Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak.
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan. Pada
penderita asma penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan
yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan
ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti debu, bahan kimia, dan asap rokok.
Bagi penderita asma melakukan aktivitas yang berat dapat menjadi pencetus terjadinya
serangan. Ketika terjadinya asma, penderita akan membutuhkan pereda serangan, yaitu
Inhaler adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan gejala asma yang kambuh. Lalu
bagaimana jika penderita asma melakukan alternatif lain untuk mengatasi asma tanpa
inhaler seperti, duduk tegak, mengatur napas, dan lainnya. Alternatif lain tanpa inhaler ini
bertujuan untuk melatih cara mengontrol asma, mempercepat asma yang terkontrol,
mempertahankan asma yang terkontrol dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita
asma serta bertujuan untuk mengatur pernapasan bagi penderita asma jika terasa akan
datang serangan asma.
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit saluran napas yang ditandai oleh penyempitan bronkus akibat
adanya hiper reaksi terhadap sesuatu perangsangan langsung ataupun tidak. Tanpa pengelolaan
yang baik asma akan mengganggu kehidupan penderita dan akan cenderung mengalami
peningkatan, sehingga dapat menimbulkan komplikasi ataupun kematian. Walaupun asma
merupakan penyakit yang dikenal luas di masyarakat, namun kurang dipahami dengan baik dan
benar, hingga timbul anggapan bahwa asma merupakan penyakit yang sederhana serta mudah
diobati. Sehingga timbul kebiasaan untuk mengatasi gejala asma hanya terhadap gejala sesak
napas dengan pemakaian obat-obatan dan bukannya mengelola asma secara lengkap.
Berbagai faktor menjadi sebab dari timbulnya serangan asma, sesak napas dapat dialami
bila ada rangsangan seperti debu, bahan kimia, asap rokok dan aktivitas berat. Mengingat hal
tersebut pengelolaan asma yang terbaik haruslah dilakukan pada saat dini dengan berbagai
tindakan pencegahan agar penderita tidak mengalami serangan asma seperti menggunakan
inhaler, yang dimana alat ini dapat digunakan untuk mengendalikan gejala asma yang timbul
seketika. Namun, penderita asma tidak hanya dapat menggunakan inhaler, juga terdapat alternatif
lain yang lebih baik untuk menangani gejala asma seperti, duduk tegak, mengatur pernapasan,
menghindari pemicunya, serta masih banyak alternatif lainnya.
A. PENGERTIAN
Asma adalah Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan
sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain
seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik
muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang
kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi
virus, atau bahkan terpapar zat kimia. Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran
pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini.
Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma
akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi
peningkatan produksi dahak yang menjadikan napas terasa berat.
Inhaler adalah sebuah perangkat alat obat genggam dari pengguna asma yang berisi obat
asma dan memiliki fungsi sebagai alat yang menyalurkan obat asma secara langsung kedalam
saluran pernafasan dan dapat mengendalikan gejala asma yang kambuh.
Penyaluran obat asma ini bisa dilakukan bersamaan dengan masuknya udara ke dalam
saluran pernafasan. Sehingga seseorang yang mengalami serangan asma secara mendadak bisa
mendapatkan perawatan secara langsung tanpa perlu untuk pergi ke rumah sakit terlebih dahulu.
Selain obat asma dari inhaler memberikan pengobatan pada bagian saluran pernafasan, obat
ini juga memberikan pengobatan pada bagian paru-paru si penderita asma. Dengan menggunakan
inhaler saat asma menyerang, obat asma ini bisa meringankan gejala asma lebih cepat.
B. PANDANGAN MEDIS
Pengetahuan patogenesis asma yang benar bahwa peradangan bronkus sebagai faktor dasar
asma belum merata, dan belum disadari bahwa mengatasi peradangan bronkus adalah tujuan
utama. Asma potensil untuk menjadi penyakit seumur hidup dan harus diperlakukan sebagai
penyakit kronik lain seperti DM dan hipertensi. Belum ada kerjasama berlanjut antara dokter dan
pasien dalam upaya penegakan diagnosis dan terapi asma yang benar yang diikuti upaya kelola
mandiri dari pasien. Usaha penyuluhan asma yang lebih baik juga masih kurang, hingga tidaklah
disadari bahwa komplikasi kematian akibat asma dapat dihindari
Asma bisa membuat penderitanya sulit bernapas. Saat serangan asma datang, saluran napas
akan bengkak, menyempit, dan menghasilkan banyak lendir. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa
saja, tidak peduli berapa usia dan apa jenis kelaminnya. Mulai dari bayi hingga orang dewasa,
baik wanita maupun pria.
Walaupun tidak dapat disembuhkan, kemunculan gejala penyakit asma setidaknya bisa
diantisipasi dan dicegah. Dengan pengobatan yang tepat, gejala asma dapat dikendalikan
sehingga tidak mengganggu kehidupan penderitanya.
Jika sedang mengalami serangan asma seketika, tetaplah tenang dan lakukan pertolongan
pertama pada penderita asma, yaitu langkah-langkah alternatif yang terbaik seperti, duduk dan
mengatur napas dengan stabil. Jadi, cobalah untuk tetap tenang, karena panik justru akan
semakin memperparah serangan asma, kemudian jika terdapat Inhaler semprotkan langsung pada
penderita asma. Perawatan medis darurat harus diberikan secepatnya apabila penderita asma
mengalami kesulitan bernapas hingga tampak pucat, bibirnya membiru, tidak bisa bicara,
atau pingsan.
Mengobati asma membutuhkan pengendalian peradangan pada saluran udara dan membuka
saluran pernapasan. Obat-obatan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi peradangan dan
juga mengurangi kelebihan lendir yang ada di saluran udara, salah satunya menggunakan obat
dalam bentuk Inhaler.
Lantas, bagaimana jika penderita asma lupa membawanya ? Bisakah mengatasi gejala asma
yang kambuh tanpa Inhaler ? Bila gejala asma kembali kambuh, tapi lupa membawa Inhaler,
usahakan untuk tidak panik. Ada beberapa langkah alternatif untuk mengatasi gejala asma tanpa
Inhaler sampai penderita asma mendapatkan bantuan medis yang tepat, yaitu :
1. Duduk Tegak
Jika asma penderitanya kambuh, hentikan aktivitas yang sedang dilakukan, lalu duduklah
dengan tegak. Duduk tegak adalah cara termudah untuk meredakan gejala asma. Posisi
duduk ini membantu membuka saluran udara terbuka lebih lebar. Hindari posisi tidur
berbaring dan jangan membungkuk saat asma sedang kambuh. Karena jika penderita
asma membungkuk dan berbaring saat asma, ini akan membuatnya semakin sulit
bernapas dan memperburuk gejala asma.
2. Tetap Tenang
Jika tidak membawa Inhaler pasti membuat penderita asma panik. Akan tetapi, kepanikan
yang muncul bisa menimbulkan stress dan kecemasan berlebih sehingga membuat gejala
asma semakin memburuk. Setelah memposisikan diri untuk duduk tegak, cobalah untuk
menenangkan diri sebaik mungkin.
Lakukan hal apapun yang bisa membuat penderita asma merasa lebih tenang, misalnya
menjauhi keramaian dan cari tempat yang sejuk untuk menenangkan pikiran. Cara
mengatasi kepanikan ini bisa menjadi salah satu cara untuk membantu meredakan gejala
asma tanpa Inhaler.
3. Mengatur Napas
Sesak napas membuat bernapas lebih cepat dan tidak stabil. Usahakan jangan panik
ketika asma kambuh karena hal ini akan membuat penderitanya semakin sulit bernapas.
Setelah berhasil menenangkan diri dan pikiran, perbaiki kembali napas. Cobalah bernapas
lebih lambat dan stabil selama serangan.
Penderita asma bisa menerapkan teknik pernapasan Buteyko atau Papworth. Teknik
Buteyko dilakukan dengan menarik napas perlahan-lahan melalui hidung, bukan melalui
mulut. Fokuslah untuk bernapas lewat hidung dan keluarkan melalui mulut perlahan.
Sementara teknik Papworth mendorong diafragma dan hidung untuk bernapas lebih
dalam, seperti saat melakukan teknik pernapasan Yoga.
Bila memang memiliki asma, penderita asma perlu membekali diri dengan mempelajari
beberapa teknik pernapasan. Latihan pernapasan dapat membantu untuk mengatasi
penyakit asma.
4. Hindari Pemicu
Mengontrol diri terhadap paparan pemicu asma dapat sangat membantu. Hindari pemicu
alergi jika memiliki kondisi pernapasan yang kronis. Obat alergi juga dapat digunakan
untuk membantu meredakannya. Debu, bahan kimia, aktivitas berat dan asap rokok
biasanya juga menjadi pemicu utama terjadinya asma, bila berada di sekitar perokok,
penderita asma harus segera pindah dari tempat tersebut. Segeralah pindah dan cari
tempat yang udaranya lebih bersih untuk menghindari kambuhnya asma.
Pemicu asma tidak hanya itu saja, penderita asma juga perlu memperhatikan hal ini :
Segera beristirahat jika sudah merasa lelah, terutama saat berolahraga.
Tidak memelihara binatang berbulu karena bulunya bisa memicu asma.
Menemukan cara untuk menenangkan diri dan mempertahankan mood agar rtidak
mudah cemas dan stress.
Hindari penggunaan obat, seperti aspirin, ibuprofen, atau beta-blocker.
Jaga kesehatan tubuh supaya tidak mudah tertular pilek maupun flu yang
meningkatkan risiko kambuhnya asma.
5. Air Panas
Cara ini dapat dilakukan di rumah dan cukup efektif untuk meredakan asma. Dengan
menghirup udara yang kaya akan kelembapan dan hangat dapat menenangkan dan
membersihkan lendir yang ada pada saluran pernapasan. Penderita asma dapat
menuangkan air panas ke dalam mangkuk besar dan kemudian menghirup uapnya untuk
meredakan gejala asma yang kambuh.
D. DAMPAK
Penyakit asma tidak hanya mengganggu sistem pernapasan, namun asma yang tidak
terkontrol juga bisa berdampak lain pada penderitanya. Asma merupakan penyakit yang tidak
dapat disembuhkan secara permanen, tapi dapat dikontrol dengan tata laksana yang tepat. Jika
tidak terkontrol, asma dapat menyebabkan berbagai dampak berikut, yaitu :
Penderita asma sering kali mengalami serangan asma saat malam hari. Jika hal ini terjadi
terus-menerus (misalnya jika terus terpapar dengan pencetus asma), maka dapat
menyebabkan kualitas tidur menurun dan akan mengantuk di siang hari. Jadi, tanpa
pencegahan alternatif atau tanpa inhaler, penderita asma akan terganggu dengan asma
yang kambuh.
Penderita asma yang sering mengalami serangan asma, atau asma yang tidak terkontrol
dapat mengakibatkan penderitanya mengalami stres karena penyakitnya. Tentu saja stres
ini dapat memperburuk situasi dan semakin sulit untuk mengobati asma. Selain itu, stres
dan gangguan cemas yang tidak ditangani bisa berujung pada depresi bahkan percobaan
bunuh diri. Jadi, penderita asma membutuhkan langkah alternatif yang terbaik untuk
mencegah asma atau dengan inhaler hingga tindakan medis yang pasti jika sangat
diperlukan.
PPOK terjadi ketika saluran udara dan kantong udara di paru-paru menjadi meradang
atau rusak. Pada PPOK, terjadi kerusakan permanen di paru-paru dan saluran napas,
paru-paru menghasilkan lendir berlebih, yang kemudian tubuh akan secara refleks
mencoba untuk membersihkannya dengan batuk, sesak napas, napas cepat dan pendek,
sertamudah lelah dengan aktivitas biasa. Asma yang tidak terdiagnosis atau tidak
tertangani dengan obat-obatan seperti inhaler maupun tanpa adanya langkah alternatif
dalam mencegah asmanya dapat meningkatkan risiko terjadinya PPOK.
4. Kematian
Pada serangan asma yang parah dapat menyebabkan gagal napas. Saluran napas dapat
menutup sepenuhnya dan pengobatan dengan langkah alternatif maupun inhaler hingga
medis tidak lagi dapat berpengaruh. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jika tidak
segera tertangani.
KESIMPULAN
Penyakit asma sangat berbahaya dan semakin meningkat di seluruh dunia. Hal ini
disebabkan terutama oleh pengertian yang salah mengenai asma, pedoman dan pelaksanaan
pengelolaan asma yang tidak lengkap atau sistimatis, serta sangat kurangnya pengetahuan
mengenai langkah-langkah alternatif dalam mengobati asma tanpa obat-obatan seperti inhaler
maupun tindakan medis pasti. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilaksanakan strategi
pengelolaan asma baik berdasarkan langkah-langkah alternatif tanpa inhaler dalam pencegahan
serangan asma maupun pedoman pengelolaan medis yang lengkap dan sistimatik .
Dengan adanya langkah-langkah alternatif dalam mencegah serangan asma tanpa inhaler maupun
menunggu tindakan medis pada penderita asma (Sigit Nugroho) 89, upaya ini diharapkan akan
tercapai penyebarluasan cara pengelolaan asma yang alternatif dan kuratif yang sesuai dengan
perkembangan dan metode pengelolaan asma. Dan berguna untuk dapat mencegah resiko
kambuhnya asma .
SARAN
Dengan disusunnya artikel ini, diharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan
memahami serta mampu menerapkan apa yang telah terulis dalam artikel ini sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca mengenai penjelasan maupun dampak penyakit
asma dan langkah-langkah alternatif dalam mencegah atau menangani serangan asma yang tiba-
tiba tanpa inhaler atau menunggu bantuan medis.
Daftar Pustaka
1. Nugroho, Sigit. April 2009. Terapi Pernapasan Pada Penderita Asma. Vo. V, No. 1.
Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY.
3. Santos a Giriwijoyo dan Muchtamadji M . Ali . (2006). Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh
Manusia pada Olahraga. Bandung : F^kulta s Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPl .
4. V an (2004). Penyakit asma banyak didcrita oleh anak-anak . Sinar Harapan; Jakarta
http://w\v\\.medicastore.com/neo_napacin/senam_asma.htm.