Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang umum dan dalam banyak kasus

bersifat mematikan. Penyakit ini di sebabkan oleh berbagai strain mikobakteria,

umumnya Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerang

paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.

Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi

Tuberkulosis Paru aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka

melalui udara. Infeksi Tuberkulosis Paru umumnya bersifat asimtomatik dan

laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang

menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak di obati maka lebih dari 50%

orang yang terinfeksi bisa meninggal (Andareto, 2015).

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

verifikasi dan komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini

mencakup dua langkah yaitu data dari sumber primer (klien), dan sumber

sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis data sebagai dasar

untuk diagnosa keperawatan. Pengkajian merupakan komponen dasar dalam

proses keperawatan, sehingga dengan pengkajian yang tepat akan menentukan

langkah berikutnya(Potter & Perry, 2005)


Setelah menguraikan asuhan keperawatan TB Paru pada Ny.M di

Ruang Paru RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi . Dalam bab ini penulis akan

menguraikan pembahasan tentang kesenjangan kesenjangan yang ditemukan

selama penulis melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,

pengambilan diagnosa, merencanakan tindaka keperawatan, implementasi

hingga evaluasi yang meliputi faktor penghambat, implikasi, dan didukung

oleh teori yang relevan. Penulis melakukan pengkajian tanggal 25 November

2019 dengan cara wawancara dan melakukan pemeriksaan fisik. Keluhan

utama yang dirasakan pasien adalah mual muntah dan nyeri pada ulu hati.

Data pengkajian yang penulis peroleh mengarahkan penulis untuk

mengangkat 3 diagnosa keperawatan yaitu Defisit Nutrisi berhubungan

dengan Peningkatan kebutuhan Metabolisme, Resiko Hipovolemia

berhubungan dengan Kehilangan cairan secara aktif, Gangguan integritas

kulit/jaringan berhubungan dengan Efek farmakologis

B. Diangnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian, pemeriksaan fisik maka disgnosa keperawatan yang

muncul adalah:

1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan

Metabolisme

Dimana data yang menunjang untuk untuk tegaknya diagnose ini adalah:

 pasien mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari sebelum masuk

rumah sakit
 pasien mengatakan nyeri ulu hati

 pasien mengatakan nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu

 pasien mengatakan berat badan biasanya 46-47 kg

 Pasien tampak mual

 Pasien tampak lemah

 Mukosa bibir tampak pucat

 Berat badan: 40 kg

 Tampak pasien hanya menghabiskan ½ porsi makanan yang

disediakan

 Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas dan epigastrium

 TTV :

o TD: 100/70

o P :20x/i

o N : 85x/i

o S: 37 °C

Pada data yang menunjang diagnose diatas terdapat adanya kesesuaian

dengan data pada teori diagnosa keperawatan bahwa adanya tanda dan gejala

Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan Berat badan

menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas di samping karna nafsu

makan yang menurun,pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan

walaupun sudah di lakukan penanganan gizi.


Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami

demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya di rasakan

malam hari di sertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam

seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu

makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat di

sertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise) dan lemah (Andareto,

2015)

2. Resiko Hipovolemia berhubungan dengan Kehilangan cairan secara

aktif

Dimana data yang menunjang untuk untuk tegaknya diagnosa ini

adalah:

 pasien mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari SMRS

 pasien mengatakan badan terasa lemah

 pasien mengatakan sering haus

 pasien mengatakan sering berkeringat pada malam hari

 Pasien tampak mual

 Pasien tampak lemah

 Pasien tampak pucat

 Mukosa bibir tampak kering

 TTV :

o TD: 100/70

o P :20x/i
o N : 85x/i

o S: 37 °C

Pada data yang menunjang diagnose diatas terdapat adanya

kesesuaian dengan data pada teori diagnosa keperawatan bahwa adanya

tanda dan gejala Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas

Badan lemah dan lesu (Andareto, 2015)

3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Efek

farmakologis

 pasien mengatakan terdapat ruam pada kulit dan gatal

 pasien mengatakan ruam mulai ada sejak mengkonsumsi obat TB

 tampak ada ruam kemerahan pada kulit pasien

 TTV :

o TD: 100/70

o P :20x/i

o N : 85x/i

o S: 37 °C

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan perilaku

keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang

dipekirakan dan di intervensi kepeawatan dipilih untuk mencapai tujuan

tersebut (Potter & Perry, 2005).


Dari tiga diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat rencana

keperawatan sebagai tindakan pemecahan masalah keperawatan dimana

penulis membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan

tindakan yang tepat.

1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan

Metabolisme

Telah dilakukan aktivitas keperawatan sebagai berikut:

1. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

2. Monitor berat badan

3. Pemantauan nutrisi

4. Monitor mual dan muntah

5. Monitor warna konjungtiva

6. Koaborasi pemberian medikasi sebelum makan

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis

nutrient yang dibutuhkan

2. Resiko Hipovolemia berhubungan dengan Kehilangan cairan secara

aktif

Telah dilakukan aktivitas keperawatan sebagai berikut:

1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (frequensi nadi, TD,turgor kulit,

membrane mukosa,

2. Berikan asupan cairan oral


3. Pantau tanda-tanda vital

4. Kolaborasi pemberian cairan isotonis

3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Efek

farmakologis

Telah dilakukan aktivitas keperawatan sebagai berikut:

Perawatan integritas kulit

1. Kolaborasi Pemberian obat sesuai indikasi

D. Implementasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya adalah

mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini

dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi

masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang

dilakukan (Deswani, 2009). Implementasi yang merupakan kategori dari

proses keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan

dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).

Implementasi keperawatan dilaksanakan selama tiga hari dimulai dari

tanggal 26-28 November 2019 dimana semua tindakan yang dilaksanakan

selalu berorientasi pada rencana yang telah dibuat terdahulu dengan

mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul sehingga tindakan

keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang dilaksanakan


dengan menerapkan komunikasi terapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini

tidak jauh beda dengan teori-teori yang ada di dalam rencana keperawatan.

E. Evaluasi

Menurut Dermawan D. (2012) evaluasi adalah proses keberhasilan

tindakan keperawatan yang membandingkan antara proses dengan tujuan yang

telah ditetapkan, dan menilai efektif tidaknya dari proses keperawatan yang

dilaksanakan serta hasil dari penilaian keperawatan tersebut digunakan untuk

bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Dalam kasus

ini evaluasi keperawatannya adalah:

1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan

Metabolisme

Pada hari Selasa, 26 November 2019 pasien tidak ada alergi

makanan, pasien masih mual dan muntah, nafsu makan masih berkurang,

makan hanya habis ½ porsi, nyeri perut masih hilang timbul, BB:40 kg

,Bab 1 x sehari, diare (-) ,Pasien diberikan antasida Jenis diet MBTKTP

Hari Rabu, 27 November 2019, pasien mual dan muntah sudah

berkurang, nafsu makan sudah meningkat, makanan habis dari yang

disediakan , nyeri perut masih hilang timbul, BB:40 kg ,Bab 1 x sehari,

diare (-) ,Pasien diberikan antasida Jenis diet MBTKTP

Hari Kamis , 28 November 2019, pasien mual dan muntah sudah tidak

ada , nafsu makan sudah meningkat, makanan habis dari yang disediakan ,
nyeri perut sudah hilang, BB:40 kg ,Bab 2 x sehari, diare (-) ,Pasien

diberikan antasida Jenis diet MBTKTP

2. Resiko Hipovolemia berhubungan dengan Kehilangan cairan secara

aktif

Pada hari Selasa, 26 November 2019 pasien mengatakan badan

masih terasa Lemah, mual muntah masih ada, Pasien tampak pucat,

Membrane mukosa tampak kering, Turgor kulit elastic TD: 100/70 P: 20x/i

N : 78 x/I S: 36,8 °c Paien terpasang Nacl 0,9%

Pada hari Rabu, 27 November 2019 pasien mengatakan badan

masih terasa Lemah, mual muntah sudah berkurang, Pasien tampak pucat,

Membrane mukosa masih tampak kering, Turgor kulit elastic TD: 110/80

mmHg P: 20x/i N : 80 x/I S: 36,5 °c Paien terpasang Nacl 0,9%

Pada hari Kamis, 28 November 2019 pasien mengatakan badan

sudah lebih segar, mual muntah sudah tidak ada, Membrane mukosa

tampak lembab, Turgor kulit elastic TD: 110/80 mmHg P: 20x/i N : 80 x/I

S: 36,5 °c

3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Efek

farmakologis

Pada hari Selasa, 26 November 2019 pasien mengatakan ruam

kemerahan masih ada, tampak ruam kemerahan.


Pada hari Rabu, 27 November 2019 pasien mengatakan ruam

kemerahan sudah berkurang, tampak ruam kemerahan pada tangan pasien

sudah berkurang.

Pada hari Kamis , 27 November 2019 pasien mengatakan ruam

kemerahan sudah tidak ada, tampak ruam merah tidak ada

Anda mungkin juga menyukai