Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokumentasi keperawaratan adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan
informasi tentang status kesehatan klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat (Potter dan Perry, 1984). Dokumentasi keperawatan
adalah pengumpulan, penyimpanan dan desiminasi informasi guna mempertahankan
sejumlah fakta yang penting secara terus menerus pada suatu waktu terhadap sejumlah
kejadian (F.T Fisch Bach, 1991).
Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota
masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia
harapan hidup. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3
juta orang atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1
juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Angka
harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada tahun
1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980: 55.30 tahun, pada tahun 1985: 58,19 tahun,
pada tahun 1990: 61,12 tahun, dan tahun 1995: 60,05 tahun serta tahun 2000: 64.05
tahun (BPS.2000). Pertambahan jumlah lansia Indonesia, dalam kurun waktu tahun
1990 – 2025, tergolong tercepat di dunia (Kompas, 25 Maret 2002:10). Meningkatnya
jumlah lansia akan membutuhkan perawatan yang serius karena secara alamiah lansia
itu mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi maupun mentalnya (Nugroho,
2004).
Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lanjut usia) di Indonesia tercatat
yang paling pesat di dunia. Jumlah lanjut usia kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi
25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar 11,37% dari jumlah penduduk. Itu berarti
jumlah lanjut usia di Indonesia akan berada di peringkat empat dunia, di bawah Cina,
India, dan Amerika Serikat.
Usia lanjut (USILA) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Setiap orang yang dikaruniai umur panjang akan mengalami tahapan ini.
Dengan berhasilnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan bertambahnya usia
harapan hidup maka kesempatan menjadi usila semakin besar sehingga diperkirakan
jumlah usila semakin bertambah.Dalam Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta
(1983) telah disepakati bahwa keperawatan adalah “suatu bentuk pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan pada pencapaian
kebutuhan dasar manusia”. Dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik

3
dalam kondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia.Sedangkan
asuhan yang diberikan berupa bantuian-bantuan kepada pasien karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan
dan atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Menurut data demografi internasional dari Bureau of the Census USA (1993),
kenaikan jumlah lanjut usia Indonesia antara tahun 1990-2025 mencapai 414%,
tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkait dengan usia harapan hidup penduduk
Indonesia. Dalam sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan hidup penduduk
Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67 tahun. Tetapi menurut
kajian WHO (1999) harapan penduduk Indonesia rata-rata 59,7 tahun, menempati
peringkat ke-103 dunia. Nomor satu adalah Jepang (74,5 tahun).
Dengan makin bertambahnya penduduk usia lanjut, bertambah pula penderita
golongan ini yang memerlukan pelayanan kesehatan. Keperawatan pada usia lanjut
merupakan bagian dari tugas dan profesi keperawatan yang memerlukan berbagai
keahlian dan keterampilan yang spesifik, sehingga di bidang keperawatan pun saat ini
ilmu keperawatan lanjut usia berkembang menjadi suatu spesialisasi yang mulai
berkembang.
Keperawatan lanjut usia dalam bahasa Inggris sering dibedakan atas
Gerontologic nursing (Gerontic Nursing) dan geriatrik nursing sesuai keterlibatannya
dalam bidang yang berlainan. Gerontologic nurse atau perawat gerontologi adalah
perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan pada semua penderita berusia
diatas 65 tahun (di Indonesia dan Asia dipakai batasan usia 60 tahun) tanpa melihat
apapun penyebabnya dan dimanapun dia bertugas. Secara definisi, hal ini berbeda
dengan perawat geriatrik, yaitu mereka yang berusia diatas 65 tahun dan menderita
lebih dari satu macam penyakit disertai dengan berbagai masalah psikologik maupun
sosial.
Selain itu juga ada keperawatan kesehatan jiwa dimana adalah proses
interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
mengkontribusikan pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat
berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas ( Stuart Sundeen,
1995).
Keperawatan kesehatan mental dan psikiatri adalah suatu bidang spesialisasi
praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA, 1995). Faktor-faktoir
yang dapat mempengaruhi ada yang datang dari dalam sendiri perawat (intrinsik) dan
ada yang datang dari luar diri (ektrinsik). Faktor instrinsik dapat berupa ; motivasi,
pengetahuan dan kebutuhan. Motivasi atau dorongan merupakan suatu usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang harus terpuaskan (Heri Purwanto, 1999)

4
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat, 1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik
tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu
perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan
klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan
terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik
penyelesaian masalah.
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi
optimal. Proses keperawatan memiliki ciri dinamis, siklik, saing bergantung, luwes,
dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbarui jika keadaan klien berubah. Tahap demi
tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin
dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada.
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan
tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat
langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan berbagai macam
gejala dan disebabkan berbagai hal. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa
tidak dapat menceritakan masalahnya atau bahkan mungkin menceritakan hal yang
berbeda dan kontradiksi. Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien
merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan dalam gangguan jiwa.
Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah
membantu klien untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas tentang Format
Dokumentasi pada Asuhan Keperawatan Gerontik (Lanjut Usia) dan Jiwa, dimana
pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan yang meliputi pengkajian
(assessment), merumuskan diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan
tindakan keperawatan (intervention), melaksanakan tindakan keperawatan
(Implementation) dan melakukan evaluasi (Evaluation).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun dalam hal ini akan
merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan antara lain:
1. Apa pengertian Keperawatan Gerontik?
2. Apa pengertian usia lanjut sehat?
3. Apa saja batasan usia lanjut?
4. Apa saja tipologi lansia?
5. Bagaimana lingkup Keperawatan Gerontik?

5
6. Apa tujuan Keperawatan Gerontik?
7. Apa fungsi Perawat Gerontik?
8. Apa peran Perawat Gerontik?
9. Apa saja tanggung jawab Perawat Gerontik?
10. Apa saja sifat Pelayanan Gerontik?
11. Bagaimana model Keperawatan Gerontik menurut ahli?
12. Bagaimana Format Dokumentasi pada Askep Lansia?
13. Apa pengertian Keperawatan Gangguan Jiwa?
14. Apa saja dokumen proses keperawatan?
15. Bagaimana proses Keperawatan Kesehatan Jiwa?
16. Bagaimana Dokumentasi Keperawatan Gangguan Jiwa?
17. Bagaimana Format Dokumentasi pada Askep Jiwa?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini meliputi:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah adalah menyusun sebuah makalah mata
kuliah Proses dan Dokumentasi Keperawatan tentang Format Dokumentasi pada
Askep Gerontik dan Jiwa.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui:
a. Pengertian Keperawatan Gerontik;
b. Pengertian Usia Lanjut Sehat;
c. Batasan Usia Lanjut;
d. Tipologi Lansia;
e. Bagaimana Lingkup Keperawatan Gerontik;
f. Tujuan Keperawatan Gerontik;
g. Fungsi Perawat Gerontik;
h. Peran Perawat Gerontik;
i. Tanggung Jawab Perawat Gerontik;
j. Sifat Pelayanan Gerontik;
k. Model Keperawatan Gerontik Menurut Ahli;
l. Format Dokumentasi pada Askep Lansia;
m. Pengertian Keperawatan Gangguan Jiwa;
n. Dokumen Proses Keperawatan;
o. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa;
p. Dokumentasi Keperawatan Gangguan Jiwa; dan
q. Format Dokumentasi pada Askep Jiwa.

6
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa(i) dalam pembelajaran tentang Format
Dokumentasi pada Askep Gerontik dan Jiwa bahwa dengan adanya makalah ini
pembaca dapat mengetahui dan memahami isi serta cara pengisian dari format
dokumentasi keperawatan gerontik dan jiwa sehingga dapat menerapkannya di lingkup
kerja sebagai perawat.

Anda mungkin juga menyukai