Anda di halaman 1dari 58

i

HAK CIPTA

Hak Cipta modul ini berada pada Bimbingan Belajar STANNITE. Barang siapa melakukan
pelanggaran hak cipta akan dijatuhi hukuman sesuai dengan Peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Sanksi Pelanggaran
Pasal 72 UU RI No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dapat dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait, dapat dipidana
dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
ii

Daftar Isi
HAK CIPTA ............................................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................................ii
Bab 6 .......................................................................................................................................... 1
Akuntansi Persediaan ................................................................................................................. 1
A. Pengklasifikasian dan Penentuan Inventory ................................................................... 1
B. Laporan Keuangan dan Dampak Pajak dari Metode Arus Biaya (Cost Flow Method).. 4
C. Lower-of-Cost-or-Net Realizable Value......................................................................... 6
D. Kesalahan Pencatatan Inventory ..................................................................................... 6
E. Penilaian Persediaan dalam Sistem Perpetual................................................................. 8
F. Penilaian Persediaan dalam Sistem Periodik ................................................................ 10
G. Penilaian Persediaan Selain Berdasar Harga Perolehan ............................................... 11
H. Estimasi Nilai Persediaan ............................................................................................. 12
Contoh Soal: ......................................................................................................................... 15
Bab 7 ........................................................................................................................................ 17
Akuntansi Kas .......................................................................................................................... 17
A. Definisi Kas .................................................................................................................. 17
B. Sistem Pengendalian Kas .............................................................................................. 18
C. Pengendalian Internal terhadap Penerimaan Kas .......................................................... 19
D. Pengendalian Internal terhadap Pengeluaran Kas ......................................................... 20
E. Kas Kecil ....................................................................................................................... 21
F. Rekonsiliasi Bank ......................................................................................................... 22
Contoh Soal .......................................................................................................................... 25
Bab 8 ........................................................................................................................................ 28
Akuntansi Piutang .................................................................................................................... 28
A. Klasifikasi dan Pencatatan Piutang ............................................................................... 28
B. Pengendalian Piutang .................................................................................................... 29
C. Akuntansi Untuk Piutang Tak Tertagih ........................................................................ 29
D. Karakteristik Wesel Tagih ............................................................................................ 33
E. Akuntansi Untuk Wesel Tagih ...................................................................................... 33
Contoh Soal .......................................................................................................................... 35
Bab 10 ...................................................................................................................................... 42
Plant Assets, Natural Resource, and Intangible Assets............................................................ 42
A. Pengelompokan Fixed Assets ....................................................................................... 42
iii

B. Perolehan Fixed Assets ................................................................................................. 43


C. Metode dan Akuntansi untuk Depresiasi ...................................................................... 44
D. Capital dan Revenue Expenditure ................................................................................. 45
E. Disposal of Plant Assets................................................................................................ 47
F. Intangible Assets ........................................................................................................... 50
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

Bab 6
Akuntansi Persediaan
A. Pengklasifikasian dan Penentuan Inventory
1. Klasifikasi Inventory
Merchandising Company (Perusahaan Dagang)
One Classification:
a. Inventory

Manufacturing Company (Perusahaan Pabrikan/Manufaktur)


Three Classifications:
a. Raw Material (Bahan Baku)
b. Work in Process (Barang dalam proses)
c. Finished Goods (Barang Jadi)

2. Penetuan Kuantitas Inventory dengan dua cara:


a. Sistem Perpetual
i. Memeriksa keakuratan pencatatan inventory
ii. Menentukan jumlah kehilangan inventory karena bahan baku, pengutilan, dan
pencurian oleh karyawan
b. Sistem Periodik
i. Menentukan inventory on hand
ii. Menentukan harga pokok penjualan selama periode
Perusahaan juga melakukan pencatatan fisik dengan menghitung, menimbang, atau
mengukur setiap inventory yang ada. Perusahaan melakukan pencatatan fisik saat
usaha ditutup/lambat atau di akhir periode akuntansi
3. Penentuan Kepemilikan Barang
a. Goods In Transit
Goods In Transit merupakan Inventory yang telah dibeli oleh perusahaan,
namun masih dalam proses pengiriman. Untuk menentukan kepemilkan dari Goods In
Transit ini, maka harus diperhatikan Term of Sale yang berlaku saat proses
pembelian.
Jika Term Of Sale yang berlaku adalah FOB Shipping Point, di mana biaya
pengiriman ditanggung oleh perusahaan, maka inventory tersebut sudah diakui
sebagai milik perusahaan sejak Inventory tersebut dikirim oleh penjual.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

Jika term of sale yang berlaku adalah FOB Destination, di mana biaya
pengiriman ditanggung oleh penjual, maka kepemilikan inventory baru bisa diakui
saat telah diterima oleh perusahaan.
b. Consigned Goods
Consigned Goods (Barang Konsinyasi) merupakan barang milik pihak ketiga
yang dititpkan di perusahaan untuk dijual, namun kepemilikan dari barang tersebut
tetap berada di pihak ketiga. Oleh karena kepemilikan consigned goods ini merupakan
milik pihak ketiga, maka perusahaan tidak boleh mengakuinya sebagai Inventory
milik perusahaan.

Harga perolehan persediaan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk


membeli persediaan hingga persediaan tersebut siap dijual. Sehingga yang termasuk
dalam harga perolehan persedian meliputi harga pokok persediaan, biaya pengiriman,
serta dikurangi dengan diskon atau potongan harga.
Untuk dapat menghitung Harga Pokok Penjualan dan harga Pokok Persediaan akhir
dapat digunakan berbagai cara yaitu:
a. Identifikasi Khusus (Spesific Identification)
Contoh:
Crivitz TV Company membeli tiga 50-inch TV di tanggal yang berbeda dengan biaya
sebesar £700, £750, dan £800. Selama tahun berjalan, Crivitz menjual dua set di
harga £1,200 setiap unit. Transaksi tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Jika Crivitz menjual TV yang dibeli pada 3 February dan 22 Mei, maka harga pokok
penjualannya adalah £1,500 (£700 + £800), and inventory akhirnya adalah £750.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

Metode ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan maupun gudang yang luas
maka jarang digunakan. Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang
menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas. Oleh
karena itu, banyak perusahaan menggunakan cost flow assumptions untuk
menghitung harga pokok penjualan.
Data untuk Lin Electronics’ Astro

(Beginning Inventory + Purchases) - Ending Inventory = Cost of Goods Sold

b. First-in, first-out (FIFO)

Metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk menentukan harga pokok
penjualan apabila terjadi penjualan.

c. Average-Cost
Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan
dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan
cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. Artinya harga perolehan
barang di gudang ditambah harga perolehan barang yang baru dibeli dibagi kuantitas /
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

jumlah barang di gudang dan jumlah barang yang dibeli. Hasil pembagian inilah yang
akan digunakan sebagai pedoman menghitung harga pokok penjualan.

B. Laporan Keuangan dan Dampak Pajak dari Metode Arus Biaya (Cost
Flow Method)
Kedua cost flow assumption, baik Metode FIFO maupun Average, sama-sama
diperbolehkan untuk digunakan. Sebuah survei terkini dari IFRS, bahwa 60% perusahaan
menggunakan metode average, 40% menggunakan metode FIFO, dan 23% dari
keseluruhan perusahaan menggunakan kedua metode untuk beberapa bagian dari
inventory mereka.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

Metode harus digunakan secara konsisten, tetapi perusahaan juga dapat mengubah
metode cost flow method

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

C. Lower-of-Cost-or-Net Realizable Value

Ketika nilai inventory lebih kecil dari harga perolehannya, maka perusahaan harus
“menurunkan” nilai inventory ke Net Realizable Value atau nilai realisasi bersih. Nilai
realisasi bersih adalah jumlah yang diperkirakan oleh perusahaan untuk realisasi
(penerimaan dari penjualan inventory)
Contoh :
Asumsi Gao TV mempunyai daftar inventory berikut dengan nilai perolehan(cost) dan
harga pasar

D. Kesalahan Pencatatan Inventory

Penyebab:
 Gagal menghitung jumlah atau harga inventory dengan benar
 Tidak sesuai pengakuan inventory dengan barang good in transit
 Kesalahan berdampak pada laporan laba-rugi dan laporan posisi keuangan

1. Dampak pada laporan laba-rugi

Kesalahan pencatatan inventory berdampak pada perhitungan Harga Pokok


Penjualan/Cost of Goods Sold dan Laba Bersih atau Net Income pada dua periode

Inventory Awal + Pembelian Inventory – Inventory Akhir = Harga Pokok Penjualan

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

 Kesalahan pencatatan inventory akhir pada periode tahun berjalan akan


menyebabkan dampak yang berkebalikan pada laba bersih pada periode
berikutnya
 Setelah dua tahun, total laba bersih akan benar karena kesalahan tersebut saling
“menghapuskan”.
 Inventory akhir tergantung pada akurasi dari pembelian dan penjualan inventory
2016 2017
Incorrect Correct Incorrect Correct
Sales € 80.000 € 80.000 € 90.000 € 90.000
Beginning inventory 20.000 20.000 12.000 15.000
Cost of goods purchased 40.000 40.000 68.000 68.000
Cost of goods available 60.000 60.000 80.000 83.000
Ending inventory 12.000 15.000 23.000 23.000
Cost of good sold 48.000 45.000 57.000 60.000
Gross profit 32.000 35.000 33.000 30.000
Operating expenses 10.000 10.000 20.000 20.000
Net income € 22.000 € 25.000 € 13.000 € 10.000

(€3,000) (€3,000)
Net income Net income
understated overstated
2. Dampak pada laporan posisi keuangan
Dampak dari kesalahan pencatatan inventory ditentukan dari persamaan dasar
akuntansi:
Aset = Kewajiban + Modal
Inventory Akhir Aset Kewajiban Modal
Overstated Overstated No Effect Overstated
Understated Understated No Effect Understated
* Understated : nilai tertulis menjadi lebih rendah
Overstated : nilai tertulis menjadi lebih tinggi
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

No effect : tidak berdampak

E. Penilaian Persediaan dalam Sistem Perpetual


Dalam system perpetual, perubahan jumlah persediaan (fisik maupun rupiah)
dimonitor setiap saat. Caranya dengan menyediakan kartu persediaan untuk setiap jenis
persediaan. Apabila ada selisih dalam pencatatan persediaan maka pada jurnal dicatat
sebagai selisih pencatatan persediaan. Perusahaan yang menggunakan Sistem Perpetual,
memiliki beberapa ciri-ciri perusahaan perpetual adalah sebagai berikut:
 Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan, bukan
rekening pembelian.
 Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan, dan dicatat dengan
mendebet rekening Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit rekening persediaan.
 Persediaan merupakan rekening control dan dilengkapi dengan buku pembantu
persediaan yang berisi catatan untuk tiap jenis persediaanSelain itu, perusahaan yang
menggunakan jurnal sistem perpetual, memiliki keuntungan tersendiri, di antaranya
yaitu:
 Rekening persediaan akan dapat menunjukkan saldo persediaan yang ada pada akhir
tiap bulan, dengan tidak perlu menggunakan perhitungan fisik.
 Harga pokok penjualan diketahui untuk setiap transaksi penjualan barang dagangan,
sehingga laba kotor penjualan dapat diketahui, tanpa menunggu sampai akhir periode.
 Dengan telah diketahuinya saldo persediaan dan harga pokok penjualan, maka jurnal
penyesuaian pada akhir periode tidak diperlukan lagi. Jurnal untuk mencatat transaksi
pembelian dan penjualan pada metoda perpetual berbeda dengan jurnal system
periodik. Dalam system persediaan perpetual pembelian barang dagangan dicatat
dengan mendebet rekening persediaaan sebesar harga perolehannya.
Dalam metode perpetual, untuk mengetahui jumlah Inventory setiap saat, maka perlu
dibuat Kartu Persediaan. Penggunaan metode FIFO, LIFO, dan Average dalam system
pencatatan perpetual ini akan diilustrasikan sebagai berikut :
Contoh Kasus :

1. FIFO
Dalam metode FIFO, maka pencatatan untuk transaksi sesuai kasus di atas adalah
sebagai berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

2. LIFO
Dalam metode LIFO, maka pencatatan untuk transaksi sesuai kasus di atas adalah
sebagai berikut :

3. Average
Dalam metode Average, maka pencatatan untuk transaksi sesuai kasus di atas
adalah sebagai berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

10

F. Penilaian Persediaan dalam Sistem Periodik


Pada metode ini setiap pemasukan dan pengeluaran persediaan dicatat dalam
perkiraan yang berbeda yaitu pembelian dan penjualan. Kelemahannya yaitu perusahaan
tidak dapat mengetahui besarnya persediaan yang ada pada suatu saat tertentu dan tidak
dapat mengetahui harga pokok barang yang dijual untuk setiap transaksi penjualan yang
terjadi. Pada umumnya metode periodik digunakan pada perusahaan yang menjual
barang yang harganya relatif murah tapi frekuensi penjualannya cukup sering.
Contoh Kasus :

1. FIFO
Penghitungan secara fisik pada 31 Januari menunjukkan bahwa unit yang
tersisa sebesar 150. Dengan menggunakan metode FIFO, maka cost dari ending
inventory sebesar 150, dihitung sebagai berikut :

Maka penghitungan COGS, adalah sebagai berikut

2. LIFO
Penghitungan secara fisik pada 31 Januari menunjukkan bahwa unit yang
tersisa sebesar 150. Dengan menggunakan metode LIFO, maka cost dari ending
inventory sebesar 150, dihitung sebagai berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

11

Maka penghitungan COGS, adalah sebagai berikut :

3. Average
Penghitungan secara fisik pada 31 Januari menunjukkan bahwa unit yang
tersisa sebesar 150. Dengan menggunakan metode Average, maka cost dari ending
inventory sebesar 150, dihitung sebagai berikut :

Maka penghitungan COMS, adalah sebagai berikut :


G. Penilaian Persediaan Selain Berdasar Harga Perolehan
Selain menggunakan metode harga perolehan (Cost), untuk melakukan penilaian
terhadap inventory, juga dapat digunakan metode LCM (Low Cost or Market), dalam
metode LCM ini, penilaian terhadap inventory dilakukan dengan cara memilih nilai
terendah antara nilai cost dengan nilai pasar untuk dilaporkan di neraca.
Contoh Kasus :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

12

Dari contoh kasus di atas dapat dilihat bahwa dalam melakukan penilaian terhadap
inventory Flat-screen TVs, dan Blu-ray players menggunakan harga pasar (market),
Karena harga pasar (market) lebih kecil dibandingkan dengan harga perolehan (cost).
Sedangkan untuk inventory Satellite Radios, dan CDs dinilai menggunakan harga
perolehan (cost) Karena, harga perolehannya (cost) lebih kecil dibandingkan harga pasar
(market)

H. Estimasi Nilai Persediaan


Estimasi nilai persediaan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk
mengestimasikan nilai inventory jika terjadi hal – hal di luar kekuasaan perusahaan yang
mengakibatkan hilangnya persediaan, misalnya bencana alam, atau kebakaran. Metode
estimasi ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Gross Profit Method
Gross Profit method merupakan metode estimasi nilai persediaan dengan
mengaplikasikan gross profit rate terhadap net sales dari perusahaan. Di mana
gross profit rate yang digunakan untuk estimasi ini merupakan, hasil dari Analisa
perusahaan terhadap penjulan di tahun – tahun sebelumnya.
To illustrate, assume that Kishwaukee Company wishes to prepare an
incomestatement for the month of January. Its records show net sales of $200,000,
beginninginventory $40,000, and cost of goods purchased $120,000. In the
precedingyear, the company realized a 30% gross profi t rate. It expects to earn
the samerate this year. Given these facts and assumptions, Kishwaukee can
compute theestimated cost of the ending inventory at January 31 under the gross
profitmethod as follows.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

13

Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Kishwaukee ingin mempersiapkan


laporan laba rugi untuk bulan Januari. Catatan perusahaan menunjukkan bahwa

penjualan bersih sebesar $ 200.000, persediaan awal $ 40.000, dan pembelian


inventory $ 120.000. Pada tahun sebelumnya, perusahaan memperoleh laba kotor
30% dari net sales. Pada tahun ini perusahaan juga mengininginkan memperoleh
laba kotor yan sama dengan tahun sebelumnya. Mengingat fakta-fakta dan asumsi,
Kishwaukee dapat menghitung estimasi biaya persediaan akhir pada 31 Januari
dengan metode laba kotor sebagai berikut.

2. Retail Inventory Method


Sebuah toko retail seperti Home Depot, Ace Hardware, atau Walmart
memiliki ribuan jenis barang dengan biaya unit yang rendah. Dalam kasus
tersebut, masih terjadi kesulitan dan memakan waktu yang lama untuk
menerapkan biaya unit untuk jumlah persediaan. Alternatif untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode persediaan eceran (retail)
untuk memperkirakan biaya persediaan.
Langkah – langkah penggunaan metode retail ini dapat diilustrasikan sebagai
berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

14

Contoh Kasus :
Asumsikan bahwa Ortiz Inc telah merencanakan bahwa 10 unit inventory yang
dibeli seharga $ 7 per unit akan dijual seharga $ 10 per unit. Dengan demikian,
rasio biaya-ke-ritel adalah 70% ($ 70/$ 100). Jika empat unit tetap tidak terjual,
nilai ritel mereka adalah $ 40 (4 x $ 10), dan biaya mereka adalah $ 28 ($ 40 x
70%). Jumlah ini sesuai dengan jumlah inventory di tangan yaitu $28 (4 x $7).
Contoh lainnya dari penerapan metode retail adalah sebagai berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

15

Contoh Soal:

1. Inventory awal dari Walco Co. dan data pembelian dan penjualan selama tiga bulan
adalah sebagai berikut:

Instruksi:
a. Catatlah inventory, pembelian, dan harga pokok penjualan dengan metode
perpetual dan First-in, First-Out
b. Tentukan total penjualan dan total harga pokok penjualan dalam periode tersebut
c. Tentukanlah laba kotor dalam penjualan tersebut
d. Tentukanlah inventory akhirnya
Pembahasan :
a. Inventory, pembelian, dan harga pokok penjualan dengan metode perpetual dan
First-in, First-Out

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

16

*Cost of Merchandise Sold sama dengan Cost of Goods Sold


b. Total Penjualan = 2.307.500
c. Laba Kotor = 2.307.500 – 894.000 = 1.413.500
d. Inventory akhir = 264.000
2. Inventory awal dari Walco Co. dan data pembelian dan penjualan selama tiga bulan
ditampilkan pada soal nomor 1
Instruksi:
a. Catatlah inventory, pembelian, dan harga pokok penjualan dengan metode
perpetual dan Average
b. Tentukan total penjualan dan total harga pokok penjualan dalam periode tersebut
c. Tentukanlah laba kotor dalam penjualan tersebut
d. Tentukanlah inventory akhirnya
Pembahasan :
a. Inventory, pembelian, dan harga pokok penjualan dengan metode perpetual dan
Average

b. Total Penjualan = 2.307.500


c. Laba Kotor = 2.307.500 – 897.438 = 1.410.062
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

17

d. Inventory akhir = 260.563

Bab 7
Akuntansi Kas

A. Definisi Kas
Kas ( Cash) adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda
lain yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat
diambil setiap saat.

Yang TERMASUK kas (cash) Yang TIDAK TERMASUK kas (cash)


1. Uang tunai dalam bentuk kertas/logam 1. Deposito berjangka/Time deposite : uang
simpanan di bank yang hanya dapat
diambil setelah jangka waktu tertentu
berakhir

2. Uang perusahaan yang disimpan di bank 2. Uang yang disediakan untuk tujuan-
yang sewaktu-waktu dapat diambil tujuan tertentu sehingga terikat
penggunaannya Contoh : Dana Pensiun

3. Cek yang diterima sebagai pembayaran 3. Cek mundur/Post date check : tidak dapat
dari pihak lain digolongkan ke dalam kas sebelum jangka
waktunya
4. Cek perjalanan(travell check) adalah
yang diterbitkan oleh suatu bank untuk
melayani nasabah yang melakukan
perjalanan jarak jauh.

5. Kasir cek adalah cek yang dibuat dan 4. Perangko


ditanda tangani oleh suatu bank,ditarik
oleh bank itu sendiri untuk melakukan
pembayaran ke pihak lain

6. Wesel post: dapat dijadikan uang tunai


pada saat diperlukan

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

18

B. Sistem Pengendalian Kas


Pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang terkait dengan operasi, pelaporan,
dan kepatuhan. Secara lebih rinci, terdiri dari semua metode terkait dan langkah-langkah
dalam sebuah organisasi untuk menjaga aset, meningkatkan keandalan pencatatan
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi, dan memastikan kepatuhan dengan aturan dan
undang – undang yang berlaku. sistem pengendalian internal memiliki lima komponen
utama sebagai terdaftar berikut:
 A Control Enviroment
Ini adalah tanggung jawab manajemen puncak untuk membuat jelas bahwa organisasi
menghargai integritas dan aktivitas tidak etis akan tidak akan ditoleransi. Komponen
ini sering disebut sebagai "nada di puncak (tone at the top)."
 Risk Assesment
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis berbagai factor yang
menciptakan risiko bisnis dan harus menentukan bagaimana mengelola risiko ini.
 Control Activities
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penipuan, manajemen harus mendesain
kebijakan dan prosedur untuk mengatasi risiko spesifik yang dihadapi oleh
perusahaan.
 Information and Communication
Sistem pengendalian intern harus mengumpulkan dan mengkomunikasikan semua
informasi terkait baik ke bawah dan ke atas organisasi, serta menyampaikan informasi
kepada pihak eksternal yang terkait
 Monitoring
Sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Defisiensi yang
signifikan perlu dilaporkan kepada manajemen punca dan / atau dewan direksi.
Dalam pengendalian internal, ada 6 PRINSIP yang juga harus diperhatikan, yaitu :
1. Establishment of Responsibility
Prinsip penting dari pengendalian internal adalah untuk menetapkan tanggung jawab
kepada karyawan tertentu. Kontrol yang paling efektif bila hanya satu orang yang
bertanggung jawab untuk tugas yang diberikan.
2. Segregation of Duties
Pemisahan tugas sangat diperlukan dalam sistem pengendalian internal. Ada dua
aplikasi umum dari prinsip ini : individu yang berbeda harus bertanggung jawab untuk
kegiatan terkait, dan tanggung jawab untuk pencatatan untuk aset harus terpisah dari
tangguung jawab penghitungan fisik aset tersebut.
3. Documentation Procedures
Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk dokumen. Pertama, perusahaan harus
memberikan penomoran terhadap setiap dokuman, dan semua dokumen harus
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

19

dipertanggungjawabkan. Penomoran membantu untuk mencegah transaksi dari yang


tercatat lebih dari sekali, atau sebaliknya, dari tidak didata sama sekali. Kedua, sistem
kontrol harus mengharuskan karyawan segera memberikan dokumen ke bagian
akuntansi untuk dilakukan pencatatan.
4. Physical Controls
Penggunaan kontrol fisik sangat penting. Kontrol fisik berhubungan dengan
pengamanan aset dan meningkatkan akurasi dan keandalan catatan akuntansi
5. Independent Internal Verification
Kebanyakan sistem pengendalian internal menyediakan verifikasi internal
independen. Prinsip ini melibatkan penelaahan data yang disusun karyawan.Sistem ini
sangat berguna dalam yang membandingkan pencatatan akuntansi dengan aset yang
ada
a. Memverifikasi catatan secara periodik atau atas dasar dadakan.
b. Memverifikasi catatan oleh pekerja yang independen.
c. Ketidaksesuaian dilaporkan ke manajemen.
6. Human Resource Controls
Prinsip ini merupakan prinsip di mana perusahaan harus memerhatikan bagaimana
kualitas karyawan perusahaan tersebut, agar terhindar dari tindakan merugikan yang
mungkin dilakukan oleh karyawan perusahaan yang tidak kompeten.
a. Perikatan pekerja.
b. Merotasi dan cuti karyawan
c. Melakukan cek latar belakang pekerja
Berikut Keterbatasan pengendalian Internal
1. Biaya harus tidak melebihi manfaat.
2. Elemen manusia.
3. Ukuran bisnis.

C. Pengendalian Internal terhadap Penerimaan Kas


Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahann harus
mengontrol
uang tunai dari waktu diterima sampai disimpan di bank. Perusahann biasanya menerima
uang tunai dari dua utama sumber:
1. Penerimaan kas secara langsung (over-the-counter receipt)
2. Penerimaan kas kotak pos/surat (Mail receipt)
Prosedur Pengendalian Internal terhadap penerimaan kas adalah sebagai berikut :
 Penentuan tanggung jawab  Hanya karyawan yang ditugaskan diizinkan untuk
menangani penerimaan kas
 Prosedur Dokumentasi  Menggunakan pesan pembayaran (kotak pos), register
kas, dan bukti deposit.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

20

 Verifikasi internal independen  Supervisor menghitung penerimaan kas harian,


bendahara membandingkan total penerimaan dengan deposit bank harian.
 Pemisahan tugas  Individu yang berbeda menerima kas, mencatat penerimaan kas,
dan memegang kas.
 Pengendalian fisik  Menyimpan kas di brangkas atau deposit bank, akses terbatas
untuk wilayah penyimpanan, gunakan kas register.
 Pengendalian SDM  Perikatan pegawai yang memegang kas, kebutuhan karyawan
untuk mengambil liburan dan menyimpan seluruh kas di bank harian.
Dalam pengendalian kas masuk ini, pada awal shift kerja, masing-masing petugas
kasir diberi laci kas yang berisi jumlah yang telah ditetapkan untuk memberikan uang
kembalian bagi pelanggan. Pada akhir shift, petugas dan pengawas menghitung uang
tunai dalam laci kas. Jumlah kas di setiap laci harus sama dengan jumlah awal uang tunai
ditambah penjualan tunai untuk hari tersebut. Namun, kesalahan dalam pencatatan
penjualan tunai atau kesalahan dalam memberikan uang kembalian menyebabkan jumlah
uang tunai di tangan untuk berbeda dari jumlah ini. Perbedaan tersebut dicatat dalam akun
cash short and over.
Pada akhir periode akuntansi, saldo akun cash short and over debit termasuk dalam
Beban Miscellaneous dalam laporan laba rugi. Sebuah saldo kredit termasuk dalam
bagi
Apabila saldo : an
cash on hand/deposited on bank > cash register tape/accounting records Pen
 “credit” CASH SHORT AND OVER
ghas
 dilaporkan pada INCOME STATEMENT sebagai MISCELLANEOUS REVENUE ilan.

Misalnya, bahwa mesin kasir menunjukkan penjualan $ 6,956.20 tetapi jumlah uang
tun
Apabila saldo : ai
cash on hand/deposited on bank < cash register tape/accounting records han
 “Debitt” CASH SHORT AND OVER ya
 dilaporkan pada INCOME STATEMENT sebagai MISCELLANEOUS EXPENSE $
6,9
46.10. Ada kekurangan uang tunai sebesar $ 10,10 . Untuk menjelaskan kekurangan kas
ini, perusahaan membuat entri berikut :

D. Pengendalian Internal terhadap Pengeluaran Kas


Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

21

 Penentuan tanggung jawab  Hanya pegawai yang ditunjuk diotirisasi untuk


menandatangani cek (bendahara) dan menyetujui pemasok.
 Prosedur dokumentasi  Menggunakan cek bernomor, cek harus memiliki faktur
yang disetujui, membutuhkan pegawai untuk menggunakan kartu kredit perusahaan
untuk pengembalian beban.
 Verifikasi internal independen  Membandingkan cek dengan faktur, rekonsiliasi
laporan bank bulanan.
 Pemisahan tugas  Individu yang berbeda yang menyetujui, melakukan
pembayaran, penandatangan cek tidak mencatat pengeluaran.
 Pengendalian fisik  Simpan cek kosong di brangkas, dengan akses terbatas, cetak
jumlah cek dengan mesin tinta permanen.
 Pengendalian SDM  Perikatan pegawai yang menangani kas, kebutuhan pegawai
atas liburan, cek latar belakang

Perusahaan mengeluarkan uang tunai untuk berbagai alasan, seperti untuk membayar
biaya dan kewajiban atau untuk membeli aset. Umumnya, pengendalian internal atas
pengeluaran kas lebih efektif bila perusahaan membayar dengan dana cek atau elektronik
Transfer (EFT) bukan dengan uang tunai. Satu pengecualian adalah pembayaran
incidental dengan jumlah yang dibayarkan dari cash kecil.
Sebagian besar perusahaan menengah dan besar menggunakan voucher sebagai
bagian dari pengendalian internal mereka atas pengeluaran kas. Sebuah sistem voucher
adalah sistem persetujuan oleh individu yang berwenang, bertindak secara independen,
untuk memastikan bahwa semua pengeluaran dengan cek yang tepat.

E. Kas Kecil
Seperti yang telah dipelajari sebelumya, pengendalian internal yang lebih baik atas
pengeluaran kas adalah mungkin ketika perusahaan melakukan pembayaran dengan cek.
Namun, dengan menggunakan cek untuk membayar transaksi yang berjumlah kecil, hal
ini relative tidak efisien dan praktis.
Sebuah cara yang umum menangani pembayaran tersebut, sambil mempertahankan
kontrol yang memuaskan, adalah dengan menggunakan Petty Cash (Kas Kecil) untuk
membayar jumlah yang relatif kecil. Operasi dari dana kas kecil, sering disebut sistem
imprest, melibatkan (1) pembentukan dana Petty Cash, (2) melakukan pembayaran dari
dana tersebut, dan (3) pengisian ulang dana
Untuk membentuk dana Petty Cash, perusahaan mengeluarkan uang untuk dibayarkan
ke kas kecil dengan jumlah yang telah ditetapkan. Misalnya, jika Laird Company
memutuskan untuk membentuk dana Petty Cash $ 100 pada tanggal 1 Maret entri jurnal

umum adalah:

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

22

Perusahaan tidak membuat entri akuntansi untuk mencatat pembayaran saat dilakukan
dari kas kecil. Sebaliknya, perusahaan mengakui efek akuntansi setiap pembayaran ketika
mengisi ulang dana.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa pada 15 Maret, penanggung jawab Petty
Cash Laird Company mengajukan cek sebesar $ 87. Sisa Petty Cash sebesar $ 13. Cek
tersebut terdiri dari biaya postage $ 44, freigt out $ 38, dan biaya lain-lain $ 5. Jurnal
umum untuk merekam cek adalah sebagai berikut.

F. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank merupakan suatu proses untuk membandingkan pencatatan Cash
yang dilakukan oleh perusahaan dengan pencatatan Cash yang dilakukan oleh Bank.
Dalam rekonsilliasi bank ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Langkah 1. Deposit In Transit. Bandingkan deposito individu terdaftar di bank,
Pernyataan dengan setoran dalam perjalanan dari rekonsiliasi bank sebelumnya dan
dengan deposito per catatan perusahaan atau slip setoran duplikat. Deposit dicatat oleh
deposan yang belum dicatat oleh bank adalah setoran dalam perjalanan. Tambahkan
deposito ini ke saldo bank.
Langkah 2. Outstanding Cek. Outstanding Cek merupakan cek yang telah
dikeluarkan, namun belum dicairkan ke bank oleh pihak yang menerima cek tersebut.
Jumlah Outstanding Cek ini harus dikurangkan dari saldo pencatatan Bank
Langkah 3. Error. Kesalahan dalam pencatatan ini dapat dilakukan baik oleh
perusahaan maupun bank, oleh Karena itu diperlukan identifikasi terlebih dahulu sebelum
melakukan rekonsiliasi terhadap kesalahan pencatatan ini.
Langkah 4. Bank memorandum. Bank memorandum terdiri dari Credit Memo yang
menambah saldo kas, dan Debit Memo yang mengurangi saldo kas. Perubahan kas
Karena Bank memorandum ini dicatat di pembukuan perusahaan.

Co
nto
h
Ka
sus

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

23

Contoh Kasus
Laporan bank untuk Laird Perusahaan menunjukkan keseimbangan per bank $ 15,907.45
pada tanggal 30 April 2017. Pada tanggal ini saldo kas per buku adalah $ 11,589.45.
Menggunakan empat langkah rekonsiliasi, Laird menentukan berikut item rekonsiliasi.
Langkah 1. Deposit In Transit: Deposit April 30 (diterima oleh Bank pada tanggal 1 Mei).
$ 2,201.40
Langkah 2. Outstanding Check: Nomor 453, $ 3,000.00; . 457, $ 1,401.30;. 460, $
1,502.70. Total ketiga Outstanding Check tersebut adalah 5,904.00
Langkah 3. Kesalahan: Laird menulis cek no. 443 sebesar $ 1,226.00 dan Bank benar
membayar jumlah tersebut. Namun, Laird mencatat cek sebesar $ 1,262.00. Atas error
tersebut, maka pembukuan perusahaan harus ditambah sebesar $36.00
Langkah 4. memorandum Bank:
a. Sebuah Debit-NSF cek dari J. R. Baron untuk $ 425,60.
b. Debit-Charge untuk perusahaan percetakan memeriksa $ 30,00.
c. Kredit-Notes Colection $ 1.000 pokok piutang ditambah bunga yang diperoleh $
50, biaya penagihan Bank sebesar $ 15.00.

Ilustrasi Rekonsiliasi Bank dari kasus di atas adalah :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

24

Jurnal yang perlu dibuat atas Rekonsiliasi di atas adalah sebagai berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

25

Contoh Soal
1. Berikut adalah transaksi PT.Maju tak tuntuang selama bulan juni 2017
Juni 1 Perusahaan sepakat membentuk dana kas kecil untuk mencatat pengeluaran
kas atas transaksi yang jumlahnya kecil sebesar $1,500
15 Kas yang diterima pada penjualan tanggal ini, berdasarkan cash register
tercatat sebesar $8,750. Tetapi, kas yang nyata-nyata diterima dan akan
disetor adalah sebesar $8,505
30 Diketahui kas kecil tersisa $125, perusahaan melakukan pengisian kembali
dana kas kecil dengan menulis di cek sebesar $1375 atas pengeluaran
berikut ini, berdasarkan bukti receipt transaksi:
June 5 membeli perlengkapan kantor $500
10 freight out $275
18 membayar biaya postage $125
25 membayar biaya entertainment $300
30 Menambah dana kecil dengan tujuan agar mencukupi transaksi bulan
berikutnya, dana kas kecil yang semulanya $1,500 menjadi $1575
July 15 Mengisi ulang dana kas kecil dengan menulis cek $1,550, atas kas kecil
yang tersisa $25, dan beberapa bukti receipt pengeluaran kas yaitu : freight
out $450, postage expense $300, entertaiment expense $500, dan Iuran amal
(miscellaneous expense) $300.
30 Kas yang diterima pada penjualan tanggal ini, berdasarkan cash register
tercatat sebesar $10,100. Tetapi, kas yang nyata-nyata diterima dan akan
disetor adalah sebesar $11,000
30 Menaikan sebesar $50 dana kas kecil
JAWABAN
Juni 1 Petty cash………………………………………………….$1,500
cash…………………………………………………………$1,500

15 Cash………………………………………………………..$8,505
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

26

Cash over and short…………………………………..………245


Sales Revenue……………………………………………….$8,750

30 Office supplies……………………………………………..$500
Freight out…………………………………………………...275
Postage expense……………………………………………..125
Entertainment expense………………………………………300
Cash over and short………………………………………….175
Cash…………………………………………………………$1,375

30 Petty cash…………………………………………………..$75
cash…………………………………………………………$75
July 15 Freight out…………………………………………………..$450
Postage expense……………………….……………………...300
Entertainment Expense……………………………………….500
Miscellaneous expense………………………...……………..300
cash…………………………………………………………$1,550

30 Cash………………………………………………………..$11,000
Sales Revenue……………………………………………….$10,100
Cash over and short…………………………………..………….900

30 Petty cash…………………………………………….……..$50
cash…………………………………………………………$50

2. Laporan kas perusahaan untuk Discount Medical menunjukkan keseimbangan per buku
$4,604 pada tanggal 30 April 2017. Pada tanggal ini saldo kas per bank adalah $9,158.
Lakukanlah rekonsiliasi dan jurnal perbaikan dengan membandingkan saldo tersebut
dengan keterangan berikut ini :
a. Cek yang masih beredar sebesar $5,225
b. Sebuah deposit sebesar $3,150, yang merupakan penerimaan penjualan di april 30,
belum dicatat oleh bank.
c. Bank sudah melakukan penagihan atas piutang wesel sebesar $4,120 , nilai pokok
dari piutang wesel tersebut sebesar $4,000
d. Sebuah cek sebesar $2,490 telah salah dicatat oleh perusahaan sebesar $2,409. Cek
tersebut dikeluarkan perusahaan untuk membayar pembelian peralatan kantor kepada
Goldstein co.
e. Sebuah penarikan cek sebesar $170, telah salah dicatat oleh bank sebesar $1700
f. Biaya bank untuk bulan april sebesar $30.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

27

JAWABAN

A. Rekonsiliasi bank

B. Jurnal atas rekonsiliasi bank

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

28

Bab 8
Akuntansi Piutang
A. Klasifikasi dan Pencatatan Piutang
1) Klasifikasi Piutang
Istilah piutang (receiveables) merupkan pengertian dari suatu hak yang
dimiliki oleh perusahaan terhadap individu atau perusahaan lain. Piutang adalah
claim yang diharapkan dapat ditagih oleh perusahaan dalam bentuk kas. Secara
umum, piutang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Account Receiveable
Sejumlah utang yang dimiliki oleh pelanggan karena adanya transaksi jual
beli barang atau jasa.
2. Notes Receiveable
Sebuah janji tertulis mengenai pernyataan utang dari pihak lain kepada
perusahaan. Sering juga disebut sebagai trade receiveable.
3. Other Receiveable
Merupakan piutang yang berasal bukan dari kegiatan jual beli. Misalnya :
interest receiveable, income tax refundable, dll.
2) Pencatatan Piutang
Untuk mencatat pengakuan terhadap piutang, maka harus memerhatikan
beberapa hal, diantaranya adalah :
 Untuk perusahaan jasa, maka piutang dicatat saat memberikan service
secara kredit.
 Untuk perusahaan dagang, piutang dicatat saat menjual barang dagangan
secara kredit.
 Penjual bisa memberikan diskon saat penjualan, sehingga mengurangi kas
yang digunakan saat melunasi piutang.
 Pembeli juga bisa mengembalikan barang yang telah dibeli, sehingga
berpengaruh terhadap jumlah piutang.
Penjurnalan Piutang :
Illustrasi : Asumsikan bahwa Jordache Co pada tanggal 1 Juli, 2017, menjual
barang dagangan secara kredit kepada Polo Company seharga $ 1.000, dengan
syarat pembayaran 2/10, n / 30. Pada tanggal 5 Juli, Polo mengembalikan
barang yang dibelinya dengan harga jual sebesar $ 100 untuk Jordache Co Pada
tanggal 11 Juli, Jordache menerima pembayaran dari Polo Company atas
pembelian secara kredit yang dilakukan sebelumnya. jurnal entri untuk
merekam transaksi tersebut pada buku Jordache Co adalah sebagai berikut :
 Pengakuan Piutang

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

29

 Retur

 Pelunasan

B. Pengendalian Piutang
Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur piutang
(aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat diketahui jumlah
piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat ditagih, dan dapat diketahui
penghutang atau debitur yang baik dan yang buruk.
Piutang merupakan unsur penting dalam neraca. Prosedur yang wajar dan cara
pengamanan yang cukup terhadap piutang penting bukan saja utk keberhasilan
perusahaan, tetapi juga untuk memelihara hubungan yang memuaskan dengan
pelanggan. Pengendalian piutang dimulai sebelum ada persetujuan untuk
mengirimkan barang dagangan, sampai setelah penyiapan dan penerbitan faktur, dan
berakhir dengan penagihan hasil penjualan. Prosedur pengendalian piutang
berhubungan erat dengan pengendalian penerimaan kas disatu pihak, dan
pengendalian persediaan dilain pihak, sehingga piutang merupakan mata rantai
diantara keduanya.

C. Akuntansi Untuk Piutang Tak Tertagih


Penjualan secara kredit akan meningkatkan kemungkinan adanya piutang yang
tak tertagih. Pihak penjual mencatat piutang yang tak tertagih ini dalam akun bad debt
expense. Metode untuk melakukan pencatatan terhadap penghapusan piutang ada 2
macam, yaitu metode direct write-off (langsung) dan metode allowance
(pencadangan).
Metode Direct Write-Off Metode Allowance

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

30

Secara teoritis tidak sesuai dengan Beban piutang tak tertagih diestimasi
prinsip akuntansi : terlebih dahulu :
 Tidak sesuai.  Lebih sesuai.
 Piutang tidak dicatat sesuai dengan  Piutang dicatat pada nilai realisasi
jumlah yang diperkirakan akan bersih.
diperoleh.  Sesuai dengan IFRS.
 Tidak sesuai dengan prinsip laporan
keuangan.

1) Metode Direct Write-Off


Ilustrasi : Warden Ltd menghapus piutang dari M.E. Doran sebesar HK$ 1.600
pada tanggal 12 Desember. Maka jurnal yang dibuat oleh Warden adalah :

2) Metode Allowance
 Perusahaan mengestimasi piutang tak tertagih.
 Mendebit Bad Debt Expense and mengkredit Allowance For
Doubtful Account (akun kontra asset)
 Perusahaan mendebit Allowance For Doubtful Account dan
mengkredit Account Receiveable pada saat piutang benar – benar
dihapuskan atau tidak tertagih lagi.
Pembuatan Cadangan Piutang Tak Tertagih
Ilustrasi : Hampson Furniture melakukan penjualan secara kredit
sebanyak 1.200.000 pada tahun 2017, di mana sebesar 200.000 masih
belum dilunasi oleh pihak pembeli hingga 31 Desember. Manager
perusahaan memperkirakan bahwa sebesar 12.000 dari piutang tersebut

tidak akan tertagih. Maka jurnal untuk pembuatan cadangannya adalah :


Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Ilustrasi : Pada tanggal 1 Maret 2018, Hampson Furniture memutuskan
untuk melakukan penghapusan piutang sebesar 500 milik R.A. Ware,

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

31

maka jurnal yang harus dibuat adalah :

Pengembalian Piutang Tak Tertagih


Ilustrasi : Pada tanggal 1 Juli 2018, R.A. Ware membayar
hutangnya sebesar 500 yang sebelumnya telah dihapus pada tanggal 1
maret. Maka jurnal yang dibuat oleh Hampson adalah :

Metode Estimasi Piutang Tak Tertagih


Untuk menghitung besarnya pencadangan atas jumlah piutang tak
tertagih, dapat digunakan 2 metode, yaitu metode persentase credit sales
atau persentase jumlah piutang.
 Persentase Credit Sales
Pada metode ini, perusahaan mengestimasi seberapa besar
persentase jumlah credit sales yang tidak akan tertagih. Persentase
didasarkan atas pengalaman di masa sebelumnya serta
mempertimbangkan kebijakan kredit perusahaan. Metode ini
mengedepankan prinsip matching cost again revenue. Serta jurnal
penyesuaian untuk bad debt expense dengan metode ini, tidak
memperhatikan saldo awal dari Allowance For Doubtful Account.
Ilustrasi : Gonzales SA menggunakan metode persentase credit
sales dalam mengestimasi jumlah piutang tak tertagih. Gonzales SA
menetapkan bahwa 1% dari credit sales tidak akan tertagih. Jika
sepanjang tahun 2017, Gonzales SA melakukan 800.000 penjualan

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

32

secara kredit, maka jurnal penyesuaian yang dibuat adalah :

 Persentase Jumlah Piutang


Pada metode ini, manager mengestimasi jumlah piutang tak
tertagih dengan cara mencari hubungan antara jumlah piutang dengan
jumlah piutang yang diperkirakan tak akan tertagih.
Ilustrasi :Jika diperkirakan bahwa $ 3.390 dari piutang, akan
tidak tertagih dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih saat ini memiliki
saldo $ 510, Beban Piutang Tak Tertagih harus didebit untuk $ 2.880 ($
3.390 - $ 510). Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Untuk melakukan perhitungan yang lebih rinci dengan metode


persentase piutang ini, juga sering digunakan skedul umur piutang. Di
mana dalam skedul ini, jumlah piutang tak tertagih ditentukan
berdasarkan umur dari masing – masing piutang yang dimiliki oleh
perusahaan.
Ilustrasi : Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Rodriguez
Company sedang mempersiapkan Aging Schedule untuk piutangnya
dengan jumlah total $ 86.300 pada tanggal 31 Agustus 2008. Dengan

rincian sebagai berikut :


Atas data aging schedule di atas, maka penghitungan saldo cadangan piutang
tak tertagih adalah sebagai berikut
Catatan : Persentase yang digunakan bergantung pada kebijakan masing –

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

33

masing perusahaan.
Setelah mengetahui jumlah total cadangan piutang tak tertagih, maka
jurnal yang selanjutnya dibuat oleh perusahaan adalah sebagai berikut (asumsi
saldo awal piutang tak tertagih sebesar $510 pada sisi kredit) :
Entry pada T-Account :

D. Karakteristik Wesel Tagih


Notes Receiveable, adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
(Jumlah Pokok) pada permintaan atau pada waktu tertentu. Hal ini dapat dibayarkan
baik untuk individu atau bisnis, atau untuk pembawa atau pemegang Notes. Notes
Receiveable ini ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji.
Tanggal catatan harus dibayar disebut tanggal jatuh tempo atau maturity date.
Masa waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo dari Notes jangka
pendek dapat dinyatakan dalam baik hari atau bulan. Ketika istilah catatan dinyatakan
dalam hari, tanggal jatuh tempo adalah jumlah hari yang ditentukan setelah
penerbitan.

E. Akuntansi Untuk Wesel Tagih


1) Penghitungan Bunga

Saat penghitungan jumlah hari dalam penentuan besarnya bunga, maka


tanggal pada saat notes diabaikan, sedangkan tanggal pada saat notes jatuh
tempo dimasukan dalam perhitungan jumlah hari.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

34

2) Pengakuan Notes Receiveable


Ilustrasi : Calhoun Company menerbitkan notes sebesar 1.000, 2 bulan,
12% tanggal 1 Mei, untuk melunasi utangnya kepada Wilma Company. Maka
jurnal yang dibuat oleh Wilma Company adalah :

3) Penilaian Notes Receiveable


Untuk short term notes receiveabe, dilaporkan pada nilai realisasi kas
bersih (net realizable value). Untuk menghitung nilai realisasi bersih,
digunakan metode yang sama dengan penghitungan pada piutang tak tertagih.

4) Penghapusan Notes Receiveable


Untuk menghapus notes receiveable dari daftar asset di neraca
perusahaan, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menjual notes tersebut, atau
notes tersebut telah jatuh tempo.
Cara yang pertama adalah dengan cara menjual notes receiveable.
Sebuah notes bisa saja ditahan oleh perusahaan hingga jatuh tempo, namun
bisa saja pembuat notes gagal melunasi utangnya, sehingga perusahaan perlu
melakukan penghapusan terhadap notes receiveable yang dimilikinya. Namun,
untuk mengatasi hal ini, pihak pemegang notes mengonversi notes menjadi
kas dengan lebih cepat dengan cara menjual notes receiveable tersebut.
Penghapusan yang kedua, terjadi saat notes receiveable telah jatuh
tempo, baik pada saat tersebut, notes telah dilunasi (honored) ataupun belum
dilunasi (dishonored) oleh pihak yang menerbitkan notes tersebut. Berikut ini
adalah contoh penghapusan notes karena jatuh tempo.
Ilustrasi : Wolder Co memberikan pinjaman kepada Higley Inc sebesar
10.000 pada tanggal 1 Juni. Notes tersebut berjangka waktu 5 bulan, dengan
bunga 9%. Jika Highley melunasi notes tersebut pada tanggal 1 November,

maka jurnal yang dibuat oleh Wolder adalah :


Ilustrasi : Asumsikan jika Wolder Co membuat laporan keuangan
pertanggal 30 September. Maka jurnal penyesuaian yang perlu dicatat untuk

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

35

mengakui bunga akrual selama 4 bulan adalah :

Ilustrasi : Asumsikan bahwa Highley Co tidak mampu melunasi Notes

nya pada tangal 1 November. Maka jurnal yang dibuat oleh Wolder Co adalah

Contoh Soal
Soal 1
Ditzler Company, sebuah perusahaan bahan konstruksi menggunakan allowance method
untuk pencatatan atas piutang tak tertagih. Berikut ini adalah beberapa transaksi yang
dilakukan oleh Ditzler Company :
Feb 1 Menjual persediaan secara kredit kepada Ames Co, $8.000. HPP persediaan tersebut
sebesar $4.500.
Mar 15 Menerima wesel tagih sebesar $8.000,berjangka waktu 60 hari, 12% dari Ames Co
untuk pelunasan utang pada tanggal 1 Februari.
Apr 9 Menghapus piutang dari Dorset Co sebesar $2.500.
Apr 21 Meminjamkan uang sebesar $7.500 kepada Jill Kleinn, menerima wesel tagih
90 hari, 14%
May 14 Menerima bunga yang telah jatuh tempo dari Ames Co dan notes baru
berjangka waktu 90 hari, 14% sebagai pembaruan dari wesel sebelumnya (catat debit
dan kredit pada notes receiveable)
June 13 Mengembalikan lagi akun piutang dari Dorset Co yang dihapus pada tanggal 9
april, dan menerima pembayaran penuh sebesar $2.500.
July 20 Jill Klein tidak mampu melunasi utangnya.
Aug 12 Menerima pelunasan dari Ames Co sejumlah yang jatuh tempo dari wesel tanggal 14
Mei.
Aug 19 Menerima dari Jill Klein sejumlah wesel yang gagal dilunasi, ditambah bunga selama
30 hari 15%, dihitung berdasarkan nilai jatuh tempo dari wesel tersebut.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

36

Dec 16 Menerima wesel tagih sebesar $12.000, 12%, 60 hari, dari Global Co sebagai
pelunasan piutang.
Dec 31 Perusahaan memperkirakan 3% dari penjualan kredit sebesar $1.375.000 selama
tahun tersebut tidak akan tertagih.
Instruksi :
 Buatlah jurnal atas transaksi tersebut.
 Buatlah jurnal penyesuaian atas bunga akrual dan saldo cadangan piutang untuk
tanggal 31 Desember.

Pembahasan

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

37

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

38

Soal 2
Blue Ribbon Flies merupakan perusahaan yang menyediakan perlengkapan dan peralatan
memancing di daerah amerika bagian barat. Saldo piutang yang disiapkan oleh Blue Ribbon

disediakan dalam bagian aging schedule berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

39

Berikut ini adalah beberapa saldo piutang yang belum tercatat dalam aging schedule di atas :
Blue Ribbon menetapkan persentase piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman di tahun

sebelumnya, sebagai berikut :

Instruksi :
1. Tentukan berapa lamakah piutang tersebut telah melewati tanggal jatuh tempo
2. Lengkapi aging schedule piutang perusahaan
3. Tentukan estimasi cadangan piutang tak tertagih berdasarkan aging schedule yang
telah dibuat
4. Asumsikan saldo Allowance For Doubtful Account untuk Blue Ribbon memiliki
saldo debit sebesar $3.199 sebelum penyesuaian pada 31 Desember 2007, jurnalnya
ayat jurnal penyesuaian untuk piutang tak tertagih

Pembahasan
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

40

1.
Customer Due Date Number of Days Past Due
Able Sports & Flies June 15, 2006 199 days (15 + 31 + 31 + 30 + 31 + 30 + 31)
Red Tag Sporting Goods July 28, 2006 156 days (3 + 31 + 30 + 31 + 30 + 31)
Highlite Flies Sept. 11, 2006 111 days (19 + 31 + 30 + 31)
Midge Co. Sept. 30, 2006 92 days (31 + 30 + 31)
Snake River Outfitters Oct. 7, 2006 85 days (24 + 30 + 31)
Pheasant Tail Sports Oct. 27, 2006 65 days (4 + 30 + 31)
Big Sky Sports Oct. 30, 2006 62 days (1 + 30 + 31)
Ross Sports Nov. 18, 2006 43 days (12 + 31)
Sawyer’s Pheasant Tail Nov. 26, 2006 35 days (4 + 31)
Tent Caddis Outfitters Nov. 29, 2006 32 days
Wulff Company Dec. 10, 2006 21 days
Zug Bug Sports Jan. 6, 2007 Not past due

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

41

2. and 3.
Aging of Accounts Receivable
December 31, 2006
Days Past Due
Not Past Over
Customer Balance Due 1–30 31–60 61–90 91–120 120
Alpha Fishery 5,000 5,000
Brown Trout Sports 6,400 6,400
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Zinger Sports 2,900 2,900
Subtotals 580,000 248,600 147,250 98,750 33,300 29,950 22,150
Able Sports & Flies 3,500 3,500
Red Tag Sporting Goods 4,000 4,000
Highlite Flies 2,500 2,500
Midge Co. 3,100 3,100
Snake River Outfitters 4,500 4,500
Pheasant Tail Sports 1,600 1,600
Big Sky Sports 2,000 2,000
Ross Sports 500 500
Sawyer’s Pheasant Tail 2,800 2,800
Tent Caddis Outfitters 3,500 3,500
Wulff Company 1,000 1,000
Zug Bug Sports 6,200 6,200
Totals 615,200 254,800 148,250 105,550 41,400 35,550 29,650
Percentage Uncollectible 1% 4% 8% 25% 40% 80%
Estimate of Doubtful
Accounts 65,212 2,548 5,930 8,444 10,350 14,220 23,720

4. Uncollectible Accounts Expense ................................................. 68,012*


Allowance for Doubtful Accounts ......................................... 68,012
*$65,212 + $2,800

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

42

Bab 10
Plant Assets, Natural Resource, and Intangible Assets

Fixed Assets atau Aktiva Tetap adalah harta yang dibeli oleh perusahaan untuk membantu
operasional perusahaan. Menurut PSAK No. 16 Butir 5, aktiva tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan cara dibangun, yang digunakan dalam
operasional perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, Dari pernyataan ini dapat
diringkas bahwa harta tetap ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Dibeli atau dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk membantu operasinal
perusahaan dan bukan untuk tujuan dijual kembali.
b. Harta tetap ini dapat dipakai atau dimanfaatkan secara berulang-ulang.
c. Umur manfaat dari hafta ini lebih dari satu tahun.

A. Pengelompokan Fixed Assets


Dari sisi Wujud :
1. Tangible asset adalah haita tetap yang memiliki wujud kebendaan yang nyata seperti ;
Tanah, mesin, bangunan, peralatan, kendaraan dan lain lain.
2. Intangible Asset adalah harta yang tidak memiliki fisik nyata, tapi memiliki nilai
ekonomis yang tinggi sepetti ; Hak guna bangunan ( HGB) hak guna usaha (HGH). hak
Patent, Hak Cipta, Franchise, Organization Cost, Hak pengusahaan Hutan (HPH) dan
lain lain.
Dari sudut disusutkan atau tidak
1. Harta tetap yang disusutkan ( Depreciated Plant asset ) yang termasuk kelompok ini
adalah peralatan, gedung, kendaraan, mesin dan lain-lain `
2. Harta tetap yang tidak disusutkan ( Undepreciated Plan asset ) yang termasuk kelompok
ini adalah tanah.

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

43

B. Perolehan Fixed Assets


Harga perolehan dari suatu asset tetap meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan hingga
asset tersebut siap digunakan.

1. Cost of Land
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli tanah hingga tanah
tersebut siap digunakan dimasukkan ke dalam harga perolehan dari tanah tersebut.
Biasanya biaya – biaya tersebut meliputi :
 Harga beli
 Biaya penutupan, seperti sertifikat hak milik, honor pencatatan, dan honor
pengaraca
 Biaya yang diperlukan untuk membuat tanah tersebut siap digunakan oleh
perusahaan, seperti meratakan, menimbun, membersihkan, mengosongkan
 Asusmsi tentang hak gadai beban atau hipotik
 Perbaikkan tanah lainnya yang memiliki umur yang tak terbatas
Pengembangan dengan umur terbatas, seperti jalan pribadi, pagar, dan lahan parkir,
dicatat secara terpisah sebagai Land Improvements (Pengembangan Tanah) sehingga
bisa disusutkan sampai umur manfaatnya berakhir.

2. Cost of Building
Semua biaya yang berkaitan secara langsung dengan harga perolehan dan biaya
konstruksi bangunan, yang biasanya terdiri dari :
 Biaya bahan baku bangunan, tenaga kerja, dan biaya operasional (overhead) yang
tejadi selama konstruksi, dan
 Honor tenaga professional dan biaya pengurusan izin dalam mendirikan bangunan

3. Cost of Equipment

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

44

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh Peralatan beserta biaya lain yang
dikeluarkan hingga peralatan siap digunakan. Biasanya terdiri dari :
 Harga beli perlatan
 Biaya pegangkutan dan penangannan perlatan
 Biaya asuransi peralatan ketika barang masih dalam perjalanan
 Biaya fondasi khusus jika ada
 Biaya pemasangan serta perakitan peralatan
 Biaya dalam melakukan uji coba peralatan

C. Metode dan Akuntansi untuk Depresiasi

1. Straight Line Method


Straight Line method merupakan metode penyusutan di mana jumlah penyusutan di
setiap tahunnya selama masa manfaat asset tersebut sama besar. Contohnya : sebuah
asset memiliki harga perolehan sebesar $24.000, dengan estimasi nilai sisa sebesar
$2000, dengan masa manfaat selama 5 tahun, maka penyusutannya dengan straight line
metho adalah sebagai berikut :

Dalam hal perolehan asset dilakukan di pertengahan tahun berjalan, maka


penyusutannya pada tahun tersebut, dihitung secara proporsional sesuai dengan jumlah
bulan hingga akhir tahun buku.

2. Unit of Production Method


Metode penyusutan ini merupakan metode penyusutan di mana, besarnya beban
penyusutan besarnya sama untuk setiap unit yang diproduksi atau besarnya kapasitas
asset yang digunakan. Contohnya : misalkan sebuah mesin dengan harga perolehan

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

45

$24.000 dengan nilai sisa sebesar $2000, diperkirakan memiliki 10.000 jam operasi.
Maka depresiasi untuk setiap jam operasinya adalah sebesar :

Jika seandainya selama tahun berjalan, mesin tersebut digunakan selama 2.100 jam
maka penyusutan dari mesin tersebut pada tahun tersebut adalah sebesar $4.620 (2100 x
$2,20)

3. Double Declining Method


Double declining method merupakan metode penyusutan, di mana jumlah
penyusutan untuk setiap tahunnya selama masa manfaat mengalami penurunan. Rate
dari double declining method ini dihitung dengan cara : 100% dibagi masa manfaat,
kemudian hasilnya dikali 2. Pada metode ini nilai sisa dari asset tidak diperhitungkan
dalam menentukan tarif penyusutan, melainkan digunakan untuk menentukan batas

nilai penyusutan di akhir masa manfaat. Contohnya : sebuah asset memiliki masa
manfaat 5 tahun, dengan estimasi nilai sisa sebesar $2.000, harga perolehan asset ini
sebesar $24.000. Maka penyusutan dari asset ini dengan mengunakan metode double
declining adalah sebagai berikut :
Pada metode ini, penyusutan pada tahun terakhir dilakukan secara sekaligus, namum
menyesuaikan dengan nilai sisa dari asset tersebut.

D. Capital dan Revenue Expenditure


Revenue Expenditure adalah pengeluaran yang berkaitan dengan Fixed Asset yang
hanya memberikan manfaat pada periode tertentu saat dilakukannya pengeluaran tersebut.
Contoh dari revenue expenditure adalah ordinary maintenance and repair. Ordinary
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

46

Maintinance and Expense ini dicatat sebagai beban pada periode dilakukannya
pengeluaran. Contohnya, pembayaran $300 untuk menservice Truk perusahan, dijurnal
sebagai berikut :

Sedangkan, Capital Expenditure adalah pengeluaran yang dilakukan terkait dengan


Fixed Assets yang menyebabkan peningkatan dari assets atau menambah masa manfaat
dari assets tersebut. Contoh dari Capital expenditure ini ada 2, yaitu : assets improvement
dan extraordinary repair. Assets Improvements adalah pengeluaran untuk fixed assets yang
menyebabkan peningkatan pada daya guna assets tersebut, contohnya : sebuah perusahaan
melakukan pembayaran sebesar $5.500 untuk memasang lift hidrolik pada truk
pengiriman, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Selanjutnya, extraordinary repair merupakan pengeluaran terkait dengan fixed asset


yang menyebabkan pertambahan masa manfaat dari asset tersebut. Contohnya :
pembayaran sebesar 4500 dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki engine Forklift
yang dimilikinya sehingga masa manfaatnya bertambah menjadi 8 tahun, maka jurnalnya
adalah

Bagan
Capital
dan
Reven
ue

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

47

Expenditure

Salah satu hal penting yang juga perlu diperhatikan dalam penyusutan ini adalah
perubahan estimasi nilai sisa dari asset. Contohnya : sebuah asset perusahaan memiliki
harga perolehan sebesar $140.000 pada awalnya diperkirakan memilki masa manfaat
selama 5 tahun dan nilai sisa sebesar $10.000. Pada 2 tahun pertama asset ini telah
disusutkan dengan metode straight line sebagai berikut :

Pada awal tahun ketiga, ternyata perusahaan memperkirakan bahwa masa manfaat dari
asset tersebut tersisa 8 tahun lagi (bukan 3 tahun) dan nilai bukunya $8.000 (bukan

$10.000) maka penghitungan penyusutan mulai tahun ketiga adalah sebagai berikut :

E. Disposal of Plant Assets


1. Discarding Fixed Assets
Discarding di sini berarti menghapus assets yang masa manfaatnya telah habis. Jika
asset yang dihapus telah terdepresiasi sepenuhnya, maka jurnalnya adalah sebagai
berikut : dalam hal ini asset dengan harga perolehan $25.000 telah disusutkan

sepenuhnya

Sedangkan, jika asset tersebut belum terdepresiasi sepenuhnya, maka perhitungan


penyusutannya akan sedikit berbeda. Contoh : asumsikan bahwa sebuah asset dengan
harga perolehan $6.000 dan tidak memiliki nilai sisa, disusutkan dengan metode garis
Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

48

lurus dengan tarif 10%. Asumsikan bahwa pada 31 Desember, total akumulasi
depresiasi setelah penyesuaian adalah sebesa $4.750, kemudian asset ini dihapus pada
24 maret tahun depannya, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

2. Selling Fixed Assets


Contoh Soal : Asumsikan bahwa sebuah peralatan dengan harga $10.000 dan tidak
memiliki nilai sisa disusutkan dengan metode garis lurus dengan tarif 10%. Peralatan
ini dijual pada 12 Oktober pada tahun kedelapan penggunaannya. Balance dari

akumulasi depresiasi pada akhir tahun ketujuh sebesar $7.000. Jurnal untuk mencatat
depresiasi hingga bulan oktober tahun ke delapan adalah :
Jurnal untuk mencatat penjualan asset dengan 3 kondisi yang berbeda adalah sebagai
berikut :
 Dijual seharga $2.250 (sesuai nilai buku)
 Dijual seharga $1.000 (di bawah nilai buku)
 Dijual seharga $2.800 (di atas nilai buku)

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

49

3. Exchanging Similar Fixed Assets


Dalam pertukaran asset ini, ada istilah penting yang perlu diperhatikan, yaitu Trade
In Allowance. Trade In Allowance ini merupakan nilai yang diberikan oleh lawan
transaksi untuk asset perusahaan kita yang akan ditukarkan.
 Gain Situation
Dalam hal perusahaan memperoleh keuntungan dari transaksi tukar menukar
ini, maka jumlah keuntungan tersebut tidak diakui dalam laporan keuagan,
melainkan diakui sebagai pengurang harga perolehan dari asset baru. Contoh
Kasus:

Jurnal transaksi di atas adalah sebagai berikut :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

50

 Loss Situation
Dalam perusahaan mengalami kerugian dalam transaksi tukar menukar, maka
jumlah kerugian tersebut perlu diakui dalam laporan keuangan perusahaan.
Contoh Kasus :

Jurnal untuk transaksi di atas adalah :

F. Intangible Assets
Intangible Assets tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa contoh dari

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

51

Intangible Assets adalah :

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

52

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

53

Apr 3 Machine 500.000.000


Cash 500.000.000

Computation Annual End of Year


Tahun Book Value Depreciation Depreciation Accumulated Book
x =
Beginning of Year Rate Expense Depreciation Value
2013 45.000.000 40% 9.000.000 9.000.000 36.000.000
2014 36.000.000 40% 14.400.000 23.400.000 21.600.000
2015 21.600.000 40% 4.320.000 27.720.000 17.280.000

Jul 3 Depreciation Expense 4.320.000


Accumulated Depreciation – Equipment 4.320.000
Jul 3 Accumlated Depreciation – Equipment 17.280.000
Cash 18.750.000
Loss on Disposal of Plant Assets 8.970.000
Equipment 45.000.000

Computation Annual End of Year


Tahun Book Value Depreciation Depreciation Accumulated Book
x =
Beginning of Year Rate Expense Depreciation Value
2013 30.000.000 40% 6.000.000 6.000.000 24.000.000
2014 24.000.000 40% 9.600.000 15.600.000 14.400.000
2015 14.400.000 40% 4.320.000 19.920.000 10.080.000
Sep 29 Depreciation Expense 4.800.000
Accumulated Depreciation – Equipment 4.800.000
Sep 29 Accumulated Depreciation – Equipment 19.920.000
Equipment 18.000.000
Equipment 30.000.000
Cash 3.000.000

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

54

Gain on Disposal of Plant Assets 4.920.000


Okt 10 Land 750.000.000
Building 600.000.000
Cash 465.000.000
Account Payable 750.000.000
Gain on Purchase of Plant Assets 135.000.000
Nov 5 Machine 50.000.000
Cash 50.000.000
Des 1 Land 1.105.000.000
Cash 1.105.000.000
Computation Annual End of Year
Tahun Book Value Depreciation Depreciation Accumulated Book
x =
Beginning of Year Rate Expense Depreciation Value
2013 75.000.000 40% 15.000.000 15.000.000 60.000.000
2014 60.000.000 40% 24.000.000 39.000.000 36.000.000
2015 36.000.000 40% 14.400.000 53.400.000 21.600.000

Des 31 Depreciation Expense 14.400.000


Accumulated Depreciation – Equipment 14.400.000

Computation Annual End of Year


Tahun Book Value Depreciation Depreciation Accumulated Book
x =
Beginning of Year Rate Expense Depreciation Value
2015 18.000.000 40% 1.800.000 1.800.000 16.200.000

Des 31 Depreciation Expense 1.800.000


Accumulated Depreciation – Equipment 1.800.000

Catatan
MODUL PENGANTAR AKUNTANSI by STANNITE

55

Des 31 Depreciation Expense 52.500.000


Accumulated Depreciation – Machine 52.500.000

525.000.000∗
× 10.000.000 = 52.500.000
100.000.000
*500.000.000 (harga perolehan) – 25.000.000 (nilai sisa) + 50.000.000 (harga penambahan)

Des 31 Amortization Expense 6.000.000


Patents 6.000.000
60.000.000 (harga perolehan)
= 6.000.000
10 tahun

Catatan

Anda mungkin juga menyukai