Anda di halaman 1dari 90

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA

PRODUKSI USAHATANI KACANG HIJAU(Vigna


radiata L) DI DESA TUNGGULREJO KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN PURWOREJO

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi

Oleh
Anita Sari
NIM 1623110006

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2018

1
2

PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA


PRODUKSI USAHATANI KACANG HIJAU(Vigna
radiata L) DI DESA TUNGGULREJO KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN PURWOREJO
Oleh
Anita Sari
162310006

Metopen ini telah disetujui untuk dipertahankan


di depan Panitia Penguji Metopen

Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. Isna Windani, S.P., M.Sc.


NID : 0603017501 NID :

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisni

Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc.


NID : 0603017501
3

PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA


PRODUKSI USAHATANI KACANG HIJAU(Vigna
radiata L) DI DESA TUNGGULREJO KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN PURWOREJO

Oleh :
Anita Sari
NIM 162310006

Metopen ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi


Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada Tanggal :.......................

TIM PENGUJI

Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. ...........................................


(Penguji I/Pembimbing I)

Isna Windani, S.P., M.Sc. ............................................


(Penguji II/Pembimbing II)
4

MOTO

 Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important
thing is not to stop questioning.
 Semua impian kita bisa terwujud jika kita memiliki keberanian untuk
mengejanya.
 Tidak ada jalan mudah menuju kebebasan, dan banyak dari kita akan harus
melewati lembah gelap menyeramkan. Lagi dan lagi sebelum akhirnya kita
meraih puncak kebahagiaan.
 Apabila anda berbuat baik kepada orang lain, maka anda telah
berbuat baik terhadap diri sendiri.
5

PERSEMBAHAN

Skripsi nan sederhana ini kupersembahkan untuk:

 Kedua orang tua tercinta yang tak pernah lelah dan bosan untuk mendo’akan,

memberikan semangat, dukungan serta nasehat dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan untuk terus maju dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

 Ibu Dyah Panuntun Utami yang senantiasa sabar membimbing dari awal

penyusunan hingga selesai.

 Teman-teman seperjuanganku, Agribisnis 2016 yang bersama-sama berjuang.

 Petani kacang hijau di Desa Tunggulrejo Kecamatan Grabag Kabupaten

Purworejo yang sudah membantu memberikan informasi tentang budidaya

kacang hijau.

 Seluruh dosen fakultas pertanian yang telah membimbingku dengan kesabaran

dan semua pihak terkait. Semoga kita semua manjadi orang yang sukses.

Amin ya Allah…
6

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama mahasiswa : Anita Sari
NIM : 162310006
Program Studi : Agribisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian

maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi

ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat,

saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 04 Januari 2019

Yang membuat pernyataan,

Anita Sari
7

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Pada Produksi Usahatani Kacang Hijau (Vigna Radiata
L) di Desa Tunggulrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo” ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Pertanian.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada :
1. Ir. Zulfanita, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Purworejo
2. Ketua Program Studi Agribisnis yang telah memberikan perhatian dan
motivasi.
3. Ibu Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. selaku pembimbing I dan Ibu Isna
Windani, S.P., M.Sc. selaku pembimbing II yang telah membimbing,
mengarahkan, memberikan motivasi dengan penuh kesabaran dan tidak
mengenal lelah.
4. Seluruh dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu-ilmu yang
bermanfaat
5. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada
penyusun.
Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penyusun khususnya dan para pembaca umumnya.

Purworejo, 04 Januari 2019


Penyusun,

Anita Sari
8

ABSTRAK

Anita Sari. “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Produksi


Usahatani Kacang Hijau(Vigna radiata L) di Desa Tunggulrejo
Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo”. Metopen.
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah
Purworejo. 2018
Tujuan penelitian untuk mengetahui (1) besarnya biaya,
penerimaan, pendapatan dan keuntungan usahatani kacang
hijau di desa Tunggulrejo (2) kelayakan usahatani kacang
hijau di desa Tunggulrejo (3) Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi terhadap usahatani kacang hijau di
desa Tunggulrejo .
Pengambilan sampel adalah purposive sampling. Lokasi yang
dipilih adalah Desa Tunggulrejo Kecamatan Grabag
Kabupaten Purworejo. Populasi petani kacang hijau di Desa
Tunggulrejo adalah 231 petani. Sampel penelitian adalah 19
petani. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik
purposive sampling.
Hasil Penelitian menunjukan (1) Faktor produksi secara
individu yang signifikan luas lahan, benih, pupuk, pestisida
dan tenaga kerja. (2) biaya yang dikeluarkan petani kacang
hijau per m2 sebesar Rp per musim tanam, rata-rata
penerimaan Rp ,
9

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7
C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian......................................... 8
D. Asumsi Penelitian ........................................................................... 8
E. Rumusan Masalah ........................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
10

G. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

BAB II. KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA

PIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS ............................. 11


A. Kajian Teori .................................................................................... 11
B. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 19
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 24
D. Hipotesis Penelitian......................................................................... 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 26


A. Metode Penelitisn ............................................................................ 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 26
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 27
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 30
E. Definisi Operasional........................................................................ 30
F. Pengumpulan Data .......................................................................... 32
G. Instrumen Penelitian........................................................................ 33
H. Metode Analisis Data ...................................................................... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 38


A. Deskripsi Data ................................................................................. 38
B. Analisis Data ................................................................................... 42
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 48

BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 66


A. Simpulan ......................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Kandungan Gizi Buah Semangka per 100 Gram Bahan ................ 2
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahuna dan Semusim
Menurut Kelompok Tanaman dan Kecamatan, ST2013............... 3
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan
Rat-rata Luas Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah
Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013
....................................................................................................... 4
Tabel 4. Jumalah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan
Semusim Menurut Kelompok Tanaman dan Kelurahan/Desa,
ST2013 .......................................................................................... 5
Tabel 5. Kandungan gizi buah semangka per 100 gram bahan................... 13
Tabel 6. Rangkuman Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
Dengan Penelitian ini .................................................................... 23
Tabel 7. Jadwal Kegiatan ............................................................................ 27
Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan
Rat-rata Luas Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah
Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013
....................................................................................................... 28
Tabel 9. Luas Tanah Berdasarkan Penggunaan .......................................... 39
Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Wonosari
Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo Tahun 2010-2015 . 40
Tabel 11. Presentase Jumlah Penduduk Desa Wonosari Menurut Mata
Pencaharian Pada Tahun 2010-2015 ........................................... 40
Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Wonosari ..................................................................................... 41
Tabel 13. Sarana dan Prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Ngombol
Kabupaten Purworejo Tahun 2010-2015 .................................... 42
12

Tabel 14. Umur Responden Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes dan
Usahatani Semangka dengan Irigasi Alur di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 43
Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden Responden Usahatani
Semangka dengan Irigasi Tetes dan Usahatani Semangka
dengan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan Ngombol
kabupaten Purworejo .................................................................. 44
Tabel 16. Jumlah Anggota Keluarga Responden Usahatani Semangka
dengan Irigasi Tetes dan Usahatani Semangka dengan Irigasi
Alur di desa Wonosari kecamatan Ngombol kabupaten
Purworejo .................................................................................... 45
Tabel 17. Luas Lahan Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes dan
Usahatani Semangka dengan Irigasi Alur di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 46
Tabel 18. Identitas Petani Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes
dan Usahatani Semangka dengan Irigasi Alur Berdasarkan
Pengalaman di desa Wonosari kecamatan Ngombol
kabupaten Purworejo .................................................................. 47
Tabel 19. Rata-rata Biaya Produksi per Satu Musim Tanam pada
Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 49
Tabel 20. Rata-rata Biaya Produksi per Satu Musim Tanam pada
Usahatani Semangka dengan Irigasi Alur di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 49
Tabel 21. Rata-rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Semangka
dengan Irigasi Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 50
Tabel 22. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga pada
Usahatani Semangka Irigasi Tetes di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 51
13

Tabel 23. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga pada


Usahatani Semangka Irigasi Tetes di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 52
Tabel 24. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga pada
Usahatani Semangka Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 54
Tabel 25. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga pada
Usahatani Semangka Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 54
Tabel 26. Rata-rata Penggunaan Biaya Lain-lain Usahatani Semangka
dengan Irigasi Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 56
Tabel 27. Rata-rata Penggunaan Biaya Eksplisit dan Implisit pada
Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 57
Tabel 28. Rata-rata Penggunaan Biaya Eksplisit dan Implisit pada
Usahatani Semangka dengan Irigasi Alur di desa Wonosari
kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo ................................ 58
Tabel 29. Rata-rata Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani
Semangka dengan Irigasi Tetes di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 59
Tabel 30. Rata-rata Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani
Semangka dengan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 59
Tabel 31. Rata-rata Pendapatan Usahatani Semangka dengan Irigasi
Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan Ngombol
kabupaten Purworejo .................................................................. 60
Tabel 32. Rata-rata Keuntungan Usahatani Semangka dengan Irigasi
Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan Ngombol
kabupaten Purworejo .................................................................. 61
14

Tabel 33. Hasil Uji Beda Biaya Usahatani Semangka dengan Irigasi
Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan Ngombol
Kabupaten Purworejo ................................................................. 61
Tabel 34. Hasil Uji Beda Produksi Usahatani Semangka dengan Irigasi
Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan Ngombol
Kabupaten Purworejo ................................................................. 62

Tabel 35. Hasil Uji Beda Pendapatan Usahatani Semangka dengan


Irigasi Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo .................................................. 63
Tabel 36. Hasil Uji Beda Keuntungan Usahatani Semangka dengan
Irigasi Tetes dan Irigasi Alur di desa Wonosari kecamatan
Ngombol kabupaten Purworejo ..................................................
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 24
15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner

Lampiran 2. Data Identitas Responden Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes

Lampiran 3. Penggunaa Tenaga Kerja Luar Keluarga Usahatani Semangka

Dengan Irigasi Tetes

Lampiran 4. Penggunaan Pupuk Usahatani Semangka Irigasi Tetes

Lampiran 5. Biaya Penyusutan Alat Selama 1 Musim Tanam Usahatani Semangka

Irigasi Tetes

Lampiran 6. Biaya lain-lain usahatani semangka irigasi tetes

Lampiran 7. Penerimaan Usahatani Semangka Irigasi Tetes

Lampiran 8. Data Identitas Responden Usahatani Semangka dengan Irigasi Tetes

Lampiran 9. Penggunaa Tenaga Kerja Dalam Keluarga Usahatani Semangka

Dengan Irigasi Alur

Lampiran 10. Penggunaa Tenaga Kerja Luar Keluarga Usahatani Semangka

Dengan Irigasi Alur

Lampiran 11. Penggunaan Pupuk Usahatani Semangka Irigasi Alur

Lampiran 12. Biaya Penyusutan Alat Selama 1 Musim Tanam Usahatani

Semangka Irigasi Alur

Lampiran 13. Biaya lain-lain usahatani semangka irigasi alur


16

Lampiran 14. Penerimaan Usahatani Semangka Irigasi Alur

Lampiran 15. Dokumentasi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan mayoritas

penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian sebagai sumber

mata pencaharian. Kenyataannya didukung dengan sebagian besar

penggunaan wilayah di Indonesia diperuntukan sebagai lahan pertanian dan

hampir 50% dari total angkatan kerja masih menguntungkan nasibnya bekerja

di sektor pertanian. (Sapto, 2004: 23).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-

kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang

tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki,

Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk

melakukan ekspor kacang hijau (Purwono dan Hartono, 2005: 5).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk ke wilayah Indonesia

pada awal abad ke-17 oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran

kacang hijau pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an

mulai berkembang ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian


17

Timur. Daerah sentrum produksi kacang hijau adalah provinsi Sulawesi

Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa

Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta (Rukmana, 1997: 15).

Keadaan agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan

budidaya kacang hijau. Pada masa mendatang dimungkinkan penyebaran

kacang hijau meluas ke semua provinsi di wilayah Nusantara. Peningkatan

produksi kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7,6% per tahun dari tahun

1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi kacang hijau

di Indonesia diharapkan mencapai 623.000 ton (Rukmana, 1997 : 15).

Kacang hijau adalah salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan

yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk seperti

bubur kacang hijau, isi onde-onde dan lain-lain. Kecambahnya dikenal

sebagai tauge (sayuran). Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain

amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan,

magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Kandungan gizi kacang hijau per

100 gr bahan adalah Kalori (kal) 323 kal, Protein 22 g, Lemak 1,5 g,

Karbohidrat 56,8 g, Kalsium 223 mg, Zat Besi7,5 mg, Fosfor 319 mg,

Vitamin A 157 SI, Vitamin BI 0,46 mg, Vitamin CI 10 mg dan Air 15,5 g

(Rukmana, 1997:16).

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A,B1, C, dan

E), serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia,

seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium

dan niasin. Selain bijinya, daun kacang hijau muda sering dimanfaatkan
18

sebagai sayuran. Kacang hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air besar

dan menambah semangat (Purwono dan Hartono, 2005: 5).

Kacang hijau termasuk bahan makanan sumber protein kedua setelah

susu skim kering. Kandungan protein kacang hijau sekitar 22%. Namun bila

dibandingkan dengan kacang-kacangan lainnya, kandungan protein kacang

hijau menempati peringkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) juga dikonsumsi dalam bentuk

kecambah (taoge). Pemanfaatan taoge sebagai bahan makanan telah dikenal

luas di Indonesia. Taoge mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada

15 kacang tanah dan kedelai. Bahkan, nilai gizi kecambah kacang hijau lebih

baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah

mengalami proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul

sehingga meningkatkan daya cerna. Selain itu, dengan proses perkecambahan

terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E). Vitamin E merupakan

salah satu senyawa antioksidan dalam tubuh manusia (Purwono dan Hartono,

2005 : 5-11).

Tabel 1
Data Luas panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Menurut Jenis Tanaman
Bahan Makanan, 2016.
No Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Rata-rata
Bahan (Ha) (Ton) Produksi
Makanan (Kw/ Ha)

1. Padi sawah 57,245 315,596 55,13


2. Padi Ladang 444 2,252 50,72
3. Jagung 3,419 18,414 53,86
4. Ketela pohon 2,614 66,825 255,61
19

5. Ketela rambat 135 1,206 89,48


6. Kacang tanah 1,029 1,152 11,20
7. Kedelai 1,572 1,485 9,45
8. Kacang Hijau 1,592 2,206 13,86
Sumber : Dinas Pertanian,Pangan, Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tanaman kacang hijau di

daerah Purworejo berada diurutan ke empat dengan luas panen 1.592 ha,

jumlah produksi 2.206 ton dengan rata-rata produksi 13,86 kw/ha setelah padi

sawah, jagung, dan ketela pohon. Tanaman pangan yang paling banyak

ditanam dikabupaten Purworejo adalah padi sawah, jagung, ketela pohon dan

kacang hijau. Namun demikian menurut BPS 2017 luas panen kacang hijau

dari tahun ke tahun mengalami penurunan hal ini bisa di sajikan pada Tabel 2.

Tabel 2
Data Luas Panen, Poduksi dan Rata-Rata Produksi Kacang Hijau
Menurut Kecamatan di Kabupaten Purworejo, 2016.
Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata
produksi
(Kw/Ha)
(1) (2) (3) (4)
Grabag 317 443,10 14,00
Ngombol - - -
Purwodadi - - -
Bagelen - - -
Kaligesing - - -
Purworejo 23 30,29 13,00
Banyuurip 77 107,66 14,00
Bayan 13 18,20 14,00
Kutoarjo - - -
Butuh 114 148,07 13,00
Pituruh 1.022 1.424,47 13,94
Kemiri 25 32,50 13,00
Bruno 1 1,30 13,00
Gebang - - -
Loano - - -
Bener - - -
Jumlah/Total 1.592 2.205,59 13,86
Tahun 2015 691 933,66 13,51
20

Tahun 2014 253 314,88 12,45


Tahun 2013 160 198,42 12,40
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo (2017)

Berdasarkan tabel di atas kecamatan Grabag memiliki luas panen

kacang hijau di kabupaten Purworejo adalah 317 ha. Kecamatan Grabag

merupakan daerah pesisir tetapi sebagian besar kacang hijau ditanam di

daerah persawahan biasa.

Kecamatan Grabag adalah salah satu kecamatan di kabupaten

Purworejo yang sebagian masyarakatnya melakukan usahatani kacang

hijau. Luas lahan dan produktivitas kacang hijau di wilayah Purworejo

pada tahun 2013-2015 berfluktuasi secara signifikan. Pada tahun 2013 luas

lahan kacang hijau 160 ha dengan produktivitas 198,42 t/ha (BPS

Kabupaten Purworejo, 2014), selanjutnya tahun 2014 luas lahan kacang

hijau meningkat menjadi 253 ha tetapi produktivitas menurun menjadi

314,88 t/ha (BPS Kabupaten Purworejo, 2015), sebaliknya pada tahun

2015 luas lahan kacang hijau kembali meningkat menjadi 691 ha dengan

produktivitas yang juga meningkat dari tahun sebelumnya menjadi

933,66 t/ha (BPS Kabupaten Purworejo, 2016).


21

Tabel 3
Luas Tanam Kacang Hijau Desa di Kecamatan Grabag Tahun 2016.
No Desa Luas Tanam (ha)
1 Aglik 40
2 Bakurejo -
3 Banyuyoso -
4 Bendungan -
5 Dukukulon -
6 Dukuwetan -
7 Dukuhdungus 5
8 Grabag 51
9 Harjobinangun 6
10 Kalirejo 7
11 Kedung Kamal 33
12 Kertojayan -
13 Kese 21
14 Ketawangrejo -
15 Kumpulrejo 100
16 Munggangsari -
17 Nambangan -
18 Pasaranom -
19 Patutrejo -
20 Rejosari -
21 Rowodadi -
22 Roworejo 70
23 Sangubanyu 17
24 Sumberagung -
25 Tunggulrejo 80
26 Tlepok kulon 28
27 Tlepok wetan 21
28 Trimulyo -
29 Tulusrejo -
30 Tunggulrejo -
31 Ukirsan -
32 Wonoenggal 6
Sumber : PPL Grabag (2017)

Berdasarkan Tabel 3 desa Kumpulrejo memiliki luas tanam

kacang hijau terluas di kecamatan Grabag yaitu 100ha dengan bantuan


22

subsidi benih dari pemerintah karena pemerintah mengadakan suatu

program penanaman kacang hujau yang dilaksanakan di desa Kumpulrejo.

Di bawah desa kumpulrejo ada desa Tunggulrejo yang memiliki luas

tanam 80ha, desa Tunggulrejo tidak mendapatkan subsidi atau bantuan

dari pemerintah tetapi hasil yang diperoleh cukup tinggi dibandingkan

desa-desa dibawahnya seperti roworejo dan grabag. Sehingga desa

Tunggulrejo dipilih sebagai lokasi penelitian.

Tabel 4
Data Kelompok Tani di Desa Tunggulrejo (2017)
No Nama POKTAN Jumlah Petani Luas Tanam (ha)
1 Sri Bumi I 56 31,11
2 Sri Bumi II 61 31,51
3 Sri Bumi III 62 29,10
4 Rukun Makmur 52 30,96
JUMLAH 231 122,68
Sumber : PPL Grabag (2017)
Berdasarkan Tabel 4 di desa Tunggulrejo terdapat 4 kelompok tani/

Gapoktan, Sri Bumi II memiliki jumlah petani terbanyak yaitu 61 petani

dengan luas tanam 31,51 ha. Dengan total Petani kacang hijau yang ada di

desa Tunggulrejo yakni 231 petani dengan jumlah total luas tanam 122,68

ha.

B. Identifikasi Masalah
Usahatani kacang hijau memerlukan berbagai macam faktor

produksi seperti luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja.

Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berpengaruh terhadap

produktivitas kacang hijau yang pada akhirnya akan mempengaruhi

penerimaan, pendapatan dan keuntungan petani kacang hijau. Hal ini


23

menujukan usahatani kacang hijau tersebut layak atau tidak layak untuk

diusahakan. Kacang hijau merupakan tanaman subtropis, tetapi dapat

beradaptasi dan tumbuh dengan baik didaerah subtropis. Kacang hijau

pada musim kemarau merupakan waktu yang baik untuk menanam kacang

hijau, karena curah hujan tidak terlalu tinggi dan tanah tidak terlalu

gembur.

Usahatani kacang hijau menghadapi kendala, diantaranya dengan

hasil panen yang semakin menurun dan hasil kacang hijau yang tidak

maksimal. Kendala penurunan hasil panen belum ditemukan solusinya.

Tetapi di desa Tunggulrejo dengan luas lahan sedikit bisa menghasilkan

hasil panen kacang hijau dengan baik. Apakah penggunaan faktor produksi

yang belum efisien menyebabkan hasil kacang hijau tidak maksimal.

Usahatani kacang hijau di kecamatan Grabag kabupaten Purworejo

memerlukan biaya produksi. Biaya-biaya tersebut digunakan untuk

penggandaan faktor-fakor produksi akan mempengaruhi produktivitas

kacang hijau, sehingga hal ini akan berdampak pada penerimaan,

pendapatan dan keuntungan petani kacang hijau. Kondisi ini dapat

dijadikan sebagai alat evaluasi apakah usahatani kacang hijau tersebut

layak atau tidak layak untuk diusahakan.

C. Batasan Masalah
1. Batasan
24

a. Data yang diambil adalah data kacang hijau satu musim panen

yaitu pada tahun 2017

b. Variabel lain yang berbeda diluar model analisis diabaikan.

c. Harga jual kacang hijau merupakan harga jual pada saat

pelaksanaan penelitian.

2. Asumsi

a. Harga faktor – faktor produksi merupakan harga yang berlaku di

daerah penelitian dan dianggap tidak berubah selama penelitian.

b. Kacang hijau yang dipanen diasumsikan dijual semua.

c. Harga jual kacang hijau merupakan harga jual yang berlaku di

daerah penelitian dan dianggap tidak berubah selama penelitian.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut

permasalahan yang dikaji adalah:

1. Berapakah biaya, produksi, pendapatan, dan keuntungan petani dari

usahatani kacang hijau di desa Somongari kecamatan Kaligesing

kabupaten Purworejo?

2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap poduksi usahatani

kacang hijau di desa Somongari kecamatan Kaligesing kabupaten

Purworejo?

3. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kacang hijau di

desa Tunjulrejo kecamatan Grabag kabupaten Purworejo sudah

efisiensi?
25

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan

usahatani kacang hijau di Tunjulrejo kecamatan Grabag kabupaten

Purworejo.

2. Mengetahui kelayakan usahatani kacang hijau di Tunjulrejo

kecamatan Grabag kabupaten Purworejo.

3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi pada

usahatani kacang hijau di Tunjulrejo kecamatan Grabag kabupaten

Purworejo.

F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan,

disamping untuk menyelesaikan mata kuliah metodologi penelitian.

2. Bagi Pemerintah dan lembaga yang terkait, diharapkan penelitian ini

dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam

menentukan kebijakan terutama dalam bidang pertanian dan sebagai

bahan kajian untuk memuat kebijakan sub sektor peranian khususnya

usahatani kacang hijau.

3. Bagi petani kacang hijau, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi

masukan dalam pengambilan keputusan usaha, demi terciptanya

usahatani yang lebih menguntungkan.

4. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat berguna

sebagai tambahan informasi maupun pengetahuan.


26

BAB II. KAJIAN TEORI,TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA


PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Kacang Hijau
a. Klasifikasi

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-

kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang

tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang

dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki

kesempatan untuk melakukan ekspor kacang hijau (Purwono dan

Hartono, 2005: 5).

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyldonae

Ordo : Leguminalae

Familia : Leguminosae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata L


27

Kacang hijau (Vigna radiata L.) memiliki sistem perakaran yang

bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Nodul atau

bintil akar merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara bakteri nitrogen

dengan tanaman kacang-kacangan sehingga tanaman mampu mengikat

nitrogen bebas dari udara. Makin banyak nodul akar, makin tinggi

kandungan nitrogen (N) yang diikat dari udara sehingga meningkatkan

kesuburan tanah (Rukmana, 1997: 16).

Rukmana (1997: 16) mengungkapkan kacang hijau memiliki ukuran

batang yang kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklat-coklatan atau

kemerah-merahan. Batang tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm – 110

cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau adalah

daun majemuk, dengan tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun

berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau.

Rukmana (1997: 16) mengungkapkan bunga kacang hijau berkelamin

sempurna atau hermaphrodite, berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning.

Purwono dan Hartono (2005) (dalam Anggraini, 2012: 14) menyebutkan

proses penyerbukan bunga kacang hijau (Vigna radiata L.) terjadi pada

malam hari, pada pagi hari bunga akan mekar dan menjadi pada sore hari.

Buah kacang hijau berbentuk polong dengan panjang antara 6 cm – 15 cm.

Tiap polong berisi 6 -16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil

dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg – 0,8 mg atau berat per 1000 butir

antara 36 g – 78 g (Rukmana, 1997: 16). Biji umumnya berwarna hijau

kusam atau hijau mengkilap, namun adapula yang berwarna kuning dan

coklat (Fachruddin, 2000: 64).


28

b. Jenis-jenis Kacang Hijau

1. Golden gramm merupakan jenis kacang hijau dengan warna

keemasan. Nama ilmiahnya phaselus aureus.

2. green gramm adalah jenis kacang hijau yang memiliki warna hijau.

Nama ilmiah phaseolus radiatus

c. Cara Budidaya Kacang Hijau

1. Media Tanam

Media tanam kacang hijau ini adalah tanah. Karena tanah memang

merupakan hal yang paling penting dan paling mudah didapatkan.

Selain itu, tanah juga merupakan media tanam yang mempermudah

dalam membudidaya tanaman kacang hijau. Tanah yang baik untuk

menanam kacang hijau adalah tanah yang memiliki kandungan zat

organik yang banyak. Karena zat organik dalam tanah ini dapat

membantu tanaman sebagai nutrisinya. Tanah yang banyak

mengandung zat organik adalah tanah lembung. Tak hanya

memikirkan kandungan dalam tanah. Dalam membudidaya atau

kacang hijau, kita juga perlu memperhatikan keasaman tanah yang

kita gunakan sebagai media tanam kacang hijau. Tanah yang baik

untuk menanam kacang hijau adalah tanah yang memiliki keasaman

dengan kadar 5,8 sampai 7 pH. Namun, tingkat keasaman tanah yang

paling baik adalah 6,7 pH. Selain mengandung zat organik dan

tingkat keasaman yang baik, tanah juga harus berdrainase yang baik.

Hal ini sangat diperlukan sebagai media pengairan. Sehingga air


29

dalam tanah dapat berjalan dengan lancar dan membantu

pertumbuhan tanaman kacang hijau dengan baik. Aliran air yang

lancar sangat diperlukan bagi tanaman kacang hijau. Karena, jika

tanaman yang terkena air terlalu banyak hingga menggenang, maka

hal ini dapat merusak tanaman karena membusuk terkena air. Jadi,

diperlukan tanah yang mudah menyerap air. Dengan kata lain,

musim yang paling cocok dalam menanam kacang hijau adalah

musim kemarau. Karena intensitas air yang muncul nanti, tidaklah

berlebihan.

2. Mengelolah Benih Kacang Hijau

Memilih benih kacang hijau yang baik merupakan unsur terpenting

dalam membudidaya atau menanam kacang hijau. Agar

mendapatkan hasil panen yang memuaskan, maka kita perlu

menggunakan benih yang baik. Di samping hasil panen yang

memuaskan, kita jadi dipermudah dalam menanamnya karena benih

dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan benih kacang

hijau yang buruk. Benih kacang hijau pun memiliki keragaman yang

lumayan banyak. Terserah kamu mau pilih yang mana. Beberapa

varietas benih kacang hijau yang populer ini di antaranya adalah

benih kacang hijau varietas merak, nuri, wallet, gelatik, dan lainnya.

Eits, itu bukan nama-nama burung ya, tetapi nama-nama varietas

dari benih kacang hijau. Varietas ini bisa kamu pilih sesuai selera

dan lahan yang kamu sediakan dalam menanam kacang hijau. Dalam
30

menggunakan benih pun juga perlu diperhatikan media tanam seperti

tanah yang hendak digunakan sebagai media tanam. Jika tanah

belum pernah digunakan untuk menanam kacang hijau sebelumnya,

sebaiknya benih kacang hijau diinokulasi dahulu. Kamu bisa

menginokulasi benih kacang hijau dengan menggunakan bibit

bakteri rhizobium. Inokulasi benih kacang hijau ini dilakukan agar

benih kacang hijau dapat beradaptasi di tanah yang belum pernah

disinggahi oleh tanaman sejenisnya.

3. Menanam Kacang Hijau

Setelah melakukan tahap pemilihan benih, saatnya kita lanjut ke

tahap penanaman kacang hijau. Seperti yang sudah disebutkan di

atas bahwa musim yang terbaik dalam menanam kacang hijau adalah

musim kemarau. jadi, kamu harus menunggu musim kemarau untuk

memulai menanam kacang hijau, jika menginkan hasil panen yang

memuaskan nantinya. Ada dua jenis tanaman kacang hijau dalam

ilmu pertanian, yaitu tanaman kacang hijau yang bercabang dan

tanaman kacang hijau yang tidak bercabang. Nah, dalam menanam

pun juga dibedakan jarak tanamnya dari jenis kedua tanaman kacang

hijau tersebut. Untuk tanaman kacang hijau yang bercabang, jarak

tanamnya adalah 40 x 20 cm, dan sedangkan untuk tanaman kacang

hijau yang tidak bercabang, jarak tanamnya adalah 30 x 10 cm.

Buatlah lubang untuk menanam atau menaruh benih di lubang

dengan jarak sesuai dengan jarak yang sudah dijelaskan di atas.


31

Umumnya, setiap lubang diisi oleh 2 sampai 3 biji kacang hijau.

Jangan lupa juga untuk memberikan bubuk di setiap lubangnya agar

biji kacang hijau dapat berkecambah dengan cepat dan baik. Pupuk

yang sangat baik untuk tanaman kacang hijau adalah pupuk organik.

Jadi, pupuk yang alami sangatlah baik fungsinya untuk tanaman

kacang hijau jika ingin hasil panennya memuaskan. Namun, kamu

juga bisa menggunakan pupuk jika ingin membantu pertumbuhan

tanaman kacang hijau. Karena pupuk tersebut dapat membantu

pertumbuhan tanaman kacang hijau dengan baik dan cepat. Setelah

lubang diisi biji dan pupuk, saatnya kamu menutup lubang dengan

cara merapatkan tanah dengan tanah. Usahakan lubang tanah

menjadi padat agar tanah tidak dengan mudah dimasuki hama

tanaman yang dapat memakan biji tanaman kacang hijau. Jika

disimpulkan dari penjelasan di atas, maka tahap-tahap dalam

menanam kacang hijau ini adalah sebagai berikut:

1. Melubangi tanah dengan jarak yang sesuai dengan jenis tanaman

kacang hijau,

2. Setiap lubang diisi 2 sampai 3 biji tanaman kacang hijau,

3. Setiap lubang diberi pupuk organik dan Urea atau PPC sebagai

pupuk tambahan, dan

4. Memadatkan lubang dengan tanah.

4. Pemupukan
32

Tahap dalam memberikan pupuk tanaman kacang hijau, bukan hanya

ketika menanam biji tanaman kacang hijau. Melainkan saat tanaman

kacang hijau sudah berusia 2 minggu pun, mereka juga memerlukan

pupuk sebagai nutrisi pertumbuhannya. Kamu bisa memberikan

pupuk setiam 2 minggu sekali dan lakukan hal ini secara rutin. Jika

Anda melakukan pemupukan ini secara rutin, maka pertumbuhan

tanaman kacang hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun, perlu diketahui bahwa metode pemupukan pada masa

pertumbuhan berbeda dengan metode pemupukan pada masa

berbunga. Jadi, ketika tanaman kacang hijau kamu sudah mulai

tampak berbunga, maka sebaiknya jangan menggunakan metode

pemupukan seperti saat masa pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Yang mana awalnya menggunakan metode semprot, maka ganti

metode semprot menjadi metode siram. Jadi, jangan lakukan

penyemprotan pada tanaman kacang hijau, saat kacang hijau mulai

menampakan bunganya. Hal ini akan dapat merusak bunga pada

tanaman kacang hijau. .

5. Pengairan

Pada tahap selanjutnya dalam cara menanam kacang hijau adalah

tahap pengairan yang bisa dilakukan saat masa pertumbuhan biji.

Kamu juga bisa memulai tahap pengairan pada saat biji tanaman

kacang hijau mulai berkecambah atau menampakan dahan dan

rantingnya. Jika dalam seminggu tidak terjadi hujan, maka


33

sebaiknya kamu penyiraman pada tanaman kacang hijau kamu. Hal

ini perlu dilakukan agar tanaman kacang hijau milikmu tidak

mengalami kekeringan dan membuat buah kacang hijau menjadi

tidak berkualitas nantinya. Jadi, lakukan penyiraman jika tiak terjadi

hujan dalam seminggu. Namun, jika terjadi hujan dalam skala waktu

kurang dari seminggu, sebaiknya tidak perlu melakukan penyiraman

pada tanaman kacang hijau.

6. Penyiangan

Tak hanya tanaman kacang hijau, tanaman lain pun juga

membutuhkan proses penyiangan. Karena proses penyiangan ini

merupakan tahap yang paling penting dalam membudidaya atau

menanam tanaman termasuk tanaman kacang hijau. Hal ini sangat

penting dilakukan karena pada tahap penyiangan ini memiliki tujuan

yaitu mengusir gulma atau hama-hama yang menyerang tanaman

kacang hijau. Alasan tersebutlah yang membuat proses penyiangan

sangat diperlukan dalam budidaya atau menanam tanaman kacang

hijau. Karena, jika kamu melakukan penyiangan pada saat tanah

basah, maka hal ini akan dapat merusak struktur tanah. Dengan

adanya struktur tanah yang rusak, maka akan membuat tanaman

kacang hijau terhambat pertumbuhan tanaman kacang hijau. Waktu

yang tepat untuk melakukan proses penyiangan ini bukan hanya saat

tanah kering saja. Melainkan saat tanaman kacang hijau sebelum

mulai menampakan bunganya. Dan kamu bisa melakukan


34

penyiangan 2 sampai 3 kali sebelum tanaman kacang hijau mulai

berbunga. Jadi, kesimpulannya adalah bahwa proses penyiangan

tanaman kacang hijau yang baik adalah saat tanah kering dan

sebelum tanaman kacang hijau mulai berbunga.

7. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang tanaman

kacang hijau ini ada beberapa cara dan bahkan banyak cara. Bahkan

ada juga pencegahannya agar hama dan penyakit tidak menyerang

tanaman kacang hijau kamu. Namun, satu di antara cara yang lain,

kamu bisa menggunakan cara yang satu ini. Yaitu menanam tanaman

kacang hijau dengan cara selang seling dengan tanaman lainnya.

Lakukan hal tersebut secara serempak selama 10 hari. Setelah itu,

tutup lubang tanam dengan jerami. Hal ini merupakan cara yang

paling mudah dilakukan agar hama dan penyakit tidak menyerang

tanaman kacang hijau kamu nantinya.

Mengusir dan mencegah hama atau penyakit tanaman kacang

hijau adalah dengan melakukan penyiangan secara berkala dan

membuat sanitasi yang baik untuk tanaman kacang hijau. Jika tadi

adalah cara mencegah adanya penyakit atau hama pada tanaman

kacang hijau, maka pembahasan selanjutnya adalah cara

mengatasinya. Lalat kacang dan bercak daun adalah hama dan

penyakit yang paling umum dijumpai pada pohon kacang hijau. Jadi,

penyakit dan hama inilah yang menjadi perhatian paling penting


35

untuk kita bunuh dan basmi. Kamu bisa menggunakan Azordin 15

WSC dan Agrothion 50 EC dalam membasmi lalat kacang. Lalat

kacang sangat mudah dibasmi dengan menggunakan ramuan

tersebut. Cukup semprotkan pada tanaman kacang hijau kamu.

Berbeda halnya dengan lalat kacang, bahwa bercak daun dapat

dibasmi dengan menggunakan Benlate T 20 WP. Jadi, kamu bisa

membasmi keduanya atau piluh salah satau denga nmelihat hama

dan penyakit mana yang paling dominan pada tanaman kacang hijau

kamu.

8. Masa Panen

Tahap berikutnya adalah tahap yang paling disukai oleh para petani,

yaitu tahap pemanenan. Kamu sudah bisa mulai memanen tanaman

kacang hijau kamu jika mulai muncul tanda-tanda bahwa tanaman

kacang hijau kamu siap untuk dipanen. Berikut ini adalah beberapa

tanda bahwa tanaman kacang hijau kamu siap untuk dipanen.

a. Daun tanaman kacang hijau sudah mulai menguning

b. Daun mulai gugur bukan karena menguning, melainkan memang

sudah berumur,

c. Bagian polong pada kacang mulai berwarna gelap atau

menghitam,

d. Polong mulai nampak seperti retak-retak dan gundul.

Waktu yang tepat untuk panen tanaman kacang hijau adalah 75

sampai 100 hari. Karena, menurut ilmu pertanian, bahwa waktu


36

tersebut adalah watu yang tepat dalam memanen alias tanaman

kacang hijau sudah mulai matang dan siap untuk dipanen. Namun,

jika kamu menginginkan kacang hijau yang lebih berkualitas,

sebaiknya kamu menunggu benih sampai berumur 100 sampai 110

hari. Hal ini agar biji kacang hijau di dalam polong berkualitas dan

jika dijual maka hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan

polong biasanya. Dengan adanya biji dalam polong berkualitas,

maka dapat dikatakan bahwa panen kamu lebih dari kata ‘berhasil’.

Karena kamu bisa menghasilkan biji kacang hijau yang berkualitas

dan super. Dengan adanya proses menunggu benih, maka biji di

dalam polong pun mendapatkan kesempatan untuk berkembang

dengan baik dan merata.

c. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau

Dalam proses pertumbuhannya, tanaman kacang hijau memerlukan

tanah yang tidak terlalu banyak mengandung partikel liat. Tanah dengan

kandungan bahan organik tinggi sangat cocok untuk tanaman kacang hijau.

Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk menanam tanaman kacang hijau,

asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik. Adapun tanah

yang dianjurkan, yaitu tanah latosol dan regosol. Kedua jenis tanah ini akan

lebih baik bila digunakan setelah ditanami tanaman padi terlebih dahulu.

Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal, yaitu

antara 5,5- 6,5. Pada tanah dengan pH di bawah 5,5 perlu diberi pengapuran

untuk meningkatkan pH dan menetralisir keracunan aluminium. Sedangkan

untuk pH tanah di atas 6,5 tidak diperlukan perlakuan tersebut.


37

Kacang hijau (Vigna radiata L.) dapat dibudidayakan pada ketinggian

5-700 dpl. Di daerah dengan ketinggian di atas 700 dpl produktivitas kacang

hijau menurun dan umur panennya pun menjadi lebih panjang. Tanaman

akan tumbuh dengan baik pada suhu optimal 25- 270 C dan tumbuh dengan

baik di daerah yang relatif kering dengan kelembaban udara 50- 90%

(Purwono dan Hartono, 2005: 21).

d. Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A,B1, C,

dan E), serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia,

seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium

dan niasin. Selain bijinya, daun kacang hijau muda sering dimanfaatkan

sebagai sayuran. Kacang hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air

besar dan menambah semangat (Purwono dan Hartono, 2005: 5).

Bila dilihat dari kandungan proteinnya, kacang hijau termasuk bahan

makanan sumber protein kedua setelah susu skim kering. Kandungan protein

kacang hijau sekitar 22%. Namun bila dibandingkan dengan kacang-

kacangan lainnya, kandungan protein kacang hijau menempati peringkat

ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) juga dikonsumsi dalam bentuk

kecambah (taoge). Pemanfaatan taoge sebagai bahan makanan telah dikenal

luas di Indonesia. Taoge mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada

kacang tanah dan kedelai. Bahkan, nilai gizi kecambah kacang hijau lebih

baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah

mengalami proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul


38

sehingga meningkatkan daya cerna. Selain itu, dengan proses

perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E).

Vitamin E merupakan salah satu senyawa antioksidan dalam tubuh manusia.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kandungan vitamin E dalam

kecambah ternyata dipengaruhi oleh varietas (Purwono dan Hartono, 2005 :

5-11).

2. Sawah

B. Tinjauan Pustaka
Priswanto Nahari (2017) berjudul Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Ubi Kayu (Manihot utillisima) Di Daerah Pegunungan

Desa Wanurojo Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo. Metode penentuan

sampel yang digunakan yaitu metode Simple Random Sampling yaitu proses

pengambilan sample yang dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama

pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.

Penelitian ini menunjukan bahwa fakor-faktor produksi yang

mempengaruhi produksi ubi kayu adalah luas lahan, jumlah bibit, pupuk

kandang, pupuk urea, pupuk NPK, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja

luar keluarga dan pengalaman bertani secara bersama-sama (simultan)

berpengauh nyata terhadap produksi usahatani ubi kayu di desa Wanurojo.

Gunawan Wibisono (2012) berjudul Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Gula Kelapa Di Desa KunirejoWetan Kecamatan Butuh Kabupaten

Purworejo. Secara simultan (bersama-sama) ada pengaruh antara jumlah nira,

sodium metabisulphite, tenaga kerja, bahan bakar, jumlah pohon, modal, dan
39

pengalaman berusaha terhadap jumlah produksi gula kelapa. Secara sendiri

sendiri faktor yang berpengaruh nyata (α) = 5% (pada tingkat kesalahan 5%)

terhadap produksi gula kelapa adalah nira dan pengalaman berusaha.

Sedangkan faktor-faktor yang lain seperti sodium metabisulphite, tenaga

kerja, bahan bakar, jumlah pohon dan modal tidak berpengaruh nyata. Rata-

rata keuntungan industri gula kelapa selama satu bulan Rp 3.067.979,00 per

bahan nira 1824,23 liter. Berdasarkan uji efisiensi diketahui bahwa

penggunaan faktor produksi gula kelapa berupa nira pada industri gula kelapa

di Desa Kunirejo Wetan belum efisien karena nilai efisiensi harga (k) ≠ 1,

artinya penggunaan nira belum mencapai efisiensi harga (alokatif).

Sutrisno (2017) berjudul Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Budidaya Udang Vannamei (Litopennacus vannamei) Di Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Purworejo. Rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan untuk

budidaya udang vannamei per musim tebar sebesar Rp.56.103.587,72 per

musim tebar dengan rata-rata luas tambak 1625 m. Penerimaan yang

diperoleh petambak sebesar Rp.103.316.437,50 per musim tebar, keuntungan

sebesar Rp.47.213.167,03 per musim tebar atau sekitar setara dengan

Rp.15.737.722,34 per bulan.

Faktor produksi yang terdiri dari jumlah benur, luas tambak, pakan,

saponin, pupuk kandang, dolomit, TKDK, TKLK, padat penebaran, dan

pengalaman petambak secara simultan (bersama-sama) berpengaruh nyata

terhadap produksi udang vannamei di Kecamatan Purwodadi. Secara

individual (parsial), hanya ada 3 variabel yang berpengaruh secara signifikan


40

terhadap produksi udang vannamei yaitu variabel luas tambak, saponin dan

padat penebaran. Berdasarkan analisis efisiensi alokatif penggunaan benur,

luas tambak, saponin, pupuk kandang, dolomit, TKDK, TKLK, padat

penebaran secara simultan sudah efisien. Sedangkan penggunaan pakan

belum efisien dan memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan

produksi udang vanemmei.

Siswanti (2018) berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Pengrajin Dalam Membuat Gula Kelapa Organik Di Kecamatan Kaligesing

Kabupaten Purworejo. Karakteristik pengrajin gula kelapa organik dapat

disimpulkan bahwa pendapatan pengrajin di desa Jatirejo termasuk rendah.

Pendidikan pengrajin sebagian besar SD, pendidikan non formal termasuk

dalam kategori tinggi, umur rata-rata pengrajin antara 45 sampai 59 tahun,

pengalaman pengrajin termasuk sedang, dan jumlah kepemilikan pohon

kelapa yang di deres untuk pembuatan gula kelapa organik termasuk sedikit.

Pemasaran gula kelapa organik mudah dipasarkan, sarana dan prasarana

tersedia, kemudahan dalam membuat gula kelapa organik mudah dilakukan

dan produksi gula kelapa organik didukung oleh mitra. Berdasarkan hasil

analisis yang telah dilakukan terhadap variabel pendidikan formal, pendidikan

non formal, pemasaran, sarana dan prasarana, kemudahan dalam membuat

gula kelapa organik, dan dukungan mitra memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pengrajin dalam melakukan usaha gula kelapa organik.

Semkua variabel yang telah diuji secara individu berpengaruh terhadap

keputusan pengrajin.
41

Muhammad Imam Mursyd (2017) berjudul Efisiensi Teknis,

Ekonomis, Dan Harga Produksi Kacang Hijau Di Kecamatan Dempet Dan

Gajah, Kabupaten Demak : Pendekatan Cobb Douglas. keseluruhan kacang

hijau di Jawa Tengah, Kabupaten Demak menghasilkan 34.099 ton atau

menyumbang 35,44 persen produksi kacang hiaju Jawa Tengah. Pada tahun

2014, luas areal kacang hijau Kabupaten Demak mengalami kenaikan 84,93

persen dibandingkan tahun 2013. Sedangkan produksi dan produktivitasnya juga

mengalami kenaikan, masing-masing 114,76 persen dan 16,14 persen.


42

C. Kerangka Pemikiran

Faktor produksi usahatani


kacang hijau
1. Luas Lahan
2. Benih
3. Pupuk
4. Pestisida Usahatani Kacang hijau
5. Tenaga Kerja

Total produksi kacang hijau

Rerata
Penggunaan faktor harga
produksi jual

Penerimaa
n
Biaya Eksplisit

Rerata harga faktor Pendapatan


produksi
Biaya implisit

Keuntungan

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran


43

Keterangan :

Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani kacang hijau

adalah Luas lahan, Benih, Urea, Pupuk, Pestisida, dan Tenaga kerja.

Penggunaan faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi kacang

hijau. Usahatani kacang hijau selama satu musim tanam menghasilkan total

produksi. Total produksi kacang hijau berpengaruh terhadap penerimaan,

pendapatan, keuntungan dan kelayakkan usahatani kacang hijau. Penerimaan

total dipengaruhi oleh harga jual yang berlaku ditingkat petani.

Besarnya pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dengan

total biaya eksplisit. Besarnya keuntungan merupakan selisih dari total

pendapatan dengan total biaya implisit. Penerimaan dan keuntungan

usahatani kacang hijau berpengaruh terhadap kelayakan usahatani kacang

hijau. Kelayakan usahatani kacang hijau dikatakan efisien atau tidak efisien

secara alokatif tergantung dari faktor harga input produksi, total produksi dan

harga jual.

D. Hipotesis

1. Diduga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi kacang hijau di

desa Somongari kecamatan Kaligesing kabupaten Purworejo adalah luas

lahan, pupuk , pupuk , benih dan tenaga kerja.

3. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi kacang hijau di desa

Tunggulrejo kecamatan Grabag kabupaten Purworejo secara alokatif tidak

efisien atau belum efisien.


44

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu

teknik pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu

yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan bentuk

kuisioner, wawancara, Sugiono (2009:6). Survei yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi petani desa Tunggulrejo, Kelompok tani, PPL

Grabag, BPS Purworejo dan Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo.

Metode penelitian menggunakan metode purposive yaitu

mengumpulkan data sample dan menganalisis untuk menggambarkan

keadaan populasi secara keseluruhan. Deskriptif analisis digunakan untuk

analisis karakteristik petani kacang hijau di desa Tunggulrejo dari

usahatani kacang hijau.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Tunggulrejo kecamatan Grabag

kabupaten Purworejo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan November 2018 sampai bulan

Desember 2018 dengan jadwal sebagai berikut.

Bulan
No Kegiatan
45

Juli September Oktober November Desember

1. Pelaksanaan
Penelitian
2. Analisis Data

3. Penyusunan
Laporan
4. Ujian

C. Populasi dan Sample

1. Metode Penentuan Sample Daerah Penelitian

Penggunaan sample daerah dilakukan secara purposive sampling yaitu

teknik pemilihan sampel lokasi yang dilakukan berdasarkan

pertimbangan tertentu, Sugiono (2013:124). Lokasi penelitian dipilih

di desa Tunggulrejo dengan pertimbangan desa Tunggulrejo memiliki

luas tanam kacang hijau tertinggi setelah Kumpulrejo yaitu 80 ha.

2. Metode Penentuan Responden

Pemilihan sampel petani kacang hijau menggunakan metode Simple

ramdom sampling. Menurut Sugiyono (2003 : 74), simple ramdom

sampling adalah suatu sampel yang terdiri atas sejumlah elemen yang

dipilih secara acak. Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang

lebih dapat dipertanggung jawabkan dalam menghitungkan besar

kecilnya sub populasi dan setiap sub populasi. Pemilihan petani

kacang hijau ditentukan dengan cara undian yaitu dengan cara

membuat kertas lintingan kertas yang berisi nama-nama petani kacang


46

hijau kemudian dilakukan pengocokan, petani kacang hijau berjumlah

231 (Monografi desa Tunggulrejo,2018). Nama petani yang keluar

pertama digunakan sebagai sampel nomer satu dan seterusnya.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiono (2009 :38).

Variabel pada penelitian ini adalah:

1. Biaya dan produksi usahatani kacang hijau.

2. Pendapatan usahatani kacang hijau.

3. Keuntungan usahatani kacang hijau.

4. Variabel terkait (dependent) penelitian ini adalah produksi kacang

hijau (Y).

5. Variabel bebas (independent) penelitian ini adalah luas lahan (X1),

benih (X2), pupuk (X3), pestisida (X4) dan tenaga kerja (X5).

E. Definisi Oprasional

1. Usahatani kacang hijau adalah usaha budidaya kacang hijau dilahan

sawah selama satu kali musim tanam yaitu pada tahun 2018.

2. Lahan sawah didesa Tunggulrejo

3. Produksi kacang hijau adalah produksi usahatani dalam satu kali

musim tanam dan dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).


47

4. Biaya adalah biaya dalam kegiatan usahatani kacang hijau, meliputi

biaya peralatan ditambah upah tenaga kerja dalam keluarga yang

diperhitungkan berdasarkan upah yang akan dibayarkan pada tenaga

kerja luar keluarga, dinyatakan dalam satuan rupiah perhektar

permusim tanam (Rp/ha).

5. Penerimaan adalah nilai produksi total usahatani yang dihitung dengan

mengendalikan produk fisik kacang hijau persatuan luas usahatani

dengan harga kacng hijau per Kg. Dinyatakan dalam satuan rupiah per

hektar per musim tanam (Rp/Ha).

6. Pendapatan usahatani kacang hijau yang diperhitungkan dari selisih

antara penerimaan dengan biaya usahatani kacang hijau selama satu

musim tanam dengan satuan rupiah per hektar per musim tanam

(Rp/Ha).

7. Keuntungan adalah hasil penjualan kacang hijau dikurangi dengan

semua biaya produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp).

8. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa

uang untuk usahatani kacang hijau.

9. Biaya implisit adalah biaya yang secara ekonomis harus ikut

diperhitungkan sebagai biaya produksi, meskipun tidak dibayar dalam

bentuk uang untuk usahatani kacang hijau.

10. Harga adalah nilai produksi kacang hijau per satuan kilogram yang

dihasilkan pada satu musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu

yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).


48

11. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor

produksi yang digunakan pada usahatani kacang hijau untuk satu kali

musim tanam, yang berupa luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk ZA,

pupuk NPK, pupuk SP36, pupuk organik, tenaga kerja pria dan tenaga

kerja wanita.

12. Luas lahan (X1) adalah luas lahan persawahan petani yang digunakan

untuk usahatani kacang hijau selama satu kali musim tanam dan

dinyatakan dengan satuan meter (m2).

13. Benih (X2) adalah benih yang digunakan dalam usahatani kacang hijau

adalah kacang hijau selama satu kali musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan tanaman. Harga benih dinyatakan dengan satuan rupiah

(Rp).

14. Pupuk (X3) adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani

kacang hijau selama satu kali musim tanam dan dinyatakan dengan

satuan kilogram (Kg). Harga pupuk dinyatakan dalam satuan rupiah

(Rp).

15. Pestisida (X4) adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam

usahatani kacang hijau selama satu kali musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk urea dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp).

16. Tenaga kerja (X5) adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam

usahatani kacang hijau, selama satu musim tanam baik tenaga kerja

keluarga, maupun tenaga kerja luar keluarga dan dinyatakan dalam


49

satuan Hari Kerja Orang (HKO). Nilai tenaga kerja berdasarkan upah

dan diyatakan dalam rupiah per Hari Kerja Orang (Rp/HKO).

17. Kelayakan Usaha adalah layak atau tidak layaknya suatu usaha

dilaksnakan dengan menguntungkan secara terus menerus (Rp).

18. R/C Ratio adalah suatu analisis yng membandingkan antara

penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani,sehingga

diketahui usahatani kacang hijau layak untuk diusahakan atau

sebaliknya (Rp).

19. Produktivitas modal adalah perbandingan antara keuntungan dengan

biaya usahatani, produktivitas modal dibandingkan dengan suku bunga

simpan.

20. Produktivitas tenaga kerja adalah membandingkan antara

produktivitas tenaga kerja dengan tingkat upah yang berlaku/ HKO

dinyatakan dengan rupiah (Rp).

21. Pengalaman bertani kacang hijau adalah suatu proses sikap, perilaku,

serta kemampuan petani kacang hijau dalam menanggapi obyek

tertentu, dan dinyatakan dalam satuan tahun.

22. Nilai Produk Marginal (NPM) adalah penambahan pendapatan yang

diterima akibat pemakaian tambahan unit input.

F. Pengumpulan Data

1. Sumber data
50

a. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

pemilik petani kacang hijau. Data primer diperoleh melalui

penyebaran kuisioner kepada responden, wawancara langsung

kepada responden. Data tersebut meliputi : identitas responden,

lama melakukan usahatani kacang hijau, penggunakan benih,

penggunaan tenaga kerja, penggunaan pupuk organik dan pupuk

kimia.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan dan

literature yang sudah diolah berupa buku, jurnal dan dokumen

instansi/pemerintah. Data sekunder meliputi : jurnal, buku, data

dari pemerintah seperti Badan Pusat Statistik kabupaten Purworejo

2017.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan pemusatan

perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh

alat indera (Wirartha, 2006 : 37).

b. Kuisioner

Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data

yaitu identitas petani kacang hijau responden, data biaya,

produksi,pendapatan, dan keuntungan usahatani kacang hijau.

c. Wawancara
51

Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah proses

memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara tanya jawab,

bertatapan muka antara pewawancara dengan responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau disebut

juga panduan wawncara, Nazir (2014).

d. Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan usahatani kacang hijau, penelitian

melalui pencatatan dokumen dan berkas dari pihak yang terkait

dengan cara menghimpun dan analisis.

e. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka dilakukan dengan materi informasi atau referensi

untuk melengkapi data yang diperlakukan peneliti.

G. Instrumen Penelitian

1. Microsoft Word 2007

2. Wawancara

3. Kuisioner

H. Analisis Data

a. Biaya Produksi

Secara matematis biaya produksi kacang hijau dapat dituliskan sebagai

berikut:

TC = TEC + TIC
52

Keterangan:

TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)

TEC = Total Biaya Eksplisit (Total Eksplisit Cost)

TIC = Total Biaya Implisit (Total Implisit Cost)

1) Penerimaan

Secara matematis penerimaan usahatani kacang hijau dapat

ditulis sebagai berikut:

TR = Py. Y

TR = Penerimaan Total (Total Revenue)

Py = Harga Produksi (Price)

Y = Jumlah Produksi (Output) yang dihasilkan

2) Pendapatan

Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

NR = Py . Y – TEC

Keterangan:

NR = Total Pendapatan (Net Revenue)

Py = Harga Produksi (Price)

Y = Jumlah Produksi (Output)

TEC = Total Biaya Eksplisit (Total Explisit Cost)

3) Keuntungan

Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:


53

π = NR – TIC

Keterangan:

π = Keuntungan

NR = Pendapatan

TIC = Total Biaya Implisit

b. Kelayakan Usahatani

Hipotesis

Ho : Diduga usahatani kacang hijau di lahan sawah tidak layak untuk

diusahakan.

Ha : Diguga usahatani kacang hijau di lahan sawah layak untuk

diusahakan.

Kelayakan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

 R/C ratio

R/C ratio = Jumlah Penerimaan

Jumlah Pengeluaran

Ho : R/C ratio ≤ 1

Ha : R/C ratio > 1

Pengambilan keputusan:

Apabila R/C ratio ≤ 1, maka Ho diterima (Ha ditolak) berarti

usahatani kacang hijau tidak layak untuk diusahakan.

Apabila R/C ratio > 1, maka Ho ditolak (Ha diterima) berarti

usahatani kacang hijau layak untuk diusahakan.


54

 Produktivitas Modal (π/C)

π/C ratio = π x 100%

TC

Keterangan:

π/C = Produktivitas Tenaga Modal

π = Keuntungan

TC = Biaya Total (Total Cost)

 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas TK = Penerimaan

Total Tenaga Kerja Yang Dicurahkan

Usahatani dikatakan layak diusahakan apabila produktivitas

tenaga kerja lebih besar daripada tingkat upah yang berlaku/

HKO.

Usahatani dikatakan tidak layak diusahakan apabila produktivitas

tenaga kerja lebih kecil daripada tingkat upah yang berlaku/

HKO.

c. Fungsi Produksi

Mengkaji hubungan penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa

luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk ZA, pupuk NPK, pupuk SP36,

pupuk organik, tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita terhadap hasil

produksi usahatani kacang hijau digunakan model regresi dengan


55

modal fungsi produksi Cobb Douglas yang telah dimodifikasi, dengan

rumus :

Y = b0.X1b2.X2b3.X3b4.X4b5.X5b6.eu

Diubah menjadi logaritma natural :

Ln Y = b0 + b1ln X1 + b2ln X2 + b3ln X3 + b4ln X4 + b5ln X5 + b6ln X6

+D+u

Y = Hasil produksi kacang hijau (Kg)

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Bibit (buah)

X3 = Pupuk (Kg)

X4 = Pestisisda (liter)

X5 =Tenaga Kerja (HKO)

U = Residual

D = Pengalaman usahatani kacang hijau (Tahun)

D1 = 1, lama bertani 10 tahun atau lebih

D2 = 0, lama bertani kurang 10 tahun

Berdasarkan analisis regresi akan diperoleh koefisien regresi masing-

masing factor yang berpengaruh dan sejauh mana hubungan factor-

faktor tersebut mempengaruhi variable Dependen (Y), selanjutnya

akan diuji dengan metode statistic sebagai berikut:

Pengujian Hipotesis Pertama :

Ho : Diduga luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja tidak

berpengaruh terhadap hasil produksi kacang hiaju.


56

Ha : Diduga luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja

berpengaruh terhadap hasil produksi kacang hiaju.

b. Uji F

Cara untuk menguji apakah luas lahan, bibit, pupuk, pestisida,

tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil

produksi kacang hijau digunakan uji F.

Hipotesis :

Ho : Diduga luas lahan, bibit, pupuk. Tenaga kerja secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap produksi kacang

hijau.

Ha : Diduga luas lahan, bibit, pupuk. Tenaga kerja secara

bersama-sama berpengaruh terhadap produksi kacang

hijau.

Rumus mencari nilai Fhitung dan nilai kritis dan tabel distribusi F.

Nilai Fhitung dicari dengan rumus:

Fhitung = R2/( K-1)

(1-R2 /(n-k)

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah parameter

N = Jumlah sampel

Pengambilan keputusan:
57

Jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol Ho ditolak,

yang berarti factor-faktor produksi yang berupa

masukan luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga

kerja secara bersama-sama berpengaruh pada hasil

produksi kacang hijau.

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka hipotesis nol Ho diterima,

yang berarti factor-faktor produksi yang berupa

masukan luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga

kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh pada

hasil produksi kacang hijau.

c. Uji t

Cara untuk menguji apakah luas lahan, bibit, pupuk,

pestisida, tenaga kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap hasil produksi kacang hijau

digunakan uji keberartian koefisien regresi dengan

uji t.

Hipotesis :

Ho : Diduga luas lahan, bibit, pupuk, pestisida,

tenaga kerja secara individual tidak berpengaruh

terhadap produksi kacang hijau.

Ha : Diduga luas lahan, bibit, pupuk,

pestisida, tenaga kerja secara individual

berpengaruh terhadap produksi kacang hijau.


58

Rumus mencari thitung dan nilai kritis dari tabel

distribusi. Nilai thitung dicari dengan rumus :

thitung = bi

sebi

Keterangan:

bi = koefisien regresi

Se = standard error dari b

Pengambilan keputusan :

Jika thitung < ttabel maka hipotesis nol Ho ditolak,

yang berarti factor-faktor produksi yang berupa

masukan luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga

kerja secara bersama-sama berpengaruh pada hasil

produksi kacang hijau.

Jika thitung ≥ ttabel maka hipotesis nol Ho diterima,

yang berarti factor-faktor produksi yang berupa

masukan luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga

kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh pada

hasil produksi kacang hijau.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

A. Deskripsi Data
59

3. Keadaan Umum

a. Keadaan umum

Kecamatan Grabag merupakan salah satu

kecamatan di kabupaten Purworejo yang secara

geogafis berada pada bagian selatan kabupaten

Purworejo. Batasan wilayah kecamatan Grabag

secara administratif yaitu:

Sebelah Utara : Kecamatan Bayan

Sebelah Timur : Kecamatan Ngombol

Sebelah Selatan : Tidak ada

Sebelah Barat : Kecamatan Mirit

Wilayah kecamatan Grabag bagian utara adalah

daerah persawahan. Kecamatan Grabag terdapat 32

desa, salah satunya adalah desa Tunggulrejo yang

menjadi lokasi penelitian. Desa Tunggulrejo

merupakan salah satu desa yang ada dikecamatan

Grabag yang secara geografis berada disebelah utara

dari wilayah kecamatan Grabag. Batas wilayah desa

Tunggulrejo yaitu

Sebelah utara : Desa Sangubanyu

Sebelah Timur : Desa Tanjung

Sebelah Selatan : Desa Roworejo

Sebelah Berat : Desa Grabag


60

Luas wilayah desa Tunggulrejo yaitu : ha.

b. Keadaan Penduduk

1. Keadaan penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi

dan karakteristik daerah melihat lapangan usaha yang

menjadi mata pencaharian penduduk didaerah tersebut.

Mata pencaharian penduduk menunjukan struktur

perekonmian yang ada pada wilayah tersebut, hal ini

akan menentukan arah kebijakan pembangun didaerah

tersebut. Selain itu perkembangan suatu daerah bisa

juga dari jenis pekerjaan yang dimiliki penduduknya.

Keadaan penduduk berdasarkan berdasarkan jenis

pekerjaan dapat dilihat pada Tabel

No. Jenis Pekerjaan Jumlah/Jiwa Persentase (%)

1. Belum/tidak bekerja

2. Mengurus Rumah

Tangga

3. Pelajar/ Mahasiswa

4. Pensiunan

5. Pegawai Negeri Sipil

6. Tentara Nasiomal
61

Indonesia

7. Kepolisian RI

8. Perdagangan

9. Petani

10. Peternak

11. Karyawan Swasta

12. Karyawan Honorer

13. Buruh Harian Lepas

14. Pembantu Rumah

Tangga

15. Guru

16. Bidan

17. Perawat

18. Sopir

19. Kepala desa

20. Wiraswasta

21. Lainnya

Jumlah
62

2. Keadaan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan

Pendidikan merupakan faktor paling penting dalam

menentukan kemajuan masyarakat. Tingkat pendidikan

yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan

menentukan kualitas dari tenaga kerja yang ada di

wilayah tersebut. Penduduk yang memiliki tingkat

pendidikan tinggi akan lebih dalam beerpikir dan akan

lebih mudah dalam menerima informasi dan inovasi

baru. Keadaan penduduk berdasarkan jenjang

pendidikan tertera pada Tabel sebagai berikut :

Tabel

Keadaan Penduduk Desa Tunggulrejo Berdasarkan

jenjang Pendidikan Tahun 2018

No Jenis Pendidikan Jumlah/ Jiwa Presentase (%)

1. Tidak/Belum

Sekolah

2. Belum Tamat SD/

Sederajat

3. Tamat SD/

Sederajat

4. SLTP/ Sederajat

5. SLTA/ Sederajat
63

6. Diploma I/II

7. Diploma 3/ S.

Muda

8. Diploma IV/

Strata I

9. Strata II

10. Strata III

Jumlah

Sumber : Monografi Desa Tunggulrejo Tahun 2018

Berdasarkan data pada Tabel 8 keadaan penduduk

berdasarkan jenjang pendidikan di desa Tunggulrejo

paling banyak yaitu berpendidikan , hal ini

menunjukan bahwa dilihat dari jenjang pendidikannya

penduduk desa Tunggulrejo kualitas sumber daya

manusianya masih rendah, karena hanya menempuh

pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. Tingkat

Pendidikan yang ditempuh penduduk desa Tunggulrejo

akan mempengaruhi pola piker individu.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka daya tangkap

mengenai teknologi atau inovasi akan semakin baik dan

lebih terbuka, hal tersebut dapat mempengaruhi dalam

pengembangan usahatani kacang hijau, karena seiring


64

perkembangan jaman dan perkembangan teknologi

tingkat persaingan dan daya saing produk akan semakin

tinggi, sehingga tingkat pendidikan yang rendah dapat

memicu sulitnya petani dalam menerima masuknya

teknologi baru dan inovasi baru dan dapat menghambat

dalam mengembangkan suatu usahtaninya.

3. Gambaran umum mengenai usahatani kacang hijau di

desa Tunggulrejo

Berusahatani kacang hijau merupakan perkerjaan

sebagian besar masyarakat desa Tunggulrejo. Desa

Tunggulrejo terletak dibagian sebelah selatan kabupaten

Purworejo. Daerah ini memiliki potensi pertanian yang

cukup baik apabila dikembangakan. Lahan pertanian di

desa Tunggulrejo sebagian besar berupa sawah. Pada

lahan sawah ini di tanam kacang hijau.

4. Budidaya Kacang hijau di daerah penelitian (desa

Tunggulrejo)

Penggunaan faktor-faktor produksi yang tepat akan

berpengaruh pada hasil produksi yang maksimal.

Teknik budidaya kacang hijau yang ditetapkan di

daerah penelitian sebagai berikut :

a) Pengolahan Lahan

b) Benih
65

c) Penanaman

d) Pemupukan

B. Analisis Data

1. Identitas Responden

Petani sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 Responden

yang tersebar di desa Tunggulrejo. Identitas petani

responden yang diamati meliputi umur responden, tingkat

pendidikan responden, jumlah anggota keluarga responden,

luas lahan responden, status kepemilikan lahan,

Pengalaman bertani responden dan pekerjaan sampingan

responden.

a. Umur Responden

Umur responden petani kacang hijau

dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompok

produktif usia muda 16 hingga 35 tahun, produktif

usia tua 36-70tahun dan >71 usia tidak produktif.

Usia responden usahatani kacang hijau di desa

Tunggulrejo dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 9

Umur Responden Usahatani Kacang Hijau

No. Umur Responden Presentase


66

Responden (Orang) (%)

(Tahun)

1. 17-37 (Produktif 1 5,3

usia muda)

2. 38-70 (Produktif 18 94,7

usia tua)

3. >71 (tidak 0 0

produktif)

Jumlah 19 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel di ketahui bahwa 5,3% petani

sampel di desa Tunggulrejo berumur antara 16-

37tahun, sebanyak 94,7% petani sampel berusia 38-

70 tahun dan >71 sebanyak 0%. Umur petani akan

mempengaruhi prilaku petani dalam pengambilan

keputusan usahataninya. Petani yang usianya masih

muda memiliki semangat bekerja yang tinggi

maupun tenaga kerja yang lebih kuat, tetapi dalam

hal pengalaman masih minim dan sebaliknya, petani

yang berusia tua atau masuk dalam usia kurang

produktif cenderung memiliki banyak pengalaman

akan tetapi tenaga sudah berkurang dalam

berusahatani kacang hijau. Perpaduan petani


67

produktif dan berpengalaman akan menciptakan

hasil yang maksimal dari usahatani kacang hijau

yaitu petani produktif memperoleh pengalaman baru

sehingga dapat terus berkembang dan petani

berpengalaman mendapatkan bantuan tenaga

apabila dibutuhkan.

b. Pendidikan Responden

Pendidikan responden menunjukan tingkat

pengetahuan dan daya pikir yang dimiliki

responden. Tingkat pendidikan responden petani

kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah

ini :

Tabel 10

Tingkat Pendidikan Responden Usahatani Kacang

Hijau di Desa Tunggulrejo

No. Pendidikan Jumlah Presentase

(Orang) (%)

1. SD 7 36,84

2. SMP 6 31,58

3. SMA/SMK 6 31,58

Jumlah 19 100
68

Sumber : Analisis Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa petani

sampel di desa Tunggulrejo yang tingkat pendidikan

SD sebanyak 36,84%. SMP sebanyak 31,58%, dan

SMA/SMK sebayak 31,58%. Tingkat pendidikan

petani sampel di desa Tunggulrejo dapat dikatakan

sangat tinggi. Hal ini disebabkam kesadaran

masyarakat terhadap pendidikan lebih tinggi.

Tingkat pendidikan responden dapat berpengatuh

terhadap pola pikir petani dalam mengelola

usahataninya.

c. Jumlah Anggota Keluarga Responden

Jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat

pada Tabel 11 sebagai berikut :

Tabel 11

Jumlah Anggota Keluarga Responden Usahatani

Kacang Hijau di Desa Tunggulrejo

No Uraian Jumlah Presentas

. (Orang e (%)

1. Jenis Laki-Laki

Kelamin
Perempua
69

Jumlah

2. Tingkat TK

Pendidika
SD
n
SMP

SMA

Tidak

Sekolah

S1

Jumlah

Sumber: Analisis Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa % anggota

keluarga responden berjenis laki-laki dan % anggota

petani responden berjenis kelamin perempan. Hal

ini menunjukkann bahwa anggota keluarga petani

cukup banyak, sehingga cukup tersedia tenaga kerja

dalam keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga dalam

usahatani kacang hijau digunakan untuk

mengurangi biaya yang dikeluarkan petani.

2. Luas Lahan Responden


70

Luas Lahan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan

diperoleh petani kacang hijau, menurut BPS 2017 luas

lahan responden usahatani kacang hijau dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12

Luas Lahan Responden Usahatani Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo

No. Luas Jumlah Presentase

Lahan (m2) (Orang) (%)

1. Sempit 11 57,90

(<800)

2. Sedang 6 31,59

(1.000 –

2.000)

3. Luas 2 10,52

(2.200 –

4.500)

Jumlah 19 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2018

Luas lahan menurut BPS tahun 2018 dapat

dikategorikan ke dalam <800 m2 termasuk lahan

sempit, 1.000 - 2.000 m2 termasuk lahan sedang dan

2.200 – 4.500 m2 termasuk lahan luas. Semakin


71

besar luas lahan maka semakin besar pula usahatani

yang diusahakan dan secara bersamaan pendapatan

petani kacang hijau akan meningkat pula, dengan

demikian secara tidak langsung luas lahan garapan

mempengaruhi besarnya pendapatan usahatani

kacang hijau di desa Tunggulrejo.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Produksi Kacang Hijau

Populasi tanaman kacang hijau mengalami karena faktor

Selain memperhatikan curah hujan, petani kacang hijau

juga harus memperlihatkan seberapa besar kebutuhan

faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman kacang hijau

agar produksi dapat maksimal dan pendapatan petani dapat

meningkat. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam

usahatani kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14

Hasil Analisis Regresi Fungsi Produksi Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo

No. Variabel Koefisien Std t- Signifikan

Regresi Error hitung

1. Kostanta
-2245.817 1397.134 -1.607 .132
72

2. LN_X1 (

Luas
-.324 .593 -.546 .594
Lahan)

3. LN_X2 (

Benih) 16.634 114.527 .145 .887

4. LN_X3

(Pupuk) 348.955 135.780 2.570 .023

5. LN_X4

Pestisida 2736.884 386.465 7.082 .000

6. LN_X5

(Tenaga
-17.566 10.361 -1.695 .114
Kerja)

R .879

Square

F-hitung 18.820

Sumber: Analisis Data Primer 2018

Keterangan

*** : Signifikan pada α 0,01

** : Signifikan pada α 0,05

: Signifikan pada α 0,10

Ttabel pada α 0,01 : 2,75

Ttabel pada α 0,05 : 2,04


73

Ttabel pada α 0,10 : 1,69

Ftabel pada α 0,05 : 2,08

Persamaan fungsi produksi kacang hijau sebagai berikut:

LN Y (Produksi Kacang Hijau) = -2245.817 + -.324 InX1

(Luas Lahan) + 16.634 InX2 (benih) +348.955 InX3 (Pupuk) +

2736.884 InX4 (Pestisida) + -17.566 InX5 (Tenaga Kerja)

Keterangan:

Y : Produksi Kacang Hijau

X1 : Luas Lahan (m2)

X2 : Jumlah Benih (Kg)

X3 : Pupuk (Kg)

X4 : Pestisida (liter)

X5 : Tenaga Kerja (HKO)

D1 : Pengalaman Bertani

D1 : 1 , pengalaman bertani lebih dari (>) 3tahun

D1 : 0, pengalaman bertani kurang dari sama

dengan (≤) 3 tahun

a. Koefisien Determinasi ( R2)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier diperoleh

nilai koefisien determinasi (Adj R2) sebesar .832

menunjukan bahwa 83,2% variasi variable

dependen (produksi kacang hijau) mampu

menjelaskan oleh variasi independen seperti luas


74

lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida, dan tenaga

kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak

dimasukkan kedalam model. Faktor tersebut antara

lain iklim atau curah hujan dan lokasi lahan.

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen (luas lahan, jumlah benih,

pupuk ,pestisida dan tenaga kerja) berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen

(produksi kacang hijau). Berdasarkan hasil analisis,

nilai Fhitung adalah 18.820. Nilai tersebut

menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel α 5% atau

sebesar 18.820 > 2,08. Tingkat signifikan juga

menunjukan 0,000 yang lebih kecil dari tingkat

kesalahan (α) yaitu 0,05. Artinya produksi kacang

hijau dipengaruhi secara simultan (bersama-sama)

oleh variabel independen yang ada didalam model.

Hipotesis pertama yang menduga bahwa produksi

kacang hijau dipengaruhi secara bersama-sama oleh

luas lahan, jumlah benih.

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh masing-masing variabel independen ( luas


75

lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida dan tenaga

kerja) secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (produksi kacang hijau).

Berdasarkan Uji t diketahui bahwa terdapat 3

variabel yang berpengaruh signifikan terhadap

produksi kacang hijau yaitu luas lahan, pupuk dan

tenaga kerja.

1) Variabel Luas Lahan Berdasarkan hasil

analisis regresi linear diperoleh thitung

sebesar -.546. Hal ini menunjukan bahwa

thitung (-.546) > ttabel pada α 0,10 dengan

tingkat signifikan 92,2% sehingga dapat

disimpulkan pada pengaruh nyata dari

variabel luas lahan. Nilai koefisien regresi

sebesar -.324 dengan tanda positif yang

menunjukan ada hubungan dengan searah

dan diartikan apabila penambahan luas lahan

sebesar 1% maka produksi kacang hijau

akan bertambah %. Hipotesis (Ha) yang

menduga variabel luas lahan berpengaruh

secara individual terhadap produksi kacang

hijau diterima, dan Ho ditolak. Variabel luas

lahan berpengaruh nyata terhadap produksi


76

kacang hijau, apabila jumlah luas lahan

semakin luas, maka akan meningkatkan

produksi kacang hijau. Oleh karena itu perlu

upaya penambahan luas lahan.

2) Variabel Pupuk

Berdasarkan hasil analisis regresi linear

diperoleh thitung sebesar 2.570. Hal ini

menunjukan bahwa thitung (2.570) > ttabel

pada α 0,05 dengan tingkat signifikan

99,6% sehingga dapat disimpulkan pada

pengaruh nyata dari variabel luas lahan.

Nilai koefisien regresi sebesar 348.955

dengan tanda positif yang menunjukan ada

hubungan dengan searah dan diartikan

apabila penambahan pupuk sebesar 1%

maka produksi kacang hijau akan bertambah

348.955%. Hipotesis (Ha) yang menduga

variabel luas lahan berpengaruh secara

individual terhadap produksi kacang hijau

diterima, dan Ho ditolak. Variabel lahan

berpengaruh nyata terhadap produksi kacang

hijau, apabila jumlah luas lahan semakin


77

luas, maka akan meningkatkan produksi

kacang hijau.

3) Variabel Pestisida

Berdasarkan hasil analisis regresi linear

diperoleh thitung sebesar 7.082. Hal ini

menunjukan bahwa thitung (7.082) > ttabel

pada α 0,05 dengan tingkat signifikan 99,6%

sehingga dapat disimpulkan pada pengaruh

nyata dari variabel luas lahan. Nilai

koefisien regresi sebesar 2736.884 dengan

tanda positif yang menunjukan ada

hubungan dengan searah dan diartikan

apabila penambahan pestisida sebesar 1%

maka produksi kacang hijau akan bertambah

2736.884%. Hipotesis (Ha) yang menduga

variabel pestisida berpengaruh secara

individual terhadap produksi kacang hijau

diterima, dan Ho ditolak. Variabel pestisida

berpengaruh nyata terhadap produksi kacang

hijau, apabila jumlah luas lahan semakin

luas, maka akan variabel meningkatkan

produksi kacang hijau.


78

Berdasarkan uji t dalam penelitian, variabel

yang tidak berpengaruh secara signifikan

ada 3 yaitu jumlah benih pestisida dan

tenaga kerja,

1) Variabel jumlah benih

Penggunaan jumlah benih tidak berpengaruh

terhadap produksi kacang hijau, Hipotesis

(Ha) yang menduga variabel jumlah benih

tidak berpengaruh secara individual terhadap

produksi kacang hijau kaena benih kacang

hijau jumlah yang ditanam tidak sama

jumlah hasil produksi.

2) Variabel Pestisida

Penggunaan pestisida tidak berpengaruh

terhadap produksi kacang hijau, karena

petani menggunakan pestisida hanya sebagai

pupuk dasar dan pemberian pupuk setiap

tanam berbeda-beda. Julah rata-rata

penggunaan pestisida sebesar 2 liter/musim

dengan rata-rata lahan seluas 1010,526 m2.

3) Variabel Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil regresi linier thitung sebesar

-1.695 < ttabel α 0,10. Penggunaan tenaga kerja


79

tidak berpengaruh terhadap produksi kacang

hijau, petani kacang hijau lebih memilih

menggunakan tenaga kerjanya sendiri karena

tidak perlu membayar upah tenaga kerja.

2. Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Keuntungan

a. Biaya Produksi

Biaya produksi dibedakan menjadi dua, yaitu biaya

eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah

biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani

dalam proses produksi seperti sarana produksi,

penyusutan alat, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.

Biaya implisit adalah biaya yag tidak benar-benar

dikeluarkan oleh petani, tetapi diikut sertakan dalam

proses produksi seperti biaya sewa lahan sendiri dan

tenaga kerja.

1) Biaya sarana produksi

Biaya sarana produksi adalah yang

dikeluarkan petani untuk membeli bahan-

bahan yang digunakan dalam usahatani

kacang hijau. Biaya sarana produksi kacang

hijau terdiri dari biaya pembelian benih,

pupuk, dan pestisida. Besarnya biaya sarana

produksi dapat dilihat pada Tabel 15.


80

Tabel 15

Rata-rata Biaya Sarana Produksi Kacang

Hijau per Musim Tanam Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo.

N Input Volum Harga Nilai Presentas

o e (Rp) (Rp) e (%)

1 Benih 5,13157 20.00 1,77


9 102.632
(Kg) 0

2 Pupuk 41,3 12
16.938 699.519
(Kg)

3 Pestisid 38 86,23
133.97 5.024.21
a (Kg) 9 1

Jumlah 100
5.826.36
1
Sumber: Analisis Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 15 besarnya rata-rata

sarana produksi usahatani kacang hijau

adalah 1.942.120 per musim tanam kacang

hijau. Biaya sarana produksi terbesar adalah

rata-rata biaya pembelian bibit sebesar Rp.

102.632 atau 1,77% per musim tanam


81

kacang hijau, hal ini karena kebutuhan benih

sebanyak dengan harga rata-rata Rp 20.000

per kg. Benih kacang hijau dibeli dari petani

yang membuat benih kacang hijau di desa

Tunggulrejo.

2) Biaya Penyusutan Alat

Alat mempunyai peranan yang sangat

penting dalam berusahatani. Alat yang

digunakan dalam usahatani kacang hijau

antara lain sabit, teng dan alat ponjo. Biaya

penyusutan dihitung dengan rumus garis

lurus (straight line method) yaitu nilai awal

pembelian dikurangi nilai sisa atau nilai

akhir alat dibagi dengan umur ekonomis alat

tersebut. Rata-rata biaya penyusutan

peralatan pada usahatani kacang hijau dapat

dilihat pada Tabel 16 berikut

Tabel 16

Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan per

Musim Tanam Kacang Hijau di Desa

Tunggulrejo

No Uraian Umur Jumlah Biaya Presentase

Ekonomis (Buah) Penyusutan


82

(Tahun) (%)

1 Sabit 5 1 32.338 18,12

2 Teng 6 1 146.149 81,88

Jumlah 178.487 100

Sumber: Analisis Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa rata-

rata biaya penyusutan peralatan permusim

tanam kacang hijau sebesar Rp 178.487

Rata-rata biaya alat terendah adalah

yaitu sebesar Rp 146.149 permusim tanam.

Umur ekonomis per tahun sabit yaitu

5tahun, umur ekonomis diperoleh dari

jumlah umur ekonomis penggunaan alat per

petani dan dijumlahkan diambil rata-rata

umur ekonomis. Umur ekonomis teng yaitu

6 tahun didapat dari rata-rata umur ekonomis

penggunaan teng dijumlahkan.

3) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja antara laki-laki dan

perempuan sama di desa Tunggulrejo.

Rincian rata-rata biaya tenaga kerja


83

usahatani kacang hijau di desa Tunggulrejo

dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17

Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani

Kacang Hijau di Desa Tunggulrejo

No Uraian HKO Upah Total

(Rp) (Rp)

1 Pengolahan 3,16 50.000


157.895
Lahan

2 Penanaman 9 50.000
463.158

3 Pemupukan 1 50.000 50.000

4 Penyemprotan 1 50.000 50.000

5 Pemanenan 48 50.000
2.415.789

6 Penjemuran 22 50.000
1.081.579

Jumlah
4.218.421

Sumber: Analisis Data Primer 2018


84

Berdasarkan Tabel 17 diketahui penggunaan

tenaga kerja pengolahan lahan kacang hijau

yaitu 3,16 HKO pengolahan lahan diperoleh

dari rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam

keluarga pria dan wanita.

Biaya rata-rata tenaga kerja dengan jumlah

Rp 4.218.421.

4) Rincian rata-rata biaya eksplisit dan biaya

implisit

Rincian besarnya rata-rata biaya eksplisit

dan biaya implisit usahatani kacang hijau di

desa Tunggulrejo dapat dilihat pada Tabel

18 berikut.

Tabel 18

Rata-Rata Biaya Eksplisit dan Rata-Rata

Biaya Implisit Usahatani Kacang Hijau per

Musim Tanam di Desa Tunggulrejo

N Uraian Biaya Biaya Total Presenta

o Eksplisit Implis Biaya se (%)

(Rp) it (Rp) (Rp)

1 Benih 1.950.000
1.950.000
85

2 Pupuk 835.400
835.400

3 Pestisida 2.545.600
2.545.600

4 Tenaga 80.575.00
80.575.00
Kerja 0 0

5 Penyusuta
2.644.965 2.644.965
n Alat

6 Biaya

lain-lain

Jumlah 100

Sumber: Analisis Data Primer 2018

Berdasarakan Tabel 18 diketahui rata-rata

biaya eksplisit lebih besar dari biaya

implisit. Rata-rata biaya eksplisit usahatani

kacang hijau sebesar Rp dan rata-rata

biaya implisit usahatani kacang hijau sebesar

Rp per satu musim tanam.

b. Penerimaan

Penerimaan usahatani kacang hijau yang diterima

petani adalah dengan mengalikan jumlah produksi

kacang hijau dengan harga kacang hijau per

kilogram. Rata-rata penerimaan usahatani kacang


86

hijau dengan luas 1010,526 m2 per musim tanam

kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 19 berikut

Tabel 19

Rata-rata penerimaan Usahatani Kacang Hujau per

Musim Tanam di Desa Tunggulrejo

No Uraian Jumlah

1 Produksi (Kg) 42.350

2 Harga (Rp) 10.342

3 Penerimaan (Rp) 437.988.158

Sumber: Analisis Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 19 rata-rata penerimaan usahtani

kacang hijau per 1010,526 m2 sebesar Rp

437.988.158. Besar kecilnya penerimaan yang

diterima petani tergantung dengan besar kecilnya

hasil panen yang diperoleh petani kacang hijau.

c. Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh petaninkacang hijau

merupakan selisih antara penerimaan yang

diperoleh petani dengan biaya eksplisit atau biaya

yang secara nyata dikeluarkan yang diperoleh petani

kacang hijau di desa Tunggulrejo dapat dilihat pada

Tabel 20.
87

Tabel 20

Rata-Rata Pendapatan Usahatani Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo

No Uraian Nilai (Rp)

1 Penerimaan 437.988.158

2 Biaya Eksplisit

Jumlah Pendapatan

Sumber: Analisis Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa rata-rata

pendapatan yang diperoleh petanikacang hijau di

desa Tunggulrejo per m2 sebesar Rp per

musim.

d. Keuntungan

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan

yang diperoleh petani kacang hijau dengan total

biaya yang dikeluarkan oleh petani. Rata-rata

besarnya keuntungan yang diperoleh petani kacang

hijau dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21

Rata-rata Keuntungan Usahatani Kacang Hijau di

Desa Tunggulrejo
88

No Uraian Nilai (%)

1 Penerimaan 437.988.158

2 Biaya Eksplisit

3 Biaya Implisit

Keuntungan

Sumber: Analisis Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 21 diketahui rata-rata

keuntungan yang diperoleh petani kacang hijau di

desa Tunggulrejo per m2 sebesar Rp per

musim tanam. Apabila penerimaan semakin besar

dan semakin kecil total biayanya, maka keuntungan

akan semakin besar.

3. Analisis Kelayakan Usahatani Kacang Hijau

Analisis kelayakan usahatani kacang hijau di desa

Tunggulrejo menggunakan pendekatan produktivitas tenaga

kerja, π/C ratio dan R/C ratio.

a. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja dapat digunakan sebagai

salah satu alat ukur kelayakan usahatani.

Produktivitas tenaga kerja dalam hal ini adalah

petani diukur dengan membandingkan antara

penerimaan usahatani dengan total tenaga kerja


89

yang dibutuhkan dalam usahatani tersebut. Rincian

tenaga kerja usahatani kacang hijau dapat dilihat

pada Tabel 22.

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut ;

1. Berdasarkan analisis fungsi produksi diketahui bahwa faktor produksi

yang terdiri dari luas lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida, dan jumlah

tenaga kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh nyata terhadap

produksi usahatani kacang hijau di desa Tunggulrejo. Faktor produksi

secara individu (parsial) yang berpengaruh signifikan atau nyata terhadap

produksi kacang hijau adalah luas lahan, jumlah benih, pupuk, pestisida,

dan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan.

2. Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani kacang hiaju di desa

Tunggulrejo per m2 sebesar Rp. Per musim tanam, rata-rata

penerimaan yang diperoleh petani kacang hijau di desa Tunggulrejo

per m2 sebesar Rp per musim tanam dan rata-rata pendapatan

diperoleh petaai kacang hijau di desa Tunggulrejo per m2 sebesar

Rp permusim tanam dan rata-rata keuntungan yang diperoleh petani


90

kacang hijau di desa Tunggulrejo per m2 sebesar Rp per musim

tanam.

3. Analisis Kelayakan usahatani kacang hijau di desa Tunggulrejo

menggunakan pendekatan pertama diketahui bahwa nilai produktivitas

tenaga kerja sebesar Rp lebih besatdari biaya tenaga kerja yang

berlaku, usahatani kacang hijau menandakan layak untuk diusahakan.

Analisis kelayakan usahatani menggunakan pendekatan kedua

diketahui bahwa nilai produktifitas modal (π/C ratio) sebesar % lebih

besar dari suku bunga sebesar % yang menandakan usahatani kacang

hijau layak di usahakan. Analisis kelayakan usahatani menggunakan

pendekatan ketiga diketahui bahwa nilai R/C ratio sebesar lebih dari 1

yang menandakan usahatani kacang hijau layak diusahakan.

B. Saran

1. Pemberian pupuk pada usahatani kacang hijau perlu ditambah sesuai

dosis yang dianjurkan sehingga dapat meningkatkan produksi

usahatani kacang hijau.

2. Variabel tenaga kerja tidak efisien sehingga penggunaannya perlu

dikurang agar berada pada tingkat efisien alokatif (harga), karena

tenaga kerja yang digunakan telah melebihi optimum (terlalu banyak).

Anda mungkin juga menyukai