Berbagai Pergolakan
Berbagai Pergolakan
Salah satu pergolakan yang pernah terjadi di Indonesia antara tahun 1948 sampai dengan 1965 adalah
pergolakan yang berkaitan dengan ideologi. Ideologi adalah kumpulan ide, cita-cita, pandangan, atau gagasan
berupa konsep yang bisa dijadikan asas, pendapat, tujuan, dan penunjuk arah kelangsungan hidup. Aliran
politik besar yang terdapat di Indonesia sejak Pemilu 1955 terbagi dalam lima kelompok : nasionalisme radikal
(diwakili antara lain oleh PNI), Islam (NU dan Masyumi), komunis (PKI), sosialisme demokrat (Partai Sosialis
Indonesia/PSI), dan tradisionalis Jawa (Partai Indonesia Raya/PIR, kelompok teosofis/kebatinan, dan birokrat
pemerintah/pamongpraja). Pada masa itu kelompok-kelompok tersebut nyatanya memang saling bersaing
dengan mengusung ideologi masing-masing.
Peristiwa pergolakan yang termasuk dalam kategori ideologi adalah pemberontakan PKI Madiun,
pemberontakan DI/TII dan peristiwa G30S/PKI. Ideologi yang diusung oleh PKI tentu saja komunisme,
sedangkan pemberontakan DI/TII berlangsung dengan membawa ideologi agama.
No. Nama Peristiwa Keterangan
1. Pemberontakan Pemberontakan PKI 1948 adalah pemberontakan komunis yang
PKI Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kota Madiun. Puncak
Tahun 1948 gerakan yang dilakukan oleh PKI adalah pernyataan tokoh-
tokoh PKI tentang berdirinya Soviet Republik Indonesia yang
bertujuan mengganti dasar pancasila dengan dasar Komunis.
Termasuk dalam kategori pergolakan kepentingan adalah pemberontakan APRA, RMS dan Andi Aziz. APRA,
RMS dan peristiwa Andi Aziz, semuanya berhubungan dengan keberadaan pasukan KNIL atau Tentara
Kerajaan (di) Hindia Belanda, yang tidak mau menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah
yang sebelumnya mereka kuasai.
Nama
No. Keterangan
Peristiwa
1. APRA Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta
pro-Belanda yang didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond
Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale
Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 15 Januari 1949.
Aksi yang dilakukan Andi Aziz berawal dari rasa tidak puas terhadap
APRIS. Ada kekhawatiran dari kalangan tentara KNIL bahwa mereka
akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pimpinan APRIS/TNI.
Potensi disintegrasi bangsa pada masa kini bisa saja benar-benar terjadi bila bangsa Indonesia tidak menyadari
adanya potensi semacam itu. Karena itulah kita harus selalu waspada dan terus melakukan upaya untuk
menguatkan persatuan bangsa Indonesia. Sejarah Indonesia telah menunjukkan bahwa proses disintegrasi
sangat merugikan. Antara tahun 1948-1965 saja, gejolak yang timbul karena persoalan ideologi, kepentingan
atau berkait dengan sistem pemerintahan, telah berakibat pada banyaknya kerugian fisik, materi mental dan
tenaga bangsa. Hikmah yang dapat diperoleh adalah dari pergolakan yang pernah terjadi di Indonesia pada
periode1948-1965 adalah :
1. Kesadaran terhadap pentingnya integrasi .bangsa bangsa.
2. Keteladanan tokoh-tokoh yang yang berperan dalam mempertahankan keuntuhan bangsa dalam menghadapi
menghadapi ancaman disentegrasi bangsa .
3. Pentingnya rasa persatuan dan kesatuan, serta rasa cinta terhadap nusa dan bangsa Indonesia
4. Jika memiliki pendapat yang berbeda, akan lebih baik jika berdiskusi dahulu dan jangan memaksakan
kehendak apalagi dengan mengeksekusi banyak orang yang tak bersalah
5. Bersikap waspada dalam pergaulan, dan menambah wawasana sebanyak mungkin agar tidak mudah
terpengaruh oleh orang-orang yang ingin memberontak/membahayakan kesatuan dan persatuan RI