalam hal suatu bank
telah mempunyai standar audit intern sendiri maka standar tersebut haruss
sekurang-kurngnya memenuhi Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern bank, bank
wajib :
a. Menyusun Piagam audit Intern (Internal Audit Charter);
b. Membentuk Satuan Kerja audit Intern (SKAI);
c. Menyusun Panduan Audit Intern.
1.3.Definition Of Internal Audit, Independen and Objectivity
Definisi dari Internal audit menurut IPPF adalah sebagai berikut :
Internal Auditing is an independent, objective assurance and
counsulting activity designed to add value and iprove an organization’s
operational. It helps an prganization accomplish its objectives by bringing
systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of
risk management, control and govermence processes.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa fungsi audit internal harus
memiliki beberapa elemen sebagai berikut :
a. Independen and objective ;
b. Melakukan aaktivits Assurance aand Consulting;
c. Melakukan nilai tambah (adds value) dan memperaiki operasional
organisasi;
d. Memiliki pendekatan yang sistematis dan terarah untuk membantu
pencapaian tujuan organisasi;
e. Melakukan evaluasi terhadap manajemen risiko (risk management).
Pengendalian internal (control) dantata kelola (governance).

Elemen pertama dari definisi internal audit adalah independen dan


objektif. Berdasarkan SPFAIB, kedua elemen pertama ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Independen
Auditor intern harus memiliki independensi dalam melakukan audit dan
mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesauai dengan profesinya dan
standar audit yang berlaku umum. Independensi tersebut sangat penting agar
produk yang dihasilkannya memiki manfaat yang optimal bagi terselenggara
serta terjaminnya kepentingan bank dan masyarakat. Dalam hubungan ini
audit intern harus independen dari kegiatan yang diperiksa. Auditor intern
dianggap independen apabila dapat bekerja dengan bebas dan objektif. Untuk
memperoleh independensi tersebut, kedudukan Kepala SKAI dalam
organisasi harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga mampu
mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun
tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terikat dengan bank.
Untuk mencapai indeoenden dari fungsi audit internal diperlukan
adanya beberapa factor pendukung sebagai berikut,
a. Dukungan dari manajemen agar fungsi audit internal dapat bekerja
dengan bebas tanpa campur tangan pihak lain.
b. Kebebasan fungsi audit internal dalam menetapkan metode, cara teknik,
dan pendekatan audit yang dilakukannya.
c. Sikap mental yang independen. Tercermin dari laporan yang lengkap,
cermat dan tidak memihak.
d. Bebas dari pertentangan kepentingan atas objek dan kegiatan yang
diperiksanya.
Objektivitas
Objektivitas adalah sikap mental yang independen yang harus dipelihara oleh
auditor internal dalam melakukan audit. Sikap mental tersebut tercermin dari
laporan yang lengkap, objektif serta berdasarkan analisis yang cermat dan
tidak memihak. Untuk dapat memelihara objektifitas diperlukan antara lain:
a. Rotasi secaraberkala penugasan pekerjaan kepada para auditor internal;
b. Review secara cermat atas laporan hasil audit serta prosesnya.
Auditor internal tidak boleh melakukan audit terhadap fungsi bisnis
yang pernah atau dikerjakan oleh auditor tersebut sebelum periode tertentu
(umumnya 1tahun). Namun terhadap rekomendasi yang diberikan, tidak
menutup kemungkinan auditor tersebut melakukan post-implementation
review atau follow up review atas implementasi rekomendasi tersebut.
Auditor internal tidak boleh terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan
proses perencangan (design) dari suatu keputusan bisnis dan operasional.

1.4.Code Of Ethics
Kode etik merupakan penjabaran dari definisi audit internal yang memiliki
dua elemen penting, yaitu Prinsip (Integrity, Objectivit, Confidentiality,
Competency) dan Rules of Conduct yang mendiskripsikan norma-norma
dalam bertindak dan bertingkah laku yang benar. Sesuai aturan di SPFAIB,
auditor internal harus memiliki sikap mental dan etika serta tanggung jawab
profesi yang tinggi, sehingga kualitas hasil kerjanya dapat dipertanggung
jawabkan dan dapat digunakan untuk membantu terwujudnya perkembangan
bank yang wajar dan sehat. Auditor intern harus memiliki sikap mental yang
baik yang tercermin dari berikut ini:
a. Kejujuran
Auditor intern harus mampu mengemukakan pendapat secara jujur dan
bijaksana, sesuai dengan hasil temuannya.
b. Objektivitas
Auditor intern harus selalu mempertahankan sikap objektid, sehinngga
dapat mengemukakan temuan berdasarkan bukti-bukti atau fakta –fakta
yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian laporan atas hasil
temuan harus lengkap dan didasarkan pada analisis yang objektif.
c. Ketekunan
Auditor intern harus memiliki ketekunan dan keuletan di dalam
menelusuri masalah /indikasi yang dihadapi guna memperoleh bukti-bukti
yang mendukung temuannya.
d. Loyalitas
Auditor intern harus menunjukan loyalitas kepada tanggungjawab
profesinya.

Auditor intern harus memiliki kode etik profesi yang antara lain
mengacu kepada code of ethics dari IIA. Kode etik ini berisi prinsip-prinsip
dari ekspektasi minimal mengenai cara bertindak dan berperilaku dari
individu dan organisasi dalam melakukan fungsi audit internal.
Kode etik tersebut sekurang-kurangnya memuat keharusan untuk :
a. Berperilaku jujur, santun, tidak tercela, objectif dan bertanggung jawab;
b. Memiliki dedikasi tinggi;
c. Tidak akan menerima apa pun yang akan dapat memengaruhi pendapat
profesionalnya;
d. Menjaga prinsip kerahasiaan sesuai dengan ketentuan dan perundang-
undangan yang berlaku;
e. Terus meningkatkan kemampuan profesionalnya.

1.5.SPPIA –Attribute Standard


Standar pertama yang ada dalam Standards of Profesisional Practice of
Internal Auditing (SPPIA) adalah Attribute Standard. Attribute standard
menjelaskan mengenai karakteristik atau atribut yang harus dimikiki oleh
organisasi dan individu yang menjalankan fungsi audit internal. Penulisan
kode dari standar ini menggunakan kode yang dimulai dengan angka 1000-
1999. Attribute standard ini terintegrasi dengan implementation standard
yang dibbagi menjadi penerapan dalam peran assurance (dengan kode A) dan
consulting(dengan kode C).
Berikut ini adalah pembagian /struktur pengkodean standar dalam
SPPIA ;

Anda mungkin juga menyukai