Full PDF
Full PDF
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TUGAS AKHIR
Oleh :
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
FINAL PROJECT
LPG GAS LEAK DETECTOR
BASED ON ATMEGA8535 MICROCONTROLLER
NIM : 045114007
INTISARI
Liquified Petroleum Gas (LPG) merupakan gas alam yang digunakan sebagai bahan
bakar pada industri maupun rumah tangga. Gas ini memiliki sifat mudah terbakar, tetapi di
lain sisi memiliki sifat tidak berbau, tidak berwarna,dan memiliki berat lebih besar dari udara
di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan alat yang dapat mendeteksi,
memberikan tanda bahaya dan menghentikan kebocoran gas.
Untuk mendeteksi gas LPG digunakan sensor gas TGS 2610, sedangkan untuk
mikrokontroler digunakan ATMega8535. Alat yang dibuat akan membunyikan alarm,
menyalakan LED warna, menampilkan pesan LCD dan mematikan kebocoran gas dengan
cara memutar kran regulator yang dipasang pada mekanik sederhana.
Hasil implementasi tugas akhir ini, mikrokontroler sudah dapat membaca data dari sensor
TGS 2610, penampilan pesan bahaya melalui alarm, LED dan LCD yang menyala dengan
baik saat terjadi kebocoran, serta program telah berjalan sesuai yang diinginkan. Data
percobaan penempatan sensor menunjukkan posisi ketinggian yang sesuai adalah pada 30 cm
dari lantai. Mekanik yang dibuat masih memiliki masalah dalam hal pemasangan dan
penggunaan berulang.
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga tugas akhir dengan judul “Detektor Kebocoran Gas LPG Berbasis ATMega 8535”
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang
telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga tugas akhir ini bisa
diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua atas dukungan dan kesabaran.
2. Ibu B. Wuri Harini, S.T, M.T., selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran
membimbing, memberi saran dan kritik yang membantu penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini.
3. Seluruh dosen teknik elektro dan laboran yang memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama masih kuliah.
4. serta seluruh teman-teman teknik elektro 04 yang lain.
Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan tugas akhir ini sangat diharapkan.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Blok model perancangan ………………………………………………. 3
Gambar 2.1. Struktur sensor gas TGS2610[3] ……………………………………..... 4
Gambar 2.2. Ilustrasi penyerapan oleh sensor ketika terdeteksi adanya gas ......... 5
Gambar 2.3. Karakteristik sensitifitas sensor TGS 2610 [6] ………………………... 6
Gambar 2.4. Rangkaian dasar sensor[6] …………………………………………….. 6
Gambar 2.5. Rangkaian wheatstone bridge …………………………………………. 6
Gambar 2.6 Opamp dengan konfigurasi voltage follower ………………………….. 7
Gambar 2.7. Penguat Instrumentasi …………………………………………………. 8
Gambar 2.8. Rangkaian CE (Common-Emitter) …………………………………….. 9
Gambar 2.9. Konfigurasi pin ATMega8535 ………………………………………… 11
Gambar 2.10. Komponen register ADMUX ………………………………………….. 12
Gambar 2.11. Komponen register …………………………………………………….. 13
Gambar 2.12. Komponen register ADCSRA …………………………………………. 13
Gambar 2.13. LCD 16X2 …………………………………………………………....... 14
Gambar 2.14. Buzzer ………………………………………………………………….. 15
Gambar 2.15. Tampilan awal BASCOM …………………………………………....... 17
Gambar 3.1. Diagram blok rancangan ………………………………………………. 22
Gambar 3.2. Gambar bentuk fisik rancangan ………………………………………… 23
Gambar 3.3. Rangkaian sensor TGS2610 [6] ……………………………………….. 24
Gambar 3.4. Rangkaian Pengondisi Sinyal ………………………………………….. 26
Gambar 3.5. Rangkaian Buzzer …………………………………………………....... 26
Gambar 3.6. Rangkaian LED ………………………………………………………… 27
Gambar 3.7. Rangkaian LCD 16X2 …………………………………………………. 27
Gambar 3.8. Rancangan tampilan LCD ketika terjadi kebocoran ………………....... 28
Gambar 3.9. Rangkaian driver aktuator ……………………………………………… 29
Gambar 3.10. Rangkaian osilator kristal ……………………………………............... 30
Gambar 3.11. Rangkaian mikrokontroler …………………………………………….. 31
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Konfigurasi pengaturan untuk Port I/O …………………………………........ 10
Tabel 2.3. Hubungan antara DDRAM dan CGROM ………………………………........ 14
Tabel 2.4. Konfigurasi kaki LCD ………………………………….................................. 15
Tabel 2.4.Tipe data pada BASCOM – AVR [11][12] …………………………............... 17
Tabel 4.1 Respon sensor alat dengan sumber gas di sambungan katup gas ……….......... 37
Tabel 4.2 Respon sensor alat dengan sumber di selang gas ……………………….......... 38
Tabel 4.3 Kondisi output pada setiap state …………………………………………........ 40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
bahaya yang diberikan sistem berupa audio dan visual. Sensor gas yang digunakan adalah
sensor khusus untuk mendeteksi gas LPG yaitu sensor TGS2610. Sedangkan sebagai
pemroses data dari sensor dan sebagai pusat kontrol sistem digunakan ATMega8535. Output
dari sistem ada 2 jenis, yaitu penampil dan aktuator. Penampil berupa LCD dan LED untuk
menampilkan data visual. Aktuator untuk melakukan langkah-langkah preventif seperti
memutus aliran gas dan menetralisir gas yang bocor. Diharapkan dengan adanya alat ini
dapat membantu untuk segera mengetahui kebocoran gas LPG dan mencegah terjadinya
ledakan atau kebakaran.
BAB II
DASAR TEORI
Sensor sistem yang digunakan berupa sensor gas yang telah dibentuk dan dipersiapkan
untuk instalasi di dalam maupun di luar ruangan. Pembungkus dari bahan stainless steel dan
metal memberikan perlindungan khusus terhadap lapisan substrat dan heater yang
merupakan bagian terpenting sensor. Bagian dalam sensor dihubungkan dengan rangkaian
pengondisi sinyal dengan 4 buah pin.
Bahan detektor gas dari sensor adalah metal oksida, khususnya senyawa S nO2. Ketika
kristal metal oksida (SnO2) dihangatkan dengan heaterpada temperatur tertentu, oksigen akan
diserap pada permukaan substrat sensor dan oksigen akan bermuatan negatif. Hal ini
disebabkan karena permukaan substrat mendonorkan elektron pada oksigen yang terdapat
pada lapisan luar, sehingga oksigen akan bermuatan negatif dan muatan positif akanterbentuk
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pada permukaan luar substrat sensor. Energi yang terbentuk dari peristiwa ini akan
menghambat laju aliran elektron seperti tampak pada gambar 2.2.a.
Di dalam sensor, arus elektron mengalir melewati daerah sambungan (grain boundary)
dari kristal SnO2. Pada daerah sambungan, penyerapan oksigen mencegah muatan untuk
bergerak bebas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat
permukaan dari muatan negatif oksigen akan berkurang seperti Gambar2.2.b, dan
mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang atau energi yang diperlukan elektron
untuk melewati daerah sambungan.Dengan menurunnya penghalang maka resistansi sensor
akan juga ikut menurun.
2, harus dirangkai seri dengan RLuntuk membatasi arus yang melewati sensor, sehingga tidak
terjadi panas yang berlebih.
( )
Gambar 2.4. Rangkaian dasar sensor[5] Gambar 2.5. Rangkaian wheatstone bridge
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pada gambar 2.5, adalah elemen sensor yang berubah sesuai variabel input I, maka =
dan , dan merupakan resistor tetap.
⁄ ⁄
( )
Persamaan 2.2 memberikan hubungan parameter pada rangkaian wheatstone bridge
dengan elemen sensor tunggal. Nilai individual dari dan tidak kritikal, tetapi
perbandingan kedua resistor tersebut yang penting.
Jika dan adalah nilai minimum dan maksimum variabel yang diukur, dan
dan adalah resistansi sensor pada keadaan tersebut, maka agar rangkaian mempunyai
range dari sampai , persyaratan ini harus dipenuhi:
⁄ ⁄
( )
⁄ ⁄
( )
2.5.Transistor
Transistor berfungsi sebagai saklar bila berada dalam keadaan cut-off atau saturasi.
Rangkaian CE (Common-Emitter) adalah rangkaian yang umumnya digunakan untuk aplikasi
dengan transistor (gambar 2.8). Dinamakan rangkaian CE, sebab titik ground dihubungkan
pada kaki emitter.
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
adalah tegangan antara kaki base dan emitter yang besarnya 0,7V untuk bahan
silikon. Jika < maka dapat dianggap kaki base-emitter diberi bias balik dan arus
0, sehingga = . Keadaan transistor ini disebut cut-off.
Tetapi jika > , akan mengalir arus base ( ) yang besarnya:
Keadaan ini membuat transistor dalam keadaan saturasi dan menyebabkan arus
collector( ) mengalir ke emitter yang besarnya:
Dalam keadaan saturasi, tegangan ≈ 0V. Arus emitter ( ) yang mengalir adalah:
Pada transistor bipolar terjadi penguatan arus dengan faktor penguatan (β atau )
sebesar:
512 byte RAM, dengan susunan 32 register menempati alamat 0x0000 – 0x001F, kemudian
dilanjutkan dengan 64 I/O register hingga alamat 0x005F dan sisanya ditempati SRAM
sebesar 512 byte hingga alamat 0x025F. I/O register berisikan alamat – alamat untuk
pengaturan fungsi dan fitur dari ATMega8535. sedangkan pada 32 register serbaguna
terdapat tiga pasang alamat berukuran 16 bit yang dinamakan X (R26-R27), Y(R28-R29) dan
Z (R30-R31), register ini biasanya digunakan sebagai pointer (penunjuk) alamat.
Fitur yang tersedia pada mikrokontroler ini sebagai berukut:
1. Saluran I/O (input/output)sebanyak 32 buah saluran, yaitu PortA, PortB, PortC, PortD.
2. ADC (Analog Digital Converter) 10 bit sebanyak delapan saluaran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan
4. Empat saluran PWM.
5. CPU (Central Processing Unit) yang terdiri atas 32 buah register.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Unit interupsi internal dan eksternal.
EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte
yang dapat diprogram saat operasi, antarmuka komparator analog.
Keterangan gambar:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. PortA(PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukkan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
timer/counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,
komparator analog, dan TimerOscilator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi external, dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.Untuk mereset
sistem pin ini diberikan sinyal 0 karena aktif rendah.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock external.
9. AVCC merupakan pin masukkan tegangan ADC.
10. AREF merupakan pin masukkan tegangan referensi ADC.
(ADC Interrupt Flag) bit ini akan aktif, jika konversi telah selesai dan dapat memicu
interupsi, selama fasilitas interupsi diaktifkan.
Pemilihan konfigurasi ADLR :
n = Resolusi ADC
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.8. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker. Pada buzzer terdapat kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus listrik sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari polaritas dan arah arusnya. Karena kumparan
diapasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma
secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar dan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator suatu proses atau sebagai tanda peringatan seperti alarm. Buzzer
yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14.Buzzer
2.9.3 Variabel
Variabel dalam sebuah program berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau
penampung data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung data hasil
pembacaan register, dll. Variabel merupakan pointer yang menunjuk pada alamat memori
fisik di mikrokontroller. Dalam BASCOM ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah
variabel :
1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter
2. Karakter bisa berupa angka atau huruf
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunakan oleh BASCOM sebagai
perintah, pernyataan, internal register dan nama operator (AND, OR, DIM dll).
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sebelum variabel digunakan maka variabel tersebut harus dideklarasikan terlebih dahulu,
dalam BASCOM ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel. Yang pertama
dengan menggunakan pernyataan “DIM” diikuti nama dan tipe datanya, contoh
penggunaannya sebagai berikut :
Dim nama as byte
Dim tombol1 as integer
Dim tombol 2 as word
Cara yang kedua untuk mendeklarasikan sebuah variabel dengan menggunakan DEFINT,
DEFBIT, DEFBYTE dan DEFWORD. Contoh penggunaannya sebagai berikut :
DEFBYTE nama
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DEFINT tombol1
DEFWORD tombol2 ; tombol3 ; tombol4
Deklarasi diatas berarti nama tipe datanya adalah Byte, tombol1 tipe datanya adalah Integer,
dan tombol2,tombol3 dan tombol4 tipe datanya adalah Word.
keputusan. Berikut ini beberapa kontrol program yang sering digunakan dalam pemrograman
BASCOM. :
1. Perintah IF…THEN
Dengan pernyataan ini kita dapat menguji sebuah kondisi tertentu dan kemudian
menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang kita inginkan. Sintak penulisannya
adalah sebagai berikut :
IF < syarat kondisi >THEN < pernyataan >
Sintak diatas digunakan jika hanya ada satu kondisi yang diuji dan hanya melakukan satu
tindakan. Jika melakukan lebih dari satu tindakanmaka sintaknya adalah :
IF <syarat kondisi >THEN
< pernyataan ke-1 >
< pernyataan ke-2 >
.
< pernyataan ke-n >
END IF
Jika ada 2 kondisi atau lebih yang akan diuji maka sintaknya adalah sebagai berikut :
IF <syarat kondisi 1 >THEN
< blok pernyataan ke-1 >
ELSEIF < syarat kondisi 2 >THEN
< blok pernyataan ke –2 >
.
.
ELSEIF < syarat kondisi n >THEN
< blok pernyataan ke –n >
ELSE
< blok pernyataan >
END IF
Pada sintak diatas BASCOM akan menguji kondisi 1, jika kondisi 1 tidak terpenuhi maka
BASCOM akan menguji kondisi 2, begitu seterusnya hingga BASCOM menemukan satu
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kondisi yang memenuhi. Jika dari semua kondisi itu tidak ada yang memenuhi maka
BASCOM akan mengeksekusi blok pernyataan ELSE.
2. Perintah SELECT…CASE
Perintah ini akan mengeksekusi beberapa blok pernyataan dari nilai variabelnya. Perintah
ini mirip dengan perintah IF..Then namun perintah ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan
pada penulisannya. Sintaknya sebagai berikut :
SELECT CASE variabel1
CASE test1 : statements
CASE test2 : statements
CASEELSE : statements
END SELECT
3. Perintah WHILE…WEND
Perintah ini akan mengeksekusi sebuah pernyataan secara berulang ketika masih
menemukan kondisi yang sama. Perintah ini akan berhenti jika ada
erubahan kondisi dan melakukan perintah selanjutnya. Sintaknya sebagai berikut :
WHILE <syarat kondisi >
<pernyataan >
WEND
4. Perintah FOR…NEXT
Perintah ini digunakan untuk mengeksekusi sebuah blok pernyataan secara berulang.
Perintah ini hampir sama dengan perintah Do…Loop namun pada perintah For…Next ini
nilai awal dan akhir perulangan serta tingkat kenaikan atau turunnya bisa ditentukan.
Pengunaannya sebagai berikut :
FOR var = start TO/DOWNTO end [ STEP value ]
<Blok pernyataan >
Next
Untuk menaikkan nilai perulangan gunakan TO dan untuk menurunkan gunakan
Downto. Tingkat kenaikan merupakan pilihan, jadi bisa digunakan atau tidak. Jika nilai
kenaikannya tidak ditentukan maka secara otomatis BASCOM akan menentukan nilainya
adalah 1.
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Perintah EXIT
Perintah ini digunakan untuk keluar secara langsung dari blok program For…next,
Do…Loop, Sub…EndSub, While…Wend. Sintak penulisannya adalah sebagai berikut :
EXIT [Do] [For] [While] [subs]
Sintak selanjutnya setelah EXIT bisa bermacam– macam tergantung perintah exit itu berada
dalam perintah apa. Jika dalam perintah Do…Loop maka sintaknya menjadi EXIT Do.
6. Perintah GOSUB
Dengan Gosub program akan melompat ke sebuah label dan akan menjalankan program
yang ada dalam sub rutin tersebut sampai menemui perintah Return. Perintah Return akan
mengembalikan program ke titik setelah perintah Gosub. Sintaknya sebagai berikut :
Print “ coba rutin ”
GOSUB cabang
Print “ Hello ”
END
Cabang :
x=x+2
RETURN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.3. Sensor
Pada alat detektor gas LPG ini sensor yang digunakan adalah TGS 2610. Sensor ini akan
mendeteksi setiap perubahan konsentrasi gas LPG di udara sekitarnya. Peningkatan
konsentrasi gas akan mempengaruhi resistansi sensor. Pada saat terkena paparan gas,
karakteristik resistensi sensor akan menurun.
Dari rangkaian gambar 3.3, untuk mengaktifkan sensor dibutuhkan tegangan input
sebesar 5V pada pin 3 dan 4. Pin 3 merupakan input rangkaian sensor, sedangkan pin 4
merupakan sumber heater terintegrasi pada sensor. Heater digunakan sebagai pengatur suhu
elemen utama sensor sehingga pembacaan sensor menjadi optimal. Sumber tegangan heater
dan sensor digabungkan karena membutuhkan tegangan yang sama. Selanjutnya output
sensor dihubungkan pada rangkaian pengondisi sinyal.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
⁄ ⁄
( )
⁄ ⁄
⁄ ⁄
( )
⁄ ⁄
( )
Persamaan 3.1 disubtitusikan ke persamaan 3.2 untuk mendapatkan nilai resistansi ,
sehingga menjadi:
⁄ ⁄
( )
Jika yang digunakan adalah 1KΩ, maka yang digunakan adalah 3447Ω.
Beda tegangan output dari jembatan dikuatkan dengan penguat opamp. Penguatan ini
bertujuan untuk mendapatkan tegangan yang sesuai untuk ADC AVR8535. dan
merupakan opamp dengan konfigurasi voltage follower, sedangkan opamp dengan
konfigurasi sebagai penguat diferensial.
Jika V adalah tegangan pada port-A1 yang diinginkan sebesar 5V, dan beda tegangan
masukan penguat beda (V b – Va ) adalah 1V, maka penguatan yang diinginkan sebesar 5 kali,
maka nilai resistansi Rf dan Ra :
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Besar yang dipilih sebesar 10KΩ, maka yang digunakan adalah 50K .
Nilai 250Ω di pasaran tidak ada, maka digunakan R sebesar 220Ω yang paling mendekati.
Rangkaian lengkap dapat dilihat pada gambar 3.6.
Hardware dan program yang telah dibuat perlu diuji untuk mengetahui kinerja dan
karakteristik alat. Pada bab ini akan dijelaskan cara pengujian alat yang telah dirancang
pada bab perancangan sebelumnya. Dari pengujian ini akan didapatkan data-data yang
dapat memperlihatkan bahwa perangkat elektronis dan software telah bekerja dengan baik
atau tidak baik. Berdasarkan data-data pengujian ini akan dilakukan analisa terhadap
proses kerja alat secara keseluruhan yang pada akhirnya digunakan untuk menarik
kesimpulan.
Gambar 4.1 Bentuk alat detektor kebocoran gas LPG dengan tabung 3 kg
Alat detektor kebocoran gas LPG terdiri dari 3 bagian (gambar 4.1), yaitu pusat kontrol
elektronis, mekanik motor, dan sensor yang dipasang pada penyangga. Rangkaian sensor
terpisah dari rangkaian utama ±4m untuk mempermudah pendeteksian kebocoran dan
pengamanan untuk menjauhkan peralatan elektronis seperti relay yang dapat menimbulkan
percikan api.
Berdasarkan perancangan, pusat kendali dikemas dalam 3 PCB. PCB pertama
digunakan sebagai rangkaian untuk mikrokontroler seperti pada gambar 4.2. PCB yang
kedua digunakan untuk driver ( motor dan kipas) dan regulator tegangan (gambar 4.3) .
34
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PCB yang ketiga digunakan untuk antarmuka keluaran, seperti LCD, LED, dan buzzer
(gambar 4.4).
Tegangan yang digunakan pada rangkaian secara umum adalah +5V, kecuali pada
buzzer dan relay yang menggunakan tegangan 12V. Untuk memperoleh tegangan tersebut
digunakan sebuah trafo step-down 2A. Tegangan AC 12V dari trafo diubah menjadi
tegangan DC 12V dengan IC7812 yang digabung pada rangkaian driver. Tegangan ini
kemudian diturunkan kembali dengan IC 7805 untuk memberikan catu +5V pada
rangkaian yang membutuhkannya, seperti mikrokontroler dan sensor.
Pada LCD ditampilkan keterangan kondisi state alat dan keterangannya untuk
mempermudah pengguna. Selain itu pada LCD juga ditampilkan tegangan sensor yang
terdeteksi mikrokontroler. Tegangan ini digunakan untuk memantau perubahan tegangan
yang terjadi pada sensor.
Selain kondisi di atas, pengujian juga memiliki beberapa variabel seperti ketinggian
penempatan sensor, jarak sensor dengan sumber gas, dan ketinggian sumber gas yang
bocor. Masing-masing variabel akan dicari pengaruhnya terhadap waktu respon sensor saat
terjadi kebocoran gas. Karena terdapat beberapa variabel, maka untuk setiap variabel
dilakukan pengujian dengan membuat variabel yang lain tetap. Dari data variabel-variabel
tersebut diharapkan ditemukannya posisi sensor yang maksimal untuk pendeteksian.
Pengujian pertama dikondisikan kebocoran berada pada sambungan katup gas.
Sambungan antara katup regulator dengan selang gas berada pada ketinggian 30 cm.
Sensor diletakkan pada ketinggian yang tetap dan jarak antara sensor dan sumber
kebocoran diubah-ubah. Data yang didapatkan seperti pada tabel 4.1. Waktu deteksi
kebocoran gas di sini adalah waktu respon alat untuk mendeteksi gas bocor dan
membunyikan alarm.
Tabel 4.1 Respon sensor alat dengan sumber gas di sambungan katup gas
Tinggi(cm) Waktu deteksi kebocoran gas (s)
20 30 40 70
Jarak(cm)
10 7 5 7 7
20 7 5 7 8
30 7 6 7 11
40 8 7 8 12
50 8 7 8 14
60 8 7 8 15
70 8 8 12 16
80 8 9 18 19
90 8 9 18 23
100 8 9 18 25
Pengujian kedua sama seperti percobaan pertama, hanya berbeda pengondisian letak
kebocoran yang berada pada selang gas dengan ketinggian 70 cm. Data yang didapatkan
seperti pada tabel 4.2. Data pada kedua percobaan ini merupakan waktu dalam satuan
detik. Pengambilan data waktu menggunakan alat stopwatch yang diaktifkan dan
dimatikan oleh pengamat. Pemilihan titik-titik sumber kebocoran didasarkan pada
rentannya lokasi tersebut terhadap kebocoran.
39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Data pada tabel 4.1 dan 4.2 akan lebih mudah dianalisis bila dalam bentuk grafik. Oleh
sebab itu akan dibuat grafik yang mempresentasikan data-data tersebut. Pembuatan grafik
menggunakan program MATLAB 7.
25
Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm
20
Waktu respon alat(s)
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)
Gambar 4.9 Grafik respon alat dengan sumber gas di sambungan katup gas
Pada gambar 4.9 dan 4.10 dapat dilihat perubahan waktu respon dari data tabel 4.1 dan
4.2. Plot data yang ada untuk setiap perubahan jarak 10cm menghasilkan gambar yang
berbeda. Hal ini diakibatkan penyebaran data hasil pengukuran. Penyebaran ini dapat
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
disebabkan karena adanya kesalahan atau ketidakpastian dalam pengujian, pengukuran,
atau variasi perubahan variabel yang seharusnya tetap. Oleh karena alasan tersebut, gambar
4.9 dan 4.10 dianalisis kembali menggunakan analisis regresi.
16
Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm
14
12
Waktu respon alat(s)
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)
Gambar 4.10 Grafik respon alat dengan sumber gas di selang gas
Penetapan bentuk kurva regresi berdasarkan trend data yang ada. Trend data pada
kedua grafik menunjukkan pola yang linear pada umumnya. Oleh sebab itu, regresi yang
digunakan adalah regresi polinomial dengan orde 1 yang akan menghasilkan kurva garis
lurus.
20
Waktu respon alat(s)
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)
Gambar 4.11 Respon alat dengan sumber gas di katup gas setelah regresi linear
16
Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm
14
12
Waktu respon alat(s)
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)
Gambar 4.12 Respon alat dengan sumber gas di selang gas setelah regresi linear
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 4.11 menunjukkan respon tercepat terjadi pada saat ketinggian sensor 30 cm.
Sedangkan pada gambar 4.12 respon tercepat terjadi pada saat ketinggian sensor 70 cm.
Kedua kurva memiliki respon tercepat yaitu 5 detik pada jarak 10 cm, tetapi memiliki
perbedaan pada jarak yang lebih jauh. Beberapa pertimbangan digunakan di sini untuk
memutuskan yang terbaik, yaitu:
1. Lokasi yang paling rawan kebocoran adalah sambungan antara kran regulator dan
selang gas.
2. Gas LPG memiliki massa yang lebih besar dari udara sehingga akan lebih cepat
mencapai daerah yang lebih rendah dari pada tempat yang lebih tinggi.
Dari pertimbangan tersebut, ketinggian 30 cm menjadi pilihan yang terbaik untuk
peletakkan sensor.
LCD menampilkan keterangan dalam bentuk tulisan yang berkedip. Tulisan yang
ditampilkan berupa kondisi alat (state), keterangan singkat dan tegangan dari pengondisi
sinyal yang dideteksi ADC AVR8535. Tegangan ADC ditampilkan untuk memudahkan
pengamatan kondisi sensor karena tegangan sensor tidak dapat diukur secara langsung
dengan multimeter ketika dihubungkan dengan mikrokontroler.
LED yang digunakan sebagai penanda kondisi ada 3 buah, yaitu hijau, oranye, dan
merah. Masing-masing menyala hanya pada satu state saja. Dari hasil pengamatan, ketiga
LED telah menyala dengan terang dan berkedip untuk setiap state yang ditentukan.
Tampilan untuk masing-masing state dapat dilihat pada gambar berikut:
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
.
Gambar 4.14. Tampilan LCD dan LED pada keadaan buzzer menyala
Gambar 4.15. Tampilan LCD dan LED pada keadaan motor menyala
Gambar 4.16. Tampilan LCD dan LED pada keadaan kipas menyala
Alarm berbunyi dan mati berulang-ulang pada saat terjadi kebocoran. Buzzer yang
digunakan tidak secara langsung memakai tegangan output dari port mikrokontroler, tetapi
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menggunakan tegangan 12V DC untuk memperkeras suara yang dihasilkan. Bunyi alarm
dari buzzer ini cukup keras dan jelas untuk memberi peringatan
Dari uraian program diatas, program akan menginisialisasi terlebih dahulu header file
8535, kristal yang digunakan, serta konfigurasi penting program untuk dapat berjalan,
seperti penentuan port , konfigurasi ADC, variabel, dan sub rutin yang digunakan.
b. Keterangan pembuka
Cls
Locate 1 , 17 : Lcd " LPG LEAK "
Locate 2 , 17 : Lcd " DETECTOR "
Cursor Off
Call Geser_lcd_kiri : Waitms 200 : Cls
Cursor Off
Locate 1 , 17 : Lcd "A. Hari Budi P."
Locate 2 , 17 : Lcd " 045114007 "
Cursor Off
Call Geser_lcd_kiri : Waitms 150 : Cls
Blok ini berisi keterangan awal yang akan ditampilkan oleh LCD setelah alat
dihidupkan atau setelah tombol reset ditekan oleh user. Beberapa keterangan tersebut
ditampilkan LCD dengan bergeser secara perlahan ke kiri menggunakan sebuah subrutin.
Selanjutnya dilakukan uji coba port dengan menyalakan LED, buzzer, lalu menampilkan
semua state (kondisi) alat pada LCD secara bergantian.
Pada program detektor ini menggunakan sistem looping yang bergantian. Terdapat 4
buah looping dan 4 buah label yang masing-masing menentukan kondisi alat. Penggunaan
looping secara terus menerus ini untuk selalu mendapatkan nilai ADC yang dikonfigurasi
secara free running. Program diatas lalu diaplikasikan pada mikrokontroller. Hasilnya
terdapat error pada tampilan LCD ketika program memasuki looping terdeteksi, bersihkan
dan bagian bocor. Kemudian program diubah menjadi seperti berikut:
Bocor:
Cls
Motor = 1 : Merah = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B M - " : Locate 2 , 1 : Lcd " STOPPING GAS " : Waitms 400
Motor = 0 : Merah = 0 : Cls
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bersihkan:
Cls
Do
Call Kalkulasi : Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - F "
Buzzer = 1 : Fan = 1 : Orange = 1 : Locate 2 , 1 : Lcd " ":
Locate 2 , 1 : Lcd " CLEARING GAS " : Waitms 350
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Buzzer = 0 : Orange = 0
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 350
Locate 2 , 1 : Lcd " "
If Vadc < 0.2 Then
Exit Do
End If
Loop
Fan = 0 : Goto Aman
End
Penambahan perintah CLS pada beberapa bagian looping terdeteksi, bersihkan dan bagian
bocor dapat menghilangkan error LCD yang terjadi.
Ada 2 subrutin pada program, yaitu subrutin geser_lcd_kiri dan kalkulasi. Subrutin
geser_lcd_kiri digunakan untuk menghasilkan efek tulisan bergeser pada LCD. Sedangkan
subrutin kalkulasi akan selalu digunakan dalam looping untuk selalu mendapatkan nilai
tegangan ADC sehingga program dapat menyesuaikan dengan kondisi aktual sensor.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Alat detektor kebocoran gas LPG berbasis ATMega 8535 yang telah dibuat telah
mampu mendeteksi adanya kebocoran gas.
2. Pemasangan sensor untuk deteksi yang maksimal berada pada ketinggian 30 cm
dari lantai.
3. Peringatan kebocoran alat melalui alarm, LED, dan LCD berjalan dengan baik.
4. Mekanik telah dapat bekerja dengan baik untuk membuka kran regulator gas, tetapi
belum dapat digunakan berulang-ulang secara cepat dan mudah.
5. Program yang dibuat mengalami error pada tampilan LCD ketika memasuki
looping bersihkan dan bocor. Error ini kemudian dihilangkan dengan
menambahkan perintah cls pada looping program.
5.2. Saran
Alat detektor kebocoran gas propana dan butana yang terkandung dalam LPG berbasis
ATMega8535 yang telah dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mencoba
untuk memberikan saran-saran bagi pengembangan lebih lanjut agar dapat menjadi lebih
baik, yaitu :
1. Pengondisian sensor yang lebih baik, seperti dengan ditambahkannya kipas untuk
menyerap gas disekitar ke arah sensor sehingga mempercepat pendeteksian.
2. Perbaikan pada mekanik alat untuk mempermudah penggunaan berulang sehingga
waktu pemasangan sensor menjadi lebih cepat dan mudah.
3. Pengukuran waktu respon alat digabungkan dengan program mikrokontroler
sehingga lebih akurat.
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] Syarifah, E. N., Mei 2010, Gas Alam, E-nergy,. Hal.3-4.
[2] http://www.uty.ac.id/simulate/content/berita.php?nid=157, diakses tanggal 26 September
2010
[3] -----, Product Catalogue Figaro Gas Sensors 2000-Series, FIGARO
[4] Bentley, John.P., 2005, Principles of Measurement Systems, ed, Pearson Prentice Hall,
England.
[5] -----, Data Sheet TGS2610, FIGARO
[6] Stanley, William D., 1994, Operational Amplifiers with Linear Integrated Circuits, 3rded,
Macmillian College, New York.
[7] Bateson, Robert N., 1999, Introduction to Control System Technology, Prentice Hall, New
Jersey.
[8] -----, 2004, Data Sheet Microcontroller ATMega8535, Atmel
[9] -----, Data Sheet Dot Matrix Liquid Crystal Display Controller/Driver ST7066U, Sitronix
[10] -----, LCD Module User Manual LMB162AFC, TOPWAY
[11] Wahyudin, Didin., 2007, Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa BASIC
Menggunakan BASCOM-8051, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[12] Iswanto, 2009, Belajar Sendiri Mikrokontroler AT90S2313 dengan Basic Compiler,
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
'============================KONFIGURASI LCD=============================
'============================DEKLARASI VARIABEL============================
'============================DEKLARASI SUBRUTIN============================
Declare Sub Geser_lcd_kiri : Declare Sub Kalkulasi : Declare Sub Bocor
'============================KETERANGAN PEMBUKA===========================
Cls
Locate 1 , 17 : Lcd " LPG LEAK "
Locate 2 , 17 : Lcd " DETECTOR "
Cursor Off
Cursor Off
Locate 1 , 17 : Lcd "A. Hari Budi P."
Locate 2 , 17 : Lcd " 045114007 "
Cursor Off
Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " GREEN LED " : Locate 2 , 1 : Lcd " SECURE "
Cursor Off : Waitms 200
Hijau = 0 : Waitms 200 : Hijau = 1 : Waitms 200 : Cls
Hijau = 0 : Orange = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " ORANGE LED " : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Cursor Off : Waitms 200
Orange = 0 : Waitms 200 : Orange = 1 : Waitms 200 : Waitms 200 : Cls
Aman:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Gosub Kalkulasi : Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: S - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "SECURE,Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Hijau = 0
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - "
Loop Until Vadc > 0.2
Terdeteksi:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - - "
Gosub Kalkulasi : V1 = Vadc : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Orange = 1 : Buzzer = 1 : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Orange = 0 : Buzzer = 0
Gosub Kalkulasi : V2 = Vadc
If V1 > V2 Then
Goto Bersihkan
End If
If Vadc >= 3.5 Then
Goto Bocor
End If
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Loop Until V2 > V1
Bocor:
Motor = 1 : Merah = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B M - " : Locate 2 , 1 : Lcd " STOPPING GAS " : Waitms 1000
Motor = 0 : Merah = 0 : Cls
Bersihkan:
Do
Gosub Kalkulasi : Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - F "
Buzzer = 1 : Fan = 1 : Orange = 1
Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1 : Lcd " CLEARING GAS " : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Buzzer = 0 : Orange = 0
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "
Loop Until Vadc < 0.2
End
'=============================RUTIN GESER KIRI=============================
'==============================RUTIN KALKULASI============================
2. Respon alat dengan sumber gas di katup gas setelah regresi linear
>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[7 7 7 8 8 8 8 8 8 8];
>> y2=[5 5 6 7 7 7 8 9 9 9];
>> y3=[7 7 7 8 8 8 12 18 18 18];
>> y4=[7 8 11 12 14 15 16 19 23 25];
>> y=[y1;y2;y3;y4];
>> p1=polyfit(x,y1,1);
>> p2=polyfit(x,y2,1);
>> p3=polyfit(x,y3,1);
>> p4=polyfit(x,y4,1);
>> xi=linspace(10,100,100);
>> z1=polyval(p1,xi);
>> z2=polyval(p2,xi);
>> z3=polyval(p3,xi);
>> z4=polyval(p4,xi);
>> plot(xi,z1,':',xi,z2,':',xi,z3,':',xi,z4,':')
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>> box off
>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[9 9 10 10 12 12 13 13 14 14];
>> y2=[8 8 8 8 9 9 10 12 13 14];
>> y3=[9 10 10 12 12 12 12 12 13 13];
>> y4=[5 6 6 6 7 7 8 9 9 9];
>> y=[y1;y2;y3;y4];
>> plot(x,y)
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>> box off
>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[9 9 10 10 12 12 13 13 14 14];
>> y2=[8 8 8 8 9 9 10 12 13 14];
>> y3=[9 10 10 12 12 12 12 12 13 13];
>> y4=[5 6 6 6 7 7 8 9 9 9];
>> p1=polyfit(x,y1,1);
>> p2=polyfit(x,y2,1);
>> p3=polyfit(x,y3,1);
>> p4=polyfit(x,y4,1);
>> xi=linspace(10,100,100);
>> z1=polyval(p1,xi);
>> z2=polyval(p2,xi);
>> z3=polyval(p3,xi);
>> z4=polyval(p4,xi);
>> plot(xi,z1,':',xi,z2,':',xi,z3,':',xi,z4,':')
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>> box off
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI