2 (2017), 95-107
ISSN Cetak : 2356-2102
ISSN Online : 2356-2099
DOI: https://doi.org/ 10.26638/jfk.387.2099
Abstract: This article is a study to understand the paradigm and philosophical foundations
of research in counseling and guidance. Research is believed to be one of the pillars of
science development. Simply scientific research is a consequence of human curiosity.
Philosophy is a parameter of ontology science, epistemology, axiology, rhetorical structure,
and methodology discussed throughout the paradigm of positivism, postpositivism,
constructivism-interpretivism, and perspective-criticism. In the sense of finding solutions,
discovering new things, explaining phenomena - correlation - comparability, repositioning
truth, finding critics - theories - assumptions, reductions of circumstances or conditions
change with expectations. Counseling research is expected to be able to explain, reposition,
critic, and find an investigative approach within the identified research paradigm. The
research will continue from various paradigms. In research guidance and counseling is an
activity that can prove the importance of counseling and guidance services.
Keywords: philosophy, qualitative research, guidance, counseling, paradigm
Abstrak: Artikel ini merupakan studi untuk memahami paradigma dan landasan filosofis
penelitian dalam bimbingan dan konseling. Penelitian diyakini menjadi salah satu pilar
pengembangan ilmu pengetahuan. Sederhananya penelitian ilmiah adalah konsekuensi dari
rasa ingin tahu manusia. Filsafat merupakan parameter ilmu ontologi, epistemologi,
aksiologi, struktur retoris, dan metodologi yang dibahas di seluruh paradigma penelitian
positivisme, postpositivism, konstruktivisme-interpretivisme, dan kritis-ideologi perspektif.
Dalam arti mencari solusi, menemukan hal-hal baru, menjelaskan fenomena - korelasi -
komparatif, reposisi kebenaran, temuan kritikus - teori - asumsi, pengurangan keadaan atau
kondisi berubah sesuai dengan harapan. Penelitian konseling diharapkan mampu untuk
menjelaskan, reposisi, kritikus, dan menemukan pendekatan penyelidikan dalam paradigma
penelitian yang diidentifikasi. Penelitian akan melanjutkan dari berbagai paradigma. Dalam
bimbingan dan konseling penelitian merupakan kegiatan yang dapat membuktikan
pentingnya layanan bimbingan dan konseling.
Kata kunci: filsafat, penelitian kualitatif, bimbingan, konseling, paradigm
Artikel diterima: 14 Juni 2017; direvisi: 17 Juli 2017; disetujui: 26 Agustus 2017
95
Juliana Batubara …
96
Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat ……
97
Juliana Batubara …
98
Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat ……
dipenuhi bagi suatu penjelasan ilmiah Riset tidak hanya terfokus pada alat
yang dianggap benar, 4) Status kognitif yang digunakan dalam penelitian tetapi
dari hukum-hukum dan prinsip-prinsip tergantung pada filsafat yang
ilmiah. melatarbelakangi riset yang dilakukan
Riset sebagai suatu metode yaitu koherensi antara ontologi,
ilmiah, merupakan suatu cara untuk epistemologi, aksiologi dan metodologi
melakukan penemuan sains dengan jalan yang digunakan oleh peneliti. Hal ini
menginvistigasi proposisi tentang senada dengan (Creswell, 2009; Burrell
hubungan antara berbagai fenomena dan Morgan, 1979; Guba & Lincoln,
yang dilakukan secara sistematis, 1988; Ponterotto, 2002) asumsi filosifis
terkontrol, empiris dan kritis. Riset riset pada umumnya berkaitan dengan
harus dilakukan berdasarkan prinsip empat keyakinan yaitu ontologi (watak
berpikir logis dan dilakukan secara dari realitas), epistimologi (apa yang
berulang mengingat penelitian tidak dianggap sebagai pengetahuan dan
pernah berhenti pada satu titik waktu bagaimana klaim pengetahuan itu
tertentu (Lincoln dan Guba 1986). diafirmasi), aksiologi (peran dari nilai
Dalam berpikir logis, seorang dalam riset) dan metodologi (proses
peneliti harus mampu riset).
menggabungkan teori/ide yang ada
Ontologi Riset
dengan fakta di lapangan
Ontologi adalah asumsi yang
dan dilakukan secara sistematis. Jadi,
penting tentang inti dari fenomena
dapat dikatakan bahwa riset
dalam penelitian. Ontologi ini sangat
merupakan proses yang dilakukan
beririsan dengan ontologi ilmu, jika riset
secara sistematis untuk menghasilkan
mencari dan menemukan, maka hasil
pengetahuan (knowledge), yang
riset adalah alat yang membangun ilmu
ditandai dengan dua proses yaitu: 1)
dalam menjelaskan dan mendeskripsikan
proses pencarian yang tidak pernah
kebenaran. Tentunya kebenaran yang
berhenti, dan (2) proses yang
dilandasi pada dalil-dalil yang dapat
sifatnya subyektif karena topik riset,
dipertanggungjawabkan, baik dalil ilmiah
model riset, obyek riset dan alat
dan mungkin juga dalil-dalil teologis.
analisisnya sangat tergantung pada
Pertanyaan dasar tentang ontologi
faktor subyektifitas si peniliti (Lincoln
menekankan pada apakah “realita”
dan Guba, 1986).
99
Juliana Batubara …
100
Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat ……
101
Juliana Batubara …
102
Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat ……
104
Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat ……
Tujuan akhir dari studi ini dapat treatment, aplikasi, alat, teknologi,
berupa penyusunan teori sosial, yang oleh perangkat dan lain sebagainya.
Marrow dan Brown (1994) didefinisikan Ketiga area yang menjadi arah riset
sebagai “hasrat untuk memahami dan, bimbingan dan konseling diatas dapat
dalam sebagian kasus, mentransformasi digambarkan sebagai berikut:
(melalui praksis) tatanan dasar dari
kehidupan sosial, yaitu berbagai
hubungan sosial dan sistematik yang
membentuk masyarakat”. Fundamental Skills
Research Development
105
Juliana Batubara …
106
Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat ……
107