Anda di halaman 1dari 84

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TUGAS AKHIR

DETEKTOR KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS


MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro

Oleh :

ANTONIUS HARI BUDI PRASTYO


NIM : 045114007

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FINAL PROJECT
LPG GAS LEAK DETECTOR
BASED ON ATMEGA8535 MICROCONTROLLER

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

to Obtain the Sarjana Teknik Degree

in Electrical Engineering Study Program

ANTONIUS HARI BUDI PRASTYO

NIM : 045114007

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2011
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

Orang yang punya tujuan akan membuat kemajuan


walaupun melewati jalan yang sulit. Orang yang tak punya
tujuan tidak akan membuat kemajuan walaupun melewati
jalan yang mulus sekalipun.

Skripsi ini kupersembahkan untuk …


Yesus Kristus Pembimbingku
Bapak dan Ibu tercinta
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Liquified Petroleum Gas (LPG) merupakan gas alam yang digunakan sebagai bahan
bakar pada industri maupun rumah tangga. Gas ini memiliki sifat mudah terbakar, tetapi di
lain sisi memiliki sifat tidak berbau, tidak berwarna,dan memiliki berat lebih besar dari udara
di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan alat yang dapat mendeteksi,
memberikan tanda bahaya dan menghentikan kebocoran gas.
Untuk mendeteksi gas LPG digunakan sensor gas TGS 2610, sedangkan untuk
mikrokontroler digunakan ATMega8535. Alat yang dibuat akan membunyikan alarm,
menyalakan LED warna, menampilkan pesan LCD dan mematikan kebocoran gas dengan
cara memutar kran regulator yang dipasang pada mekanik sederhana.
Hasil implementasi tugas akhir ini, mikrokontroler sudah dapat membaca data dari sensor
TGS 2610, penampilan pesan bahaya melalui alarm, LED dan LCD yang menyala dengan
baik saat terjadi kebocoran, serta program telah berjalan sesuai yang diinginkan. Data
percobaan penempatan sensor menunjukkan posisi ketinggian yang sesuai adalah pada 30 cm
dari lantai. Mekanik yang dibuat masih memiliki masalah dalam hal pemasangan dan
penggunaan berulang.

Kata Kunci : Detektor kebocoran gas LPG, TGS2610, ATMega8535


viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Liquified Petroleum Gas(LPG) is natural gas used in industries or households as a fuel. It


is flammable, but in the other side, it is odorless, colorless and heavier than air. This research
aims to create a device that can detect, give some warning and stop the gas leak.
This device is using a TGS 2610 for gas sensor, while for microcontroller used an
ATMega8535. It will trigger buzzer alarm, lights on color LED, give massage at LCD and
also stops the leak gas by rotated the gas regulator valve.
The result of the implementation, the microcontroller can read data from TGS 2610,
gives warning with alarm, LEDs and LCD working properly at gas leak condition, and the
program either. Experiment data shows that the best sensor placement is at 30 cm from
ground. The device mechanic still have problem with installment way and for repeated use.

Keywords : LPG leak gas detector, TGS 2610, ATMega 8535


ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga tugas akhir dengan judul “Detektor Kebocoran Gas LPG Berbasis ATMega 8535”
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang
telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga tugas akhir ini bisa
diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua atas dukungan dan kesabaran.
2. Ibu B. Wuri Harini, S.T, M.T., selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran
membimbing, memberi saran dan kritik yang membantu penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini.
3. Seluruh dosen teknik elektro dan laboran yang memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama masih kuliah.
4. serta seluruh teman-teman teknik elektro 04 yang lain.
Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan tugas akhir ini sangat diharapkan.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, 17 Juli 2011

Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Judul (Indonesia)………………………………………….………..………. i


Halaman Judul (Inggris)………………………………………………………………. ii
Halaman Persetujuan oleh Pembimbing………………………………..……..………... iii
Lembar Pengesahan oleh Penguji……………………………….………..…………… iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya……………………………………..……………. v
Halaman Persembahan dan Motto Hidup..…………………………………………….. vi
Intisari ………………………………..…………………………………….………….. vii
Abstract………………………………………………………….………..…………… viii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah …………………..…………. ix
Kata Pengantar…………………….……………………………………..……………. x
Daftar Isi……………………………….....………………………..………………….. xi
Daftar Gambar……………………………………………………..………………….. xiv
Daftar Tabel………………………………………………………..………………….. xvi
Bab I Pendahuluan ………………………………………………...………… 1
1.1.Latar Belakang ………..….………….……………….…………… 1
1.2.Tujuan dan Manfaat Penelitian ……...……………...…………….. 2
1.3.Batasan Masalah …….……………….…….……..………………. 2
1.4.Metodologi Penelitian.………………..………….…….………….. 2
Bab II Dasar Teori…………………………………..………………..……..… 4
2.1. Sensor Gas TGS 2610……………………………………….……. 4
2.2. Deflection Bridges…………………....…………………..………. 6
2.3. Voltage Follower……….……………….………….….…...…….. 7
2.4. Penguat Instrumentasi………….……………………………...….. 8
2.5. Transistor …………………………………………………………. 8
2.6.Mikrokontroler Atmega8535..…………………………………..…. 9
2.6.1. Port Input/Output………………………………………..…. 10
2.6.2. ADC……………………………………………….…...…… 11
2.7. Modul LCD LMB162AFC……………………………………...… 14
2.8. Buzzer………………………………..…......................................... 15
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.9. Bahasa Pemrograman BASCOM-AVR ………………………….. 16


2.9.1. Bagian-bagian BASCOM…………………………………... 16
2.9.2. Tipe Data……………………...……………………………. 16
2.9.3. Variabel…………………………………………………….. 16
2.9.4. Operasi-operasi BASCOM………………………………… 18
2.9.5. Kontrol Program BASCOM……………………………...… 18
Bab III PerancanganAlat……………………………………………..………. 22
3.1. Diagram Blok Rangkaian………………………………...………. 22
3.2. Bentuk Fisik Sistem……………………………………………… 23
3.3. Sensor……………………………….……………………………. 23
3.4. Rangkaian Pengondisi Sinyal……………………………..……… 24
3.5. Rangkaian Buzzer…………………………………………..…….. 26
3.6. Rangkaian Indikator LED……..……………………...…….……. 26
3.7. Rangkaian LCD…………..………………………………...…….. 27
3.8. Rangkaian Driver Aktuator ………………………………………. 28
3.9 Rangkaian Osilator Kristal ……………………………………….. 29
3.10.Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8535 ………………………. 30
3.11. Perancangan Perangkat Lunak …………………………………… 31
Bab IV Hasil dan Pembahasan……………. ………………...…….....…..…….. 33
4.1. Hasil Implementasi Detektor Kebocoran Gas LPG….…………….. 33
4.2. Hasil Pengujian Detektor Kebocoran Gas LPG.…………………… 36
4.2.1. Pengujian Sensor …………….………….…………………... 36
4.2.2. Pembahasan Piranti Output …………………………………. 40
4.2.3. Pembahasan Mekanik Alat …………………………………. 42
4.3. Analisa Perangkat Lunak ……..…………………………………… 43
Bab V Kesimpulan dan Saran…………………………………….…………... 47
5.1. Kesimpulan ……………………………………...……………….. 47
5.2. Saran ……………………………………………………………… 47
DaftarPustaka ………………………………………………….…………………..… 48
Lampiran
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Blok model perancangan ………………………………………………. 3
Gambar 2.1. Struktur sensor gas TGS2610[3] ……………………………………..... 4
Gambar 2.2. Ilustrasi penyerapan oleh sensor ketika terdeteksi adanya gas ......... 5
Gambar 2.3. Karakteristik sensitifitas sensor TGS 2610 [6] ………………………... 6
Gambar 2.4. Rangkaian dasar sensor[6] …………………………………………….. 6
Gambar 2.5. Rangkaian wheatstone bridge …………………………………………. 6
Gambar 2.6 Opamp dengan konfigurasi voltage follower ………………………….. 7
Gambar 2.7. Penguat Instrumentasi …………………………………………………. 8
Gambar 2.8. Rangkaian CE (Common-Emitter) …………………………………….. 9
Gambar 2.9. Konfigurasi pin ATMega8535 ………………………………………… 11
Gambar 2.10. Komponen register ADMUX ………………………………………….. 12
Gambar 2.11. Komponen register …………………………………………………….. 13
Gambar 2.12. Komponen register ADCSRA …………………………………………. 13
Gambar 2.13. LCD 16X2 …………………………………………………………....... 14
Gambar 2.14. Buzzer ………………………………………………………………….. 15
Gambar 2.15. Tampilan awal BASCOM …………………………………………....... 17
Gambar 3.1. Diagram blok rancangan ………………………………………………. 22
Gambar 3.2. Gambar bentuk fisik rancangan ………………………………………… 23
Gambar 3.3. Rangkaian sensor TGS2610 [6] ……………………………………….. 24
Gambar 3.4. Rangkaian Pengondisi Sinyal ………………………………………….. 26
Gambar 3.5. Rangkaian Buzzer …………………………………………………....... 26
Gambar 3.6. Rangkaian LED ………………………………………………………… 27
Gambar 3.7. Rangkaian LCD 16X2 …………………………………………………. 27
Gambar 3.8. Rancangan tampilan LCD ketika terjadi kebocoran ………………....... 28
Gambar 3.9. Rangkaian driver aktuator ……………………………………………… 29
Gambar 3.10. Rangkaian osilator kristal ……………………………………............... 30
Gambar 3.11. Rangkaian mikrokontroler …………………………………………….. 31
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.12. Diagram alir program mikrokontroler …………………………………. 31


Gambar 4.1. Bentuk alat detektor kebocoran gas LPG………………………………. 33
Gambar 4.2. Layout PCB sistem mikrokontroler…………………………………….. 34
Gambar 4.3 Layout PCB driver……………………………………………………… 34
Gambar 4.4 Layout PCB antarmuka keluaran………………………………………. 34
Gambar 4.5 Sensor dan penempatannya…………………………………………….. 35
Gambar 4.6 Motor dan mekanik pembuka regulator gas…………………………… 35
Gambar 4.7 Tampilan inisialisasi awal LCD………………………………………… 36
Gambar 4.8 Tampilan LCD saat looping keadaan Secure…………………………… 36
Gambar 4.9 Grafik respon alat dengan sumber gas di sambungan katup gas……….. 38
Gambar 4.10 Grafik respon alat dengan sumber gas di selang gas…………………… 39
Gambar 4.11 Respon alat dengan sumber gas di katup gas setelah regresi linear……. 39
Gambar 4.12 Respon alat dengan sumber gas di selang gas setelah regresi linear…… 39
Gambar 4.13 Tampilan LCD dan LED pada keadaan Secure ……………………….. 41
Gambar 4.14 Tampilan LCD dan LED pada keadaan buzzer menyala………………. 41
Gambar 4.15. Tampilan LCD dan LED pada keadaan motor menyala……………….. 41
Gambar 4.16. Tampilan LCD dan LED pada keadaan kipas menyala………………… 41
Gambar 4.17. Kran regulator yang telah dimodifikasi………………………………… 42
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Konfigurasi pengaturan untuk Port I/O …………………………………........ 10
Tabel 2.3. Hubungan antara DDRAM dan CGROM ………………………………........ 14
Tabel 2.4. Konfigurasi kaki LCD ………………………………….................................. 15
Tabel 2.4.Tipe data pada BASCOM – AVR [11][12] …………………………............... 17
Tabel 4.1 Respon sensor alat dengan sumber gas di sambungan katup gas ……….......... 37
Tabel 4.2 Respon sensor alat dengan sumber di selang gas ……………………….......... 38
Tabel 4.3 Kondisi output pada setiap state …………………………………………........ 40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Elpiji atau LPG (liquified petroleum gas) adalah campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana ( ) dan butana
( ). Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair
lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung bertekanan. Sifat elpiji terutama adalah
sebagai berikut: cairan dan gasnya sangat mudah terbakar, gas tidak beracun, tidak berwarna
dan biasanya berbau menyengat, gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam
tangki atau silinder, cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat, dan gas
ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah[1].
Sifatnya yang mudah terbakar merupakan kelebihan tersendiri sekaligus juga dapat
menimbulkan ancaman terhadap pemakainya. Jika terjadi kebocoran pada sistem
penggunaannya, gas ini akan sangat membahayakan karena dapat terbakar saat melebihi
ambang batas oleh sumber api yang kecil sekalipun. Selain itu, karena berat jenisnya yang
lebih berat dari udara menyebabkan gas ini mengendap di daerah yang rendah pada ruangan
tertutup. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat pendeteksi keberadaan gas LPG yang
melebihi ambang batas tertentu.
Berdasarkan hal di atas, dibutuhkan suatu sistem deteksi kebocoran gas LPG. Sistem ini
dikembangkan dari sistem yang telah ada sebelumnya, yakni sistem detektor kebocoran gas
LPG dengan mikrokontroler[2]. Pemberitahuan dengan bunyi alarm merupakan solusi
sebelumnya. Solusi ini terbatas pada tanda bahaya yang berupa audio saja dan sistem tidak
mengambil langkah konkret untuk mencegah terjadinya ledakan atau kebakaran akibat
kebocoran.
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan alat yang dapat dengan cepat mendeteksi lalu
memberikan tanda yang mudah dimenger1ti oleh orang yang ada disekitarnya. Tanda
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

bahaya yang diberikan sistem berupa audio dan visual. Sensor gas yang digunakan adalah
sensor khusus untuk mendeteksi gas LPG yaitu sensor TGS2610. Sedangkan sebagai
pemroses data dari sensor dan sebagai pusat kontrol sistem digunakan ATMega8535. Output
dari sistem ada 2 jenis, yaitu penampil dan aktuator. Penampil berupa LCD dan LED untuk
menampilkan data visual. Aktuator untuk melakukan langkah-langkah preventif seperti
memutus aliran gas dan menetralisir gas yang bocor. Diharapkan dengan adanya alat ini
dapat membantu untuk segera mengetahui kebocoran gas LPG dan mencegah terjadinya
ledakan atau kebakaran.

I.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah dihasilkannya suatu sistem yang dapat mendeteksi kebocoran
gas LPG, sehingga pengguna dapat mengetahui jika terjadi kebocoran. Sistem juga secara
otomatis melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi ledakan dengan cara
menghentikan aliran gas dan mengaktifkan kipas untuk menetralisir gas yang bocor.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengurangi jumlah kasus kebakaran dan
ledakan akibat bocornya gas LPG.

I.3. Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi pada pendeteksian keberadaan gas LPG di sekitar sensor saja.
Aktuator sistem hanya menghentikan aliran gas pada regulator dan sistem tidak menentukan
letak kebocoran. Untuk spesifikasi sistem sebagai berikut:
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega8535.
2. Sensor yang digunakan adalah sensor gas TGS2610.
3. Menggunakan LCD LMB162A dan LED sebagai penampil visual.
4. Menggunakan buzzer sebagai penghasil peringatan dalam bentuk suara.
5. Menggunakan motor untuk membuka regulator gas.
6. Menggunakan bahasa Basic sebagai bahasa pemrograman.

I.4. Metodologi Penelitian


Penulisan skripsi ini menggunakan metode :
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a. Pengumpulan bahan-bahan referensi berupa buku, jurnal, artikel dan datasheet.


b. Perancangan hardware dan software. Tahap ini bertujuan untuk membentuk model
yang optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan permasalahan
dan kebutuhan yang telah ditentukan. Gambar 1.1 memperlihatkan blok model sistem
yang akan dirancang.
c. Pembuatan hardware dan software. Berdasarkan Gambar 1.1, rangkaian akan bekerja
beberapa saat setelah sistem dinyalakan. Waktu jeda setelah power on digunakan
untuk mempersiapkan sensor. Sensor akan mendeteksi perubahan gas yang terdapat
di sekitarnya. Jika terdapat gas LPG yang melebihi ambang batas di udara, sinyal
akan dikirimkan oleh sensor ke mikrokontroler. Interupsi ini akan diolah oleh
mikrokontroler untuk memberikan output ke aktuator dan penampil sesuai dengan
kondisi sensor. Output aktuator akan terus menyala hingga sensor tidak memberikan
interupsi lagi atau sistem di reset.
d. Proses pengambilan data. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara sensor
mengirimkan data ke mikrokontroler. Setelah itu, mikrokontroler akan mengirimkan
data ke penampil atau menyalakan aktuator.
e. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan. Analisa data dilakukan dengan
menentukan posisi jarak dan ketinggian terbaik untuk sensor, respon sensor untuk
kebocoran pada sambungan regulator dan selang gas, dan kinerja mekanik alat.
Penyimpulan hasil percobaan dapat dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem
secara keseluruhan antara perancangan dengan hasil kinerja sistem yang telah dibuat..
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 1.1 Blok model perancangan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI

2.1.Sensor gas TGS2610


Sensor gas TGS 2610 digunakan untuk mendeteksi Liquid Petroleum Gas(LPG)atau
komponennya, seperti propane dan butane di udara. Sensor ini mampu mendeteksi
konsentrasi gasLPG dengan rentang konsentrasi 500-10000 ppm.Sensor TGS 2610
mempunyai struktur sensor yang berlapis-lapis.

Gambar 2.1. Struktur sensor gas TGS2610[3]

Sensor sistem yang digunakan berupa sensor gas yang telah dibentuk dan dipersiapkan
untuk instalasi di dalam maupun di luar ruangan. Pembungkus dari bahan stainless steel dan
metal memberikan perlindungan khusus terhadap lapisan substrat dan heater yang
merupakan bagian terpenting sensor. Bagian dalam sensor dihubungkan dengan rangkaian
pengondisi sinyal dengan 4 buah pin.
Bahan detektor gas dari sensor adalah metal oksida, khususnya senyawa S nO2. Ketika
kristal metal oksida (SnO2) dihangatkan dengan heaterpada temperatur tertentu, oksigen akan
diserap pada permukaan substrat sensor dan oksigen akan bermuatan negatif. Hal ini
disebabkan karena permukaan substrat mendonorkan elektron pada oksigen yang terdapat
pada lapisan luar, sehingga oksigen akan bermuatan negatif dan muatan positif akanterbentuk
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

pada permukaan luar substrat sensor. Energi yang terbentuk dari peristiwa ini akan
menghambat laju aliran elektron seperti tampak pada gambar 2.2.a.
Di dalam sensor, arus elektron mengalir melewati daerah sambungan (grain boundary)
dari kristal SnO2. Pada daerah sambungan, penyerapan oksigen mencegah muatan untuk
bergerak bebas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat
permukaan dari muatan negatif oksigen akan berkurang seperti Gambar2.2.b, dan
mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang atau energi yang diperlukan elektron
untuk melewati daerah sambungan.Dengan menurunnya penghalang maka resistansi sensor
akan juga ikut menurun.

Gambar 2.2.a Gambar 2.2.b


Gambar 2.2. Ilustrasi penyerapan oleh sensor ketika terdeteksi adanya gas
E= Energi elektron untuk melewati daerah sambungan
• = Elektron
Gambar 2.3. menunjukkan karakteristik sensitifitas sensor gas TGS 2610 pada kondisi
pengetesan standar dengan propane,udara murni, dan gas yang sering digunakan di rumah
tangga, seperti ethanol, hidrogen, dan metan dalam ppm. Karakteristik ini merupakan

perbandingan resistansisensor ( ) . Rs adalah resistansi sensor saat terdapat gas LPG,

sedangkan Ro adalah resistansi sensor pada keadaan standar pengukuran.


Pengoperasian rangkaian dasar sensor ditunjukkan gambar 2.4.Tegangan V H = Vc =5V.
Dua pin input untuk heater sensor langsung diberikan tegangan 5V. Untuk pin sensor 3 dan
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2, harus dirangkai seri dengan RLuntuk membatasi arus yang melewati sensor, sehingga tidak
terjadi panas yang berlebih.

2.2. Deflection Bridge[4]


Deflection bridge digunakan untuk mengkonversi ouput sensor yang berupa resistansi,
kapasitansi atau induktansi menjadi sebuah sinyal tegangan. Rangkaian dasar jaringan
deflection bridge ditunjukkan pada gambar 2.5.Jika semua jaringan hanya bernilai resistif,
sistem ini juga disebut wheatstone bridge.

Gambar 2.3. Karakteristik sensitifitas sensor TGS 2610.[6]

( )

Gambar 2.4. Rangkaian dasar sensor[5] Gambar 2.5. Rangkaian wheatstone bridge
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pada gambar 2.5, adalah elemen sensor yang berubah sesuai variabel input I, maka =
dan , dan merupakan resistor tetap.

⁄ ⁄
( )
Persamaan 2.2 memberikan hubungan parameter pada rangkaian wheatstone bridge
dengan elemen sensor tunggal. Nilai individual dari dan tidak kritikal, tetapi
perbandingan kedua resistor tersebut yang penting.
Jika dan adalah nilai minimum dan maksimum variabel yang diukur, dan
dan adalah resistansi sensor pada keadaan tersebut, maka agar rangkaian mempunyai
range dari sampai , persyaratan ini harus dipenuhi:

⁄ ⁄
( )

⁄ ⁄
( )

2.3. Voltage Follower[6][7]


Opamp dengan konfigurasi ini merupakan salah satu non penguat inverting yang khusus.
Penguat ini memiliki penguatan 1, tetapi impedansi input yang besar, dan impedansi output
yang 0 pada kasus ideal. Rangkaian ini dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Opamp dengan konfigurasi voltage follower


9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.4. Penguat Instrumentasi[6][7]


Penguat instrumentasi pada dasarnya adalah sebuah penguat diferensial dengan
impedansi input yang besar, common-mode rejectiontinggi, input diferensial yang seimbang,
dan gain yang dapat diatur dengan menentukan resistor eksternal. Impedansi yang besar
berfungsi untuk meminimalisir arus dari rangkaian sensor, sehingga mengurangi pemanasan
dan loading effect dari rangkaian input.
Penguatan diferensial dari rangkaian instrumentasi pada gambar 2.6 :

Gambar 2.7. Penguat Instrumentasi

2.5.Transistor
Transistor berfungsi sebagai saklar bila berada dalam keadaan cut-off atau saturasi.
Rangkaian CE (Common-Emitter) adalah rangkaian yang umumnya digunakan untuk aplikasi
dengan transistor (gambar 2.8). Dinamakan rangkaian CE, sebab titik ground dihubungkan
pada kaki emitter.
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

adalah tegangan antara kaki base dan emitter yang besarnya 0,7V untuk bahan
silikon. Jika < maka dapat dianggap kaki base-emitter diberi bias balik dan arus
0, sehingga = . Keadaan transistor ini disebut cut-off.
Tetapi jika > , akan mengalir arus base ( ) yang besarnya:

Keadaan ini membuat transistor dalam keadaan saturasi dan menyebabkan arus
collector( ) mengalir ke emitter yang besarnya:

Dalam keadaan saturasi, tegangan ≈ 0V. Arus emitter ( ) yang mengalir adalah:

Pada transistor bipolar terjadi penguatan arus dengan faktor penguatan (β atau )
sebesar:

Gambar 2.8. Rangkaian CE (Common-Emitter)

2.6. Mikrokontroller ATMega8535[8]


Mikrokontroler adalah suatu komponen semikonduktor yang di dalamnya sudah terdapat
suatu sistem mikroprosesor seperti : ALU, ROM, RAM, dan Port I/O. Avr ATMega8535
memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Semua instruksi
dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.
AVR ATMega8535 memiliki 32 register serbaguna dinamakan R0 – R31, 64 I/O register dan
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

512 byte RAM, dengan susunan 32 register menempati alamat 0x0000 – 0x001F, kemudian
dilanjutkan dengan 64 I/O register hingga alamat 0x005F dan sisanya ditempati SRAM
sebesar 512 byte hingga alamat 0x025F. I/O register berisikan alamat – alamat untuk
pengaturan fungsi dan fitur dari ATMega8535. sedangkan pada 32 register serbaguna
terdapat tiga pasang alamat berukuran 16 bit yang dinamakan X (R26-R27), Y(R28-R29) dan
Z (R30-R31), register ini biasanya digunakan sebagai pointer (penunjuk) alamat.
Fitur yang tersedia pada mikrokontroler ini sebagai berukut:
1. Saluran I/O (input/output)sebanyak 32 buah saluran, yaitu PortA, PortB, PortC, PortD.
2. ADC (Analog Digital Converter) 10 bit sebanyak delapan saluaran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan
4. Empat saluran PWM.
5. CPU (Central Processing Unit) yang terdiri atas 32 buah register.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Unit interupsi internal dan eksternal.
EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte
yang dapat diprogram saat operasi, antarmuka komparator analog.

2.6.1 Port Input/Output


Port I/O pada mikrokontroler ATMega8535 dapat berfungsi sebagai masukan dan
keluaran. Untuk mengatur fungsi port I/O sebagai masukan atau keluaran dilakukan
pengaturanpada register DDRn (Data Direction Register), n merupakan port yang dipilih
misalnya : port A maka DDRA ,seperti pada Tabel 2.1.dan untuk konfigurasi pin
mikrokontrollernya dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Tabel 2.1Konfigurasi pengaturan untuk Port I/O


12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 2.9.Konfigurasi pin ATMega8535

Keterangan gambar:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. PortA(PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukkan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
timer/counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,
komparator analog, dan TimerOscilator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi external, dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.Untuk mereset
sistem pin ini diberikan sinyal 0 karena aktif rendah.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock external.
9. AVCC merupakan pin masukkan tegangan ADC.
10. AREF merupakan pin masukkan tegangan referensi ADC.

2.6.2ADC (Analog to Digital Converter)


Pada mikrokontroler ATMega8535 telah disediakan ADC internal dengan fitur :
1. Resolusi 10-bit.
2. 0.5 LSB Integral Tidak Linier.
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Ketepatan mutlak ±2 LSB.


4. Waktu konversi 65 - 260 μs.
5. Delapan kanal masukan.
6. Selang tegangan masukan dari 0 sampai VCC.
7. Memiliki tegangan referensi internal sebesar 2.56V.
8. Dapat bekerja secara free running atau saat diperlukan saja.
9. Mulai mengkonversi dengan trigger otomatis pada sumber interupsi.
10. Interupsi dapat dibangkitkan ketika konversi selesai.
Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock ADC, pemilihan saluran
tegangan referensi, format keluaran data dan mode pembacaan. Register yang menangani
ADC internal ini adalah register ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register) berfungsi
menentukan tegangan referensi ADC, format data keluaran, dan pemilihan jalur masukan.
Register SFIOR (Special Function IO Register) berfungsi untuk mengatur sumber picu
konversi ADC, komponen register ini dapat dilihat pada Gambar 2.11. Register ADCSRA
(ADC Control and Status Register A) berfungsi melakukan manajemen sinyal control dan
status dari ADC, komponen bit terdapat pada gambar 2.12.

Gambar 2.10. Komponen register ADMUX


REFS(1:0) (Reference Selection Bits) digunakan sebagai pemilih sumber tegangan
refrensi dari ADC, ADLAR (ADC Left Adjust Result) digunakan untuk menentukan
konfigurasi isi dari register ADCH dan ADCL sebagai tempat menyimpan hasil konversi.
ADTS(2:0) (ADC Auto Trigger Source) untuk menentukan mode dari ADC yang digunakan.
ADEN (ADC Enable) berfungsi untuk mengaktifkan ADC jika bernilai satu. ADSC (ADC
Start Conversion) akan bernilai nol jika selesai mengkonversi dan diberinilai satu jika ingin
memulai konversi. ADATE (ADC Auto Trigger Enable), berhubungan dengan bit (ADTS)
pada register SFIOR. Jika bernilai satu menyebabkan trigger otomatis akan aktif. ADIF
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

(ADC Interrupt Flag) bit ini akan aktif, jika konversi telah selesai dan dapat memicu
interupsi, selama fasilitas interupsi diaktifkan.
Pemilihan konfigurasi ADLR :

Gambar 2.11. Komponen register

Gambar 2.12. Komponen register ADCSRA


Jika ADIE (ADC Interrupt Enable) bernilai 1 dan bit I pada SREG 1 dan terjadi picuan
dari bit ADIF, maka rutin interupsi ADC akan dijalankan.
ADPS(2:0) (ADC Prescaler Select Bits) mendefinisikan faktor pembagi dari sumber
clock ADC. Resolusi untuk 10-bit ADC dapat di hitung dengan persamaan 2.11 berikut :

n = Resolusi ADC
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.7. Modul LCD LMB162AFC[9]


LMB162AFC merupakan modul LCD matriks dengan konfigurasi 16 karakter dan dua
baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh delapan baris pixel (satu baris pixel terakhir
adalah kursor). Pada Modul LCD ini telah dilengkapi dengan mikrokontroler pengendali,
ST7066U buatan Sitronix adalah salah satu mikrokontroler yang tertanam pada
LMB162AFC.

Gambar 2.13. LCD 16X2


CGROM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter di mana pola
tersebut sudah ditentukan secara permanen dari ST7066U sehingga pengguna tidak dapat
mengubahnya lagi. CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah
karakter di mana bentuk dari karakter dapat diubahubah sesuai keinginan. DDRAM
merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. Tampilan karakter pada LCD
dengan kode ASCII-nya sekaligus hubungan antara CGROM dengan DDRAM dapat dilihat
pada tabel 2.3. di bawah ini.
Tabel 2.3. Hubungan antara DDRAM dan CGROM
16
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.8. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker. Pada buzzer terdapat kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus listrik sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari polaritas dan arah arusnya. Karena kumparan
diapasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma
secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar dan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator suatu proses atau sebagai tanda peringatan seperti alarm. Buzzer
yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14.Buzzer

Tabel 2.4. Konfigurasi kaki LCD


17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.9. Bahasa Pemrograman BASCOM-AVR[11][12]


BASCOM-AVR merupakan software compiler dengan menggunakan bahasa basic yang
dibuat untuk melakukan pemrograman chip-chip mikrokontroler tertentu, salah satunya
ATmega 8535.

2.9.1. Bagian-bagian BASCOM


Sebuah mikrokontroler dapat bekerja bila didalam mikrokontroler tersebut terdapat
sebuah program yang berisikan instruksi-instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan
sistem mikrokontroler tersebut. Pada prinsipnya program pada mikrokontroler dijalankan
secara bertahap. Untuk lebih mengetahui beberapa fungsi dalam BASCOM-AVR
berikutendela program BASCOM AVR dapat dilihat pada Gambar 2.15.

2.9.2 Tipe Data


Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya tampung
variable tersebut, hal ini berhubungan dengan penggunaan memori dari mikrokontroler.
Tabel 2.5 menunjukkan tipe data pada BASCOM – AVR berikut keterangannya.

2.9.3 Variabel
Variabel dalam sebuah program berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau
penampung data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung data hasil
pembacaan register, dll. Variabel merupakan pointer yang menunjuk pada alamat memori
fisik di mikrokontroller. Dalam BASCOM ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah
variabel :
1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter
2. Karakter bisa berupa angka atau huruf
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunakan oleh BASCOM sebagai
perintah, pernyataan, internal register dan nama operator (AND, OR, DIM dll).
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 2.15. Tampilan awal BASCOM

Sebelum variabel digunakan maka variabel tersebut harus dideklarasikan terlebih dahulu,
dalam BASCOM ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel. Yang pertama
dengan menggunakan pernyataan “DIM” diikuti nama dan tipe datanya, contoh
penggunaannya sebagai berikut :
Dim nama as byte
Dim tombol1 as integer
Dim tombol 2 as word

Tabel 2.5.Tipe Data pada BASCOM – AVR[11][12]


No Tipe Jangkauan
1 Bit 0 atau 1
2 Byte 0 - 255
3 Integer -32,768 – 32,767
4 Word 0 – 65535
5 Long -2147483648 – 2147483647
6 Single 1,5 x 10-45 – 3,4 x 1038
7 Double 5,0 x 10-324 – 1,7 x 10308
8 String ›254 byte

Cara yang kedua untuk mendeklarasikan sebuah variabel dengan menggunakan DEFINT,
DEFBIT, DEFBYTE dan DEFWORD. Contoh penggunaannya sebagai berikut :
DEFBYTE nama
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DEFINT tombol1
DEFWORD tombol2 ; tombol3 ; tombol4
Deklarasi diatas berarti nama tipe datanya adalah Byte, tombol1 tipe datanya adalah Integer,
dan tombol2,tombol3 dan tombol4 tipe datanya adalah Word.

2.9.4 Operasi-operasi BASCOM


Berikut beberapa operasi-operasi yang dipergunakan dalam BASCOM-AVR :
1. Operator Aritmatika
Digunakan dalam perhitungan yang termasuk operator aritmatika ialah + (tambah), -
(kurang), /(bagi) dan *(kali)
2. Operator relasi
Digunakan untuk membandingkan nilai sebuah angka, hasilnya dapat digunakan untuk
membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat. Yang termasuk relasi adalah :
= (sama dengan), <> (tidak sama dengan), < (lebih kecil dari), > (lebih besar dari), <=
(lebih kecil atau sama dengan), >= (lebih besar sama dengan).
3. Operator Logika
Digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau untuk memanipulasi bit dan operasi
boolean. Dalam BASCOM ada 4 buah operator logika yaitu AND, OR, NOT dan XOR.
Operator logika ini juga bisa digunakan untuk menguji sebuah byte dengan pola bit
tertentu.
4. Operator fungsi
Digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

2.9.5 Kontrol Program BASCOM


Kontrol program berfungsi untuk mengendalikan alur dari sebuah program dan
menentukan apa yang harus dilakukan oleh sebuah program ketika menemikan suatu kondisi
tertentu. Kontrol program ini meliputi kontrol pertimbangan kondisi dan keputusan, kontrol
pengulangan serta kontrol alternatif. BASCOM menyediakan beberapa kontrol program yang
sering digunakan untuk menguji sebuah kondisi, perulangan dan pertimbangan sebuah
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

keputusan. Berikut ini beberapa kontrol program yang sering digunakan dalam pemrograman
BASCOM. :
1. Perintah IF…THEN
Dengan pernyataan ini kita dapat menguji sebuah kondisi tertentu dan kemudian
menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang kita inginkan. Sintak penulisannya
adalah sebagai berikut :
IF < syarat kondisi >THEN < pernyataan >

Sintak diatas digunakan jika hanya ada satu kondisi yang diuji dan hanya melakukan satu
tindakan. Jika melakukan lebih dari satu tindakanmaka sintaknya adalah :
IF <syarat kondisi >THEN
< pernyataan ke-1 >
< pernyataan ke-2 >
.
< pernyataan ke-n >
END IF
Jika ada 2 kondisi atau lebih yang akan diuji maka sintaknya adalah sebagai berikut :
IF <syarat kondisi 1 >THEN
< blok pernyataan ke-1 >
ELSEIF < syarat kondisi 2 >THEN
< blok pernyataan ke –2 >
.
.
ELSEIF < syarat kondisi n >THEN
< blok pernyataan ke –n >
ELSE
< blok pernyataan >
END IF
Pada sintak diatas BASCOM akan menguji kondisi 1, jika kondisi 1 tidak terpenuhi maka
BASCOM akan menguji kondisi 2, begitu seterusnya hingga BASCOM menemukan satu
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

kondisi yang memenuhi. Jika dari semua kondisi itu tidak ada yang memenuhi maka
BASCOM akan mengeksekusi blok pernyataan ELSE.
2. Perintah SELECT…CASE
Perintah ini akan mengeksekusi beberapa blok pernyataan dari nilai variabelnya. Perintah
ini mirip dengan perintah IF..Then namun perintah ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan
pada penulisannya. Sintaknya sebagai berikut :
SELECT CASE variabel1
CASE test1 : statements
CASE test2 : statements
CASEELSE : statements
END SELECT
3. Perintah WHILE…WEND
Perintah ini akan mengeksekusi sebuah pernyataan secara berulang ketika masih
menemukan kondisi yang sama. Perintah ini akan berhenti jika ada
erubahan kondisi dan melakukan perintah selanjutnya. Sintaknya sebagai berikut :
WHILE <syarat kondisi >
<pernyataan >
WEND
4. Perintah FOR…NEXT
Perintah ini digunakan untuk mengeksekusi sebuah blok pernyataan secara berulang.
Perintah ini hampir sama dengan perintah Do…Loop namun pada perintah For…Next ini
nilai awal dan akhir perulangan serta tingkat kenaikan atau turunnya bisa ditentukan.
Pengunaannya sebagai berikut :
FOR var = start TO/DOWNTO end [ STEP value ]
<Blok pernyataan >
Next
Untuk menaikkan nilai perulangan gunakan TO dan untuk menurunkan gunakan
Downto. Tingkat kenaikan merupakan pilihan, jadi bisa digunakan atau tidak. Jika nilai
kenaikannya tidak ditentukan maka secara otomatis BASCOM akan menentukan nilainya
adalah 1.
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Perintah EXIT
Perintah ini digunakan untuk keluar secara langsung dari blok program For…next,
Do…Loop, Sub…EndSub, While…Wend. Sintak penulisannya adalah sebagai berikut :
EXIT [Do] [For] [While] [subs]
Sintak selanjutnya setelah EXIT bisa bermacam– macam tergantung perintah exit itu berada
dalam perintah apa. Jika dalam perintah Do…Loop maka sintaknya menjadi EXIT Do.
6. Perintah GOSUB
Dengan Gosub program akan melompat ke sebuah label dan akan menjalankan program
yang ada dalam sub rutin tersebut sampai menemui perintah Return. Perintah Return akan
mengembalikan program ke titik setelah perintah Gosub. Sintaknya sebagai berikut :
Print “ coba rutin ”
GOSUB cabang
Print “ Hello ”
END
Cabang :
x=x+2
RETURN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
PERANCANGAN ALAT

3.1. Diagram Blok Rangkaian


Perancangan alat pemantau ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu rangkaian
sensor, pengondisi sinyal, mikrokontroler, driver, penampil dan aktuator. Sensor yang
digunakan untuk mendeteksi gas LPG adalah TGS 2610. Perubahan output sensor akan
diolah bagian pengondisi sinyal. Mikrokontroler ATMega8535 berfungsi mengatur dan
memproses data masukan dari pengondisi sinyal dan diteruskan pada piranti penampil atau
aktuator. Pada piranti penampil digunakan LCD LMB162A dan LED. Jika terjadi kebocoran
gas, sistem akan menyalakan aktuator yang berupa buzzer, motor dan kipas. Gambar 3.1
menunjukkan diagram blok perancangan alat detektor gas LPG berbasis mikrokontroler
ATMega8535.

Gambar 3.1. Diagram blok rancangan


24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.2. Bentuk Fisik Sistem

Gambar 3.2. Gambar bentuk fisik rancangan


Gambar 3.2 menunjukkan pemasangan dan peletakkan bagian-bagian sistem detektor.
Pipa pemutar pada gambar digunakan sebagai pemutar kran regulator sehingga gas berhenti
mengalir. Panjang pipa ini (x) akan dibuat sepanjang mungkin dengan percobaan untuk
meningkatkan keamanan. Jarak rangkaian driver dan catu daya dengan motor dan sensor
akan dibuat sepanjang 4 meter.

3.3. Sensor
Pada alat detektor gas LPG ini sensor yang digunakan adalah TGS 2610. Sensor ini akan
mendeteksi setiap perubahan konsentrasi gas LPG di udara sekitarnya. Peningkatan
konsentrasi gas akan mempengaruhi resistansi sensor. Pada saat terkena paparan gas,
karakteristik resistensi sensor akan menurun.
Dari rangkaian gambar 3.3, untuk mengaktifkan sensor dibutuhkan tegangan input
sebesar 5V pada pin 3 dan 4. Pin 3 merupakan input rangkaian sensor, sedangkan pin 4
merupakan sumber heater terintegrasi pada sensor. Heater digunakan sebagai pengatur suhu
elemen utama sensor sehingga pembacaan sensor menjadi optimal. Sumber tegangan heater
dan sensor digabungkan karena membutuhkan tegangan yang sama. Selanjutnya output
sensor dihubungkan pada rangkaian pengondisi sinyal.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.3. Rangkaian sensor TGS2610 [6]

3.4. Rangkaian Pengondisi Sinyal


Hasil pembacaan sensor yang merupakan resistansi belum dapat diolah mikrokontroller.
Oleh karena itu digunakan rangkaian pengondisi sinyal. Pengondisi sinyal yang digunakan
adalah wheatstone bridge. Perubahan resistansi akan mempengaruhi keseimbangan bridge
sehingga output tegangan bridge berubah.
Pengondisi sinyal yang digunakan adalah rangkaian wheatstone bridge seperti pada
gambar 2.5. Nilai masing-masing hambatan selain sensor ( akan diperhitungkan dengan
persamaan 2.3 dan 2.4. Pada persamaan ini, terlebih dulu ditentukan nilai parameter tegangan
ouput = 0V dan = 1V. Uji coba awal sensor ketika kondisi tidak ada gas
didapatkan nilai 18500Ω dan ketika terdapat gas LPG nilai = 11.246Ω maka
sesuai persamaan 2.3 didapatkan nilai:

⁄ ⁄
( )

⁄ ⁄

Begitu pula untuk persamaan 2.4, didapatkan nilai:


26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

⁄ ⁄
( )

⁄ ⁄
( )
Persamaan 3.1 disubtitusikan ke persamaan 3.2 untuk mendapatkan nilai resistansi ,
sehingga menjadi:

⁄ ⁄
( )

Penyelesaian persamaan 3.3. mendapatkan nilai .


Perbandingan nilai dan didapatkan dengan mensubstitusikan nilai yang telah
didapat

Jika yang digunakan adalah 1KΩ, maka yang digunakan adalah 3447Ω.
Beda tegangan output dari jembatan dikuatkan dengan penguat opamp. Penguatan ini
bertujuan untuk mendapatkan tegangan yang sesuai untuk ADC AVR8535. dan
merupakan opamp dengan konfigurasi voltage follower, sedangkan opamp dengan
konfigurasi sebagai penguat diferensial.
Jika V adalah tegangan pada port-A1 yang diinginkan sebesar 5V, dan beda tegangan
masukan penguat beda (V b – Va ) adalah 1V, maka penguatan yang diinginkan sebesar 5 kali,
maka nilai resistansi Rf dan Ra :
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Besar yang dipilih sebesar 10KΩ, maka yang digunakan adalah 50K .

Gambar 3.4. Rangkaian Pengondisi Sinyal

3.5. Rangkaian Buzzer


Pada perancangan ini digunakan sebuah buzzer sebagai tanda apabila kadar gas LPG
terdeteksi terus menerus oleh sensor. Buzzer yang digunakan adalah bel mini yang umumnya
disebut bel sepeda. Port mikrokontroler yang digunakan untuk input rangkaian ini adalah
port C1. Buzzer akan aktif ketika mikrokontroler memberikan logika High pada port C1.

Gambar 3.5. Rangkaian Buzzer


28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.6. Rangkaian Indikator LED


Pada perancangan ini digunakan LED warna sebagai indikator output sensor. Port yang
digunakan untuk menampilkan LED yaitu pada port C2- port C4. Cara kerja rangkaian yaitu
ketika sensor mendeteksi gas LPG maka mikrokontroler memberi logika 1 pada salah satu
pin I/O pada port C tersebut. Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 5V dan arusnya
sebesar 20mA, maka dengan mengetahui besarnya nilai dan arus dari mikrokontroler
maka besarnya nilai R yang digunakan pada rangkaian LED yaitu:

Nilai 250Ω di pasaran tidak ada, maka digunakan R sebesar 220Ω yang paling mendekati.
Rangkaian lengkap dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6. Rangkaian LED

3.7. Rangkaian LCD


LCD yang digunakan yaitu LCD TOPWAY LMB162 dengan lebar display 2 baris 16
kolom yang konfigurasinya dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.7. Rangkaian LCD 16X2


29
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.8. Rancangan tampilan LCD ketika terjadi kebocoran


Pada perancangan LCD digunakan dua buah potensiometer sebesar 10KΩ dengan fungsi
untuk mengatur contrast dan backlight dari LCD. Tampilan LCD ketika terjadi kebocoran
ditunjukkan gambar 3.8. Baris pertama LCD digunakan untuk menampilkan status sistem
seperti N(normal), B(buzzer), M(motor), dan K(kipas). Baris kedua LCD digunakan untuk
tampilan pesan singkat.

3.8. Rangkaian Driver Aktuator


Pada bagian ini digunakan transistor sebagai saklar yang dihubungkan dengan sebuah
relay 12V. Rangkaian ini sebagai saklar elektronis motor. Sinyal input berasal dari port D0
dan D1 mikrokontroler berupa logika High (5V) atau Low (0V). Tegangan ini dipakai untuk
bias pada kaki basis transistor sebagai saklar. Gambar 3.9. adalah rangkaian yang digunakan
dalam perancangan. Relay yang digunakan mempunyai tegangan kerja 12V dengan
232Ω (hasil pengukuran), transistor NPN BC547 ( maks=100mA, β= 292) maka dapat
diketahui.
Resistansi pada = 232Ω dengan = 12 V, pada keadaan saturasi maka =0;

Dengan =292, maka pada keadaan saturasi:


30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Untuk tegangan keluaran mikrokontroler 4,8 V dan =0.7V :

maksimal yang dapat digunakan adalah 23,1KΩ. Pemilihan supaya ,


misalnya = 10 x =1,77mA dapat diperoleh dengan:

Resistor yang digunakan adalah 3000Ω dan 3900Ω.

Gambar 3.9. Rangkaian driver aktuator


31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.9. Rangkaian Osilator Kristal


Kecepatan eksekusi cycle yang dilakukan oleh mikrokontroler ditentukan oleh sumber
clock dari mikrokontroler tersebut. Sistem yang akan dirancang ini menggunakan osilator
eksternal. Untuk menentukan frekuensi osilatornya dengan cara menghubungkan kristal pada
pin 13(XTAL1) dan pin 12 (XTAL2) serta dua buah kapasitor ke ground.
Besarnya kapasitansi, disesuaikan dengan spesifikasi rekomendasi datasheet
ATmega8535 yaitu 22pF. Sedangkan kristal yang digunakan adalah 12 MHz. Gambar 3.10.
memperlihatkan rangkaian osilator yang digunakan.

3.10. Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8535


Pada rangkaian mikrokontroler seperti pada Gambar 3.11, port yang akan digunakan
adalah port A, port C,dan port D. Port A digunakan sebagai port ADC(Analog to Digital
Converter) dan input interupsi untuk menghentikan motor AC. Data analog dari sensor TGS
2610 yang berupa tegangan diberikan kepada port A0. Data tersebut kemudian di konversi
ke bentuk data digital dan siap diproses oleh mikrokontroler. PD2, PD3, PD4, PD5
digunakan sebagai port data, sedangkan PD6 dan PD7 digunakan sebagai port pengaturan
interface LCD. Pada port C digunakan sebagai port keluaran buzzer, led dan driver aktuator.

Gambar 3.10. Rangkaian osilator kristal

Dengan : fOSC = 12M (Hz).


Prescaler = 1024 (datasheet).
Jumlah pulsa clock selama satu detik adalah :
32
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.11. Rangkaian mikrokontroler


3.11. Perancangan perangkat lunak

Gambar 3.12. Diagram alir program mikrokontroler


33
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Mikrokontroler yang digunakan mempunyai program dengan diagram alir seperti


ditunjukkan gambar 3.12. Dalam keadaan aman atau tidak terdeteksi gas bocor,
bridge≈0, sistem akan memberikan tanda berupa led hijau dan tampilan lcd. Berubahnya
keadaan setimbang wheatstone bridge selama beberapa saat membuat sistem mulai bekerja
dengan mendeteksi perubahan tegangan ADC yang disimpan sementara, yaitu V1 dan V2.
V1 adalah tegangan awal dari pengondisi sinyal. V2 merupakan tegangan pengondisi sinyal
setelah V1. Kedua tegangan ini lalu dibandingkan.
Motor, led oranye, dan buzzer akan diaktifkan bersamaan ketika V2>V1, yaitu terdeteksi
gas bocor dengan jumlah semakin meningkat di udara. Lama waktu motor pembuka kran
kondisi ON ditentukan dengan tunda pada mikrokontroler. Setelah motor berhenti berputar,
kipas dinyalakan untuk membersihkan gas bocor yang ada disekitar. Penonaktifan kipas dan
buzzer terjadi setelah V dari sensor kembali seperti keadaan tanpa gas bocor.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hardware dan program yang telah dibuat perlu diuji untuk mengetahui kinerja dan
karakteristik alat. Pada bab ini akan dijelaskan cara pengujian alat yang telah dirancang
pada bab perancangan sebelumnya. Dari pengujian ini akan didapatkan data-data yang
dapat memperlihatkan bahwa perangkat elektronis dan software telah bekerja dengan baik
atau tidak baik. Berdasarkan data-data pengujian ini akan dilakukan analisa terhadap
proses kerja alat secara keseluruhan yang pada akhirnya digunakan untuk menarik
kesimpulan.

4.1. Hasil Implementasi Detektor Kebocoran Gas LPG

Gambar 4.1 Bentuk alat detektor kebocoran gas LPG dengan tabung 3 kg
Alat detektor kebocoran gas LPG terdiri dari 3 bagian (gambar 4.1), yaitu pusat kontrol
elektronis, mekanik motor, dan sensor yang dipasang pada penyangga. Rangkaian sensor
terpisah dari rangkaian utama ±4m untuk mempermudah pendeteksian kebocoran dan
pengamanan untuk menjauhkan peralatan elektronis seperti relay yang dapat menimbulkan
percikan api.
Berdasarkan perancangan, pusat kendali dikemas dalam 3 PCB. PCB pertama
digunakan sebagai rangkaian untuk mikrokontroler seperti pada gambar 4.2. PCB yang
kedua digunakan untuk driver ( motor dan kipas) dan regulator tegangan (gambar 4.3) .

34
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PCB yang ketiga digunakan untuk antarmuka keluaran, seperti LCD, LED, dan buzzer
(gambar 4.4).
Tegangan yang digunakan pada rangkaian secara umum adalah +5V, kecuali pada
buzzer dan relay yang menggunakan tegangan 12V. Untuk memperoleh tegangan tersebut
digunakan sebuah trafo step-down 2A. Tegangan AC 12V dari trafo diubah menjadi
tegangan DC 12V dengan IC7812 yang digabung pada rangkaian driver. Tegangan ini
kemudian diturunkan kembali dengan IC 7805 untuk memberikan catu +5V pada
rangkaian yang membutuhkannya, seperti mikrokontroler dan sensor.

Gambar 4.2 Layout PCB sistem mikrokontroler

Gambar 4.3 Layout PCB driver

Gambar 4.4 Layout PCB antarmuka keluaran


36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sistem sensor yang terdiri dari sensor dan pengondisi sinyal diletakkan pada penyangga
seperti pada gambar 4.5. Peletakan sensor seperti ini bertujuan untuk memudahkan
pencarian ketinggian sensor yang paling baik dalam mendeteksi gas bocor. Ketinggian
sesnsor dapat diubah-ubah dari 10 cm dari lantai sampai 100 cm dengan kenaikan 10 cm
secara manual. Ketinggian ini dipilih untuk meminimalkan agar tidak terlalu banyak data
yang akan digunakan pada pengujian alat.

Gambar 4.5 Sensor dan penempatannya


Motor yang digunakan untuk membuka regulator gas adalah motor AC dengan supply
220V. Motor ini memiliki gear bawaan untuk mengurangi RPM dan meningkatkan torsi.
Motor ditempatkan pada penyangga yang terbuat dari logam agar didapatkan ketinggian
yang sesuai dengan regulator sehingga mempermudah dalam membuka kran regulator
pada tabung LPG berukuran 3 kg. Sarana yang dipakai untuk memutar kran adalah pipa
yang terbuat dari logam.

Gambar 4.6 Motor dan mekanik pembuka regulator gas


37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Saat alat dihidupkan, LCD akan melakukan pengecekan port keluaran dan
menampilkan nama penulis selama beberapa detik. Setelah proses inisialisasi ini kemudian
program akan melakukan looping sampai tegangan keluaran dari sistem sensor terdeteksi
dan masuk ke looping keadaan Secure (keadaan tidak ada gas bocor terdeteksi). Tampilan
keadaan alat pada LCD dapat dilihat pada gambar 4.7 dan 4.8.

Gambar 4.7 Tampilan inisialisasi awal LCD

Gambar 4.8 Tampilan LCD saat looping keadaan Secure

Pada LCD ditampilkan keterangan kondisi state alat dan keterangannya untuk
mempermudah pengguna. Selain itu pada LCD juga ditampilkan tegangan sensor yang
terdeteksi mikrokontroler. Tegangan ini digunakan untuk memantau perubahan tegangan
yang terjadi pada sensor.

4.2. Hasil Pengujian Detektor Kebocoran Gas LPG


4.2.1 Pengujian Sensor
Untuk membuktikan apakah alat yang sudah dibuat sudah dapat bekerja dengan baik
dan sesuai perancangan maka dilakukan beberapa pengujian dengan kondisi sebagai
berikut:
1. Pengujian dilakukan di ruang tertutup.
2. Tabung gas diletakkan di sudut ruangan.
3. Konsentrasi gas yang bocor diasumsikan selalu tetap
38
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Selain kondisi di atas, pengujian juga memiliki beberapa variabel seperti ketinggian
penempatan sensor, jarak sensor dengan sumber gas, dan ketinggian sumber gas yang
bocor. Masing-masing variabel akan dicari pengaruhnya terhadap waktu respon sensor saat
terjadi kebocoran gas. Karena terdapat beberapa variabel, maka untuk setiap variabel
dilakukan pengujian dengan membuat variabel yang lain tetap. Dari data variabel-variabel
tersebut diharapkan ditemukannya posisi sensor yang maksimal untuk pendeteksian.
Pengujian pertama dikondisikan kebocoran berada pada sambungan katup gas.
Sambungan antara katup regulator dengan selang gas berada pada ketinggian 30 cm.
Sensor diletakkan pada ketinggian yang tetap dan jarak antara sensor dan sumber
kebocoran diubah-ubah. Data yang didapatkan seperti pada tabel 4.1. Waktu deteksi
kebocoran gas di sini adalah waktu respon alat untuk mendeteksi gas bocor dan
membunyikan alarm.

Tabel 4.1 Respon sensor alat dengan sumber gas di sambungan katup gas
Tinggi(cm) Waktu deteksi kebocoran gas (s)
20 30 40 70
Jarak(cm)
10 7 5 7 7
20 7 5 7 8
30 7 6 7 11
40 8 7 8 12
50 8 7 8 14
60 8 7 8 15
70 8 8 12 16
80 8 9 18 19
90 8 9 18 23
100 8 9 18 25

Pengujian kedua sama seperti percobaan pertama, hanya berbeda pengondisian letak
kebocoran yang berada pada selang gas dengan ketinggian 70 cm. Data yang didapatkan
seperti pada tabel 4.2. Data pada kedua percobaan ini merupakan waktu dalam satuan
detik. Pengambilan data waktu menggunakan alat stopwatch yang diaktifkan dan
dimatikan oleh pengamat. Pemilihan titik-titik sumber kebocoran didasarkan pada
rentannya lokasi tersebut terhadap kebocoran.
39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 4.2 Respon sensor alat dengan sumber di selang gas


Tinggi(cm) Waktu deteksi kebocoran gas (s)
20 30 40 70
Jarak(cm)
10 9 8 9 5
20 9 8 10 6
30 10 8 10 6
40 10 8 12 6
50 12 9 12 7
60 12 9 12 7
70 13 10 12 8
80 13 12 12 9
90 14 13 13 9
100 14 14 13 9

Data pada tabel 4.1 dan 4.2 akan lebih mudah dianalisis bila dalam bentuk grafik. Oleh
sebab itu akan dibuat grafik yang mempresentasikan data-data tersebut. Pembuatan grafik
menggunakan program MATLAB 7.

25
Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm

20
Waktu respon alat(s)

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)

Gambar 4.9 Grafik respon alat dengan sumber gas di sambungan katup gas

Pada gambar 4.9 dan 4.10 dapat dilihat perubahan waktu respon dari data tabel 4.1 dan
4.2. Plot data yang ada untuk setiap perubahan jarak 10cm menghasilkan gambar yang
berbeda. Hal ini diakibatkan penyebaran data hasil pengukuran. Penyebaran ini dapat
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
disebabkan karena adanya kesalahan atau ketidakpastian dalam pengujian, pengukuran,
atau variasi perubahan variabel yang seharusnya tetap. Oleh karena alasan tersebut, gambar
4.9 dan 4.10 dianalisis kembali menggunakan analisis regresi.
16
Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm

14

12
Waktu respon alat(s)

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)

Gambar 4.10 Grafik respon alat dengan sumber gas di selang gas
Penetapan bentuk kurva regresi berdasarkan trend data yang ada. Trend data pada
kedua grafik menunjukkan pola yang linear pada umumnya. Oleh sebab itu, regresi yang
digunakan adalah regresi polinomial dengan orde 1 yang akan menghasilkan kurva garis
lurus.

25 Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm

20
Waktu respon alat(s)

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)

Gambar 4.11 Respon alat dengan sumber gas di katup gas setelah regresi linear
16
Tinggi sensor 20 cm Tinggi sensor 30 cm Tinggi sensor 40 cm Tinggi sensor 70 cm

14

12
Waktu respon alat(s)

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)

Gambar 4.12 Respon alat dengan sumber gas di selang gas setelah regresi linear
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 4.11 menunjukkan respon tercepat terjadi pada saat ketinggian sensor 30 cm.
Sedangkan pada gambar 4.12 respon tercepat terjadi pada saat ketinggian sensor 70 cm.
Kedua kurva memiliki respon tercepat yaitu 5 detik pada jarak 10 cm, tetapi memiliki
perbedaan pada jarak yang lebih jauh. Beberapa pertimbangan digunakan di sini untuk
memutuskan yang terbaik, yaitu:
1. Lokasi yang paling rawan kebocoran adalah sambungan antara kran regulator dan
selang gas.
2. Gas LPG memiliki massa yang lebih besar dari udara sehingga akan lebih cepat
mencapai daerah yang lebih rendah dari pada tempat yang lebih tinggi.
Dari pertimbangan tersebut, ketinggian 30 cm menjadi pilihan yang terbaik untuk
peletakkan sensor.

4.2.2 Pembahasan Piranti Output


Pada pengujian sensor sebelumnya, juga dilakukan pengamatan pada state output untuk
setiap state. Pada setiap state, output penampil dan output aktuator diatur oleh
mikrokontroler. Tampilan visual dengan LCD dan LED warna, sedangkan suara dihasilkan
buzzer. Pengelompokan kondisi dan pengaturan output dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kondisi output pada setiap state
No LCD LED Buzzer Kipas Motor
1 State: S - - -, Secure Green OFF OFF OFF
2 State: - B - -, Gas Detected Orange ON OFF OFF
3 State: - B - F, Clearing Gas Orange ON ON OFF
4 State: - B M -, Stopping Gas Red ON OFF ON

LCD menampilkan keterangan dalam bentuk tulisan yang berkedip. Tulisan yang
ditampilkan berupa kondisi alat (state), keterangan singkat dan tegangan dari pengondisi
sinyal yang dideteksi ADC AVR8535. Tegangan ADC ditampilkan untuk memudahkan
pengamatan kondisi sensor karena tegangan sensor tidak dapat diukur secara langsung
dengan multimeter ketika dihubungkan dengan mikrokontroler.
LED yang digunakan sebagai penanda kondisi ada 3 buah, yaitu hijau, oranye, dan
merah. Masing-masing menyala hanya pada satu state saja. Dari hasil pengamatan, ketiga
LED telah menyala dengan terang dan berkedip untuk setiap state yang ditentukan.
Tampilan untuk masing-masing state dapat dilihat pada gambar berikut:
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
.

Gambar 4.13. Tampilan LCD dan LED pada keadaan Secure

Gambar 4.14. Tampilan LCD dan LED pada keadaan buzzer menyala

Gambar 4.15. Tampilan LCD dan LED pada keadaan motor menyala

Gambar 4.16. Tampilan LCD dan LED pada keadaan kipas menyala
Alarm berbunyi dan mati berulang-ulang pada saat terjadi kebocoran. Buzzer yang
digunakan tidak secara langsung memakai tegangan output dari port mikrokontroler, tetapi
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menggunakan tegangan 12V DC untuk memperkeras suara yang dihasilkan. Bunyi alarm
dari buzzer ini cukup keras dan jelas untuk memberi peringatan

4.2.3 Pembahasan Mekanik Alat


Mekanik alat yang digunakan terdiri dari regulator gas, pipa besi sebagai pemutar, dan
penyangga motor. Ketiganya dirangkai untuk menghentikan gas pada saat terjadi
kebocoran. Regulator gas yang digunakan dimodifikasi pada bagian knop pemutarnya,
yakni dengan melepas knop tersebut dan member lubang pada bagian sumbu putarnya.
Bagian sumbu kemudian disambungkan dengan pipa besi yang telah dihubungkan dengan
motor AC.
Rangkaian mekanik ini telah dapat memutar kran regulator pada saat kebocoran terjadi
untuk sekali pemakaian. Tetapi karena knop pemutar dihilangkan dari regulator (gambar
4.13), pemasangan regulator menjadi cukup sulit. Hal ini dikarenakan sumbu pemutar
regulator cukup kecil dan sulit untuk diputar dengan tangan secara langsung. Selain itu,
penggunaan motor ac dengan gear juga membatasi penggunaan mekanik jika ingin
digunakan secara berulang-ulang. Setelah terjadi kebocoran, pemasangan regulator
kembali ke tabung gas tidak mudah karena sumbu putar dari motor ac tidak bisa diputar
dengan bebas. Oleh karena 2 hal ini, penggunaan motor ac dengan gear dan modifikasi
kran regulator pada bagian knop pemutar telah berhasil memutus aliran gas dengan cara
memutar kran regulator, tetapi masih memiliki keterbatasan.

Gambar 4.17. Kran regulator yang telah dimodifikasi


44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.3. Analisa Perangkat Lunak
Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.12 maka program yang dibuat sebagai berikut:
a. Inisialisasi
Blok ini berisi tentang pendifinisian nilai awal, fungsi, dan variabel yang diperlukan
dalam proses, dengan uraian sebagai berikut:

$regfile = "m8535.dat" ‘Inisialisasi mikro 8535


$crystal = 12000000 ‘Kristal osilator yang digunakan
Config Lcd = 16 * 2
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6
Config Lcdpin = Pin , Db7 = Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0
‘konfigurasi port B untuk LCD
Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc
‘konfigurasi untuk ADC
Defbyte A : Defbit B : Defsng V : Defint Z ‘pendeklarasian variabel
Declare Sub Geser_lcd_kiri : Declare Sub Kalkulasi : Declare Sub Bocor
‘pendeklarasian subrutin
Config Portc = Output ‘Deklarasi port C sebagai output

Dari uraian program diatas, program akan menginisialisasi terlebih dahulu header file
8535, kristal yang digunakan, serta konfigurasi penting program untuk dapat berjalan,
seperti penentuan port , konfigurasi ADC, variabel, dan sub rutin yang digunakan.

b. Keterangan pembuka
Cls
Locate 1 , 17 : Lcd " LPG LEAK "
Locate 2 , 17 : Lcd " DETECTOR "
Cursor Off
Call Geser_lcd_kiri : Waitms 200 : Cls
Cursor Off
Locate 1 , 17 : Lcd "A. Hari Budi P."
Locate 2 , 17 : Lcd " 045114007 "
Cursor Off
Call Geser_lcd_kiri : Waitms 150 : Cls

Hijau Alias Portc.0 : Orange Alias Portc.1 : Merah Alias Portc.2


Buzzer Alias Portc.3 : Fan Alias Portc.4 : Motor Alias Portc.5

Hijau = 1 : Waitms 200 : Hijau = 0 : Waitms 200 : Hijau = 1 : Waitms 200


Orange = 1 : Waitms 200 : Orange = 0 : Waitms 200 : Orange = 1 : Waitms 200
Merah = 1 : Waitms 200 : Merah = 0 : Waitms 200 : Merah = 1 : Waitms 200
Hijau = 0 : Orange = 0 : Merah = 0

Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: S - - -" : Locate 2 , 6 : Lcd "SECURE"


Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: - B - -" : Locate 2 , 6 : Lcd "BUZZER"
Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: - - M -" : Locate 2 , 6 : Lcd "MOTOR"
Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: - - - F" : Locate 2 , 7 : Lcd "FAN"
Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " " : Cls
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " GREEN LED " : Locate 2 , 1 : Lcd " SECURE "
Cursor Off : Waitms 200
Hijau = 0 : Waitms 200 : Hijau = 1 : Waitms 200 : Cls
Hijau = 0 : Orange = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " ORANGE LED " : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Cursor Off : Waitms 200
Orange = 0 : Waitms 200 : Orange = 1 : Waitms 200 : Waitms 200 : Cls
Orange = 0 : Merah = 1 : Buzzer = 1 : Fan = 0 : Motor = 0
Waitms 200 : Locate 1 , 1 : Lcd " RED LED " : Locate 2 , 1
Lcd " LPG LEAK " : Cursor Off : Waitms 200 : Cls
Merah = 0 : Buzzer = 0

Blok ini berisi keterangan awal yang akan ditampilkan oleh LCD setelah alat
dihidupkan atau setelah tombol reset ditekan oleh user. Beberapa keterangan tersebut
ditampilkan LCD dengan bergeser secara perlahan ke kiri menggunakan sebuah subrutin.
Selanjutnya dilakukan uji coba port dengan menyalakan LED, buzzer, lalu menampilkan
semua state (kondisi) alat pada LCD secara bergantian.

c. Looping penentuan kondisi pada program


Locate 1 , 2 : Lcd " DETECTING " : Locate 2 , 2 : Lcd ". . . . . . . . ."
Cursor Off
Gosub Kalkulasi : While Vadc > 0.2 : Gosub Kalkulasi :
Locate 2 , 2 : Lcd ". . . . . . . . . ." : Locate 2 , 2 : Lcd " "
Wend : Waitms 150 : Cls
Aman:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Gosub Kalkulasi : Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: S - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "SECURE,Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Hijau = 0
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - "
Loop Until Vadc > 0.2
Terdeteksi:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - - "
Gosub Kalkulasi : V1 = Vadc : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Orange = 1 : Buzzer = 1 : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Orange = 0 : Buzzer = 0
Gosub Kalkulasi : V2 = Vadc
If V1 > V2 Then
Goto Bersihkan
End If
If Vadc >= 3.5 Then
Goto Bocor
End If
Loop Until V2 > V1
Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1
Lcd "V1:" ; Fusing(v1 , "#.# ") ; " V2:" ; Fusing(v2 , "#.# ") : Waitms 200
Bocor:
Motor = 1 : Merah = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B M - " : Locate 2 , 1 : Lcd " STOPPING GAS " : Waitms 1000
Motor = 0 : Merah = 0 : Cls
Bersihkan:
Do
Gosub Kalkulasi : Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - F "
46
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Buzzer = 1 : Fan = 1 : Orange = 1
Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1 : Lcd " CLEARING GAS " : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Buzzer = 0 : Orange = 0
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "
Loop Until Vadc < 0.2
Fan = 0 : Goto Aman
End

Pada program detektor ini menggunakan sistem looping yang bergantian. Terdapat 4
buah looping dan 4 buah label yang masing-masing menentukan kondisi alat. Penggunaan
looping secara terus menerus ini untuk selalu mendapatkan nilai ADC yang dikonfigurasi
secara free running. Program diatas lalu diaplikasikan pada mikrokontroller. Hasilnya
terdapat error pada tampilan LCD ketika program memasuki looping terdeteksi, bersihkan
dan bagian bocor. Kemudian program diubah menjadi seperti berikut:

Locate 1 , 2 : Lcd " DETECTING " : Locate 2 , 2 : Lcd ". . . . . . . . ."


Cursor Off
Gosub Kalkulasi : While Vadc > 0.2 : Gosub Kalkulasi :
Locate 2 , 2 : Lcd ". . . . . . . . . ." : Locate 2 , 2 : Lcd " "
Wend : Waitms 150 : Cls
Aman:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Gosub Kalkulasi : Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: S - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "SECURE,Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Hijau = 0
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - "
Loop Until Vadc > 0.2
Terdeteksi:
Cls
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - - "
Gosub Kalkulasi : V1 = Vadc : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Orange = 1 : Buzzer = 1 : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Orange = 0 : Buzzer = 0
Gosub Kalkulasi : V2 = Vadc
If V1 > V2 Then
Cls
Goto Bersihkan
End If
If Vadc >= 3 Then
Cls
Goto Bocor
End If
Loop

Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1


Lcd "V1:" ; Fusing(v1 , "#.# ") ; " V2:" ; Fusing(v2 , "#.# ") : Waitms 200

Bocor:
Cls
Motor = 1 : Merah = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B M - " : Locate 2 , 1 : Lcd " STOPPING GAS " : Waitms 400
Motor = 0 : Merah = 0 : Cls
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bersihkan:
Cls
Do
Call Kalkulasi : Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - F "
Buzzer = 1 : Fan = 1 : Orange = 1 : Locate 2 , 1 : Lcd " ":
Locate 2 , 1 : Lcd " CLEARING GAS " : Waitms 350
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Buzzer = 0 : Orange = 0
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 350
Locate 2 , 1 : Lcd " "
If Vadc < 0.2 Then
Exit Do
End If
Loop
Fan = 0 : Goto Aman
End

Penambahan perintah CLS pada beberapa bagian looping terdeteksi, bersihkan dan bagian
bocor dapat menghilangkan error LCD yang terjadi.

d. Subrutin pada program

Sub Geser_lcd_kiri() : For A = 1 To 16 : Shiftlcd Left : Waitms 30


Next : Waitms 30 : End Sub
Sub Kalkulasi : Start Adc
Z = 0 : Vadc = 0 : Z = Getadc(0) : Vadc = Z * 0.0048828125 : End Sub

Ada 2 subrutin pada program, yaitu subrutin geser_lcd_kiri dan kalkulasi. Subrutin
geser_lcd_kiri digunakan untuk menghasilkan efek tulisan bergeser pada LCD. Sedangkan
subrutin kalkulasi akan selalu digunakan dalam looping untuk selalu mendapatkan nilai
tegangan ADC sehingga program dapat menyesuaikan dengan kondisi aktual sensor.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Alat detektor kebocoran gas LPG berbasis ATMega 8535 yang telah dibuat telah
mampu mendeteksi adanya kebocoran gas.
2. Pemasangan sensor untuk deteksi yang maksimal berada pada ketinggian 30 cm
dari lantai.
3. Peringatan kebocoran alat melalui alarm, LED, dan LCD berjalan dengan baik.
4. Mekanik telah dapat bekerja dengan baik untuk membuka kran regulator gas, tetapi
belum dapat digunakan berulang-ulang secara cepat dan mudah.
5. Program yang dibuat mengalami error pada tampilan LCD ketika memasuki
looping bersihkan dan bocor. Error ini kemudian dihilangkan dengan
menambahkan perintah cls pada looping program.

5.2. Saran
Alat detektor kebocoran gas propana dan butana yang terkandung dalam LPG berbasis
ATMega8535 yang telah dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mencoba
untuk memberikan saran-saran bagi pengembangan lebih lanjut agar dapat menjadi lebih
baik, yaitu :
1. Pengondisian sensor yang lebih baik, seperti dengan ditambahkannya kipas untuk
menyerap gas disekitar ke arah sensor sehingga mempercepat pendeteksian.
2. Perbaikan pada mekanik alat untuk mempermudah penggunaan berulang sehingga
waktu pemasangan sensor menjadi lebih cepat dan mudah.
3. Pengukuran waktu respon alat digabungkan dengan program mikrokontroler
sehingga lebih akurat.

48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
[1] Syarifah, E. N., Mei 2010, Gas Alam, E-nergy,. Hal.3-4.
[2] http://www.uty.ac.id/simulate/content/berita.php?nid=157, diakses tanggal 26 September
2010
[3] -----, Product Catalogue Figaro Gas Sensors 2000-Series, FIGARO
[4] Bentley, John.P., 2005, Principles of Measurement Systems, ed, Pearson Prentice Hall,
England.
[5] -----, Data Sheet TGS2610, FIGARO
[6] Stanley, William D., 1994, Operational Amplifiers with Linear Integrated Circuits, 3rded,
Macmillian College, New York.
[7] Bateson, Robert N., 1999, Introduction to Control System Technology, Prentice Hall, New
Jersey.
[8] -----, 2004, Data Sheet Microcontroller ATMega8535, Atmel
[9] -----, Data Sheet Dot Matrix Liquid Crystal Display Controller/Driver ST7066U, Sitronix
[10] -----, LCD Module User Manual LMB162AFC, TOPWAY
[11] Wahyudin, Didin., 2007, Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa BASIC
Menggunakan BASCOM-8051, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[12] Iswanto, 2009, Belajar Sendiri Mikrokontroler AT90S2313 dengan Basic Compiler,
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Rangkaian Detektor Kebocoran Gas LPG Berbasis ATMega 8535


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Listing Program Detektor Kebocoran Gas LPG
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

$regfile = "m8535.dat" '................ LIBRARY ATMEGA8535


$crystal = 12000000 '.................... KRISTAL

'============================KONFIGURASI LCD=============================

Config Lcd = 16 * 2 'JENIS LCD YANG DIPAKAI


Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6
Config Lcdpin = Pin , Db7 = Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0
Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc

'============================DEKLARASI VARIABEL============================

Defbyte A : Defbit B : Defsng V : Defint Z

'============================DEKLARASI SUBRUTIN============================
Declare Sub Geser_lcd_kiri : Declare Sub Kalkulasi : Declare Sub Bocor

'=======================DEKLARASI PORT MIKROKONTROLER========================

Config Portc = Output

'============================KETERANGAN PEMBUKA===========================
Cls
Locate 1 , 17 : Lcd " LPG LEAK "
Locate 2 , 17 : Lcd " DETECTOR "
Cursor Off

Call Geser_lcd_kiri : Waitms 200 : Cls

Cursor Off
Locate 1 , 17 : Lcd "A. Hari Budi P."
Locate 2 , 17 : Lcd " 045114007 "
Cursor Off

Call Geser_lcd_kiri : Waitms 150 : Cls

'==============================Test Port dan Lcd=============================

Hijau Alias Portc.0 : Orange Alias Portc.1 : Merah Alias Portc.2


Buzzer Alias Portc.3 : Fan Alias Portc.4 : Motor Alias Portc.5

Hijau = 1 : Waitms 200 : Hijau = 0 : Waitms 200 : Hijau = 1 : Waitms 200


Orange = 1 : Waitms 200 : Orange = 0 : Waitms 200 : Orange = 1 : Waitms 200
Merah = 1 : Waitms 200 : Merah = 0 : Waitms 200 : Merah = 1 : Waitms 200

Hijau = 0 : Orange = 0 : Merah = 0

Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: S - - -" : Locate 2 , 6 : Lcd "SECURE"


Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "

Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: - B - -" : Locate 2 , 6 : Lcd "BUZZER"


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "

Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: - - M -" : Locate 2 , 6 : Lcd "MOTOR"


Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "

Locate 1 , 2 : Lcd "STATE: - - - F" : Locate 2 , 7 : Lcd "FAN"


Cursor Off : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " " : Cls

Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " GREEN LED " : Locate 2 , 1 : Lcd " SECURE "
Cursor Off : Waitms 200
Hijau = 0 : Waitms 200 : Hijau = 1 : Waitms 200 : Cls

Hijau = 0 : Orange = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " ORANGE LED " : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Cursor Off : Waitms 200
Orange = 0 : Waitms 200 : Orange = 1 : Waitms 200 : Waitms 200 : Cls

Orange = 0 : Merah = 1 : Buzzer = 1 : Fan = 0 : Motor = 0


Waitms 200 : Locate 1 , 1 : Lcd " RED LED " : Locate 2 , 1
Lcd " LPG LEAK " : Cursor Off : Waitms 200 : Cls
Merah = 0 : Buzzer = 0

Locate 1 , 2 : Lcd " DETECTING " : Locate 2 , 2 : Lcd ". . . . . . . . ."


Cursor Off

Gosub Kalkulasi : While Vadc > 0.2 : Gosub Kalkulasi :


Locate 2 , 2 : Lcd ". . . . . . . . . ." : Locate 2 , 2 : Lcd " "
Wend : Waitms 150 : Cls

Aman:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Gosub Kalkulasi : Hijau = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: S - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "SECURE,Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Hijau = 0
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - "
Loop Until Vadc > 0.2

Terdeteksi:
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - - "
Do
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - - "
Gosub Kalkulasi : V1 = Vadc : Locate 2 , 1 : Lcd " LPG DETECTED "
Orange = 1 : Buzzer = 1 : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Orange = 0 : Buzzer = 0
Gosub Kalkulasi : V2 = Vadc
If V1 > V2 Then
Goto Bersihkan
End If
If Vadc >= 3.5 Then
Goto Bocor
End If
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Loop Until V2 > V1

Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1


Lcd "V1:" ; Fusing(v1 , "#.# ") ; " V2:" ; Fusing(v2 , "#.# ") : Waitms 200

Bocor:
Motor = 1 : Merah = 1
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B M - " : Locate 2 , 1 : Lcd " STOPPING GAS " : Waitms 1000
Motor = 0 : Merah = 0 : Cls

Bersihkan:
Do
Gosub Kalkulasi : Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - B - F "
Buzzer = 1 : Fan = 1 : Orange = 1
Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1 : Lcd " CLEARING GAS " : Waitms 200
Locate 1 , 1 : Lcd " STATE: - - " : Locate 2 , 1 : Lcd " "
Buzzer = 0 : Orange = 0
Locate 2 , 1 : Lcd "Vadc:" ; Fusing(vadc , "#.# ") : Waitms 200
Locate 2 , 1 : Lcd " "
Loop Until Vadc < 0.2

Fan = 0 : Goto Aman

End
'=============================RUTIN GESER KIRI=============================

Sub Geser_lcd_kiri() : For A = 1 To 16 : Shiftlcd Left : Waitms 30


Next : Waitms 30 : End Sub

'==============================RUTIN KALKULASI============================

Sub Kalkulasi : Start Adc

Z = 0 : Vadc = 0 : Z = Getadc(0) : Vadc = Z * 0.0048828125 : End Sub


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Listing Program Matlab

1. Grafik respon alat dengan sumber gas di sambungan katup gas


>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[7 7 7 8 8 8 8 8 8 8];
>> y2=[5 5 6 7 7 7 8 9 9 9];
>> y3=[7 7 7 8 8 8 12 18 18 18];
>> y4=[7 8 11 12 14 15 16 19 23 25];
>> y=[y1;y2;y3;y4];
>> plot(x,y)
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>>box off

2. Respon alat dengan sumber gas di katup gas setelah regresi linear
>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[7 7 7 8 8 8 8 8 8 8];
>> y2=[5 5 6 7 7 7 8 9 9 9];
>> y3=[7 7 7 8 8 8 12 18 18 18];
>> y4=[7 8 11 12 14 15 16 19 23 25];
>> y=[y1;y2;y3;y4];
>> p1=polyfit(x,y1,1);
>> p2=polyfit(x,y2,1);
>> p3=polyfit(x,y3,1);
>> p4=polyfit(x,y4,1);
>> xi=linspace(10,100,100);
>> z1=polyval(p1,xi);
>> z2=polyval(p2,xi);
>> z3=polyval(p3,xi);
>> z4=polyval(p4,xi);
>> plot(xi,z1,':',xi,z2,':',xi,z3,':',xi,z4,':')
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>> box off

3. Grafik respon alat dengan sumber gas di selang gas

>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[9 9 10 10 12 12 13 13 14 14];
>> y2=[8 8 8 8 9 9 10 12 13 14];
>> y3=[9 10 10 12 12 12 12 12 13 13];
>> y4=[5 6 6 6 7 7 8 9 9 9];
>> y=[y1;y2;y3;y4];
>> plot(x,y)
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>> box off

4. alat dengan sumber gas di selang gas setelah regresi linear

>> x=linspace(10,100,10);
>> y1=[9 9 10 10 12 12 13 13 14 14];
>> y2=[8 8 8 8 9 9 10 12 13 14];
>> y3=[9 10 10 12 12 12 12 12 13 13];
>> y4=[5 6 6 6 7 7 8 9 9 9];
>> p1=polyfit(x,y1,1);
>> p2=polyfit(x,y2,1);
>> p3=polyfit(x,y3,1);
>> p4=polyfit(x,y4,1);
>> xi=linspace(10,100,100);
>> z1=polyval(p1,xi);
>> z2=polyval(p2,xi);
>> z3=polyval(p3,xi);
>> z4=polyval(p4,xi);
>> plot(xi,z1,':',xi,z2,':',xi,z3,':',xi,z4,':')
>> legend('Tinggi sensor 20 cm','Tinggi sensor 30 cm','Tinggi sensor 40 cm','Tinggi sensor 70 cm')
>> xlabel('Jarak sensor terhadap sumber gas(cm)')
>> ylabel('Waktu respon alat(s)')
>> box off
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai